Iklim SDM Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2017

Bab. II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD II-42 . . . Transmigrasi swakarsa ‐ ‐ ‐ ‐ Kurang Baik . . . Kontribusi transmigrasi terhadap PDRB Kurang Baik 3 DAYA SAING DAERAH 3.1 Fokus Fasilitas WilayahInfrastruktur Cukup Baik . . . Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan kmunit Cukup Baik . . Jumlah Orang Barang yang Terangkut Angkutan Umum . . 6 . 6 . 6 ,66 Naik Cukup Baik . . Jumlah Org Barang Melalui Dermaga Bandara Terminal per Tahun . 6. . . ,66 Naik Cukup Baik

3.2 Iklim

berinvestasi Cukup Baik . . Angka kriminalitas , . , . , . ‐ , . Cukup Baik . . Jumlah demo ‐ ‐ Cukup Baik . . Lama Proses Perijinan, dan 6 hari 6 hari 6 hari 6 ari ari Baik . . Persentase desa berstatus swasembada Cukup Baik

3.3 SDM

‐ . . Rasio Ketergantungan , , , ‐ Cukup Baik . . Rasio lulusan S‐ ,S‐ dan S‐ terhadap total penduduk , , , ‐ Kurang

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2017

Permasalahan pelaksanaan programkegiatan di Kabupaten OKU Selatan Tahun Anggaran ‐ adalah : 1 Pendidikan Dari pelaksanaan program dan kegiatan urusan pendidikan ditemukan permasalahan dan solusi sebagai berikut : Secara umum jumlah guru termasuk tenaga guru tidak tetap telah mencukupi setiap jenjang dan jenis sekolah, namun penyebaran guru yang telah PNS belum merata serta kompetensi dan kualifikasi guru perlu ditingkatkan untuk mengatasi hal ini dimasa yang akan datang diperlukannya distribusi guru secara merata melalui koordinasi dengan instansi terkait serta peningkatan kompetensi melalui pelatihan baik kegiatan MGMP maupun melalui pola pembelajaran jarak jauh UPBJJ Palembang secara mandiri maupun subsidi. Akses pelayanan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah masih kurang, terutama pada jenjang pendidikan kejuruan. Untuk solusi hal ini dapat diatasi dengan pendirian kelas jauh, apabila telah dianggap cukup siswanya tersebut dapat didefinitipkan. Saat ini semua pendataan ditingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional berbasis website sedangkan ditingkat sekolah masih belum memenuhi tenaga sumber daya manusia yang memiliki kecakapan di bidang teknologi informasi sehingga sekolah kesulitan menggunakan aplikasi yang berbasis teknologi informasi tersebut. Bab. II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD II-43 Untuk mengatasi hal ini dimasa yang akan datang perlu dilaksanakan pelatihan secara kontinu dan berkelanjutan untuk memudahkan akses pendataan berbasis website. Sarana penunjang pendidikan berupa gedung untuk UPTD, Dewan Pendidikan, Komite Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan PGR saat ini belum tersedia, adapun upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi hal ini yakni jika memungkinkan anggaran pada tahun‐tahun yang akan datang dapat mengalokasikan anggaran kepada pembangunan sarana penunjang pendidikan tersebut, saat ini pembangunan gedung PGR telah dimulai secara swadaya masyarakat dan guru serta bantuan pihak ketiga yang tidak mengikat. Kepala sekolah di semua jenis dan jenjang sekolah sebagian besar belum mengikuti diklat kompetensi sebagai kepala sekolah sebagai syarat menduduki jabatan kepala sekolah, untuk mengatasi hal ini kiranya instansi yang berkompeten melakukan pelatihan dan diklat calon kepala sekolah secara bertahap. 2 Kesehatan Permasalahan Kesehatan : a. Permasalahan dalam Pencegahan dan Pemberantasan dan pengendalian penyakit menular masih Rendahnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan dan pengendalian penyakit b. Permasalahan dalam Pencegahan dan Pemberantasan V ADS antara lain : ‐ Kurangnya kesadaran kelompok resiko tinggi untuk melakukan VCT ‐ Belum adanya kesamaan persepsi stakeholders dalam upaya penanganan V ADS. ‐ Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap masalah V ADS. ‐ Adanya stigma dimasyarakat yang dapat menghambat upaya pencegahan dan penanggulangan VADS. ‐ Kurangnya kesadaran kelompok resiko tinggi untuk melakukan save sex 3 Pekerjaan Umum Dari pelaksanaan program dan kegiatan urusan pekerjaan umum ditemukan permasalahan dan solusi sebagai berikut : Kendala utama yang dihadapi dalam pemenuhan kebutuhan infrastruktur lingkungan utamanya jalan lingkungan adalah keterbatasan tenaga dalam melakukan survey maupun pendataan kondisi jalan lingkungan yang ada pada setiap wilayah desa. Fasilitas pengandaan air minum masih mengalami banyak kendala di wilayah ini berkaiatan dengan kebijakan dan pengadaaan sarana prasarana: a Belum lengkap dan terbarukannya perangkat peraturan yang mendukung penyediaan air minum dan sanitasi yang layak. Bab. II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD II-44 b Belum adanya kebijakan komprehensif lintas sektor dalam penyediaan air minum dan sanitasi yang layak. c Menurunnya kualitas dan kuantitas sumber daya air minum, akibat pencemaran terhadap sumber air baku dan banyaknya rumah tangga yang menggunakan air minum non perpipaan. d Belum diimbanginya pertumbuhan penduduk, terutama di perkotaan dengan pembangunan infrastruktur air minum dan sanitasi yang layak. Tingkat investasi dalam penyediaan sambungan perpipaan khususnya di perkotaan tidak mampu mengimbangi laju pertumbuhan penduduk perkotaan. e Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan praktik Perilaku idup Bersih dan Sehat PBS . f Masih terbatasnya penyedia air minum yang layak baik oleh PDAM dan non‐ PDAM yang sehat kredibel dan profesional , terutama di daerah perkotaan. g nvestasi sistem penyediaan air minum dan sanitasi yang layak masih kurang memadai, baik dari pemerintah maupun swasta. Pendanaan sebagian besar masih bertumpu pada anggaran Pemerintah Pusat. Persoalan dalam sistem pengelolaannya yang berupa pembangunan nstalasi Pengolahan Air Limbah Domestik baik setempat maupun terpusat belum dikelola. Permasalahan kelembagaan dalam program WSMP APL‐ relatif lebih kompleks, karena melibatkan banyak instansi, lembaga, dan stakeholders mulai dari tingkat pusat sampai daerah. Karena itu, kemampuan mengenali permaslahan kelembagaan yang sesuai, merupakan satu permasalahan yang esensial dalam pengembangna program WSMP di masa mendatang. 4 Perumahan Adapun permasalahan yang sering muncul dalam pembangunan bidang perumahan, khususnya terhadap rumah yang tidak layak hunirumah kumuh yang dominan adalah sebagai berikut : Masalah status kepemilikan tanah, sampai saat ini ada beberapa rumah yang belum dapat direhab karena status tanah yang tidak jelas atau bukan milik orang yang menempati. Solusi yang telah diambil oleh pemerintah terhadap kasus tersebut adalah dengan dibuatkan surat pernyataan tidak keberatan untuk dibangun dan ditempati selama minimal tahun yang ditanda tangani oleh penerima bantuan dan pemilik tanah yang disaksikan serta ditandatangani pejabat RTRWKepala Desa; Masih adanya rumah yang secara fisik masuk kriteria tidak layak huni namun belum masuk dalam SK Bupati. Bab. II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD II-45 Untuk menyikapi hal tersebut Dinas Teknis telah melakukan pendataan lagi terhadap rumah yang tidak layak huni, dengan memperhatikan riwayat pemilik rumah tersebut, artinya pemilik rumah merupakan warga pendatang atau telah lama tinggal pada alamat yang sekarang ditempati, dengan tujuan ada pertimbangan keptutan untuk memperoleh bantuan pembangunan rumah; Kondisi fisik pemilik rumah berusia lanjut dan tidak memiliki saudara, sehingga jika diberikan bantuan dikhawatirkan tidak akan bisa merawat rumah yang telah ditempati, untuk menyikapi kondisi tersebut jika yang bersangkutan berusia lanjut dan tidak memiliki saudarakerabat, maka akan disampaikan kepada Dinas Sosial untuk dirawat melalui panti jompokarang werda. 5 Penataan Ruang Pada urusan penataan ruang di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan ditemui kendala yaitu : Keterbatasan anggaran pemerintah daerah dalam penyusunan rencana rinci tata ruang sebagai tindak lanjut dari perencanaan kawasan‐kawasan strategis yang telah diamanahkan dalam RTRW Kab. Ogan Komering Ulu Selatan; Sesuai dengan PP Nomor Tahun tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, mengamanahkan bahwa setiap proses legalisasi untuk setiap produk tata ruang, harus mendapatkan rekomendasi dari Gubernur dan dari BKPRN, proses legalisasi yang cukup panjang ini menyebabkan beberapa dari produk rencana rinci tata ruang yang belum terlegalisasi; Dalam rangka penyediaan data pemanfaatan lahan secara berkala, seringkali mendapatkan banyak kendala dikarenakan dinamika perubahan pemanfaatan lahan yang cukup pesat, dan tidak semua kegiatan yang berjalan mengajukan permohonan izin pemanfaatan ruang; Persoalan mengenai kegiatan reklamasi dan rehabilitasi tambang 6 Perencanaan Pembangunan Dari pelaksanaan program dan kegiatan urusan perencanaan pembangunan ditemukan permasalahan dan solusi sebagai berikut : Bappeda dan Penanaman Modal merupakan bagian penting dari sebuah pemerintah, karena Bappadea dan penanaman Modal sangat terkait erat dengan penyusunan perencanaan pembangunan ke depan. Keberhasilan penyusunan perencananaan tentu saja sangat ditentukan oleh kualitas SDM di kedua unit kerja. asil pengamatan menunjukkan masih kurangnya SDM yang menguasai perencanaan dan penganggaran. Oleh karenanya, bimbingan tehnik, diklat gelar dan non gelar, diklat tehnis serta sosialisasi kebijakan harus diselenggarakan secara berkelanjutan. Bab. II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD II-46 Proses penyusunan perencanaan juga selalu berkaiatan dengan ketersediaan data yang akurat dan tepat. Untuk itu, pihak Bappeda dan Penanaman Modal diharapkan Terus berkoordinasi dengan instansi terkait dan menunmbuhkan kesadaran akan pentingnya data untuk perencanaan pembangunan. Website Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang telah dibuat mengalami kendala dalam updating data terbaru. Oleh karenanya, perlu dilakukan pelatiha terhadap tehnisi yang berkaitan dengan pengelolaan web tersebut, sehingga setiap informasi terbaru yang berkaitan dengan Ogan Komering Ulu Selatan dapat segera diinformasikan melalui Website. 7 Perhubungan permasalahan perhubungan yang membutuhkan solusi pemecahannya antara lain sebagai berikut : Masih banyaknya kebutuhan akan rambu‐rambu dan pendukung kelengkapan jalan lainnya. Banyaknya kebutuhan tersebut muncul sebagi sebuah tuntutan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan dan juga banyaknya permintaan dari masyarakat. Namun untuk memenuhi tuntutan tersebut harus kemampuan anggaran yang tersedia Untuk mengatasinya, maka pengadaan rambu dan pendukung kelengkapan jalan lainnya dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kemampuan anggaran dengan tetap memperhatikan skala prioritas untuk penyediaan rambu‐rambu pada jalur, jalan atau kawasan tertentu. . Masih banyaknya jukir liar Keberadan jukir liar yang sering mengganggu Jukir resmi pada jam‐jam kerja baik siang atau Malam tentu saja sangat meresahkan baik bagi jukir resmi maupun bagi masyarakat pengguna jasa parkir. Selain itu diperparah juga dengan kedisiplinan juru parkir resmi yang terkadang masih belum mengutamakan kenyamanan dan keamanan para pengguna parkir. Bahkan ada yang meminjamkan pakaian kerja kepada orang lain untuk melakukan tugas jukir dengan tidak disertai bukti retribusi parkir yang resmi. Untuk itu perlu pemberian pembinaan atau arahan kepada jukir resmi dan peningkatan volume patroli setiap bulan sehingga banyak jukir liar yang tidak berani mengganggu mengambil alih lokasi kerja jukir resmi, serta guna mengatur jam kerja maka regu patrol dibagi dalam dua regu yang selalu intensif melaksanakan patroli wilayah. Serta mengadakan pendekatan dan pembinaan kepada jukir, termasuk yang tidak menyetorkan hasil pemungutan retribusi parkir di tepi jalan umum guna meningkatkan Pendapatn Asli Daerah yaitu Retribusi parkir di tepi jalan umum. Bab. II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD II-47 . Keterbatasan anggaran dan Keamanan Fasilitas Umum Terbatasnya anggaran di SKPD, adanya rambu lalu‐lintas yang hilang sehingga dalam pelaksanaannya kurang maksimal. Untuk itu Perlunya penambahan anggaran di SKPD guna menunjang kelancaran rehabilitasipemeliharaan rambu lalu‐lintas, mengingat pentingnya rambu lalu‐lintas untuk keselamatan bagi masyarakat penggunan jalan. 8 Lingkungan Hidup Dalam upaya mewujudkan tujuan dan capaian bidang Lingkungan idup, tentunya terdapat kendala yang dihadapi, diantaranya : Laju kerusakan dan pencemaran lingkungan yang terjadi tidak sebanding dengan usaha pencegahan, pemulihan dan pengelolaan lingkungan yang dilakukan. Waktu kritis atau titik jenuh dari kemampuan alam dalam menampungmenghadapi laju kerusakan dan pencemaran lingkungan akan sangat berpengaruh pada perencanaan program yang akan semakin kompleks, biaya yang semakin tak terjangkau, lama pemulihan dan kemampuan menanggulangi dampak yang terjadi. Adanya pola pemikiran dari sebagianmasyarakat baik dari kalangan industri maupun masyarakat umum untuk tetap menghalalkan segala cara serta mengabaikan aturan pengelolaan lingkungan hidup karena alasan desakan atau motif keuntungan ekonomi yang lebih besar. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kewajibannya untuk menjaga dan melestarikan fungsi lingkungan hidup. Jumlah penduduk yang semakin meningkat memicu peningkatan pencemaran dari Sumber Daya domestik dan emisi kendaraan bermotor. 6 Jumlah beban pencemaran dari industri dan kegiatan usaha lain baik skala besar, menengah maupun kecil cenderung semakin meningkat. Kemampuan alam dalam menerima kondisi kerusakan yang dialaminya pada titik tertentu akan memiliki titik jenuh dimana alam sukar atau hampir mustahil untuk dipulihkan ke kondisi semula meskipun dengan waktu pemulihan yang sangat panjang. al ini bisa terjadi apabila laju kerusakan yang terjadi tidak sebanding dengan usaha pemulihan yang dilakukan. Berbagai faktor akan mengancam luas tutupan hutan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan berkurang, antara lain disebabkan kebakaran hutan, pembalakan liar, konversi hutan, dan praktik pengelolaan hutan yang tidak lestari. Kebakaran dan pembukaan hutan dengan pembakaran tidak hanya mengakibatkan menipisnya potensi sumber daya hutan, tetapi juga menghasilkan CO dalam jumlah besar. Pembalakan liar merupakan Bab. II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD II-48 salah satu penyebab utama berkurangnya sumber daya hutan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Konversi hutan guna memenuhi tuntutan masyarakat untuk budidaya merupakan salah satu penyebab penurunan sumber daya hutan yang sulit dikendalikan. Perubahan iklim akan menghadirkan tantangan besar bagi pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. 9 Kependudukan dan Catatan Sipil Pelaksanaan program dan kegiatan kependudukan dan pencatatan sipil sepanjang tahun sampai dengan triwulan sudah berjalan cukup baik, namun dalam rangka peningkatan pelayanan ke depan ada beberapa persoalan dalam penyelenggaraan kebijakan kependudukan dan pencatatan sipil antara lain : Kurangnya kesadaran masyarakat untuk segera melaporkan setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat ini maka Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan memberikan sosialisasi kepada masyarakat baik melalui leaflet, media cetak, dialog interaktif melalui radio maupun sosialisasi langsung di desakelurahan dan SMA; Belum tercapainya target seluruh anak mempunyai akta kelahiran sampai dengan akhir tahun . al ini disebabkan telah berakhirnya masa dispensasi pencatatan kelahiran bagi anak usia lebih dari 6 hari sesuai amanat UU No. Tahun 6 yang menetapkan bahwa bagi pencatatan kelahiran yang melampaui batas satu tahun dilakukan setelah mendapat penetapan Pengadilan Negeri. Untuk memecahkan persoalan ini akan terus dilakukan koordinasi dengan Pengadilan Negeri Ogan Komering Ulu Selatan, untuk mendapatkan solusi yang terbaik sesuai dengan aturan perundangan yang berlaku. Beberapa permasalahan lainnya yang dihadapi dalam pelaksanaan urusan kependudukan dan catatan sipil antara lain Luasnya wilayah operasi pembinaan kependudukan serta jumlah SDM yang terbatas, data base kependudukan yang masih perlu disempurnakan, mobilitas penduduk pendatang masih cukup tinggi, masih dijumpai KTP yang telah habis masa berlakunya tetapi tidak diperpanjang, kelengkapan persyaratan administrasi dari pemohon akte capil sering tidak lengkap, masih terjadi kesalahan dalam penulisan data permohonan akte catatan sipil akibatnya menyulitkan pemrosesan lebih lanjut, kesadaran masyarakat untuk membuat dan menyesuaikan data keluarga ke dalam kartu keluarga KK terhadap kejadian vital lahir, mati, datang dan pindah masih perlu ditingkatkan, kesadaran masyarakat untuk melengkapi diri dengan KTP Bab. II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD II-49 masih perlu ditingkatkan, kesadaran tentang tertib administrasi kependudukan perlu ditingkatkan lagi dan kesadaran masyarakat tentang kepemilikan akte catatan sipil masih perlu ditingkatkan, baru mencari akte catatan sipil saat diperlukan. 10 Pemberdayaan Perempuan Dari pelaksanaan program dan kegiatan urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ditemukan permasalahan dan solusi sebagai berikut : Di Wilayah ini, belum ada organisasi khusus untuk pemberdayaan perempuan. Dalam pembinaan P WKSS, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan perlu membentuk Pemberdayaan Kelompok Pemberdayaan Perempuan Pengembang Ekonomi Lokal P EL , yaitu upaya peningkatan kualitas perempuan dibidang ekonomi, dengan memberikan fasilitasi bantuan modal usaha dan pendampingan, pengembangan usaha dan modal. Dari pengembangan terhadap usaha kelompok dapat mempengaruhi peningkatan pendapatan anggota. Oleh karena itu, nantinya kegiatan pemberdayaan kelompok P EL dapat terus dikembangkan dan menjangkau seluruh desa di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan sehingga para anggotanya mampu mandiri dan berkembang sehingga mampu memberikan penghasilan yang bagi para perempuan dan keluarga. Belum optimalnya lembaga perlindungan anak di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Oleh karenanya, pemerintah dapat lebih mengaktifkan fungsi lembaga Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak. Belum optimalnya kegiatan organisasi perempuan yang ada, belum optimalnya fungsi Kesekretariatan Satgas GS‐B Tingkat Kecamatan dan Desa dan kurangnya peran serta masyarakat dalam kegiatan GS‐ Bayi Baru Lahir. Untuk itu, sosialisasi dan penyuluhan harus terus dilanjutkan setiap tahunnya, Diharapkan untuk tahun mendatang, sosialisasi tidak hanya di pekotaan tetapi juga menjangkau wilayah pedesaan. Belum tersedianya dana untuk visum KDRT dan ruang konseling. Ke depan diharapkan adanya alokasi anggaran untuk visum KDRT dan ruang Konseling di wilayah kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. 11 Keluarga Berencana Dari pelaksanaan program dan kegiatan urusan keluarga dan keluarga berencana ditemukan permasalahan dan solusi sebagai berikut : Permasalahan pada KB dan Keluarga sejahtera adalah terbatasnya tenaga penyuluh KB. Untuk itu, pemerintah diharapkan akan terus menambah jumlah tenaga penyuluh KB di setiap wilayah pada Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Permasalahan yang dihadapi lain antara lain masih rendahnya partisipasi pria dalam ber KB, masih adanya PUS Unmetneed, dan PUS Muda. Untuk mengatasi persoalan ini Bab. II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD II-50 pemerintah secara kontinue melaksanakan sosialisasi tentang alat kontraspesi, melakukan KE dan pelaynan KB, serta melakukan KE tenttang KRR kepada para remaja. 12 Kesejahteraan Sosial Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan antara lain adanya pendatang dari luar daerah dengan berbagai kasus PMKS sulit untuk dapat diatasi secara tuntas. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan memberikan penyuluhan dan bimbingan sosial dalam upaya menyadarkan dan menumbuhkan potensi diri para PMKS. 13 Ketenagakerjaan Untuk mempercepat pencapaian tujuan, Pemerintah telah menetapkan penciptaan kesempatan kerja khususnya tenaga kerja muda sebagai salah satu isu strategis dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun . Upaya ini dilakukan untuk mempercepat pencapaian target penurunan tingkat pengangguran terbuka nasional tahun yaitu menjadi sekitar , –6, persen. Strategi penciptaan lapangan kerja bagi kaum muda adalah: Mengurangi angkatan kerja berpendidikan rendah, dengan memberikan kesempatan kedua kepada mereka yang meninggalkan sekolah lebih awal dan memberikan insentif kepada kaum muda untuk tetap berada di sekolah. Mereka yang masih bersekolah dipersiapkan dengan kurikulum sesuai dengan kebutuhan industri. Tenaga kerja muda yang sudah berada di pasar kerja diberikan pelatihan berbasis kompetensi, praktek kerja internship , program magang apprenticeship , dan pengembangan karir di dalam perusahaan. Keterbatasan keahlian manajerial dan profesional diatasi dengan kurikulum dalam pelatihan berbasis kompetensi dan pelatihan di tempat kerja. Jumlah lembaga pelatihan berbasis kompetensi ditingkatkan bekerjasama dengan industri, asosiasi para profesional, dan lembaga sertifikasi yang difasilitasi oleh Pemerintah. Menyiapkan anak‐anak putus sekolah atau yang tidak mampu melanjutkan untuk kembali ke sekolah atau ditawarkan pendidikan siap kerja, pelatihan, magang, dan praktek kerja. Kaum muda yang berminat diberikan akses pelatihan kewirausahaan. Pendekatan kewirausahaan difokuskan kepada keterampilan praktis dan perencanaan untuk memulai bisnis, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi manajemen usaha, serta memberikan stimulasi keterampilan dan cara‐cara berpikir yang berwawasan kewirausahaan. Bab. II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD II-51 6 Kaum muda, terutama mereka yang berada di perdesaan, diberikan program‐ program pemberdayaan, seperti membangun kelompok usaha bersama atau pelatihan‐pelatihan praktis. 14 Koperasi dan UMKM Dalam pelaksanaan urusan koperasi dan UMKM selama lima tahun terakhir masih ditemukan beberapa permasalahan antara lain: Kemampuan dan pola pikir masyarakat yang beragam dan masih rendahnya daya saing produk UMKM, menjadi kendala utama dalam upaya penerapan cara menumbuhkan kesadaran berwirausaha kepada masyarakat. Upaya yang telah dilaksanakan antara lain melalui pembinaan, pendidikan dan pelatihan diklat dan bimbingan teknis dalam rangka meningkatkan kualitas SDM. Selain itu, perlu adanya formulasi yang dapat menumbuhkan jiwa wirausaha kepada masyarakat dan penciptaan wirausaha baru yang berdaya saing. Masih ada koperasi yang tidak aktif 6, karena pendiriannya hanya untuk kepentingan sesaatatau adanya permasalahan keuangan yang melibatkan pengurus. Upaya yang telah dilaksanakan adalah melaksanakan evaluasi kesehatan koperasi untuk mengetahui koperasi mana yang masih bisa dilanjutkan kegiatannya melalui pembinaan secara intensif atau kegiatannya sudah tidak bisa dilanjutkan lagi dan harus dibubarkan. Untuk koperasi yang masih bisa dilanjutkan kegiatannya selanjutnya akan dilakukan pembinaan, pemantauan dan pengawasan. Permintaan bantuan penguatan modal usaha melalui dana bergulir tiap tahun semakin besar, baik dari UMKM ataupun koperasi. Upaya yang telah dilaksanakan adalah pengajuan peningkatan anggaran dana bergulir untuk menambah ketersediaan anggaran dana bergulir bagi koperasi dan UMKM. Masih adanya kesulitan dalam pengembalian pinjaman bagi beberapa pedagang mikro, kecil dan menengah. al ini disebabkan perkembangan sektor riil terutama kegiatan usaha mikro dan kecil yang cenderung fluktuatif dan produk beberapa usaha mikro dan kecil masih belum berdaya saing. al ini mengakibatkan pendapatan para pedagangpengusaha mikro, kecil dan menengah menjadi berkurangrelatif masih rendah sehingga mengalami kesulitan dalam pengembalian pinjamannya. Oleh karena itu, secara persuasif dan periodik terus mengadakan pembinaan, pemantauan dan pendampingan usaha agar pengusaha mikro, kecil dan menengah mampu meningkatkan produktivitas usahanya agar dapat berdaya saing dan melaksanakan penagihan langsung kepada penunggak Dana Bergulir. Selain itu, dalam memberikan pinjaman dana bergulir agar lebih selektif dan memantau penggunaannya agar pinjaman dimanfaatkan sebagai modal kerja bukan untuk konsumtif. Bab. II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD II-52 Masih rendahnya kualitas dan daya kompetitif produk UMKM dan Koperasi sesuai dengan permintaan pasar domestik terutama pasar retail seperti indomaret dan alfamart, menjawab tantangan tersebut telah dilakukan pembinaan dan pelatihan bagi para pelaku UMKM dan Koperasi, membuka akses pasar dan permodalan, memfasilitasi promosi dan pemasaran namun hal terutama perlu adanya regulasi yang mengatur dan mengelola usaha retail di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan agar dapat menyeimbangkan produk UMKM Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan produk pabrikan. 6 Penguasaan pangsa pasar yang lebih didominasi oleh Pasar modern sehingga menimbulkan potensi persaingan yang kurang sehat dan cenderung mengeliminasi peran pasar tradisional. Untuk mengendalikan hal tersebut perlu disusunya regulasi yang mengatur syarat‐syarat usaha retail. Masih rendahnya tingkat kualifikasi dan kompetensi sumber daya aparatur bidang Koperasi, UKM, ndustri, Pasar dan Perdagangan yang mengakibatkan rendahnya tingkat kinerja aparatur dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, untuk mengatasi hal ini diperlukan dukungan pendidikan dan pelatihan yang berlanjut dan intensif yang diiringi dengan pengawasan yang melekat. Perlunya upaya yang konsisten dalam optimalisasi anggaran kegiatan secara tepat dan fokus pada sasaran kegiatan sehingga mendapatkan hasil sesuai dengan kinerja yang ditetapkan dalam rencaa kerja. Secara umum masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan urusan wajib bidang Koperasi, UKM, ndustri, Pasar dan Perdagangan yakni masih kentalnya pola pikir masyarakat sebagai petani penjual bahan baku bukan sebagai petani wirausahawan yang dapat memberikan nilai tambah pada hasil usaha tani sehingga mengakibatkan pola hidupnya sangat tergantung pada musim dan harga jual produk tani yang memiliki fluktuasi harga cukup tinggi, hal ini perlu menjadi perhatian utama Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan untuk meningkatkan alokasi anggaran untuk melaksanakan pelatihan kewirausahaan dan penguatan modal kepada Kelompok Usaha Bersama kewirausahaan. Perlunya peningkatan Alokasi anggaran yang disediakan untuk Dinas Koperasi, UKM, ndustri, Pasar dan Perdagangan sehingga dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan dalam RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dengan baik dan optimal. 15 Penanaman Modal Beberapa kendala yang masih ditemui dalam pelaksanaan urusan Penanaman modal antara lain: Bab. II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD II-53 a Masih adanya potensi unggulan daerah yang belum terekspos karena belum seluruh potensi UKMKM diikutkan dalam kegiatan promosi. Untuk lebih aliansi strategis dari komunitaslembagaasosiasiorganisasi kepariwisataan nasional, regional, dan internasional, standar kualitas pelayanan fasilitas dan objek wisata kepada masyarakat dan kalangan pelaku industri pariwisata maupun industri pendukung. 17 Pemuda dan Olahraga Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan mengalami kendala yang cukup berarti yakni kurangnya sumber daya manusia, jadwal kegiatan yang sering berbenturan dan kurangnya sarana pendukung berupa sarana dan prasarana olahraga. Langkah‐langkah konkret yang dapat diambil untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas di tahun‐tahun berikutnya peningkatan alokasi anggaran sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan aparatur melalui Diklat, selain itu diperlukan juga penambahan Sumber Daya Manusia dari instansi yang terkait. 18 Kesbanglinmas Poldagri Rasa Nasionalisme dan Kebangsaan disebagian masyarakat masih kurang sehingga banyak kita temukan isu – isu sep erti terorisme, munculnya kelompok –kelompok yang mengarah ke disintregrasi bangsa, kekerasan dan lain – lainnya. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di satuan kerja perangkat Kantor Kesatuan Bangsa dan perlindungan masyarakat tidak mengalami kendala berarti. Namun untuk satuan kerja perangkat daerah Kantor Kesatuan Bangsa dan perlindungan masyarakat ada beberapa hal yang menjadi permasalahan antara lain : Kurangnya peralatan dan perlengkapan kerja yang belum bisa di atasi secara mandiri dan swadaya sehingga membutuhkan alokasi anggaran khusus untuk pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor. Belum tercapainya administrasi penggunaan bantuan keuangan partai politik dan bantuan dana hibah terhadap organisasi masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat di daerah dikarenakan belum tersedianya dana oleh karena itu yang akan datang perlu alokasi dana untuk pelaksanaan sosialisasi undang‐undang penggunaan bantuan keuangan partai politik. 19 Otonomi Daerah Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan urusan otonomi daerah, seperti lemahnya kepengawasan, belum optimalnya pengelolaan keuangan, masih terbatasnya tenaga trantib serta terbatasnya tenaga penanggulangan bencana. Masih terbatasnya tenaga kepegawaian dan masih lambatnya proses administrasi kepegawaian Bab. II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD II-54 karena disamping melibatkan instansi lain seperti Badan Kepegawaian Negara, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Kementerian PAN dan RB dan juga Sekretariat Negara. 20 Ketahanan Pangan Permasalahan pelaksanaan Program Peningkatan Ketahanan Pangan adalah Belum mantapnya koordinasi antara pelaku dalam mata rantai sistem ketahanan pangan di tingkat lapangan. Permasalahan Program Diversifikasi pangan dan gizi keluarga adalah kesadaran masyarakat untuk pemanfaatan lahan pekaranganlahan Kosong belum optimal dan belum adanya anggaran untuk pemantauan dan analisis konsumsi pangan. 21 Pemberdayaan Masyarakat Desa Permasalahan pelaksanaan Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah antara lain : Belum mantapnya tatanan kelembagaan Pemerintahan Desa yang disebabkan masih kurangnya pengetahuan Pemerintahan Desa tentang Penyelenggaraan dan administrasi pemerintahan desa, hal ini bisa diatasi dengan pembinaanpelaksanaan perlombaan desakelurahan. Masih terbatasnya wawasan danatau pemahaman para perangkat desa mengenai peraturan perundang‐undangan sehingga tidak optimalnya penyelenggaraan pemerintahan desa, untuk mengatasi hal ini perlunya dialokasikan anggaran diklat peraturan perundang‐undangan tentang desa serta sosialisasi arah kebijakan mengenai desa kepada seluruh perangkat desa di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Kurangnya sumber daya manusia aparatur di SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa yang memiliki kemampuan danatau sikap untuk dapat menjalankan tugas‐tugas kedinasan dengan maksimal oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut penambahan aparatur terampil danatau mempunyai tanggung jawab terhadap tugas‐tugas yang diberikan danatau menjalankan sistem pembinaan pegawai sesuai peraturan perundang‐undangan yang berlaku. Masih rendahnya tingkat pendapatan masyarakat di perdesaaan yang berdampak terhadap rendahnya tingkat kehidupan sosial budaya di perdesaan dapat diatasi bila dilaksanakan pembinaan kelompok masyarakat desa secara simultan dan kontinu, pelaksanaan musyawarah pembangunan desa, pembinaan stimulan pembangunan desa, monitoring, evaluasi dan pelaporan bantuan pemerintah. 22 Statisitik Permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan urusan statistik yaitu data yang didapatkan dari sumber yang tersedia sering kurang lengkap dan kurang akurat, sebagai akibat lemahnya administrasi dimasing‐masing SKPD yang menangani. Bab. II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD II-55 23 Komunikasi dan Informasi Secara umum pencapaian sasaran tersebut telah berhasil dengan baik karena adanya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya PTEK dalan era globalisasi sangat tinggi namun demikian masih terdapat kendala masalah anatara lain: a. Terbatasnya kualitas sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang memadai sebagai tenaga teknis di bidang infokom b. Terbatasnya jumlah SDM dibandingkan dengan lingkup tupoksi serta masih ada tenaga T yang diperbantukan di Kecamatan 24 Pepustakaan Melihat kondisi dan situasi yang ada saat ini, maka permasalahan yang dihadapi dalam hal pengembangan Perpustakaan Umum adalah : a. Masih kurangnya kemampuan aparatur yang bertugas dalam pengelolaan Perpustakaan , sehingga perlu dilaksanakan Bimbingan teknis dan juga adanya petugas fungsional Pustakawan. b. Rendahnya minat baca bagi Masyarakat Umum , dengan indikator masih sedikitnya kunjungan ke Perpustakaan Umum, sehingga perlu ditingkatkan kesadaran dari masyarakat tentang pentingnya budaya baca dan gemar membaca. 25 Arsip Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program kearsipan adalah : a. Terbatasnya jumlah petugas kearsipan b. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia SDM petugas Kearsipan c. Belum adanya Jabatan Fungsional Kearsipan Arsiparis. 26 Pertanian Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan urusan pertanian adalah sebagai berikut : a. Menurunnya debit air irigasi dan sebagian besar jaringan irigasi Subak yang dalam keadaan rusak. b. Masih banyaknya Jalan Usaha Tani JUT yang rusakjalan tanah. c. Terjadinya alih fungsi lahan pertanian sawah menjadi non pertanian; d. Masih tingginya konsumsi beras dan masih rendahnya diversifikasi pangan, sehingga gizi kurang berimbang. e. Adanya serangan organisme pengganggu tanaman OPT . 27 Kehutanan Permasalahan Kehutanan yang dihadapi secara umum adalah sebagai berikut : Bab. II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD II-56 . Terbatasnya personil pada Bidang Kehutanan dibanding dengan volume pekerjaan, . Masih adanya ancaman gangguan keamanan hutan yang sangat mengkhawatirkan terjadinya peningkatan degradasi hutan. . Belum terfasilitasi sarana secara maksimal proses penanganan berbagai kasus Tindak Pidana Kehutanan. . Adanya beberapa perubahan bentang alam, sehingga batas kawasan hutan menjadi kurang mantapkurang jelas antara tanah Negara dengan lahan milik. 28 Energi dan sumber Daya Mineral Permasalahan dan kendala yang dihadapi pada Bidang Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral antara lain : a. Dalam Tata Ruang belum tertatanya kawasan pertambangan b. Bahan tambang semakin perlu pengaturan 29 Pariwisata Kurangnya dikenalnya Kabupaten OKU Selatan sebagai salah satu destinasi wisata di dibandingkan dengan Kabupaten lainnya yang telah maju kepariwisataannya turut mempengaruhi kecilnya minat wisatawan untuk berkunjung, disamping juga factor jarak tempuh dari airport serta fasilitas penunjang kepariwisataan. Selain itu masih terbatasnya kemampuan SDM kepariwisataan juga merupakan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan sector pariwisata. 30 Kelautan dan Perikanan Secara teknis permasalahan yang sering muncul adalah sebagai berikut : a. Masih terjadi penangkapan ikan secara liar . b. Kolam yang ada sangat terbatas sehingga menyulitkan dalam operasional. 31 Perdagangan Disamping adanya faktor pendukung keberhasilan sebagaimana telah diuraikan di atas. dalam usaha pencapaian sasaran juga ditemui beberapa permasalahan antara lain : a Kurangnya kesadaran masyarakat akan perlunya kepemilikan SUP dan TDP . b Adanya peraturan pusat yang menyatakan bahwa untuk pengurusan perizinan yaitu SUPTDP dikenakan biaya Rp ,‐ Nol rupiah itu menyebabkan pemenuhan PAD dari sektor perijinan SUPTDP tidak bisa mencapai target. c Rendahnya kuantitas dan kualifikasi SDM aparat pembina dan pengusaha industri dan perdagangan. d Terlalu seringnya terjadinya mutasi pegawai sehingga seseorang sudah memiliki keahlian dipindahkan ke instansi yang lain. Bab. II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD II-57 e Masih adanya para pengusaha yang tidak melakukan perpanjanganpembaharuan SUPTDP dengan alasan karena kegiatan usahanya tidak aktif dan sebagian lagi pemiliknya tidak ada ditempat. f Rendahnya wawasan pelaku usaha UKM terhadap promosi. g Terbatasnya prasarana dansarana operasional aparat pembina termasuk sarana transportasi roda . h Terbatasnya sarana dan prasarana kemetrologian serta tenaga tekhnis kemetrologian yang tersedia. 32 Perindustrian Pada prinsipnya permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan urusan perindustrian terdiri dari dua aspek yaitu nternal Aparatur dan Eksternal Lingkungan Global . Permasalahan dari aspek nternal antara lain : a. Kurang memadainya Sumber Daya Manusia dari segi kualitas maupun kuantitas. b. Kurang memadainya sarana dan prasarana pembinaan. Sedangkan dari aspek eksternal, permasalahan yang dihadapi adalah : a. Ketatnya tingkat persaingan pasar. b. Dinamisnya selera konsumen. c. Tingginya cost produksi. d. Maraknya Black Market. e. Kurang kondusifnya iklim usaha. 33 Transmigrasi Permasalahan yang dihadapi adalah untuk pelaksanaan transmigrasi tahun belum dapat dilaksanakan karena program transmigrasi sepenuhnya dilaksanakan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.

2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah.