9
Tabel 3. Potensi Tanaman Nyamplung di KPH Banyuwangi Selatan
Lokasi Tanaman Tahun
Luas Ha
Kelas Keliling
cm Jumlah
Pohon Prod.Biji p
h Panen kg
Prod Biji Panen
kg Prod Biji Thn
3x panen kg
BKPH Pedotan
- RPH Purwosari
- Pet ak : 33
e 34
c 35
e 1987
1987 1987
14,6 4,8
43,0 12.045
3.960 35.475
8 8
8 96.360
31.680 283.800
289.080 95.040
851.400
Jumlah 62,4
51.480 8
411.840 1.235.520
Sumber : Direksi Perum Perhutani, 2009
B. Kebijakan Pengembangan yang telah dilaksanakan
Pengembangan tanaman nyamplung selama ini didasarkan atas beberapa hal antar lain:
1. Konservasi dan Rehabilitasi lahan
Tanaman nyamplung dipilih dalam upaya kegiatan konservasi dan rehabilitasi lahan terutama pada kawasan pinggir pantai. Pemilihan
jenis tanaman ini didasarkan atas durabilitas tanaman, kesesuaian lahan dengan tempat tumbuh, kemudahan dalam membudidayakannya
serta fungsi yang dimiliki sebagai wind breaker. Beberapa bentuk
kegiatan yang telah dilaksanakan berasarkan atas pertimbangan hal tersebut diatas adalah kegiatan penanaman tanaman nyamplung oleh
Perum Perhutani di KPH Kedu Selatan Unit I Jawa Tengah dan KPH Banyuwangi Selatan Unit I I Jawa Timur . Selain itu tanaman
nyamplung juga dipergunakan pada kegiatan rehabilitasi lahan oleh Departemen Kehutanan Ditjen RLPS pada lahan milik TNI AD bahkan
saat ini telah terbentuk MoU kegitan tersebut.
10
2. Pembangunan DME
DME dikembangkan dengan konsep pemanfaatan energi setempat khususnya energi terbarukan untuk pemenuhan kebutuhan energi dan
kegiatan yang bersifat produktif. Adapun tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas, kesempatan kerja dan kesejahteraan
masyakat pada umumnya melalui penyediaan energi terbarukan yang terjangkau dan berkelanjutan.
Pengembangan DME dimaksudkan untuk menjadikan kegiatan penyediaan energi sebagai
entry point dalam pengembangan kegiatan ekonomi perdesaan.
Terkait hal di atas, telah disusun Renstra DME 2009-214, dengan kegiatan mencakup :
1 Ketahanan Energi
2 Diversifikasi Energi
3 Pemanfaatan Sumber Daya Energi Terbarukan
4 Pengembangan Skema Pembiayaan
5 Pengembangan teknologi Tepat Guna
6 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Energi Terbarukan
C. Manfaat
Nyamplung selain bermanfaat sebagai bahan baku biofuel, kayunya termasuk kayu komersial, dapat digunakan untuk bahan pembuatan
perahu, balok, tiang, papan lantai dan papan pada bangunan perumahan dan bahan kontruksi ringan Martawidjaja et al., 2005; getah- dapat
disadap untuk mendapatkan minyak yang dikenal dengan nama minyak tamanu Tahiti, minyak undi I ndia, minyak domba Afrika. Bahan aktif
dari getah ini diindikasikan berkhasiat untuk menekan pertumbuhan virus HI V; daun-mengandung senyawa costatolide-A, saponin dan acid
hidrocyanic yang berkhasiat sebagai obat oles untuk sakit encok, bahan
11
kosmetik untuk perawatan kulit, menyembuhkan luka seperti luka bakar dan luka potong; bunga- dapat digunakan sebagai campuran untuk
mengharumkan minyak rambut. Biji- setelah diolah menjadi minyak bermanfaat untuk pelitur, minyak rambut dan minyak urut, berkhasiat juga
untuk obat urus-urus dan rematik Dari proses minyak nyamplung dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan
antara lain : 1.
Minyak dari biji nyamplung sebagai bahan baku biodisel. 2.
Minyak nyamplung dapat digunakan sebagai bahan bakar pencampur minyak tanah biokerosine, yaitu :
a. Kompor sumbu dengan perbandingan campuran minyak tanah dan
minyak nyamplung 50 : 50 b.
Kompor semawar dengan perbandingan campuran minyak tanah dan minyak nyamplung 30 : 70
c. Tungku semen pasir dengan perbandingan campuran minyak tanah
dengan minyak nyamplung 70 : 30, selain itu tungku ini dapat menggunakan bahan bakar biji utuh dengan briket limbah
3. Metil stearat stearin yang dihasilkan dari endapan biodisel setelah
dipadatkan dan dihilangkan racunnya dapat dibuat coklat putih dengan harga Rp. 20.000,- kg
4. Limbah pengepresan biji berupa bungkil yang terdiri dari campuran
tempurung, daging biji, dan minyak yang dapat digunakan untuk pembuatan briket bungkil atau briket arang.
5. Apabila tempurungnya dapat dipisahkan dari limbah, maka tempurung
tersebut dapat dimanfaatkan untuk arang aktif yang daging limbah harganya tinggi.
Sampai saat ini, bagian pohon nyamplung yang telah dimanfaatkan yaitu kayu dan bijinya.
12
D. Permasalahan