Analisa Hasil Survey

4.4. Analisa Hasil Survey

4.4.1. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Finansial

Kesiapan finansial terdiri dari 3 variabel. Variabel yang pertama adalah dimana kontraktor untuk mendapatkan dukungan keuangan dari lembaga keuangan atau bank negeri atau bank swasta. Variabel yang kedua adalah kontraktor mampu dan memiliki Kemampuan Dasar (KD) sama dengan 3 NPt (Nilai Pengalaman Tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir) dalam pengadaaan barang/jasa yang akan dilelangkan. Variabel yang ketiga adalah kontraktor sanggup dan mampu memberikan jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari HPS (Harga Perkiraan Sendiri) jika nilai penawaran dibawah 80% dari HPS.

Hasil kuisioner kontraktor menunjukkan bahwa untuk variabel a mempunyai nilai rata-rata 4,40 dan standar deviasi 0,618. Dari perhitungan didapat bahwa 46,67% kontraktor sangat siap dan 46,67% kontraktor menyatakan siap serta 6,67% kontraktor menyatakan cukup siap. Kontraktor dalam mendapatkan dukungan keuangan dari lembaga keuangan atau bank negeri atau bank swasta prosentase terbesarnya yaitu 46,67% menyatakan sangat siap.

Variabel b mempunyai nilai rata-rata 4,67 dan standar deviasi 0,522. Dari perhitungan didapat bahwa untuk variabel b 68,89% kontraktor menyatakan sangat siap dan 28,89% kontraktor menyatakan siap serta 2,22% kontraktor menyatakan cukup siap. Kontraktor mampu dan memiliki Kemampuan Dasar (KD) sama dengan 3 NPt (Nilai Pengalaman Tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir) dalam pengadaaan barang/jasa yang akan dilelangkan prosentase terbesarnya yaitu 68,89% menyatakan sangat siap.

Variabel c mempunyai nilai rata-rata 3,31 dan standar deviasi 0,668. Dari perhitungan didapat bahwa untuk variabel c 4,44% kontraktor menyatakan sangat siap dan 28,89% kontraktor menyatakan siap, 60,00% kontraktor menyatakan cukup siap dan 6,67% kontraktor menyatakan kurang siap. Kontraktor sanggup dan mampu memberikan jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari HPS (Harga

commit to user

Perkiraan Sendiri) jika nilai penawaran dibawah 80% dari HPS prosentase terbesarnya yaitu 60,00% menyatakan cukup siap.

Rekapitulasi perhitungan frekuensi untuk kesiapan finansial ditabelkan pada tabel

4.7. sebagai berikut : Tabel 4.7. Rekapitulasi Frekuensi Tingkat Kesiapan Finansial

RESPON

RATA- RATA

PERSENTASE KOMULATIF

Sangat Siap

74,81% Cukup Siap

10,33

22,96%

97,78% Kurang Siap

1,00

2,22%

100% Tidak Siap

Tingkat kesiapan finansial kontraktor dari tabel 4.7. dilihat bahwa 40,00% menyatakan sangat siap dan 34,81% menyatakan siap, 22,96% menyatakan cukup siap serta 2,96% menyatakan kurang siap. Tingkat kesiapan finansial kontraktor prosentase terbesarnya yaitu 40,00% menyatakan sangat siap. Grafik frekuensi respon tingkat kesiapan finansial digambarkan pada gambar 4.5. sebagai berikut :

Grafik Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Finansial

Sangat Siap Siap Cukup Siap Kurang Siap

Gambar 4.5. Grafik Tingkat Kesiapan Finansial

commit to user

4.4.2. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Sumber Daya Manusia

Kesiapan sumber daya manusia terdiri dari 3 variabel yaitu memiliki personel sebagai penanggung jawab pelaksanaan proyek di lapangan dengan minimal berijazah Strata 1 (Sarjana) dan berpengalaman minimal 2 tahun, yang kedua adalah memiliki personel yang mempunyai Sertifikasi Tenaga Ahli (SKA) yang telah teregristrasi, sebagai penanggung jawab pelaksanaan proyek di lapangan, dan yang ketiga adalah memiliki personel yang mempunyai Sertifikasi Tenaga Terampil (SKT) minimal 2 orang yang siap ditempatkan pada pelaksaaan proyek dilapangan.

Hasil kuisioner kontraktor menunjukkan bahwa untuk variabel d mempunyai nilai rata-rata 3,64 dan standar deviasi 1,131. Dari perhitungan didapat bahwa untuk variabel d 33,33% kontraktor menyatakan sangat siap, 15,56% kontraktor menyatakan siap, 33,33% menyatakan cukup siap, dan 17,78% kontraktor menyatakan kurang siap. Kontraktor memiliki personel sebagai penanggung jawab pelaksanaan proyek di lapangan dengan minimal berijazah Strata 1 (Sarjana) dan berpengalaman minimal 2 tahun prosentase terbesarnya yaitu 33,33% menyatakan sangat siap.

Variabel e mempunyai nilai rata-rata 3,33 dan standar deviasi 1,365. Dari perhitungan didapat bahwa 31,11% kontraktor menyatakan sangat siap, 13,33% kontraktor menyatakan siap, 20,00% kontraktor menyatakan cukup siap, 28,89% kontraktor menyatakan kurang siap, dan 6,67% kontraktor menyatakan tidak siap. Kontraktor memiliki personel yang mempunyai Sertifikasi Tenaga Ahli (SKA) yang telah teregristrasi, sebagai penanggung jawab pelaksanaan proyek di lapangan prosentase terbesarnya adalah 31,11% menyatakan sangat siap.

Variabel f mempunyai nilai rata-rata 4,47 dan standar deviasi 0,66. Dari perhitungan didapat bahwa 53,33% kontraktor menyatakan sangat siap, 42,22%

kontraktor menyatakan siap, 2,22% kontraktor menyatakan cukup siap dan 2,22% kontraktor menyatakan kurang siap. Kontraktor memiliki memiliki personel yang mempunyai Sertifikasi Tenaga Terampil (SKT) minimal 2 orang yang siap

commit to user

ditempatkan pada pelaksaaan proyek dilapangan prosentase terbesarnya adalah 53,33% menyatakan sangat siap.

Rekapitulasi perhitungan frekuensi untuk kesiapan sumber daya manusia ditabelkan pada tabel 4.8. sebagai berikut :

Tabel 4.8. Rekapitulasi Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Sumber Daya Manusia

PERSENTASE KOMULATIF

Sangat Siap

62,96% Cukup Siap

8,33

18,52%

81,48% Kurang Siap

7,33

16,30%

97,78% Tidak Siap

Tingkat kesiapan sumber daya manusia kontraktor dari tabel 4.8. dilihat bahwa 39,26% menyatakan sangat siap, 23,70% menyatakan siap, 18,52% menyatakan cukup siap serta 16,30% menyatakan kurang siap dan 2,22% menyatakan tidak siap. Tingkat kesiapan sumber daya manusia kontraktor prosentase terbesarnya yaitu 39,26% menyatakan sangat siap. Grafik frekuensi respon tingkat kesiapan sumber daya manusia digambarkan pada gambar 4.6. sebagai berikut :

Grafik Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Sumber

Daya Manusia

Sangat Siap Siap Cukup Siap Kurang Siap Tidak Siap

Gambar 4.6. Grafik Tingkat Kesiapan Sumber Daya Manusia

commit to user

4.4.3. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Inovasi dan Teknologi

Kesiapan inovasi dan teknologi terdiri dari 4 variabel, variabel yang pertama yaitu kontraktor mampu melaksanakan pelelangan dengan menggunakan sistem e-proc, yang kedua yaitu kontraktor memiliki dan melaksanakan standar kelengkapan peralatan kerja dan peralatan keselamatan kerja untuk pelaksanaan proyek di lapangan, yang ketiga yaitu kontraktor mampu dan melaksanakan penggunanaan produksi dalam negeri > 40% dalam pelaksanaan proyek di lapangan, dan yang keempat yaitu kontraktor memiliki kemampuan dalam menggunakan peralatan kerja dan teknologi.

Hasil kuisioner kontraktor menunjukkan bahwa untuk variabel g mempunyai nilai rata-rata 3,04 dan standar deviasi 0,976. Dari perhitungan didapat bahwa untuk variabel g 8,89% kontraktor menyatakan sangat siap, 22,22% kontraktor menyatakan siap, 33,33% kontraktor menyatakan cukup siap dan 35,56% kontraktor menyatakan kurang siap. Kontraktor mampu melaksanakan pelelangan dengan menggunakan sistem e-proc prosentase terbesarnya yaitu 35,56% menyatakan kurang siap.

Variabel h mempunyai nilai rata-rata 4 dan standar deviasi 0,674. Dari perhitungan didapat bahwa 22,22% kontraktor menyatakan sangat siap, 55,56% kontraktor menyatakan siap, dan 22,22% kontraktor menyatakan cukup siap. Kontraktor memiliki dan melaksanakan standar kelengkapan peralatan kerja dan peralatan keselamatan kerja untuk pelaksanaan proyek di lapangan prosentase terbesarnya yaitu 55,56% menyatakan siap.

Variabel i mempunyai nilai rata-rata 4,91 dan standar deviasi 0,288. Dari perhitungan didapat bahwa 91,11% kontraktor menyatakan sangat siap dan 8,89% kontraktor menyatakan siap. Kontraktor mampu dan melaksanakan penggunanaan produksi dalam negeri > 40% dalam pelaksanaan proyek di lapangan prosentase terbesarnya yaitu 91,11% menyatakan sangat siap.

Variabel j mempunyai nilai rata-rata 4,29 dan standar deviasi 0,505. Dari perhitungan didapat bahwa 31,11% kontraktor menyatakan sangat siap, 66,67% kontraktor menyatakan siap, dan 2,22% kontraktor menyatakan cukup siap.

commit to user

Kontraktor memiliki kemampuan dalam menggunakan peralatan kerja dan teknologi prosentase terbesarnya yaitu 66,67% menyatakan siap.

Rekapitulasi perhitungan frekuensi untuk kesiapan sumber daya manusia ditabelkan pada tabel 4.9. sebagai berikut :

Tabel 4.9. Rekapitulasi Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Inovasi dan Teknologi

PERSENTASE KOMULATIF

Sangat Siap

76,67% Cukup Siap

6,50

14,44%

91,11% Kurang Siap

4,00

8,89%

100% Tidak Siap

Tingkat kesiapan inovasi dan teknologi kontraktor dari tabel 4.9. dilihat bahwa 38,33% menyatakan sangat siap, 38,33% menyatakan siap, 14,44% menyatakan cukup siap, dan 8,89% menyatakan kurang siap. Tingkat kesiapan inovasi dan teknologi kontraktor prosentase terbesarnya yaitu 38,33% menyatakan sangat siap. Grafik frekuensi respon tingkat kesiapan inovasi dan teknologi disajikan pada gambar 4.7. sebagai berikut :

Grafik Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Inovasi

dan Teknologi

Sangat Siap Siap Cukup Siap Kurang Siap

Gambar 4.7. Grafik Tingkat Kesiapan Inovasi dan Teknologi

commit to user

4.4.4. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Kelengkapan Kualifikasi

Kesiapan kelengkapan kualifikasi terdiri dari 4 variabel. Variabel yang pertama yaitu kontraktor telah terdaftar dan teregristrasi dalam portal pangadaan nasional atau LPSE. Variabel yang kedua yaitu kontraktor memiliki dan melaksanakan kelengkapan administrasi (SIUP,SUJK,SBU,dll) yang telah teregristrasi. Variabel yang ketiga yaitu kontraktor memiliki surat keterangan fiskal dari Kantor Pelayanan Pajak setempat guna melengkapi kewajiban perpajakan. Variabel yang keempat yaitu kontraktor mempunyai pengalaman dalam mengerjakan proyek minimal 1 buah dalam kurun waktu 4 tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta.

Hasil kuisioner kontraktor menunjukkan bahwa untuk variabel k mempunyai nilai rata-rata 2,71 dan standar deviasi 1,199. Dari perhitungan didapat bahwa untuk variabel k 13,33% kontraktor menyatakan sangat siap, 11,11% kontraktor menyatakan siap, 17,78% kontraktor menyatakan cukup siap, 48,89% kontraktor menyatakan kurang siap, dan 8,89% kontraktor menyatakan tidak siap. Kontraktor telah terdaftar dan teregristrasi dalam portal pangadaan nasional atau LPSE prosentase terbesarnya yaitu 48,89% menyatakan kurang siap.

Variabel l mempunyai nilai rata-rata 4,6 dan standar deviasi 0,58. Dari perhitungan didapat bahwa 64,44% kontraktor menyatakan sangat siap, 31,11% kontraktor menyatakan siap, dan 4,44% kontraktor menyatakan cukup siap. Kontraktor

kelengkapan administrasi (SIUP,SUJK,SBU,dll) yang telah teregristrasi prosentase terbesarnya yaitu 64,44% menyatakan sangat siap.

Variabel m mempunyai nilai rata-rata 3,89 dan standar deviasi 1,05. Dari tabel dilihat bahwa 42,22% kontraktor menyatakan sangat siap, 11,11% kontraktor

menyatakan siap, 40,00% kontraktor menyatakan cukup siap, dan 6,67% kontraktor menyatakan kurang siap. Kontraktor memiliki surat keterangan fiskal dari Kantor Pelayanan Pajak setempat guna melengkapi kewajiban perpajakan prosentase terbesarnya yaitu 42,22% menyatakan sangat siap.

commit to user

Variabel n mempunyai nilai rata-rata 4,69 dan standar deviasi 0,557. Dari tabel dilihat bahwa 73,33% kontraktor menyatakan sangat siap, 22,22% kontraktor menyatakan siap, dan 4,44% kontraktor menyatakan cukup siap. Kontraktor mempunyai pengalaman dalam mengerjakan proyek minimal 1 buah dalam kurun waktu 4 tahun terakhir baik dilingkungan pemerintah maupun swasta prosentase terbesarnya yaitu 73,33% menyatakan sangat siap.

Rekapitulasi perhitungan frekuensi untuk kesiapan kelengkapan kualifikasi ditabelkan pada tabel 4.10. sebagai berikut :

Tabel 4.10. Rekapitulasi Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Kelengkapan Kualifikasi

RESPON

RATA- RATA

PERSENTASE KOMULATIF

Sangat Siap

67,22% Cukup Siap

7,50

16,67%

83,89% Kurang Siap

6,25

13,89%

97,78% Tidak Siap

Tingkat kesiapan kelengkapan kualifikasi kontraktor dari tabel 4.10. dilihat bahwa 48,33% menyatakan sangat siap, 18,89% menyatakan siap, 16,67% menyatakan cukup siap, 13,89% menyatakan kurang siap, dan 2,22% menyatakan tidak siap. Tingkat kesiapan kelengkapan kualifikasi kontraktor prosentase terbesarnya yaitu 48,33% menyatakan sangat siap. Grafik frekuensi respon tingkat kesiapan kelengkapan kualifikasi digambarkan pada gambar 4.8. sebagai berikut :

Grafik Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Kelengkapan Kualifikasi

Sangat Siap Siap Cukup Siap Kurang Siap Tidak Siap

Gambar 4.8. Grafik Tingkat Kesiapan Kelengkapan Kualifikasi

commit to user

4.4.5. Analisis Respon Tingkat Kesiapan Semua Aspek

Berdasarkan analisis frekuensi respon dapat diambil prosentase kesiapan setiap variabel yang ditabelkan pada tabel 4.11. sebagai berikut :

Tabel 4.11. Resume Prosentase Terbesar Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Tiap Variabel

VARIABEL

KETERANGAN VARIABEL

TINGKAT KESIAPAN

FINANSIAL

40%

Sangat Siap

Mendapatkan dukungan keuangan dari lembaga keuangan atau Bank Negeri/Bank Swasta

46,67% Sangat Siap

Mampu dan memiliki Kemampuan Dasar (KD) sama dengan 3 NPt (Nilai Pengalaman Tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir) dalam pengadaaan barang/jasa yang akan dilelangkan

68,89% Sangat Siap

Sanggup dan mampu memberikan jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari HPS (Harga Perkiraan Sendiri) jika nilai penawaran dibawah 80% dari HPS

60%

Cukup Siap

SUMBER DAYA MANUSIA

39,26% Sangat Siap

Memiliki personel sebagai penanggung jawab pelaksanaan proyek di lapangan dengan minimal ber ijazah Strata 1 (Sarjana) dan berpengalaman minimal 2 tahun

33,33% Sangat Siap

Memiliki personel yang mempunyai Sertifikasi Tenaga Ahli (SKA) yang telah teregristrasi, sebagai penanggung jawab pelaksanaan proyek di lapangan

31,11% Sangat Siap

Memiliki personel yang mempunyai Sertifikasi Tenaga Terampil (SKT) minimal 2 orang yang siap ditempatkan pada pelaksaaan proyek dilapangan

53,33% Sangat Siap

commit to user

Lanjutan Tabel 4.11.

VARIABEL

KETERANGAN VARIABEL

TINGKAT KESIAPAN

INOVASI DAN TEKNOLOGI

38,33% Sangat Siap

Mampu melaksanakan pelelangan dengan menggunakan sistem e-proc

35,56% Kurang Siap

Memiliki dan melaksanakan standar kelengkapan peralatan kerja dan peralatan keselamatan kerja untuk pelaksanaan proyek di lapangan

55,56% Siap

Mampu dan melaksanakan penggunanaan produksi dalam negeri > 40% dalam pelaksanaan proyek di lapangan

91,11% Sangat Siap

Memiliki kemampuan dalam menggunakan peralatan kerja dan teknologi

66,67% Siap

KELENGKAPAN KUALIFIKASI 48,33% Sangat Siap

Telah terdaftar dan teregristrasi dalam portal pangadaan nasional atau LPSE

48,89% Kurang Siap

Memiliki dan melaksanakan kelengkapan administrasi (SIUP,SUJK,SBU,dll) yang telah teregristrasi

64,44% Sangat Siap

Memiliki surat keterangan fiskal dari Kantor Pelayanan Pajak setempat guna melengkapi kewajiban perpajakan

42,22% Sangat Siap

Mempunyai pengalaman dalam mengerjakan proyek minimal 1 buah dalam kurun waktu 4 tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta

73,33% Sangat Siap

Secara umum responden menyatakan sangat siap terhadap aspek finansial sejumlah 40% kontraktor, sumber daya manusia sejumlah 39,26% kontraktor, inovasi dan teknologi sejumlah 38,33% kontraktor serta kelengkapan kualifikasi sejumlah 48,33% kontraktor. Khusus untuk variabel g 35,56% kontraktor dan variabel k 48,89% kontraktor menyatakan kurang siap dalam melaksanakan pelelangan dengan menggunakan sistem e-proc dan terdaftar dan teregristrasi dalam portal pengadaan nasional atau LPSE.

commit to user

Berikut ini ditabelkan hasil analisis respon tingkat kesiapan semua aspek pada tabel 4.12 sebagai berikut :

Tabel 4.12. Frekuensi Respon Semua Variabel

RESPON

RATA-

RATA FREKUENSI

PERSENTASE KOMULATIF

Sangat Siap

70,42% Cukup Siap

8,17

18,15%

88,56% Kurang Siap

4,65

10,32%

98,89% Tidak Siap

Tingkat kesiapan kontraktor dalam semua aspek dari tabel 4.12. dilihat bahwa 41,48% kontraktor menyatakan sangat siap, 28,94% kontraktor menyatakan siap, 18,15% kontraktor menyatakan cukup siap, 10,32% kontraktor menyatakan kurang siap dan 1,11% kontraktor menyatakan tidak siap. Grafik respon tingkat kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 tahun 2010 digambarkan pada gambar 4.9. sebagai berikut :

Grafik Respon Tingkat Kesiapan Kontraktor Dalam Menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010

Sangat Siap Siap Cukup Siap Kurang Siap Tidak Siap

Gambar 4.9. Grafik Tingkat Kesiapan Semua Aspek

commit to user

Untuk tingkat kesiapan kontraktor kualifikasi kecil berikut ini ditabelkan hasil analisis respon tingkat kesiapan untuk kontraktor kualifikasi kecil pada tabel 4.13 berikut ini :

Tabel 4.13. Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Kontraktor Kualifikasi Kecil

RESPON

JUMLAH FREKUENSI

PERSENTASE KOMULATIF

Sangat Siap

61,76% Cukup Siap

109,00

22,90%

84,66% Kurang Siap

66,00

13,87%

98,53% Tidak Siap

Dari tabel 4.13. dapat dilihat bahwa tingkat kesiapan kontraktor kualifikasi kecil 28,36% menyatakan sangat siap, 33,40% kontraktor menyatakan siap, 22,90% kontraktor menyatakan cukup siap, 13,87% kontraktor menyatakan kurang siap dan 1,47% menyatakan tidak siap. Grafik respon tingkat kesiapan kontraktor kualifikasi kecil dalam menghadapi Perpres No. 54 tahun 2010 digambarkan pada gambar 4.10. sebagai berikut :

Grafik Respon Tingkat Kesiapan Kontraktor Kualifikasi Kecil Dalam Menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010

Sangat Siap Siap Cukup Siap Kurang Siap Tidak Siap

Gambar 4.10 Grafik Tingkat Kesiapan Kontraktor Kecil

commit to user

Untuk tingkat kesiapan kontraktor kualifikasi menengah berikut ini ditabelkan hasil analisis respon tingkat kesiapan untuk kontraktor kualifikasi menengah pada tabel 4.14. berikut ini :

Tabel 4.14. Frekuensi Respon Tingkat Kesiapan Kontraktor Kualifikasi Menengah

RESPON

JUMLAH FREKUENSI PERSENTASE KOMULATIF

Sangat Siap

98,05% Cukup Siap

3,00

1,95%

100% Kurang Siap

0,00

0,00%

Tidak Siap

Dari tabel 4.14. dapat dilihat bahwa tingkat kesiapan kontraktor kualifikasi menengah 83,12% menyatakan sangat siap, 14,94% kontraktor menyatakan siap, dan 1,95% kontraktor menyatakan cukup siap.

Grafik Respon Tingkat Kesiapan Kontraktor Kualifikasi Menengah Dalam Menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010

Sangat Siap Siap Cukup Siap

Gambar 4.11. Grafik Tingkat Kesiapan Kontraktor Menengah

commit to user

4.4.6. Analisis Regresi Linier

Kegunaan analisis regresi pada penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel terikat (Y) atau kesiapan kontraktor dengan beberapa

variabel bebas (X) yaitu tingkat kemampuan keuangan (X 1 ), tingkat kualifikasi kontraktor (X 2 ) dan tingkat usia kontraktor (X 3 ). Persamaan yang digunakan

adalah dengan menggunakan persamaan 2.3.1. Berikut ini diberikan tahapan analisis regresi liner :

Ø Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat dan bentuk statistik Ø Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik Ø Masukkan angka-angka statistik dari tabel penolong dengan rumus regresi Ø Melakukan pengujian signifikasi Ø Melakukan pengujian linieritas Ø Membuat keputusan dengan membandingkan F tabel dan F hitung .

Tingkat kesiapan kontraktor (Y) yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner dari

45 responden didapatkan nilai rata-rata (mean) sebesar 56, titik tengah (median) sebesar 54, tingkat penyebaran data (variance) sebesar 74, standar deviasi atau simpangan baku sebesar 9, skor maksimum sebesar 70, skor minimum sebesar 42, dan jumlah skor keseluruhan sebesar 2518.

a. Pengaruh Tingkat Kemampuan Keuangan Kontraktor Terhadap Kesiapan Kontraktor

Tingkat kemampuan keuangan kontraktor (X 1 ) yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner dari 45 responden didapatkan nilai rata-rata (mean) sebesar

4, titik tengah (median) sebesar 5, tingkat penyebaran data (variance) sebesar

3, standar deviasi atau simpangan baku sebesar 2, skor maksimum sebesar 7, skor minimum sebesar 2, dan jumlah skor keseluruhan sebesar 199. Berikut ditabelkan hasil perhitungan analisis regresi X 1 terhadap Y pada tabel 4.15. berikut ini :

commit to user

Tabel 4.15. Hasil Analisis Regresi X 1 terhadap Y

STD DEV.

Tabel 4.15. diatas menggambarkan bahwa persamaan regresi sebagai berikut :

Y =a+b 1 X 1 = 37,769 + 4,112 X 1

Dimana : X1= Tingkat kemampuan keuangan Y = Kesiapan Kontraktor

Selanjutnya melakukan uji signifikasi dan uji linieritas dengan taraf signifikasi ( α) = 0,05. Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut : 1). Keputusan Pengujian Signifikasi

Jika F hitung ≥F tabel , maka tolak Ho artinya signifikan Jika F hitung ≤ F tabel , maka terima Ho artinya tidak signifikan

2). Keputusan Pengujian Linieritas Jika F hitung ≥F tabel , maka terima Ho artinya data berpola tidak linier Jika F hitung ≤ F tabel , maka tolak Ho artinya data berpola linier

Hasil perhitungan uji signifikasi dan linieritas ditabelkan pada tabel 4.16 sebagai berikut :

Tabel 4.16. Ringkasan Uji Signifikasi dan Uji Linieritas Y dan X 1

Sumber Varians

Derajad Kebebasan

Jumlah Kuadrat

(JK)

Rata-Rata

Jumlah Kuadrat

(RJK)

F hitung

F tabel

Total

45 144.162

Signifikasi 63,281 4,065 Linieritas

4,722 2,615 Regresi (a)

Regresi (b/a) Residu

Keterangan : Perbandingan F hitung dengan

F tabel , ternyata : Signifikasi = Signifikan Linieritas = Tidak Berpola

Linier

Tuna Cocok Kesalahan (error)

4 39

431,109 890,236

107,777

22,827

commit to user

Berdasarkan tabel 4.16. ternyata untuk uji signifikasi F hitung didapatkan 63,281 lebih besar dari F tabel yaitu 4,065. Hal ini berarti tingkat kemampuan keuangan kontraktor berpengaruh secara signifikan terhadap kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait. Uji linieritas didapatkan F hitung 4,722 lebih besar dari F tabel yaitu 2,615. Hal ini berarti tingkat kemampuan keuangan kontraktor terhadap kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 tahun 2010 dan peraturan terkait tidak berpola linier.

b. Pengaruh Tingkat Kualifikasi Kontraktor Terhadap Kesiapan Kontraktor

Tingkat kualifikasi kontraktor (X 2 ) yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner dari 45 responden didapatkan nilai rata-rata (mean) sebesar 2, titik tengah (median) sebesar 1, tingkat penyebaran data (variance) sebesar 2, standar deviasi atau simpangan baku sebesar 1, skor maksimum sebesar 4, skor minimum sebesar 1, dan jumlah skor keseluruhan sebesar 94. Berikut

ditabelkan hasil perhitungan analisis regresi X 2 terhadap Y pada tabel 4.17. sebagai berikut :

Tabel 4.17. Hasil Analisis Regresi X 2 terhadap Y

STD DEV.

Tabel 4.17. diatas menggambarkan bahwa persamaan regresi sebagai berikut :

Y =a+b 2 X 2 = 44,084 + 5,683 X 2

Dimana : X2= Tingkat Kualifikasi Kontraktor

Y = Kesiapan Kontraktor

commit to user

Selanjutnya melakukan uji signifikasi dan uji linieritas dengan taraf signifikasi ( α) = 0,05. Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut : 1). Keputusan Pengujian Signifikasi

Jika F hitung ≥F tabel , maka tolak Ho artinya signifikan Jika F hitung ≤ F tabel , maka terima Ho artinya tidak signifikan

2). Keputusan Pengujian Linieritas Jika F hitung ≥F tabel , maka terima Ho artinya data berpola tidak linier Jika F hitung ≤ F tabel , maka tolak Ho artinya data berpola linier

Hasil perhitungan uji signifikasi dan linieritas ditabelkan pada tabel 4.18. sebagai berikut :

Tabel 4.18. Ringkasan Uji Signifikasi dan Uji Linieritas Y dan X 2

Sumber Varians

Derajad Kebebasan

Jumlah Kuadrat

(JK)

Rata-Rata

Jumlah Kuadrat

(RJK)

F hitung

F tabel

Total

45 144.162

Signifikasi 104,54 4,065 Linieritas

1,954 3,225 Regresi (a)

Regresi (b/a) Residu

Keterangan : Perbandingan F hitung dengan

F tabel , ternyata : Signifikasi = Signifikan Linieritas = Berpola Linier

Tuna Cocok Kesalahan (error)

Berdasarkan tabel 4.18. diatas ternyata untuk uji signifikasi F hitung didapatkan 104,54 lebih besar dari F tabel yaitu 4,065. Hal ini berarti tingkat kualifikasi kontraktor berpengaruh secara signifikan terhadap kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait. Uji linieritas didapatkan F hitung 1,954 lebih kecil dari F tabel yaitu 3,225. Hal ini berarti tingkat kualifikasi kontraktor terhadap kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 tahun 2010 dan peraturan terkait berpola linier.

commit to user

c. Pengaruh Tingkat Usia Kontraktor Terhadap Kesiapan Kontraktor

Tingkat usia kontraktor (X 3 ) yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner dari 45 responden didapatkan nilai rata-rata (mean) sebesar 2,91, titik tengah (median) sebesar 3, tingkat penyebaran data (variance) sebesar 0,765, standar deviasi atau simpangan baku sebesar 0,874, skor maksimum sebesar 4, skor minimum sebesar 1, dan jumlah skor keseluruhan sebesar 131. Berikut

ditabelkan hasil perhitungan analisis regresi X 3 terhadap Y pada tabel 4.19 sebagai berikut :

Tabel 4.19. Hasil Analisis Regresi X 3 terhadap Y

STD DEV.

Tabel 4.19. diatas menggambarkan bahwa persamaan regresi sebagai berikut :

Y =a+b 3 X 3 = 38,666 + 5,939 X 3

Dimana : X3= Tingkat Usia Kontraktor

Y = Kesiapan Kontraktor

Selanjutnya melakukan uji signifikasi dan uji linieritas dengan taraf signifikasi ( α) = 0,05. Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut : 1). Keputusan Pengujian Signifikasi

Jika F hitung ≥F tabel , maka tolak Ho artinya signifikan Jika F hitung ≤ F tabel , maka terima Ho artinya tidak signifikan

2). Keputusan Pengujian Linieritas Jika F hitung ≥F tabel , maka terima Ho artinya data berpola tidak linier Jika F hitung ≤ F tabel , maka tolak Ho artinya data berpola linier

commit to user

Hasil perhitungan uji signifikasi dan linieritas ditabelkan pada tabel 4.20. sebagai berikut :

Tabel 4.20. Ringkasan Uji Signifikasi dan Uji Linieritas Y dan X 3

Sumber Varians

Derajad Kebebasan

Jumlah Kuadrat

(JK)

Rata-Rata

Jumlah Kuadrat

(RJK)

F hitung

F tabel

Total

45 144.162

Signifikasi 24,545 4,065 Linieritas

0,338 3,225 Regresi (a)

Regresi (b/a) Residu

Keterangan : Perbandingan F hitung dengan

F tabel , ternyata : Signifikasi = Signifikan Linieritas = Berpola Linier

Tuna Cocok Kesalahan (error)

Berdasarkan tabel 4.20. diatas ternyata untuk uji signifikasi F hitung didapatkan 24,545 lebih besar dari F tabel yaitu 4,065. Hal ini berarti tingkat usia kontraktor berpengaruh secara signifikan terhadap kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait. Uji linieritas didapatkan F hitung 0,338 lebih kecil dari F tabel yaitu 3,225. Hal ini berarti tingkat usia kontraktor terhadap kesiapan kontraktor dalam menghadapi Perpres No. 54 tahun 2010 dan peraturan terkait berpola linier.

4.4.7. Analisis Uji T-test Tingkat Kesiapan Variabel Antara Kontraktor Kualifikasi Kecil dan Kualifikasi Menengah

Analisis uji T-tes disini digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan respon tingkat kesiapan variabel antara kontraktor kualifikasi kecil dan kontraktor kualifikasi menengah. Berikut ini adalah tahapan analisis T-tes sebagai berikut :

Ø Mendifinisikan hipotesa nol dan hipotesa alternatif

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kesiapan kontraktor kecil

dan kontraktor menengah Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kesiapan kontraktor

kecil dan kontraktor menengah

commit to user

Ø Menentukan T tabel untuk tingkat signifikasi ( α) = 0,05 (5%) dan derajat

kebebasan = n1+n2-2 = 34 + 11 – 2 = 43, yaitu sebesar 2,018 dengan interpolasi.

Ø Membandingkan T tabel dan T hitung dengan kriteria pengujian dua pihak

Jika –T tabel ≤T hitung ≤ +T tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak Ø Membuat kesimpulan

Berikut ini analisis T-test semua variabel yang disajikan dalam bentuk tabel 4.21. sebagai berikut :

Tabel 4.21. Analisis T-test Kontraktor Kecil dan Kontraktor Menengah

T hitung T tabel KESIMPULAN

2,018 Ha Diterima b 4,559 0,561 0,315 5,000 0,000 0,000

0,937

-10,802

2,018 Ha Diterima c 3,059 0,489 0,239 4,091 0,539 0,291

0,937

-8,301

2,018 Ha Diterima d 3,206 0,946 0,896 5,000 0,000 0,000

0,937

-20,042

2,018 Ha Diterima e 2,824 1,167 1,362 4,909 0,302 0,091

0,937

-12,847

2,018 Ha Diterima f 4,294 0,676 0,456 5,000 0,000 0,000

0,937

-13,077

2,018 Ha Diterima g 2,618 0,652 0,425 4,364 0,505 0,255

0,937

-13,149

2,018 Ha Diterima h 3,735 0,511 0,261 4,818 0,405 0,164

0,937

-11,504

2,018 Ha Diterima i

2,018 Ha Diterima j

2,018 Ha Diterima k

2,018 Ha Diterima l

2,018 Ha Diterima m

2,018 Ha Diterima n

2,018 Ho Diterima

Berdasarkan analisis uji T-test tabel 4.21. diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesiapan kontraktor kecil dan kontraktor menengah untuk semua variabel terdapat perbedaan yang signifikan terkecuali untuk variabel n tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti bahwa tingkat kesiapan kontraktor menengah lebih baik daripada kontraktor kecil dalam menghadapi Perpres No. 54 Tahun 2010 dan peraturan terkait.

commit to user