KELEMBAGAAN PENGELOLA TANAMAN NYAMPLUNG

15 biodisel dan memajukan usaha rumah tangga pedesaan dan secara tidak langsung akan mengurangi tekanan terhadap kelestarian hutan. Diharapkan juga dengan penyediaan biodiesel nyamplung berdampak positif terhadap perkembangan usaha produktif di pedesaan dan dapat memandirikan ekonomi rumah tangga penduduknya. Melalui kegiatan identifikasi pola konsumsi energi masyarakat pedesaan pada berbagaitingkat kelompok ekonomi pedesaaan rumah tangga, usaha kecil menengah dan transportasi, dapat ditetapkan strategi penyediaan bahan baku dari hutan tanaman nyamplung yang ada dan akan dibangun dapat memasok bahan baku unit-unit pengolah biodiesel tersebut secara berkelanjutan.

B. KELEMBAGAAN PENGELOLA TANAMAN NYAMPLUNG

Kajian kelembagaan pengelolaan SDE Nyamplung sampai tahun 2014 akan dapat mencakup : 1. Organisasi atau bentuk kelembagaan Organisasi dapat dibentuk ditingkat masyarakat langsung berupa berupa lembaga pengelolaan pasokan bahan baku, pengolahan, dan pemasaran biofuel SDE Nyamplung dan kelompok usaha; sedangkan ditingkat pemerintah berupa ForumTim Asistensi DME lembaga penyuluh tingkat Kabupaten yang diketuai oleh BupatiKepala Dinas Kehutanan, dan anggotanya Kepala Dinas-Dinas terkait dan stakeholder lain berupa dan pendampingan usaha di 12 desa target Lembaga dapat merupakan penggabungan rumah tangga atau anggota masyarakat desa bersama-sama dalam wadah lembaga pengelola yang dapat berupa Koperasi Kelompok Petani Nyamplung, Koperasi Kelompok Produsen Biofuel, atau lainnya, merupakan contoh lembaga yang memberi harapan. Pembentukan lembaga atau organisasi pengelola dalam proses pengembangan DME akan efektif 16 bila lembaga tersebut sesuai dengan kebutuhan ekonomi dan kondisi budaya masyarakat. 2. Aturan-aturan baku yang menyangkut prosedur dan bentuk-bentuk artikulasi hubungan dan kepentingan. Tujuan dibentuk lembaga adalah untuk melayani kepentingan dalam rangka memandirikan energi atau mengatasi masalah-masalah sosial terkait dengan pengembangan DME. Adapun peran lembaga dan hubungannya dengan ke berlangsung proses pengembangan DME: 1. Dapat menjadii wadah bagi anggota masyarakat yang menjadi sasaran pengembangan DME; 2. Apabila didalamnya mencakup pengelolaan keuangan, dapat memberi pelayanan tabungan, pinjaman, transaksi usaha dan lain-lain pemenuhan kebutuhan modal bagi masyarakat DME. 3. Apabila didalamnya tercakup lembaga pemasaran desa dapat membantu kelancaran dan perluasan pasar berbagai hasil produksi nyamplung dan biofuel juga sangat bermanfaat. Penguatan organisasi petani dalam koperasi kelompok usaha bersama sangat diperlukan agar mekanisme pasar dapat berlangsung, dalam hal ini petani dapat memiliki posisi tawar setara dengan mitra usahanya, mitra dagangnya, mitra kerjanya dan lain-lain. 4. Dapat meningkatkan keterampilan teknis, administratif dan kewirausahaan. Selain itu, organisasi pengembangan DME di tingkat Kabupaten juga diperlukan untuk melakukan tugas-tugas koordinasi, konsultasi, dan mencarikan alternatif solusi atas hambatan atau kendala dalam kegiatan memandirikan energi masyarakat dan teknis pengembangan DME yang dihadapi oleh masyarakat dan para pendamping fasilitator budidaya nyamplung atau pengolahan biofuel di tingkat desa. Melalui organisasi ini 17 dapat dibangun rasa memiliki dan rasa tanggung jawab dari dinas-dinas terkait atau stakeholder lain terhadap upaya pengembangan DME. Upaya penyamaan persepsi diantara anggota forum sangat diperlukan. Pendampingan merupakan ujung tombak pengembangan DME di tingkat lapangan, bertugas menangkap aspirasi masyarakat dan membangun komitmen pendampingan dengan masyarakat. Pendamping dapat terdiri dari Petugas Lapangan Kehutanan dan Petugas Lapangan Dinas I nstansi terkait tingkat Kabupaten, Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, Pengurus Koperasi dan lain-lain. Pembentukan pendamping dilakukan melalui beberapa tahap pelatihan agar mampu memfasilitasi petani melalui pelatihan dan pendampingan, serta meningkatkan pemahamannya terhadap DME. Jenis-jenis pelatihan untuk pendamping antara lain Penumbuhan Kebersamaan, Penguatan Kelembagaan, Pengembangan Kelembagaan dan Usaha. Setiap selesai satu jenis pelatihan lalu diadakan pelatihan dan pendampingan kelompok petani oleh Tim Pendamping. Karenanya pendamping harus berada di lokasi DME sehingga dapat berbaur langsung dengan para petani agar mudah untuk memfasilitasinya. Proses bimbingan, pelatihan dan pendampingan berperan dalam meningkatkan kemampuan masyarakat untuk melakukan penalaran, perubahan pandangan, harapan, struktur dan nilai-nilai sosial, yang pada gilirannya dapat membangkitkan hasrat untuk maju dan mandiri. I ni merupakan proses untuk meningkatkan jumlah orang yang mempunyai keahlian, pendidikan, tambahan ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman sebagai sumberdaya kreatif dan produktif yang dibutuhkan dalam pengembangan DME. Pengetahuan dan keterampilan tentang teknologi merupakan peralatan immaterial atau asset tidak nyata yang diperlukan oleh masyarakat, karena tanpa itu maka modal fisik tidak dapat dimanfaatkan secara produktif. 18

C. ANALI SI S KEBI JAKAN