Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Jangka Waktu Pelaksanaan Rencana Aksi Potensi dan Sebaran

4 instalasi pembangkit energi berbasis nyamplung. Untuk memperoleh dampak manfaat yang lebih luas, maka pembangunan desa percontohan pengguna energi berbasis nyamplung akan menjadi pilihan kegiatan yang prioritas. Hal ini diharapkan dapat berimplikasi terhadap minat masyarakat banyak dan juga industri untuk mengembangkan nyamplung sebagai biofuel potensial di masa mendatang. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kehutanan telah melaksanakan penelitian terhadap nyamplung untuk keperluan biofuel secara komprehensif. Hasil yang secara nyata dapat dimanfaatkan antara lain rekayasa mesin pengolah biji nyamplung untuk biofuel serta uji coba bahan bakar murni 100 dari biofuel nyamplung. Adapun hasil penelitian telah disajikan dalam bentuk buku, disosialisasikan dalam beberapa seminar berskala nasional dan internasional, serta diuji coba melalui demonstrasi road test menggunakan alat transportasi jeep dan bus dengan total jarak tempuh 320 km dengan bahan bakar murni 100 biodiesel nyamplung B100 tanpa kendala teknis. Biodiesel nyamplung yang dihasilkan telah memenuhi standar SNI 04-7182-2006. Hasil penelitian tersebut dapat diakses melalui website Badan Litbang Kehutanan. Sehubungan dengan hal tersebut, Departemen Kehutanan akan menindaklanjutinya dengan melalukan kegiatan pengembangan dalam Aksi Pengembangan Energi Alternatif berbasis Nyamplung di 12 lokasi target yang tercakup dalam 9 provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Gorontalo, Maluku Tengah, dan Provinsi Papua serta kawasan hutan lainya yang punya potensi sumber daya.

B. Maksud dan Tujuan

Terwujudnya pemenuhan sebagian energi alternatif berbasis Nyamplung untuk mendorong peningkatan perekonomian pedesaan, tahun 2014. 5

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan meliputi pengembangan demplot DME di Jawa dengan pasokan biji nyamplung dari kawasan hutan Perhutani dan Hutan Rakyat, di luar Jawa dengan pasokan biji nyamplung dari Hutan Tanaman dan Pemanfaatan Hutan Alam, serta pengembangan melalui RHL dan Corporate Social Responsibility CSR.

D. Jangka Waktu Pelaksanaan Rencana Aksi

Rencana Aksi Pengembangan Energi Alternatif Berbasis Nyamplung akan dilaksanakan selama 5 tahun, mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. 6 I I . KONDI SI PENGEMBANGAN BI OFUEL NYAMPLUNG SAAT I NI

A. Potensi dan Sebaran

Nyamplung adalah salah satu sumber energi nabati yang potensial yang berasal dari kawasan hutan dan tersebar merata di seluruh kepulauan di I ndonesia. Keunggulan nyamplung sebagai bahan baku energi nabati adalah daya survival tanaman sangat tinggi terbukti dengan penyebarannya yang merata hampir di seluruh daerah terutama pada daerah pesisir pantai di I ndonesia antara lain: Taman Nasional TN Alas Purwo, TN Kepulauan Seribu, TN Baluran, TN Ujung Kulon, Cagar Alam CA Pananjung Pangandaran, Kawasan Wisata KW Batu Karas, Pantai Carita Banten, P. Yapen, Jayapura, Biak, Nabire, Manokwari, Sorong, Fakfak wilayah Papua, Halmahera dan Ternate Maluku Utara, TN Berbak Pantai Barat Sumatera. Tegakan nyamplung dari hutan alam memberikan jumlah anakan alami yang melimpah. Komposisi tegakan terdiri atas tegakan muda sampai tua dan masih produktif menghasilkan biji hingga umur 50 tahun. Produksi biji per hektar tinggi, yaitu sekitar 10-20 ton per ha per tahun. Rendemen minyak tinggi, yaitu potensial 65 dan terekstrak 40-45 . Kayu nyamplung juga sudah diperdagangkan secara komersial oleh masyarakat sebagai bahan baku pembuatan kapal nelayan. Sampai saat ini potensi alami nyamplung di I ndonesia belum diketahui secara pasti, namun dari hasil penafsiran tutupan lahan dari Citra satelit Landsat7 ETM + seluruh pantai di I ndonesia tiap provinsi 2003, diduga tegakan alami nyamplung mencapai total luasan 480.000 Ha, dan sebagian besar ± 60 berada dalam kawasan hutan. Rincian luasan di masing- masing wilayah tertera pada tabel 1, dan tebaran tegakan nyamplung terlihat pada gambar 2. 7 Berdasarkan tebaran pada gambar tersebut, dugaan luasan tegakan nyamplung di masing-masing wilayah di I ndonesia tercantum pada Tabel 1. Tabel. 1. Dugaan luasan tegakan hutan Nyamplung di I ndonesia Luasan Lahan Potensial untuk Budidaya nyamplung Ha No Wilayah Fungsi Letak Bertegakan nyamplung Tanah Kosong dan Belukar Total Luar Kawasan 6.800 24.600 31.400 1. Sumatera Dalam Kawasan 7.400 16.800 24.200 Luar Kawasan 14.200 41.400 55.600 2. Jawa Dalam Kawasan 2.200 3.400 5.600 Luar Kawasan 13.500 1.300 14.800 3. Bali dan Nusa Tenggara Dalam Kawasan 15.700 4.700 20.400 Luar Kawasan 21.700 39.400 61.100 4. Kalimantan Dalam Kawasan 10.100 19.200 29.300 Luar Kawasan 5.600 6.100 11.700 5. Sulawesi Dalam Kawasan 3.100 5.900 9.000 Luar Kawasan 21.100 30.800 51.900 6. Maluku Dalam Kawasan 8.400 9.700 18.100 Luar Kawasan 5.300 8.100 13.400 7. I rjabar Dalam Kawasan 28.000 34.900 62.900 Luar Kawasan 9.400 5.000 14.400 8. Papua Dalam Kawasan 79.800 16.400 96.200 Total 255.300 255.400 480.700 8 Selain data tersebut di atas, saat ini telah dilakukan pengembangan tanaman nyamplung di Pulau Jawa yang dilakukan oleh Perum Perhutani di wilayah KPH Kedu Selatan Unit I Jawa Tengah dan KPH Banyuwangi Selatan Unit I I Jawa Timur dengan potensi tercantum pada Tabel 2 dan 3. Tabel 2.. Hasil I nventarisasi Tanaman Nyamplung di KPH Kedu Selatan Lokasi Tanaman Tahun Luas Ha Kelas Keliling cm Jumlah Pohon Prod.Biji ph Panen kg Prod Biji Panen kg Prod Biji Thn 3x panen kg 1980 11 – 20 21 – 30 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 91 – 100 1.077 1.394 1.804 1.684 1.394 701 496 0,16 0,65 1,26 1,06 1,44 4,42 1,52 177 906 2.266 1.792 2.007 3.096 754 530 2.718 6.797 5.375 6.022 9.287 2.262 8.550 1,29 10.997 32,992 BKPH Purworejo - RPH Loano - Pet ak : 129 1950 19 77 91 – 100 101 – 110 111 – 120 121 – 130 131 – 140 141 – 150 151 – 160 161 – 170 181 – 190 191 – 200 201 up 267 400 - 400 133 399 133 133 133 133 133 10,1 25,32 - 29,5 18,2 39,5 30 25,2 45,6 80 51,8 2.697 10.128 - 11.800 2.421 15.761 3.990 3.352 6.065 10.640 6.889 8.090 30.384 - 35.400 7.262 47.282 11.970 10.055 18.194 31.920 20.668 2.264 32,57 73.742 221.225 Jumlah 136,2 10.814 84.739 84.739 254.216 Sumber : Direksi Perum Perhutani, 2009 9 Tabel 3. Potensi Tanaman Nyamplung di KPH Banyuwangi Selatan Lokasi Tanaman Tahun Luas Ha Kelas Keliling cm Jumlah Pohon Prod.Biji p h Panen kg Prod Biji Panen kg Prod Biji Thn 3x panen kg BKPH Pedotan - RPH Purwosari - Pet ak : 33 e 34 c 35 e 1987 1987 1987 14,6 4,8 43,0 12.045 3.960 35.475 8 8 8 96.360 31.680 283.800 289.080 95.040 851.400 Jumlah 62,4 51.480 8 411.840 1.235.520 Sumber : Direksi Perum Perhutani, 2009

B. Kebijakan Pengembangan yang telah dilaksanakan