20
E. TEGAKAN BENI H BERSERTI FI KAT
Salah satu indikator dari kegiatan tegakan benih bersertif ikat adalah terbangunnya koleksi provenance dari 12 sumber benih Desa target.
tegakan tersebut sejak awal ditujukan untuk produksi benih, maka tegakan dapat ditanam pada tapak yang kondusif bagi produksi benih dan
diperlakukan untuk menstimulasi produksi benih yang berlimpah serta penebangan pohon-pohon yang jelek dilakukan melalui penjarangan
seleksi hingga jarak antar pohon optimal untuk persilangan Pembangunan sumber benih provenance baik yang ditunjuk dapat
diperoleh dari hutan hutan alam atau hutan tanaman melalui tahapan: 1
Pengumpulan benih
sebagai materi pembangunan TBP berasal dari provenan Nyamplung terbaik dari hasil uji provenan yang telah
dilakukan sebelumnya. Benih dikumpulkan minimal dari 25 pohon induk pada tegakan provenan terbaik.
2
Pembangunan TBP
: menanam bibit dari provenan terbaik dengan jarak tanam awal 3 x 2 m atau 3 x 3 m.
3
Penjarangan
dilakukan setelah tajuk bersinggungan dengan membuang pohon-pohon yang jelek dan produksi buahnya rendah,
untuk mengatur jarak tanam yang optimal agar dapat meningkatkan produksi buah.
4
Jalur isolasi
dibuat untuk menghindari kontaminasi tepung sari dari pohon-pohon yang tidak dikehendaki. Jalur isolasi dibuat minimal
selebar 50 m mengelilingi TBP. 5
Tindakan silvikultur
: Untuk meningkatkan produksi buah dilakukan pemeliharaan penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan
penyakit, dll. dan stimulasi pembungaan.
21
F. MODEL PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN NYAMPLUNG SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKAR NABATI PEDESAAN
Model pengelolaan Hutan tanaman Nyamplung dicapai melalui pendekatan pembangunan Demplot yang terdiri dari:
1. Pembangunan hutan tanaman berupa demplot dengan target 10
demplot DME 50 ha Yapen, Bantul, Kulon Progo, Ciamis, Gorontalo, Nunukan, Kaltim, NTB, Lampung, Maluku dan 2 demplot
yang sudah ada Purworejo dan Banyuwangi serta 1 di Kebumen. Dukungan 50 ha dengan asumsi bahwa pembangunan hutan tanaman
20 000 batang dengan jarak tanam 5m x 5m 2.
Pembangkitan 12 mesin pengolah nyamplung unit pengolahan biodiesel Nyamplung pada demplot-demplot DME
Pembangunan demplot DME dilakukan melalui pentahapan: 1
I dentifikasi Potensi Sumber Energi Terbarukan pengumpulan data potensi, perhitungan potensi energi yang bisa dihasilkan,
2 I dentifikasi Kebutuhan Energi Masyarakat Pedesaan: Kebutuhan
energi masyarakat pedesaan untuk sektor kehutanan diidentifikasi berdasarkan pengumpulan data berdasarkan jasa energi mulai
pembibitan dan penanaman
3
Penyebar Luasan I nformasi Pemanfaatan Energi Setempat peningkatan partisipasi masyarakat, sosialisasi melalui jaringan sosial
masyarakat, sosialisasi melalui jalur formal 4
Operasionalisasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Pemantauan operasionalisasi Pengelolaan dan bimbingan Teknis dan Pelatihan
Operator. Bimbingan teknis merupakan upaya untuk membangun potensi yang dimiliki oleh individu anggota masyarakat atau kelompok
masyarakat dengan cara mendorong encourage, memotivasi dan
membangkitkan kesadaran awareness akan potensi yang dimilikinya
serta berupaya untuk mengembangkannya. Upaya yang amat pokok adalah peningkatan keterampilan.
22
G. MONI TORI NG DAN EVALUASI PROGRAM