Menurut Rudianto 2006: 316 jenis rasio yang sering dan paling banyak digunakan untuk menilai kinerja manajemen secara keseluruhan adalah rasio tingkat
pengembalian asset. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah laba yang diperoleh perusahaan pada suatu periode tertentu dengan jumlah asset yang digunakan
perusahaan pada periode yang sama. Dalam pengukuran profitabilitas perusahaan, penulis menganalisis bagaimana tingkat pengembalian atas aktiva yang dimiliki
perusahaan atau Return on Assets ROA. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan aset yang dimiliki.
Dengan mengetahui rasio ini kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga
memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh
pendapatan. Return on Assets ROA = Net Income After Taxes .............................2.5
Total Assets
2.1.3. Tinjauan terhadap Pasar Modal Indonesia
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 memberikan pengertian pasar modal yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Menurut Sunariyah 2004 pasar modal sebagai tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat berharga. Di tempat ini para pelaku pasar yaitu
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana surplus fund melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan emiten. Di tempat yang
sama pula perusahaan yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten.
Pada zaman penjajahan Belanda telah ada badan yang bernama “Vereneging Voor de Effecten Handel” yang didirikan tanggal 14 Desember 1912 di Batavia,
badan ini memiliki fungsi yang menyerupai pasar modal pada zaman sekarang. Badan yang didirikan pemerintah kolonial Belanda ini bertujuan menghimpun dana guna
menunjang perluasan perkebunan milik kolonial Belanda di Indonesia. Perkembangan pasar modal di Batavia diikuti dengan berdirinya bursa efek di Surabaya pada tanggal
11 Januari 1925 dan di Semarang 1 Agustus 1925. Peranan pasar modal yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara
mendorong pemerintah Indonesia untuk mengaktifkan kembali pasar modal. Pemerintah mengambil langkah dengan mengeluarkan Undang-Undang Darurat
Nomor 13 tanggal 1 September 1951, yang pada kelanjutannya ditetapkan sebagai Undang-Undang Bursa Nomor 15 Tahun 1952. Pada waktu itu pemerintah
menyerahkan penyelenggaraan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek PPEU yang terdiri dari 3 bank negara dan beberapa makelar efek lainnya dengan
Bank Indonesia sebagai penasehat. Keadaan yang telah berlangsung relatif baik pada saat itu hanya berlangsung
sementara, karena pada kelanjutannya politik konfrontasi yang dilakukan pemerintah terhadap Kolonial Belanda dan tindakan susulan dengan menasionalisasi perusahaan-
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
perusahaan Belanda membuat bursa efek mengalami kelesuan. Kondisi politik yang konfrontatif ini berdampak yang sangat buruk terhadap kelangsungan pasar modal
Indonesia, sehingga pasar modal pada saat itu yang menjadi tidak berfungsi dengan baik lagi dan akhirnya menjadi tidak aktif.
Berakhirnya pemerintahan Orde Lama yang digantikan pemerintah Orde Baru membuat beberapa perubahan dalam kebijakan politik dan ekonomi. Pemerintah
segera mengambil langkah-langkah perbaikan untuk mengatasi lanjut tingkat inflasi yang sangat tinggi dan juga memperbaiki perekonomian. Kepercayaan masyarakat
terhadap mata uang rupiah dan pasar modal mulai pulih. Selanjutnya pemerintah mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1976 dengan Keputusan Presiden
Nomor 52 Tahun 1976. Pemerintahan Orde Baru dalam 5 tahun pertama setelah diaktifkannya pasar
modal melakukan beberapa langkah untuk mendorong pertumbuhan pasar modal diantaranya pemberian fasilitas perpajakan pada perusahaan yang go public, investor,
dan para lembaga penunjang pasar modal termasuk di dalamnya perantara pedagang efek dan Perseroan Terbatas PT Danareksa. PT. Danareksa yang merupakan Badan
Usaha Milik Negara BUMN yang memiliki misi pemerataan pemilikan saham perusahaan diberikan fasilitas yang sangat menarik yaitu tidak dikenakan pajak
perseroan atas laba perusahaan dan pembebanan bea materai modal atas penempatan dan penyetoran modal saham. Hal ini mampu mendorong PT. Danareksa untuk
berkembang dengan cepat.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
Langkah selanjutnya yang dilakukan pemerintah adalah memberikan keringanan yang sifatnya non tax seperti yang dilakukan dalam serangkaian kebijakan
yaitu dengan dikeluarkannya Paket Desember 1987, Paket Oktober 1988, dan Paket Desember 1988. Rangkaian kebijakan ini berisikan keputusan-keputusan yang
mengurangi atau
menghilangkan berbagai
peraturan yang
mempersulit perkembangan pasar modal yang sebelumnya menjadi penghambat pertumbuhan
pasar modal. Berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tersebut merupakan usaha
untuk mendorong pertumbuhan pasar modal. Hasil dari kebijakan ini terlihat dari semakin meningkatnya aktivitas perdagangan di bursa, termasuk juga jumlah emiten
yang go public. Pada akhir tahun 1991 bursa efek diswastanisasi dengan didirikannya Perseroan Terbatas Bursa Efek Jakarta PT. BEJ. PT. BEJ didirikan untuk
menciptakan pasar modal yang lebih baik. Pada tahun 2003 jumlah emiten yang terdaftar telah mencapai 300 lebih emiten yang terdaftar.
2.1.4. Tinjauan terhadap Variabel-variabel Pada dasarnya ilmu ekonomi dibagi menjadi dua bagian besar, yakni ilmu
ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Ilmu ekonomi mikro melihat perekonomian sebagai suatu lingkup kecil, sedangkan ilmu ekonomi makro menitikberatkan
perhatiannya kepada studi mengenai perekonomian suatu negara atau bahkan seluruh dunia secara keseluruhan.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dinyatakan Sukirno 2005: 21: “teori mikro ekonomi adalah satu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang menganalisa
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian”. Teori ini menjelaskan tentang bagaimana caranya menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia secara
efisien agar kemakmuran masyarakat dapat dimaksimumkan. Masalah tersebut dibagi dalam tiga aspek yaitu, kegiatan suatu pasar barang, tingkah laku penjual dan pembeli
dan interaksi di pasaran faktor-faktor produksi. Ketiga aspek tersebut akan memberikan kontribusi dalam menentukan harga pokok penjualan pada suatu
perusahaan. Demikian juga halnya dengan ilmu ekonomi makro, sesuai dengan pendapat
yang dinyatakan oleh Samuelson, Nordhaus 1998: 371: “Macroeconomics is the study of the behavior of the economy as a whole”. Bila diartikan secara bebas kurang
lebih memiliki arti bahwa ilmu ekonomi makro adalah studi tentang perilaku perekonomian secara keseluruhan. Hal senada juga diungkapkan oleh Thompson Jr.
Formby 1993: 2 yang menyatakan bahwa: “Macroeconomics concerns the study of how whole economies function-what causes the overall level of economic activity in a
nation or the world to expand or contract”. Hal ini kurang lebih bermakna bahwa ilmu ekonomi makro tersebut memberikan perhatian kepada bagaimana ekonomi
secara keseluruhan berfungsi, serta apa yang menyebabkan keseluruhan tingkatan aktivitas perekonomian dalam suatu negara atau dunia mengalami perkembangan atau
kelesuan. Untuk melakukan penilaian terhadap aktivitas perekonomian baik secara
mikro yaitu yang terdapat pada perusahaan, maupun secara makro dari suatu negara atau bahkan dunia secara keseluruhan, tentu dibutuhkan indikator-indikator tertentu
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
yang bisa digunakan untuk melakukan penelitian. Penilaian kinerja pada ekonomi mikro dilakukan dengan memperhatikan hal-hal yang dapat memaksimumkan laba.
Dalam hal ini bagaimana perusahaan mampu mengendalikan variabel-variabel yang mempengaruhi laba. Salah satu variabel penting adalah bagaimana mengendalikan
variabel Harga Pokok Penjualan. Penilaian kinerja makro ekonomi dalam suatu negara dapat dilakukan dengan memperhatikan tiga indikator besar yang senantiasa
menjadi tujuan utama dalam perekonomian suatu negara yakni tingkat Gross Domistic Product GDP, Tingkat Inflasi, serta Tingkat Pengangguran yang ada
dalam negara tersebut, hal ini adalah sesuai dengan apa yang diungkapkan Samuelson, Nordhaus 1998: 374 yang menyatakan bahwa: “In general, economists
judge macroeconomic performance by looking at a few key variabels-the most important gross domestic product GDP, the unemployment rate, and inflation”.
Dengan demikian sangatlah wajar jika negara memiliki tujuan perekonomian yang senantiasa dititikberatkan pada tiga variabel ini yaitu tingkat produksi output yang
tinggi, Tingkat Pengangguran yang serendah mungkin, serta dapat mengendalikan laju Tingkat Inflasi atau kenaikan harga di negara tersebut.
Berkaitan dengan hal tersebut, Bodie, et.al 1993: 509-510 secara tegas juga menyatakan bahwa ada beberapa variabel kunci yang bisa digunakan oleh para analis
yang hendak melakukan investasi untuk menilai kondisi ekonomi makro, menurut mereka variabel-variabel ekonomi makro tersebut adalah GDP, employment, inflation
interest rate, exchange rates, current account, dan budget déficit. Adapun penjelasan
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
lebih lanjut mengenai variabel-variabel tersebut di atas akan disajikan dalam pembahasan yang akan dilakukan sebagai berikut:
1. Cost of Goods Sold
Harga Pokok Penjualan merupakan salah satu unsur dalam perhitungan laporan laba rugi suatu perusahaan. Menurut Jopie Jusuf 1996: 30, Harga Pokok
Penjualan Cost of Goods Sold dapat didefinisikan secara sederhana sebagai biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka pengadaan barang yang dijual.
Harga pokok penjualan ini berbeda sesuai dengan jenis perusahaannya. Bagi perusahaan dagang, harga pokok penjualan merupakan harga pokok barang dagangan
yang dibeli yang kemudian berhasil dijual selama suatu periode tertentu. Bagi perusahaan manufaktur harga pokok penjualan meliputi ongkos-ongkos bahan baku
langsung, tenaga kerja kerja langsung, dan ongkos pabrik tidak langsung yang telah dikeluarkan dalam proses pembuatan barang yang kemudian berhasil dijual selama
periode tertentu. Sedangkan harga pokok jasa terdiri dari biaya-biaya bahan supplies, tenaga kerja, dan unsur lain yang timbul pada penciptaan jasa tersebut.
Berdasarkan jenis perusahaan, harga pokok penjualan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang yang memiliki aktivitas membeli dan menjual barang dagangan, harga pokok penjualan dapat diformulakan sebagai berikut:
Persediaan Awal ………………………………… xxx Pembelian ………………………………
xxx
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara