22 baik seperti halnya pada game. Manfaat lain yang mungkin kurang disadari adalah
aspek kecerdasan dan reflek saraf yang sebenarnya juga sedikit banyak terasah dalam sebuah game, terutama game yang bersifat sangat kompetitif. Itulah me ngapa kini
juga banyak dikembangkan game edukasi untuk anak-anak, karena dengan belajar melalui visualisasi yang menarik diharapkan semangat anak untuk belajar akan lebih
terpacu. Selain itu manusia juga mempunyai sifat dasar lebih cepat mempelajari segala sesuatu secara visual- verbal. Itulah mengapa game sebenarnya juga baik jika
dilibatkan dalam proses pendidikan game edukasi. Namun jangan salah, game juga mempunyai beberapa pengaruh kurang baik dalam perkembangan anak kecil, oleh
karena itu sebisa mungkin menghindarkannya dari game yang bersifat merusak atau destruktif. Untuk anak kecil tetaplah game edukasi yang terbaik, namun jika ingin
menambahkan kategori lain dalam menu hidangannya, cukuplah untuk memberikan kategori olah raga atau balapan saja. Pencipta berharap bagaimana anak-anak itu bisa
mengkomposisikan diri dalam belajar atau bermain hiburan dengan membagi waktu sebaik mungkin.
2.3 Pengertian Tentang Seni
Banyak pakar seni dan para ahli yang berkaitan dengan bidang seni mempunyai pendapat tersendiri dalam mendefinisikan atau mengartikan se ni. Namun
secara umum, seni dapat dimaknai sebagai ungkapan jiwaekspresi seseorang yang dapat diungkapkan ke berbagai media, baik gerak, dwimatra, atau trimatra. Terlalu
banyak ahli yang mengartikan persoalan seni. Belum ada kesepakatan yang jelas mengenainya, karena tinjauan yang dipakai berbeda-beda. Sejauh ini, dari berbagai
23 pernyataan tentang seni mengarah pada persoalan kesanggupan akal manusia baik
kegiatan rohani maupun fisik untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai artistik luar biasa, mengubah perasaan orang lain.
Ada beberapa pendapat tentang seni yang dinyatakan oleh Fredrich Schiller dan Herbert Spencer dalam Mikke Susanto, Seni lahir dilatar belakangi dengan
adanya dorongan, yaitu: dorongan bernain- main play impuls yang ada dalam diri seniman Susanto, 2002:102. Akhidat K. Miharja bahwa, seni adalah kegiatan rohani
manusia yang mereflesikan realitet kenyataan dalam suatu karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitka n pengalaman tertentu dalam alam
rohani si penerimanya Soedarso SP, 1990:4. Menurut pendapat Tomas Munro dalam Mike Susanto, Seni adalah alat buatan manusia untuk menimbulkan efek-efek
psikologis atas manusia lain yang melihatnya Susanto, 2002:101-102. Everyman encyclopedia dalam Mike Susanto mengartikan seni adalah segala sesuatu yang
dilakukan oleh orang yang bukan atas dorongan kebutuhan pokoknya, melainkan adalah apa saja yang dilakukan semata- mata karena kehendak akan kemewahan,
kenikmatan, ataupun karena kebutuhan spiritual Susanto, 2002:102. Lalu menurut Leo Tolstoy dalam Mikke Susanto seni adalah transmission of feeling Susanto,
2002:102. Penciptapenulis mendefinisikan sendiri seni sebagai ekpresi jiwa manusia
yang dimiliki sejak lahir yang bisa di tuangkan melalui berbagai media baik itu media lukis maupun media lainnya.
24 2.3.1 Pengertian Seni Lukis
Berbicara mengenai seni lukis ada beberapa definisi yang dapat dipakai sebagai referensi. Adapun beberapa pendapat mengenai pengertian seni lukis
diantaranya sebagai berikut. Seni lukis merupakan pengalaman artistik yang ditampilkan dalam bidang dua
dimensional dengan menggunakan garis, warna Soedarso SP,1990:11. Menurut Bernad S Mayers, seni lukis merupakan tebaran pigmen atau warna
cair pada permukaan bidang dari kanvas, panel, dinding, kertas untuk menghasilkan sensasi atau ilusi keruangan, gerakan, tekstur, bentuk sama baiknya dengan tekanan
yang dihasilkan kombinasi unsur-unsur tersebut, tentu saja hal tersebut dapat dimengerti, bahwa melalui alat teknik tersebut dapat mengekspresikan emosi,
ekspresi simbol, keberagaman dan nilai- nilai yang bersifat subyektif Bernard S.Mayers dalam Susanto, 2002 : 7.
Dari pernyataan tersebut, maka pencipta mendefinisikan seni lukis sebagai wujud seni rupa dwi matra yang mengungkapkan perasaan dan pengalaman estetik
seseorang dengan menggunakan unsur-unsur seni rupa garis, warna, bentuk, bidang, dan tekstur pada media kanvas dan media lukis lainnya.
2.3.2 Pengertian Seni Lukis Realisme Sesuai dengan artinya, Realisme adalah aliran kenyataan real= nyata.
Setelah menemui aliran impresionisme, seniman-seniman mulai melihat kembali pada kenyataan. Sesungguhnya aliran impresioniame tidak banyak mendapat pengikut.
Para pelukis lebih menaruh minat pada kenyataan yang sesungguhnya dan
25 meresapkannya, melukiskan kenyataan sehari- hari tanpa memberi suasana diluar
kenyataan, tanpa menjiwai dengan perasaan roma ntis. Yang dikemukakan terutama kenyataan dari kepahitan hidup, penderitaan pekerja kasar, kesibukan-kesibukan kota
dan pelabuhan. Pelukis realime yang terkenal adalah George Hendrik Breitner 1857- 1923, Belgia mempunyai juga tokoh-tokoh dalam periode ini, seperti Henri De
Braekeleer 1840-1880 dan Jan Stobbaerts 1838-1914 Djauhar Arifin, 1986 :131 Realism sebagai aliran yang memandang dunia ini tanpa ilusi, apa adanya
tanpa menambah atau mengurangi objek. Proklamasi realism dilakukan oleh pelopor sekaligus tokohnya yaitu Gustave Courbet 1819-1877, pada tahun 1855. Dengan
slogannya yang terkenal “Tunjukan malekat padaku dan aku akan melukisnya” yang mengandung arti bahwa bagian lukisan itu adalah seni yang kongkret,
menggambarkan segala sesuatu yang nyata. Dengan kata lain, ia hanya mau menggambarkan pada penyerapan panca indra saja khususnya mata dan
meninggalkan fantasi dan imajinasinya. 2.3.3 Seni Kontemporer
Secara umum seni rupa kontemporer diartikan seni rupa yang berkembang masa kini, karena kata “kontemporer” itu sendiri berarti masa yang sezaman dengan
penulis atau pengamat saat ini. Istilah ini tidak merujuk pada satu karakter tertentu. Karena istilah ini menunjuk pada sudut waktu, sehingga yang terlihat adalah trend
yang terjadi. Jika dikaji lebih luas pada latar belakang yang muncul dalam seni rupa kotemporer memang sangat beragam, karenanya belum ada kesepakatan yang baku
untuk memberi tanda pada seni rupa kontemporer. Ada yang menganggap seni rupa
26 kontemporer dari sudut teknis, seperti munculnya seni instalasi, ada pula yang
menganggap menguatnya pengaruh ideologi postmodern dan wacana post- colonialism dewasa ini.
Dalam kamus umum bahasa Indonesia susunan J.S Badudu dan Sultan Muhamad Zain terdapat tiga arti leksikal tentang kata kontemporer, yaitu 1
semasa, sezaman; 2 bersamaan waktu, dalam waktu yang sama; 3 masa kini, dewasa ini. Untuk menjelaskan lebih jauh, Badudu memberikan satu contoh kalimat,
yakni “ seni kontemporer tidak dapat bertahan lama”. Dengan contoh ini Badudu ingin menegaskan bahwa seni kontemporer adalah seni yang bertahan sezaman saja.
Menurut Danto dalam buku Acep Iwan Saidi, seni rupa kontemporer seni yang dihasilkan oleh struktur produksi yang belum pernah ada sebelumnya. Supaya seni
rupa kontemporer tidak disamakan dengan berbagai aktivitas atau praktek seni rupa pada masa kini. Danto juga menyarankan bahwa seni rupa kontemporer bisa
dipahami sebagai seni rupa yang memiliki kecenderungan postmodern Acep Iwan Saidi, 2008:19. Hampir semua cacatan perkembangan seni kontemporer yang sudah
dipublikasi melihat gerakan pop art yang muncul di Amerika Serikat pada dekade 1960 sebagai tanda awal seni kontemporer. Beberapa karya yang sering ditunjuk
sebagai kemunculan ini, antara lain, 200 Campbell’s Shoup Cans 1962 karya Andy
Warhol, menyajikan 200 kaleng sup merek Campbell’s yang disusun berjajar
kesamping, Numbers 1963 karya Jasper Johns menampilkan susunan angka-angka secara acak, dan, Noise 1963 karya Ed Ruscha menyajikan susunan huruf berbunyi
noise Akili Museum Art Award, 2008:73.
27
2.4 Tinjauan Terhadap Unsur- Unsur Visual Seni R upa