Permasalahan RENCANA AKSI Nyamplung 30 Des 09

12

D. Permasalahan

Pada saat ini sebenarnya potensi hutan nyamplung baik alam yang dikelola oleh Taman Nasional, dan Perum Perhutani berbentuk hutan tanaman sudah menghasilkan buah, namun kondisinya belum terpelihara dengan baik, sehingga produktivitas buah biji belum optimal. Kendala yang kemungkinan dihadapi dalam pengembangan energi alternatif di pedesaan antara lain : 1. Tingkat pendapatan di pedesaan masih rendah untuk mampu membiayai kebutuhan energi listrik; 2. Kemampuan masyarakat pedesaan untuk menjamin keberlangsungan instalasi pembangkit baik dari aspek manajemen maupun aspek teknis masih rendah 3. Subsidi energi listrik dan BBM mengakibatkan harga energi yang diproduksi dari sumber energi terbarukan tertentu oleh masyarakat pedesaan kurang kompetitif 4. Lokasi Geografis Desa yang tersebar 5. I nfrastruktur Desa masih kurang memadai 13 I I I . KONDI SI YANG DI HARAPKAN Berdasarkan atas kondisi dan permasalahan yang ada maka diharapkan dari kegiatan Rencana Aksi Nyamplung 5 lima tahun kedepan 2010 – 2014 akan diperoleh luaran berupa: 1. Diperolehnya informasi pola konsumsi energi pada 3 level kelembagaan RT, UKM, Transportasi pada tahun 2010 – 2011 2. Diperolehnya bentuk kelembagaan pengelolaan pasokan bahan baku, pengolahan, dan pemasaran biofuel SDE Nyamplung pada tahun 2010 – 2011 3. Terbangunnya kelembagaan pengelola tanaman Nyamplung melalui kajian kelembagaan, pembentukan kelompok usaha, diklatluh dan pendampingan usaha pada tahun 2010 - 2014 4. Terselenggaranya sosialisasi di areal perhutani, areal I UUPHHBK dan areal RHL di 12 Desa Target pada tahun 2010 – 2014 5. Terbangunnya klaster biofuel berbasis hutan tanaman nyamplung pada tahun 2010 - 2014 6. Terbangunnya industri pengolahan biofuel nyamplung untuk 20 industri rumah tangga pada tahun 2010 – 2014 7. Terselenggaranya mekanisme pemasaran biofuel berbasis nyamplung melalui pembentukan forum komunikasi antar kelompok usaha , temu bisnis dan kegiatan promosi pada tahun 2010 – 2014 8. Terbangunnya tegakan benih bersertifikat pada tahun 2012 – 2014 9. Diperolehnya model pengelolaan hutan tanaman nyamplung sebagai sumber bahan bakar nabati pedesaan pada tahun 2010 – 2014 10. Tersusunnya naskah akademik tentang standar pembiayaan dan subsidi usaha biodiesel serta tinjauan Perpres Daftar Negatif I nvestasi pada tahun 2010 – 2014 11. Terselenggaranya monitoring dan evaluasi di 12 Lokasi demplot DME dan lokasi pengembangan pada tahun 2010 - 2014 14 I V. KEGI ATAN Dalam program aksi pengembangan energi alternatif berbasis nyamplung untuk mencapai harapan sebagaimana dijelaskan pada Bab I I I , maka tahun 2010- 2014 akan dilakukan berbagai kegiatan oleh berbagai institusi lingkup departemen dan BUMN terkait; sedangkan untuk percepatan program tersebut, Departemen Kehutanan memberi kesempatan para pihak baik BUMS maupun lembaga kemasyarakatan dengan memanfaatkan peluang dalam pengembangan energi alternatif dari nyamplung melalui usaha pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah pengembangan. Program aksi yang merupakan kegiatan : BADAN PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN A. I NFORMASI POLA KONSUMSI ENERGI PEDESAAN Permintaan terhadap bahan bakar nabati akan terus meningkat sebagai akibat keterbatasan cadangan dan fluktuasi harga minyak mentah dunia yang terus meningkat. Dengan akan dibangunnya unit-unit pengolah biodiesel berbasis Nyamplung di pedesaan, maka diperlukan data besarnya kebutuhan energi masyarakat untuk menjalankan aktivitas perekonomiannya. Pengolahan biji nyamplung akan memberi manfaat sosial ekonomi bagi penduduk “desa hutan berupa kemudahan pemenuhan kebutuhan energi pedesaan, membuka peluang untuk memajukan industri rumah tangga sebagai usaha produktif, serta memajukan sektor pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar penduduknya. Penyediaan biokerosin atau biodiesel nyamplung diharapkan dapat mensubstitusi penggunaan kayu bakar. Disamping itu, dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri rumah tangga maka meningkat pula volume kebutuhan bahan bakar, sehingga dengan penyediaan biokerosin atau 15 biodisel dan memajukan usaha rumah tangga pedesaan dan secara tidak langsung akan mengurangi tekanan terhadap kelestarian hutan. Diharapkan juga dengan penyediaan biodiesel nyamplung berdampak positif terhadap perkembangan usaha produktif di pedesaan dan dapat memandirikan ekonomi rumah tangga penduduknya. Melalui kegiatan identifikasi pola konsumsi energi masyarakat pedesaan pada berbagaitingkat kelompok ekonomi pedesaaan rumah tangga, usaha kecil menengah dan transportasi, dapat ditetapkan strategi penyediaan bahan baku dari hutan tanaman nyamplung yang ada dan akan dibangun dapat memasok bahan baku unit-unit pengolah biodiesel tersebut secara berkelanjutan.

B. KELEMBAGAAN PENGELOLA TANAMAN NYAMPLUNG