Pengujian Gaussian-Speckle Noise Pengujian

Gambar 4.10. Form Simulasi Speckle Noise

4.2. Pengujian

Pengujian sistem akan dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh noise terhadap kinerja metode deteksi tepi dan seberapa besar nilai mean dan variance pada tiap-tiap jenis noise yang dapat mempengaruhinya. Pengujian dilakukan pada citra berformat .bmp bitmap. Pengujian dibedakan pada tiap-tiap jenis noise .

4.2.1. Pengujian Gaussian-Speckle Noise

Ketika aplikasi dijalankan, maka dipilih tombol Gaussian-Speckle Noise pada form home. Maka sistem akan masuk pada form Gaussian-Speckle Noise. Selanjutnya input citra dengan tombol browse dan sistem otomatis hanya akan menerima citra dengan format .bmp. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan 4.12. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.11. Pilih Tombol Gaussian-Speckle Noise Gambar 4.12. Browse Citra .bmp Pada F orm Gaussian-Speckle Noise Berikutnya dilakukan proses noising atau pemberian noise pada citra inputan. Sebagai contoh, pada gaussian noise diberikan parameter dengan nilai mean 0.01 dan variance 0.01. Pada speckle noise parameter variance bernilai 0.01 juga. Maka hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.13. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.13. Tampilan Proses N oising dan Deteksi Tepi Pada Form Gaussian-Speckle Noise Dari gambar di atas, maka diperoleh nilai MSE dan PSNR masing-masing operator deteksi tepi sebagai berikut. Tabel 4.1 Perbandingan nilai MSE dan PSNR masing-masing operator deteksi tepi Marr-Hildreth Laplacian Of Gaussian Prewitt MSE PSNR MSE PSNR MSE PSNR 0.0108643 67.7708 0.0145721 0.474826 0.00862122 0.474379 Untuk melihat seberapa besar pengaruh noise pada Gaussian-Speckle Noise ini, dilakukan sampel dengan beberapa pengujian dengan nilai mean dan variance berkala mulai dari 0 hingga 1. Sesuai dengan batasan masalah, bilangan ini diambil karena jika nilai mean maupun variance yang melebihi angka 1 maka citra sudah tidak dapat lagi diidentifikasi dalam proses deteksi tepi. M mempresentasikan mean dan V mempresentasikan variance. MH untuk Marr- Universitas Sumatera Utara Ci Hildreth , pada citra Tabel itra .bmp LOG untuk ‘snail.bmp l 4.2 Perban Gaussia M 0 0 0.01 0 0.05 0 0.1 0 0.5 0 k Laplacian ’. Hasilnya ndingan sa an Spec V V .01 0.01 .05 0.05 .1 0.1 .5 0.5 n Of Gaus seperti tabe ampel pada ckle V ssian dan P el berikut. a simulasi G MH P untuk Pre Gaussian-Sp LOG ewitt . Dilak peckle Nois kukan se P Universitas Sumatera Utara Da diberikan terdeteksi nilai noise Speckle N 0.5 ke ata berikut. Ta Gaussia Mean Va 0 0 0.01 0.0 0.05 0.0 0.1 0.1 0.5 0.5 1 1 Pada tabel 1. Semak semak 2. Pada o pada o perban 1 1 ari tabel 4 maka has lagi, sehing e yang men Noise ini ada as. Untuk ni abel 4.3 Per an Spec ariance Varia 01 0.01 05 0.05 1 0.1 5 0.5 1 l 4.3. dipero kin besar n kin besar pu operator Ma operator La ndingan nila 1 .2. dapat d sil deteksi gga informa ngakibatkan alah dengan ilai MSE da rbandingan ckle ance MSE 0.01148 0.04052 0.08387 0.18588 0.19584 oleh kesimp nilai noise y la. arr-Hildreth aplacian Of ainya tidak s dilihat bah tepi sema asi citra tida n citra tidak n nilai mean an PSNR m n nilai MSE MH PSNR 72.3686 899 67.5277 273 62.0533 776 58.8943 83 55.4384 47 55.2116 pulan sebaga yang diberi h dan Prewit f Gaussian signifikan. hwa semaki akin buram ak didapat. k dapat lagi n dan varia masing-masi E dan PSN LOG MSE 0.0146637 0.0753174 0.123581 0.206787 0.213821 ai berikut: ikan, nilai tt nilai PSN nilai PSNR in besar n m. Artinya Pada tabel d i di deteksi nce yang m ing, dapat d R untuk T G PSNR 0.47483 0 0.474838 0.0 0.476718 0.0 0.478212 0.0 0.480387 0.0 0.480386 0.0 MSE pada R semakin k R semakin b nilai noise citra asli di atas, bes pada Gaus menyentuh a dilihat pada Tabel 4.2. P MSE P 0.4 00904846 0.4 0198517 0.4 0285034 0.4 0482788 0.4 0484772 0.4 semua ope kecil, sedan besar, mesk yang tidak arnya ssian- angka tabel PSNR 474366 474372 474335 47424 474046 474015 erator ngkan kipun Universitas Sumatera Utara Untuk melihat lebih jelas berapa nilai MSE dan PSNR tiap operator yang mengidentifikasikan bahwa citra masih dalam kondisi baik atau sudah buram pada hasil deteksi tepi dilakukan pengujian lagi pada rentang tertentu pada nilai mean dan variance di Gaussian-Speckle Noise ini. Berdasarkan Tabel 4.2. nilai mean dan variance yang berada di antara 0 dan 0.1 mengidentifikasikan citra hasil deteksi tepi masih terlihat baik sedangkan di atas 0.1, citra sudah terlihat buram. Namun untuk melihat lebih jelas batas nilai MSE dan PSNR yang dapat diidentifikasi dilakukan pengujian lagi dengan rentang 0.09 sampai dengan 0.9 dengan urutan yang acak dan ditambah satu kriteria lagi yaitu kondisi citra yang disingkat dengan “KC” yang memiliki nilai baik jika citra teridentifikasi “T” citra masih bisa diidentifikasi dalam deteksi tepi atau buram “B” citra tidak dapat lagi diidentifikasi dalam deteksi tepi. Pengujian dilakukan pada citra “snail.bmp”. Tabel 4.4 Pengukuran Nilai MSE dan PSNR pada Gaussian-Speckle Noise Gaussian Speckle KC MH LOG P Mean Variance Variance MSE PSNR MSE PSNR MSE PSNR 0.09 0.1 0.09 T 0.0796661 59.1181 0.121216 0.478215 0.0270996 0.47428 0.1 0.09 0.1 T 0.0776367 59.2301 0.118607 0.478123 0.0265656 0.474242 0.15 0.1 0.2 T 0.114349 57.5485 0.151825 0.479157 0.034668 0.474158 0.2 0.09 0.09 T 0.070343 59.6586 0.117157 0.47802 0.027771 0.474237 0.1 0.19 0.21 T 0.136322 56.7851 0.167557 0.479555 0.0382996 0.474124 0.2 0.3 0.2 B 0.147675 56.4377 0.180283 0.479837 0.0425415 0.474099 0.3 0.4 0.1 B 0.134445 56.8454 0.173233 0.47957 0.0449371 0.474201 0.4 0.6 0.09 B 0.149399 56.3873 0.186676 0.479893 0.049118 0.474245 0.1 0.8 0.9 B 0.197113 55.1837 0.209961 0.480433 0.0481873 0.474019 0.9 0.9 0.9 B 0.195435 55.2208 0.213745 0.480351 0.0477142 0.474006 Berdasarkan Tabel 4.4. diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada operator Marr-Hildreth, nilai MSE yang citranya masih bisa diidentifikasi berkisar dari 0 hingga 0.13. Artinya MSE lebih dari 0.13 pada operator Marr-Hildreth di Gaussian-Speckle Noise dapat diartikan citra Universitas Sumatera Utara buram, dengan syarat semua nilai mean dan variance di Gaussian-Speckle Noise ada tidak ada nilai mean maupun variance yang bernilai 0. Sedangkan untuk nilai PSNR yang citranya masih bisa diidentifikasi yaitu 56.5 ke atas, maka nilai kurang dari 56.5 dapat diartikan citra buram. 2. Pada operator LOG, nilai MSE yang citranya masih bisa diidentifikasi berkisar dari 0 hingga 0.16. Artinya MSE lebih dari 0.16 pada operator LOG di Gaussian-Speckle Noise dapat diartikan citra buram, dengan syarat semua nilai mean dan variance di Gaussian-Speckle Noise ada tidak ada nilai mean maupun variance yang bernilai 0. Sedangkan untuk nilai PSNR yang citranya masih bisa diidentifikasi yaitu berkisar kurang dari 0.478. 3. Pada operator Prewitt, nilai MSE yang citranya masih bisa diidentifikasi berkisar dari 0 hingga 0.03. Artinya MSE lebih dari 0.03 pada operator Prewitt di Gaussian-Speckle Noise dapat diartikan citra buram, dengan syarat semua nilai mean dan variance di Gaussian-Speckle Noise ada tidak ada nilai mean maupun variance yang bernilai 0. Sedangkan untuk nilai PSNR yang citranya masih bisa diidentifikasi yaitu 0.4742, maka nilai kurang dari 0.4742 dapat diartikan citra buram. Dengan demikian ada pengaruh Gaussian-Speckle Noise pada citra terhadap kinerja metode deteksi tepi. Semakin besar nilai mean dan variance yang diberikan pada Gaussian-Speckle Noise maka semakin berkurang kualitas citra atau semakin buram citra yang dihasilkan. Sehingga juga mempengaruhi kinerja ketiga operator deteksi tepi, dimana citra semakin tidak dapat diidentifikasi. Universitas Sumatera Utara

4.2.2. Pen