Analisis Biaya Tambahan (Incremental Cost)
2. Analisis Biaya Tambahan (Incremental Cost)
Incremental Cost disini terdiri dari biaya biaya simpan, biaya lembur, biaya perputaran tenaga kerja dan biaya sub kontrak, dengan analisis ini dapat diketahui pola produksi apa yang sesuai yaitu pola produksi yang menghasilkan total incremental cost nya paling rendah. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pola produksi dan analisis biaya:
a) Faktor yang mempengaruhi pola produksi
1. Pola Penjualan
Untuk mementukan pola penjualan perlu dilakukan peramalan penjualan yang didasarkan pada data penjualan produk grey lokal pada PT Primissima Yogyakarta dalam 5 tahun terakhir mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.
Penjualan Produk Grey Lokal di PT Primissima Yogyakarta tahun 2005 – 2009 (dalam meter).
Sumber : Primissima 2010
Dari data penjualan diatas, dapat dipakai sebagai dasar peramalan penjualan tahun 2010 dan metode yang digunakan adalah Trend Linier dengan metode Least Square. Berikut ini adalah perhitungannya: a). Menyusun data sesuai dengan urutan tahunnya dan meletakkan nilai
X sebagai periode waktunya
Tabel III.2
Perhitungan Trend Penjualan Produk Grey Lokal di PT Primissima Yogyakarta tahun 2005 – 2009.
No
Tahun
Penjualan (Y)
10 Sumber : Data sekunder yang diolah
XY dan jumlah X 2
c). Mencari nilai a dan b dengan rumus:
dan b
= 79. 524. 672 = - 3. 231.798 d). Memasukkan nilai a dan b pada persamaan linier Y = a+bX sehingga
dapat diperoleh persamaan trendnya: Y =79.524.672 + (-3.231.798) (×)
e). Menghitung ramalan penjualan tahun 2010 dengan cara mensubtitusikan nilai X pada tahun yang bersangkutan:
Untuk mempermudah dalam penghitungan akan diramalkan adanya fluktuasi musiman dari ramalan penjualan yang telah dihitung dengan indeks musim, dalam penghitungan indeks musim dibutuhkan data penjualan beberapa tahun sebelumnya.
Volume Penjualan Triwulan Produk Grey Lokal tahun 2005-2009 di PT Primissima Yogyakarta tahun 2010 (dalam meter).
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari hasil perhitungan Indeks Musiman ini akan menghasilkan ramalan penjualan triwulanan, berikut ini adalah langkah-langkah perhitungannya: a). Menjumlahkan penjualan triwulan, kemudian dicari rata-rata per
triwulan b). Mencari rata-rata total yang diperoleh dari rata-rata penjualan per
triwulan c). Dari perolehan tersebut, didapatkan indeks musim dengan
menggunakan rumus :
IT =
IT1 =
IT2 =
Triwulan 3 = × 0,99 = 17.282.746
Triwulan 4 =
Tabel III.4
Ramalan Penjualan Per Triwulan tahun 2010 Produk Grey Lokal di PT
Primissima Yogyakarta.
Triwulan
Penjualan (Dalam Meter (m)
Sumber: Data Sekunder yang diolah Sumber: Data Sekunder yang diolah
Tabel III.5
Tingkat Kesalahan Peramalan Penjualan tahun 2010 Produk Grey Lokal di PT Primissima Yogyakarta.
Jumlah Kesalahan
MAD ( Mean Absolute Deviation ) 794.207,1 MSE ( Mean Square Error )
878.346.400.000 MFE ( Mean Forecast Error )
Sumber: Data Sekunder yang diolah
* ) Keterangan: Perhitungan pada lampiran 2). Pola Biaya
Biaya yang dimaksud disini adalah biaya tambahan yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai akibat dari adanya perubahan-perubahan dalam produksi, yang termasuk dalam pola biaya ini adalah:
a. Biaya Simpan
Yang dimaksud dengan biaya simpan adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan akibat dari adanya penyimpanan barang-barang yang laku terjual atau disimpan. Biaya simpan terdiri dari: (1).Biaya Operasional Gedung = Rp 8.750.000 / Bulan (2).Daya Simpan Gedung
b. Biaya Lembur
Yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan apabila jumlah produk yang dihasilkan melebihi dari kapasitas maksimal produk yang dimilikiperusahaan maupun adanya kekurangan produksi dan biaya lembur yang ditetapkan oleh perusahaan adalah Rp 300 / meter (m).
c. Biaya Peputaran Kerja
Pada pola produksi konstan ini tidak terdapat biaya perputaran tenaga kerja karena biaya perputaran tenaga kerja dilakukan apabila perusahaan memerlukan tenaga kerja baru untuk memproduksi sejumlah barang yang tidak mampu dikerjakan oleh tenaga kerja produksi yang ada, di PT Primissima Yogyakarta biaya perputaran tenaga kerja tidak ada karena sejumlah produksi dapat diselesaikan oleh tenaga kerja yang ada.
d. Biaya Sub Kontrak
Adalah biaya yang diperlukan untuk memesan kepada perusahaan lain yang dapat memproduksi barang hasil produksi yang sama. Di PT Primissima Yogyakarta melakukan sub kontrak dengan perusahaan lain karena Adalah biaya yang diperlukan untuk memesan kepada perusahaan lain yang dapat memproduksi barang hasil produksi yang sama. Di PT Primissima Yogyakarta melakukan sub kontrak dengan perusahaan lain karena
(3). Kapasitas Produksi Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan per bulan adalah:
Kapasitas Normal
= 5.755.414 meter Kapasitas Maksimal = 5.818.527 meter Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan per triwulan adalah:
Kapasitas Normal
= 17.266.242 meter Kapasitas Maksimal = 17.455.581 meter