18
C. ANALI SI S KEBI JAKAN
Salah satu tantangan besar dalam pemasaran adalah bagaimana suatu produk baru dapat berhasil dipasarkan. Jenis produk yang benar-benar
baru seperti biofuel akan menghadapi tantangan dalam pemasarannya.
Untuk menghadapi kendala tersebut diperlukan kebijakan atau aturan yang kondusif hasil kajian yang cukup memadai.
Kajian mencakup: 1.
Uji coba pemasaran Dalam uji pemasaran diidentifikasi tentang pembeli, segmen pasar,
penyalur, efektifitas pemasaran, potensi pasar, dan informasi terkait lainnya. saluran distribusi adalah jenis penyalur apa yang sesuai untuk
biofuel, bagaimana syarat-syarat penjualan atau pembayaran, serta perjanjian penempatan
biofuel di toko. 2.
Berbagai perilaku konsumen Dalam hal ini diamati segmen pasar, kelompok pembeli potensial yang
terbaik yang akan dijadikan sasaran promosi dan distribusinya. Pembeli potensial semestinya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
mereka bisa menerima adopter, pengguna yang kuat atau dalam jumlah
banyak, panutan opinion leader, bersedia berpendapat positif tentang
biofuel, dan mudah dicapai tanpa memerlukan banyak biaya. Namun dalam kenyataan agak sulit menemukan kelompok pembeli potensial yang
memiliki semua persayaratan, sehingga perlu menetapkannya dengan cara memberi nilai urutan menggunakan dasar persyaratan tersebut.
Berdasar hasil uji pasar dan perilaku konsumen, maka Unit Pengolahan Biofuel dapat belajar memecahkan masalah yang timbul atau mengisi
peluang yang terbuka bagi biofuel. Bila dalam uji ciba pemasaran telah
19
berhasil dengan baik, Unit Pengolahan Biofuel harus siap untuk
mengembangkan fasilitas produksi dengan kapasitas penuh. Hasil kajian kebijakan untuk skala ekonomi usaha dan subsidi serta
investasi disajikan dalam bentuk naskah akademik tentang. 1.
standar biaya subsidi usaha biodiesel 2.
Perpres tentang Daftar Negatif I nvestasi .
D. PENGEMBANGAN KLASTER BI OFUEL BERBASI S HUTAN TANAMAN NYAMPLUNG
Pengembangan biofuel berbasis nyamplung dilakukan berdasarkan konsep kluster, dimana pentahapannya berdasarkan :
1. Tahap inisiasi berupa peningkakan aplikasi teknologi budidaya dan
pengolahan biodiesel melalui perluasan tanaman 10.000 ha tahun dan terbangunnya I ndustri kecil dan menengah pengolahan nyamlung
di 12 Desa Target dan 20 I ndustri rumah tangga 2.
Tahap peningkatan produksi, pada tahap ini diperlukan kegiatan untuk tujuan peningkatan produktivitas bahan baku biodiesel yaitu melalui
peningkatan produktivitas buah lebih dari 10 Kg phn musim panen, atau 30 kg phn thn dan tersedianya pasokan bahan baku untuk DME
nyamplung 109 ton thn selama 2 tahun.
3.
Tahap Peningkatan Kualitas melalui kegiatan pemeliharaan dan perlindungan tanaman yang sudah ada areal Perhutani dan demplot
DME, terbitnya ijin I UPHHBK-HT sebanyak 2 unit di Riau dan Maluku dan I UPHHBK-HA sebanyak 6 lokasi 50 Ha serta standar
pembiayaan usaha pengolahan biofuel Nyamplung di 12 Desa Target dan 20 industri rumah tangga.
20
E. TEGAKAN BENI H BERSERTI FI KAT