Tabel 4.10. Biaya Penyimpanan berdasarkan Jenis Material
No Material
Harga Materialunit
Rp Pembayaran
Biaya Simpan UnitBulan
Langsung Tidak
Langsung Langsung
Rp Tidak
Langsung Rp
1 Kayu Papan 220
52,000.00 9.50
2.00 411.67
86.67 2
Kayu Broti 57 45,500.00
9.50 2.00
360.21 75.83
3 Kayu Dolken
20,000.00 9.50
2.00 158.33
33.33 4
Plywood 9 mm 125,000.00
9.50 2.00
989.58 208.33
5 Pasir
106,050.00 9.50
2.00 839.56
176.75 6
Kerikil 150,000.00
9.50 2.00
1,187.50 250.00
7 Semen
54,400.00 9.50
2.00 430.67
90.67 8
Ready mix K-175 738,500.00
9.50 2.00
5,846.46 1,230.83
9 Besi beton Ø 6 mm-12 M
35,910.00 9.50
2.00 284.29
59.85 10
Besi beton Ø 8 mm-12 M 63,990.00
9.50 2.00
506.59 106.65
11 Besi beton Ø 10 mm-12 M
99,900.00 9.50
2.00 790.88
166.50 12
Besi beton Ø 12 mm-12 M 143,910.00
9.50 2.00
1,139.29 239.85
13 Besi beton Ø 13 mm-12 M
168,750.00 9.50
2.00 1,335.94
281.25 14
Kawat beton 487,500.00
9.50 2.00
3,859.38 812.50
4.6. Penentuan Jumlah Pemesanan Lotting
Total kebutuhan material tabel 4.8 yang telah dianalisis pada subbab sebelumnya menjadi data input yang akan direncanakan ukuran pemesanannya.
Asumsi yang digunakan pada proses lotting ini adalah supplier bisa memenuhi jumlah pemesanan material dengan cepat dan dengan jumlah berapapun, waktu
ancang lead time tetap selama 2 hari serta time schedule proyek tidak berubah sepanjang pelaksanaan.
4.6.1. Metode Lot For Lot LFL
Perhitungan metode lot for lot untuk material kayu papan 220 berdasarkan total kebutuhan material tabel 4.8 adalah sebagai berikut: Pada bulan ke-2 kebutuhannya
Universitas Sumatera Utara
adalah 1041,60 unit, persediaan awal adalah 0. Jumlah pemesanan lotting yang dipesan adalah 1041,60 unit, karena pada metode lot for lot kebutuhan menjadi
jumlah yang akan dipesan. Rencana pengiriman dilakukan berdasarkan waktu ancang lead time yang direncanakan yaitu 2 hari tetap pada setiap proses pemesanan,
sehingga material harus tiba di lapanganproyek 2 hari sebelum jadwal kebutuhannya, untuk itu rencana pengiriman dilakukan pada akhir bulan ke-1.
Jumlah persediaan akhir adalah jumlah material yang tiba di lapangan yang juga merupakan lotting 1041,60 unit ditambah persediaan awal 0 unit dikurangi total
kebutuhan pada bulan ke-2 1041,60 unit, sehingga persediaan akhirnya 0 unit. Untuk pemenuhan kebutuhan pada bulan-bulan berikutnya dilakukan dengan cara
yang sama. Proses perhitungan untuk jenis-jenis material lainnya secara detail dihitung pada tabel 4.11 lampiran 7. Pada metode lot for lot persediaan minimum
adalah sama dengan jumlah yang di order.
4.6.2. Metode Economic Order Quantity EOQ
Perhitungan metode economic order quantity untuk material kayu papan 220 berdasarkan total kebutuhan material tabel 4.8 adalah sebagai berikut: Untuk
menghitung jumlah pemesanan EOQ digunakan data daftar harga material tabel 4.9, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan tabel 4.10. Hasil perhitungannya
dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini Tabel 4.12. Ukuran Jumlah Pemesanan lotting Metode EOQ
No Jenis Material
Volume Kebutuhan
Barang Biaya pemesanan
Biaya Penyimpanan Ukuran
per pesan Rp per unit per bulan Rp
Lotting D
S H
EOQQ 1 Kayu Papan
17,210.00 16,500.00
411.67 1174,55
2 Kayu Broti 6,623.00
16,500.00 360.21
778,94 3 Kayu Dolken
23,870.00 16,500.00
158.33 2230,50
4 Plywood 9 mm 2,049.00
16,500.00 989.58
261,40
Universitas Sumatera Utara
5 Pasir 645.00
16,500.00 839.56
159,22 6 Kerikil
1,058.00 16,500.00
1,187.50 171,47
7 Semen 9,022.00
16,500.00 430.67
831,45 8 Ready mix K-175
1,108.00 16,500.00
- -
9 Besi beton Ø 6 mm 8,108.00
16,500.00 284.29
970,14 10 Besi beton Ø 8 mm
10,307.00 16,500.00
506.59 819,40
11 Besi beton Ø 10 mm 1,474.00
16,500.00 790.88
248,00 12 Besi beton Ø 12 mm
4,587.00 16,500.00
1,139.29 364,51
13 Besi beton Ø 13 mm 4,560.00
16,500.00 1,335.94
335,62 14 Kawat beton
154.00 16,500.00
3,859.38 36,29
Nilai lotting EOQQ pada tabel di atas digunakan sebagai jumlah pemesanan yang akan dipesan atau sebagai acuan sekaligus bisa menjadi ukuran pemesanan
untuk persediaan minimum yaitu dengan menjumlahkan kebutuhan setiap periode pada bilangan terdekat dengan nilai EOQ jika kebutuhan tiap periode tersebut
dibawah EOQ atau tidak dijumlahkan jika lebih besar dari EOQ dan pemesanan dilakukan sejumlah itu.
Pada perhitungan kebutuhan kayu papan pada bulan ke-2 adalah 1041,60 unit, masih lebih kecil dari EOQ 1174,55 unit. Kebutuhan bulan ke-2 dan ke-3 adalah
1041,60 + 1887,83 = 2929,43 unit. Karena kebutuhan bulan ke-2 1041,60 unit lebih dekat dengan EOQ, maka lotting pada bulan ke-2 sebesar bilangan EOQ. Rencana
pengiriman dilakukan berdasarkan waktu ancang lead time yang direncanakan yaitu 2 hari tetap pada setiap proses pemesanan, sehingga material harus tiba di
lapanganproyek 2 hari sebelum jadwal kebutuhannya, untuk itu rencana pengiriman dilakukan pada akhir bulan ke-1. Jumlah persediaan akhir adalah jumlah material
yang tiba di lapangan yang juga merupakan lotting 1174,55 unit ditambah persediaan awal 0 unit dikurangi total kebutuhan pada bulan ke-2 1041,60 unit,
sehingga persediaan akhirnya 132,95 unit, nilai ini menjadi persediaan awal untuk
Universitas Sumatera Utara
periode berikutnya bulan ke-3. Pada bulan ke-3 kebutuhan sebesar 1887,83 unit, nilai EOQ 1174,55 unit ditambah persediaan 132,95 unit tidak mencukupi
kebutuhan 1174,55 + 132,95 = 1307,50 unit, pemesanan tidak bisa dilakukan dengan memakai nilai EOQ untuk itu jumlah pemesanan dilakukan dengan
menjumlahkan kebutuhan bulan ke-3 ditambah bulan ke-4 dikurangi persediaan awal adalah 1887,83 + 917,81 -132,95 = 2672,69 unit. Untuk bulan ke-4 sampai
seterusnya nilai lotting sebesar kebutuhan pada periode tersebut karena nilai EOQ lebih kecil dari kebutuhan. Proses perhitungan untuk jenis-jenis material lainnya
secara detail dihitung pada tabel 4.13 lampiran 8.
4.7. Total Biaya Persediaan