Gambar 2: Komponen jarum.
17
2.2.6 Tipe-Tipe Anestesi Lokal
1. Anestesi Topikal
Anestesi topikal diperoleh melalui aplikasi agen anestesi tertentu pada daerah kulit dan membran mukosa yang dapat dipenetrasi untuk mengebaskan ujung-ujung
saraf superfisial gambar 3. Anestesi ini paling sering digunakan untuk mengebaskan
mukosa sebelum dilakukan penyuntikan. Bahan aktif yang terkandung dalam larutan
adalah lignokain hidroklorida 10 dalam basis air yang dikeluarkan dalam jumlah kecil dari kontainer aerosol atau biasa disebut semprotan klor etil.
18
Gambar 3: Anestesi topikal
19
2. Anestesi Infiltrasi
Teknik ini dapat digunakan untuk mendapatkan anestesi pada gigi atas dan gigi anterior bawah. Efek anestesi didapatkan dengan mendepositkan larutan di
sekitar akar gigi, pada sebelah bukal di bagian sulkus gambar 4. Porositas pada tulang memungkinkan larutan berdifusi ke plat luar tulang untuk kemudian mengenai
saraf.
15
Gambar 4: Anestesi infiltrasi
15
3. Anestesi Blok
Injeksi blok pada batang saraf dapat digunakan untuk kepentingan bedah mulut. Istilah injeksi blok berarti bahwa anestetikum di deponir di suatu titik antara
otak dan daerah yang dioperasi yang menembus batang saraf atau serabut saraf yang akan memblok sensasi yang datang. Sejauh ini, injeksi blok yang paling umum
digunakan adalah blok mandibula, selain itu ada blok mental, blok saraf alveolar superior posterior dan blok infraorbital.
15
a Blok mandibula Pasien didudukkan di kursi dental dalam posisi supine atau semi supine
dengan mulut terbuka lebar upaya dataran mandibula sejajar dengan lantai. Ketika ujung jari diatas internal olique ridge, pasien diminta untuk membuka lebar mulutnya
dan jarum 1,5 inch ukuran 25 dimasukkan dari sisi berlawanan dari premolar
kedalam membran mukosa. Klinisi tidak seharusnya mencoba untuk mengenai tulang, 6 mm bagian jarum masuk kedalam jaringan dan dideponirkan anestetikum
sebanyak 0,5 untuk anestesi saraf bukal panjang. Jarum dikeluarkan perlahan dan digeser ke sisi yang sama sehingga meluncur diatas internal olique ridge. Pada posisi
ini jarum dimasukkan pada kedalaman 6-9 mm dan dideponirkan 0,5 cairan anestesi. Kemudian jarum suntik ditarik lagi dari sisi berlawanan dan dimasukkan hingga
berjarak 12-15 mm sampai menyentuh tulang gambar 5.Bila aspirasi negatif di deponir 1,8 ml anestetikum untuk menganestesi saraf alveolar inferior.
15
Gambar 5: Blok mandibula 1 Posisi 1 saraf bukal panjang, 2 Posisi 2 saraf lingual. 3 Posisi 3 saraf alveolar inferior.
15
b Blok saraf mentalis
Apeks dari dua gigi premolar diperkirakan, dan menggunakan jarum dengan ukuran 25 gauge, sebanyak 1 inci ditusukkan pada titik di belakang foramen mental
dan sedikit lateral pada kedalaman sulkus labial pipi ditarik sehingga sekitar 1 cm jaringan terpenetrasi. Jarum diteruskan pada posisi dibawah ujung jari, dengan
palpasi yang lembut dapat ditemukan foramen. Jarum diteruskan kebawah sampai
mengenai periosteum mandibula gambar 6. Sekitar 0.5-1 ml larutan di injeksikan dan ujung jari digunakan untuk memasse hingga cairan masuk kedalam kanal.
15
Gambar 6: Blok Mentalis.
15
c Blok zigomatik
Posisikan pasien sehingga bagian oklusal gigi maksila membentuk sudut 45 terhadap lantai. Menggunakan jarum berukuran 25 gauge, jarum dimasukkan setinggi
lipatan mukobukal sebelah distal gigi molar kedua. Daerah yang dituju adalah nervus alveolaris superior bagian posterior. Jari tangan berada pada sudut 90
terhadap permukaan oklusal gigi maksila dan 45
terhadap bidang sagital. Jarum diposisikan pada dasar sulkus, dekat fisur pterigomaksila, mengarah keatas dari lipatan
mukobukal menuju daerah diatas akar distobukal gigi molar kedua. gambar 7.
15
Gambar 7: Blok Zigomatik.
16
d Blok infraorbital
Pasien diposisikan sehingga bidang oklusal gigi maksila berada pada sudut 45
terhadap lantai. Tentukan letak foramen infraorbitale dengan cara palpasi. Pertahankan jari telunjuk pada foramen ini secara eksternal, kenudian tarik bibir
menggunakan jempol untuk memaparkan lipatan mukobukal. Jarum diarahkan paralel dengan gigi premolar kedua. Tempat penusukan dilakukan pada titik yang
berada kira-kira 5 mm dari lipatan mukobukal. Penetrasi jarum kira-kira 2 cm, sebanyak 1 ml larutan anestesi diinjeksikandan jaringan diatasnya kemudian di
masase untuk membantu penetrasi larutan kedalam kanal. gambar 8.
15
Gambar 8: Blok Infraorbital.
15
2.3 Komplikasi Lokal
Sejumlah faktor pengaruh yang menyebabkan komplikasi tergantung dari pasien dan operator. Faktor pengaruh pasien mencakup anatomi, patologi atau
psikologis. Beberapa faktor yang berhubungan dengan operator adalah kesalahan penempatan jarum, kegagalan untuk aspirasi sebelum injeksi, maupun kecepatan
injeksi.
20
Konsekuensi dari penempatan jarum salah arah termasuk paralisis wajah, parastesi saraf alveolar inferior dan lingual serta trismus pada otot. Untungnya,
dokter gigi dapat menghindari sebagian besar komplikasi ini dengan tetap menyadari