Analisa Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Dan Resiko Saham LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

(1)

“ANALISA PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI DAN

RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN DAN RESIKO

SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA ”

AHMAD DAMAN HURI 105081002410

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN DAN RESIKO SAHAM LQ 45

DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

AHMAD DAMAN HURI NIM: 105081002410

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indoyama Nasarudin, SE. MAB

NIP: 150 317 955 NIP: 150 317 593

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta


(3)

ANALISA PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN DAN RESIKO SAHAM LQ 45

DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

AHMAD DAMAN HURI NIM: 105081002410

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indoyama Nasarudin, SE. MAB

NIP: 150 317 955 NIP: 150 317 593

Penguji Ahli

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP: 131 474 891

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta


(4)

Hari ini Selasa Tanggal 2 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Ahmad Daman Huri NIM : 105081002410 dengan judul Skripsi ANALISA PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN DAN RESIKO SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA”. Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat ujian memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 2 Juni 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Titi Dewi Warninda SE, Msi Lies Susanawati, SE, Msi

Ketua Sekertaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Ahmad Daman Huri

NIM : 105081002410

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 19 januari 1988

Agama : Islam

Alamat : Kp.Ketapang Rt. 05/05 Kelurahan

Ketapang Kec Cipondoh Kota Tangerang

Tlp : 021 97365376 atau 085710892316

Pendidikan Formal:

SDN Petir 4 Ketapang Cipondoh Kota Tangerang (1993-1999) MTs Darussalam Parung Bogor (1999-2002)

MAN 12 Jakarta Barat (2002-2005)

Jurusan Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2005-2009)


(6)

ABSTRACT

The research aims to understand the effects of the variable interest and rupiah Exchange, ROI and ROE. The research uses data of finanscial report to look for ROI and ROE semester. Interest and rupiah exchange rate for semester that are obtained from Indonesian Bank. Risk and return stock of join in LQ 45 per semester. with the method of purposive sampling from 45 company in join LQ 45 stock just 15 company that are active, and always that in used sample in the years of research. Statistical examination used in the is path analisys, in which the return and risk stock as dependent variable and variable of interest, rupiah exchange rate, ROI, dan ROE become independent variable with the level of significance 5%.

The result of the research suggest that variable of interest, Exchange rate and ROI effect significantly the performance of the return stock and variable of ROE does not effect. variable of interest and Exchange rate effect significantly the performance of the risk stock and variable of ROI, ROE, and return stock does not effect. Interest become the most important to return adnd risk stock.


(7)

ABSTRAKSI

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Variabel Suku bunga, Kurs, ROI (return on investment) dan ROE (return on equity) Terhadap Return dan resiko saham. Penelitian ini menggunakan data Laporan Keuangan Untuk mencari ROI dan ROE per semester, Suku bunga dan Kurs Rupiah Terhadap Dollar Persemester yang diperoleh dari Bank Indonesia, Return Perdagangan Saham dan Resiko Saham yang tergabung dalam saham LQ 45 Persemester. Dengan menggunakan purposive sampling, dari 45 perusahaan yang tergabung dalam saham LQ 45 hanya 15 perusahaan yang aktif dan selalu ada selama tahun penelitian untuk dianalisis sebagai sampel. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Jalur dimana return dan resiko sebagai variabel dependen dan variabel Suku Bunga, Kurs Rupiah, ROI, serta ROE menjadi variabel independen dengan level signifikansi 5%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Suku Bunga, Kurs, dan ROI berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham sedangkan ROE tidak berpengaruh secara signifikan. Suku Bunga dan Kurs Rupiah berpengaruh secara signifikan terhadap Resiko Saham sedangkan ROI, ROE, dan Return Saham tidak berpengaruh secara signifikan. Nilai Kurs Rupiah paling dominan terhadap Return dan Resiko Saham.


(8)

KATA PENGANTAR Assalmualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Allah yang kami sembah dan hanya kepada Allah kami memohon pertolongan. Tunjukkan kami jalan yang lurus, yaitu jalan yang Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki sangat terbatas, oleh karena itu penulis mengaharapkan saran dan kritik serta tanggapan dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Tentu saja ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang-orang yang ambil bagian dalam terlaksananya skripsi ini, semoga mereka selalu dalam lindungan-Nya.

1. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Damiri serta Ibunda Munati yang telah memberikan dukungan dan do’a tak pernah sedikitpun terlupakan dan sangat besar bagi penulis, baik dukungan materil maupun dukungan moril sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Prof. Dr. Ahmad Rodoni MM selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan teladan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini. Setiap kali penulis melihatnya selalu ada motivasi yang terpancar.

3. Bapak Indoyama Nasarudin SE. MAB selaku ketua jurusan manajemen dan juga sebagai dosen pembimbing II yang sudah banyak meluangkan waktunya buat penulis untuk konsultasi. Kritikan dan saran beliau sangat bermanfaat.

4. Prof. Dr. Abdul Hamid MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(9)

5. Serta segenap bapak dan Ibu dosen selaku pengajar pada Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik yang mengajar langsung maupun tidak langsung.

6. Seluruh staf dan jajaran bidang Tata Usaha Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kepada segenap keluarga, khususnya Keluarga Besar Almarhum KH. Mursan, Bapak Endang dan Ibu Aisyah, H. Uen Djunaedi beserta keluarga, adik-adikku, Encang dan Encing, yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis untuk selalu maju.

8. Teman-temanku angkatan 2005 jurusan manajemen keuangan, perbankan dan pemasaran, khusus buat anak-anak manajemen A 2005, Oji, Maharis, Doni, Ilham, Arif, Mashari, Bramantio, Fahmi, Ristiandi, dan yang lainnya yang tidak bisa saya sebutkan semua namun tanpa mengurangi rasa cinta saya ke kalian semua.

9. Spesial untuk my special girl Corry Imelda Uca yang selalu cerewet memotivasi serta tak henti-hentinya mendoakan penulis terselesaikannya skripsi ini.

Semoga atas segala bantuan serta budi baik mereka selama ini mendapatkan balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Mudah-mudahan skripsinya ini sedikit banyak dapat memberikan sumbangan pikiran dan saran dalam lingkungan akademisi.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta Juni 2009

Penulis


(10)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP………...………...1

ABSTRACT...5

ABSTAKSI...6

KATA PENGANTAR...7

DAFTAR ISI…….………...………..……..………....9

DAFTAR TABEL...12

DAFTAR GAMBAR...13

DAFTAR GRAFIK...14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian...15

B. Perumusan Masalah...24

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pasar modal, Tujuan, serta Jenis-Jenisnya...28

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasar Modal...31

C. Pendekatan-Pendekatan Analisis Dalam Penilaian Saham...32

1. Pendekatan Analisis Teknikal...35

2. Pendekatan Analisis Fundamental...36

D. Tingkat Suku Bunga ...36


(11)

E. Rasio Profitabilitas...38

1. ROI...39

2. ROE...40

F. Nilai Mata Uang (kurs) ...40

G. Keuntungan (return)………...42

H. Resiko Saham...43

I. Penelitian Sebelumnya...48

J. Kerangka Pemikiran...52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian...55

B. Metode Pemilihan Sampel...55

C. Metode Pengumpulan Data...56

D. Metode Analisis...56

E. Uji Hipotesis...62

F. Uji Signifikan Koefisien Jalur (t-test)...63

G. Operasional Variabel Penelitian...64

a. Menghitung Return...64

b. Resiko Sistematis Saham...65

c. Tingkat Suku Bunga...65

d. Kurs Rupiah Terhadap Dollar...66

e. Menghitung ROI...66


(12)

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian...68

B. Analisis Deskriptif Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return dan Resiko Saham LQ 45...69

C. Pengujian dan Pembahasan Hipotesis...86

I. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham...86

A. Pengujian Hipotesis Persamaan I ...86

B. Pembahasan Hipotesis...91

II. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Rasio Profitabilitas Terhadap Resiko Saham ...92

A. Pengujian Hipotesis Persamaan I I...92

B. Pembahasan Hipotesis...98

D. Interpretasi...99

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan...101

B. Implikasi...102

DAFTAR PUSTAKA...103 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Nama-Nama Emiten 69

Tabel 4.2 Tingkat Suku Bunga 70

Tabel 4.3 Kurs Rupiah 72

Tabel 4.4 NI/T. Asset 74

Tabel 4.5 NI/Eqiuty 76

Tabel 4.6 Return Saham 80

Tabel 4.7 Resiko Saham 83

Tabel 4.8 Nilai t Hitung Persamaan I 86

Tabel 4.9 Pengaruh Suku Bunga, Kurs Rupiah, dan ROI Terhadap Return 89

Tabel 4.10 Matriks Korelasi Suku Bunga, Kurs Rupiah, dan ROI Terhadap Return 90

Tabel 4.11 Nilai t Hitung Persamaan II 93

Tabel 4.12 Pengaruh Variabel Suku Bunga dan Kurs Terhadap Resiko Saham 96

Tabel 4.13 Matriks Korelasi Variabel Suku Bunga dan Kurs Terhadap Resiko Saham 87


(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Model Analisis Jalur 52 Gambar 4.1 Kontruksi Model Penelitian Berdasarkan Variabel yang

Signifikan Pada Indikator Return Saham 73 Gambar 4.2 Kontruksi Model Penelitian Berdasarkan Variabel yang


(15)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.2 Tingkat Suku Bunga 71

Grafik 4.3 Kurs Rupiah 73

Grafik 4.4 NI/ Total Asset 75

Grafik 4.5 NI/ Equity 78

Grafik 4.6 Return Saham 81


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pasar modal merupakan salah satu wahana untuk memobilisasi dana, dari mereka yang kelebihan dana ke mereka yang membutuhkannya. Seperti halnya pasar pada umumya, pasar modal merupakan tempat bertemu antar pembeli dan penjual dengan resiko untung dan rugi. Kebutuhan dana jangka pendek umumnya diperoleh di pasar uang, misalnya bank komersial. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi (Iqbal Fadillah, 2007:1).

Pasar modal juga mempunyai fungsi sarana aloksi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam. Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif membutuhkan dana. Upaya-upaya yang sering dilakukan oleh manajemen keuangan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) di dalam memperoleh dana tambahan di dalam menjalankan roda produksi pada suatu perusahaan, selain melalui penjualan saham, dan obligasi mereka juga menjual right issue. Bagi investor, melakukan investasi di dunia pasar modal yang sebenarnya penuh dengan unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya.


(17)

menghadapi risiko dalam investasi yang dilakukannya. Yang bisa ia lakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. (Iqbal Fadillah, 2007:2)

Sebagaimana halayaknya sebuah pasar, pasar modal juga berfungsi sebagai tempat berbelanja bagi pemodal. Para pemodal saham mengevaluasi dan menganalisis saham dengan menggunakan semua informasi yang relaven agar dapat mengurangi resiko yang mungkin akan terjadi. Sehubungan dengan itu maka pasar modal memungkinkan terjadinya alokasi yang efisien. Hanya kesempatan-kesempatan investasi yang menjanjikan keuntungan yang tertinggi (sesuai dengan resikonya) yang mungkin memperoleh dana dari para peminjam. Dari sisi perusahaan yang memerlukan dana, seringkali pasar modal merupakan alternatif pendanaan ekstren dengan biaya yang lebih rendah dari pada sistem perbankan.

Dari sisi pemodal, pemodal dapat mendapatkan tingkat pendapatan yang tinggi dari tingkat pendapatan yang diperoleh dari bunga deposito. Sejak BAPEPAM didirikan tahun 1977, pasar modal di indonesia terus berkembang, hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan frefekuensi perdagangan dan bertambahnya jumlah emiten yang tercatat di BEI. Hadirnya UU no.8 tahun 1995 tentang pasar modal makin memberikan peluang yang lebih besar, baik bagi investor untuk beribvestasi maupun bagi perusahaan-perusahaan terutama yang go public untuk mendapatkan dan bagi usahanya.


(18)

Dalam menanamkan investasi dipasar modal faktor eksternal sangat berpengaruh terhadap gejolak harga saham. Faktor eksternal tersebut diantaranya adalah resiko politis, resiko nilai tukar, likuiditas, control devisa, perbedaan akuntansi, perlakuan pajak dan yang lainnya. (Budi H, 2006:3)

Para investor yang menginvestasikan dananya pasti memiliki ekspektasi untuk memperoleh return sebesar-besarnya dengan risiko investasi tertentu. Untuk investasi pada saham, return (tingkat pengembalian) yang diperoleh berupa capital gain ataupun dividen. Sedangkan untuk investasi pada surat hutang, return yang diperoleh berupa pendapatan bunga. Penelitian ini difokuskan pada pengembalian investasi berupa dividen. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah bahwa dalam penelitian ini tidak dibahas mengenai devident.

Return yang diperoleh dari kegiatan investasi yang berupa dividen bukanlah hal yang mudah untuk diprediksi, karena kebijakan dividen merupakan kebijakan yang sulit bagi manajemen perusahaan. Keputusan mengenai dividen terkadang dikaitkan dengan keputusan pendanaan dan keputusan investasinya. Van Horne (1986: 50) menjelaskan bahwa besarnya pembayaran dividen akan berfluktuasi dari periode ke periode sesuai dengan fluktuasi dalam jumlah kesempatan investasi yang dapat diterima yang tersedia bagi perusahaan tersebut. Jika kesempatan ini berlimpah, persentase pembayaran dividen mungkin nol. Sebaliknya, jika perusahaan tesebut tidak mampu menemukan kesempatan investasi yang menguntungkan, pembayaran


(19)

kaitannya dengan dividen sebagai residu pasif, apabila kesempatan investasi menjanjikan hasil pengembalian yang besar daripada pengembalian yang mereka syaratkan, para investor akan lebih senang jika perusahaan menahan laba. Jika hasil pengembalian sama dengan pengembalian yang disyaratkan, mereka akan merasa indifferen antara penahanan laba dan dividen. Sebaliknya, jika hasil pengembalian lebih kecil daripada hasil pengembalian yang disyaratkan, mereka akan lebih suka jika dividen dibagikan. Oleh karena itu, memang penting bagi seorang investor atau investor potensial untuk mampu memprediksi kebijakan dividen perusahaan.

Di dalam teori investasi dikatakan bahwa setiap sekuritas akan menghasilkan return dan risiko. Return merupakan tingkat pengembalian dari nilai investasi yang diserahkan oleh investor sedangkan risiko adalah perbedaan return yang diharapkan dengan return yang terelisasi dari sekuritas tersebut. Orang seringkali mengibaratkan return dan risiko sebagai dua sisi dalam mata uang dimana return yang tinggi akan mempunyai risiko yang tinggi dan return yang rendah akan mempunyai risiko yang rendah juga.

Setiap sekuritas mempunyai tingkat risiko yang berbeda-beda dan saham merupakan salah satu sekuritas yang mempunyai risiko yang tinggi dibandingkan dengan sekuritas yang lain. Namun risiko saham antar perusahaan berbeda satu dengan yang lain. Jika investor ingin berinvestasi maka selain melihat return yang akan didapat maka mereka juga harus mempertimbangkan risiko yang ada di saham tersebut. Salah satu pertimbangan dalam melakukan investasi saham adalah memperkecil risiko.


(20)

Preferensi investor terhadap risiko berbeda-beda. Tidak semua investor suka dengan risiko. Investasi di pasar modal mengandung risiko investasi yang tinggi dibandingkan di aset yang lain. Investor yang tidak menyukai risiko (risk averse) punya kecenderungan untuk tidak berinvestasi di pasar modal. Namun sebenarnya risiko investasi di pasar modal dapat dikurangi jika

mereka mengerti mengenai risiko itu sendiri. Mao (1970) dalam Harmono (1999) menyatakan bahwa investor yang

realistik akan melakukan investasi tidak hanya pada satu jenis investasi, akan tetapi akan melakukan diversifikasi pada berbagai investasi dengan harapan dapat meminimalkan risiko dan memaksimalkan return. Sedangkan Trone dan Albright (1996) dalam Harmono (1999) berpendapat bahwa investor yang rasional melakukan keputusan investasi didasari dengan menganalisis situasi saat ini; mendesain portofolio optimal, menyusun kebijakan investasi, mengimplementasikan strategi investasi, memonitor dan melakukan supervisi pada kinerja khusus para manajer keuangan.

Menurut Halim (2003,23) Risiko saham terdiri dari 2 bagian yaitu risiko yang dapat didiversifikasi (unique risk) dan risiko yang tidak dapat didiversifikasi (systematic risk). Risiko unik adalah risiko yang terjadi hanya diperusahaan tersebut, contohnya adalah aksi mogok karyawan, tuntutan pengadilan, dsb. Sedangkan risiko sistematik adalah risiko yang menimpa semua perusahaan, contohnya adalah inflasi, resesi, krisis moneter, dsb. Seperti sudah disebutkan investor ingin memperkecil risiko sehingga jenis


(21)

risiko yang bisa dikurangi adalah risiko unik dengan cara membentuk portofolio.

Risiko dapat diukur dengan menggunakan koefisien beta. Beta sekuritas menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan suatu sekuritas terhadap perubahan-perubahan pasar. Oleh sebab itu dalam menganalisis sekuritas atau portofolio harus juga mengetahui betanya. Di dalam pasar modal bukan hanya variabel fundamental saja yang mempengaruhi risiko tetapi juga ada variabel-variabel ekonomi seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, perubahan GDP yang ikut mempengaruhi risiko suatu perusahaan ( Dedi Haryanto dan Riyatno (2007:25)

Oleh karenanya siklus pasar modal tak lepas dari hukum ekonomi yakni permintaan dan penawaran. Ketika banyak investor banyak menaruh uangnya di saham maka perdagangan saham secara otomatis akan naik. Sebaliknya, jika investasi di saham berkurang maka nilai volume perdagangan saham akan berkurang. Tingkat suku bunga dan kurs rupiah menjadi merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan perdagangan saham yang tercatat di bursa efek indonesia. Dalam melakukan investasi dibursa efek, nilai saham menjadi pertimbangan saham yang penting. Untuk itu ada 2 faktor yang mempengaruhi volume perdagangan saham yaitu faktor mikro dan makro.

Penelitian Tandelilin (1997) dalam Haryanto dan Riyanto (2007:25) membuktikan bahwa variabel makro juga mempengaruhi risiko. Variabel yang dipakai adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan perubahan GDP.


(22)

Walaupun secara bersama-sama variabel-variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematik namun tingkat suku bunga secara parsial terbukti berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis. Penelitian lain yang membuktikan bahwa variabel ekonomi mempengaruhi risiko sistematis ditunjukkan oleh Widjaja (2004). Widjaja (2004) dalam Haryanto dan Riyanto (2007:25) menunjukkan bahwa variabel inflasi mempengaruhi risiko saham. Peneliti menggunakan saham yang tergolong dalam LQ 45 dengan periode penelitian dari tahun 2001 sampai 2002.

Beberapa penelitian mencoba untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko suatu perusahaan terutama meneliti mengenai faktor-faktor yang termasuk risiko unik seperti variabel fundamental perusahaan. Sedangkan penelitian ini ingin menguji mengenai peran variabel-variabel ekonomi atau makro dalam mempengaruhi risiko saham. Perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah kebanyakan penelitian menggunakan variabel fundamental seperti divideen payout, growth, leverage, liquidity, asset size, variability in earnings dan beta akuntansi (Gudono dan Nurhayati (2001), return on Asset, rasio hutang terhadap modal dan nilai buku saham Natarsyah (2000: 297).

Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak bisa dihilangkan dan berdampak pada semua perusahaan. Pemahaman terhadap risiko sistematis dapat membantu perusahaan atau investor dalam penambilan keputusan-keputusan bisnis. Faktorfaktor yang mempengaruhi besar kecilnya risiko


(23)

Tingkat suku bunga akan membuat para investor cendrung menginvestasikan uangnya dalam bentuk tabungan yang tidak memiliki resiko yang tinggi. Hal ini akan memberikan tekanan jual pada saham-saham yang ada di psar modal, sehingga terjadinya over supplied (tingginya penawaran) dari saham. Dengan adanya kelebihan penawaran dibandingkan permintaan ini menyebabkan turunya harga-harga saham secara individual, yang secara global akan mengakibatkan turunnya indeks perdagangan saham yang tercermin pada indeks saham LQ 45, demikian juga sebaliknya. Dalam poenelitian ini digunakan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), karena SBI adalah suatu instrumen keuangan jangka pendek yang dijadikan benchmark aatu tolak ukur oleh bank-bank pemerintah, swasta nasional dan swasta asing dalam menentukan tingkat suku bunga tabungan, deposito dan pinjaman kepada para nasabah.

Apabila kurs rupiah terhadap dollar AS melemah maka investor akan menginvestasikan danaya dalam bentuk mata uang asing (money market). Dan para spekulan juga akan melakuakn hal serupa dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam keadaan yang akan cepat berubah itu. Keadaan itu juga akan memberikan tekananpada pasar modal yang mengakibatkan tekanan pada pergerakan perdagangan suatu saham di indeks saham LQ 45.

Dalam pasar modal dan manajemen investasi modern kita mengetahui adanya dua jenis resiko yaitu : (1). Risiko sistematis (risiko pasar) merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Jadi perubahan pasar akan mempengaruhi variabilitas return


(24)

suatu investasi (kondisi makro). (2). Risiko tidak sistematis (risiko perusahaan) merupakan risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Jadi lebih terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan emiten. Dalam manajemen portofolio disebutkan bahwa risiko perusahaan dapat diminimalkan dengan melakukan diversifikasi investasi pada sekian banyak jenis sekuritas.

Risiko sistematis dapat diukur dengan menggunakan koefisien beta. Hartono (2000) dalam Haryanto dan Riyanto (2007:28) menyatakan bahwa beta merupakan pengukur volatilitas return suatu sekuritas return portofolio terhadap return pasar. Volatilitas dapat diartikan fluktuasi dari return-return sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu. Beta juga dapat diartikan sebagai pengukur sejauh mana tingkat pengembalian suatu saham berubah karena adanya perusahaan di pasar.

Hartono dan Suriatno (1999) dalam Haryanto dan Riyanto (2007:28) membuktikan bahwa beta sekuritas untuk pasar modal yang sedang berkembang merupakan Beta yang biasa dikarenakan perdagangan yang tidak sinkron. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dan menghasilkan 74 perusahaan yang terdaftar dalam kurun waktu 22 Mei 1995 sampai 22 Mei 1997 sebagai sampel penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa beta sekuritas yang terdaftar di BEJ adalah bias. Dari tiga metode Sholes dan Williams (1977), Dimson (1979) dan Fowler dan Rorke (1983), metode Fowler dan Rorke yang paling baik digunakan untuk mengkoreksi Beta di


(25)

diperkuat oleh data return yang berdistribusi tidak normal. Untuk data retrun tersebut diperlukan periode koreksi yang cukup panjang yaitu empat periode mundur (lag) dan mundur (lead), sedangkan data return yang berdistrirbusi normal hanya membutuhkan satu periode maju dan mundur saja.

Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini selanjutnya digunakan untuk mengestimasi beta masa depan. Bukti empiris (Elton dan Gruberm 1994) menunjukkan bahwa beta historis mampu menyediakan informasi tentang beta masa depan Hartono (2000) dalam Haryanto dan Riyanto (2007:28).

Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan hasil yang berbeda. perbedaan hasil dari beberapa penelitian tersebut, mungkin disebabkan oleh perbedaan data yang digunakan dan periode yang diamati. Untuk itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan menganalisa pengaruh variabel makro ekonomi dan rasio profitabilitas terhadap return dan resiko saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada saham katagori LQ 45.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah variabel makro ekonomi (suku bunga dan kurs rupiah) dan rasio profitabilitas (Return On Invesment (ROI) dan Return On Equity (ROE) )


(26)

mempunyai pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap return saham?

2. Dari variabel determinan return saham tersebut, variabel apa yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap return saham?

3. Apakah variabel makro ekonomi (suku bunga dan kurs rupiah) dan rasio profitabilitas (Return On Invesment (ROI), Return On Equity (ROE) ) dan return saham mempunyai pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap resiko saham?

4. Dari variabel determinan resiko saham tersebut, variabel apa yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap resiko saham?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk memperoleh bukti empiris tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi return saham, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap variabel makro ekonomi (suku bunga dan kurs rupiah) dan rasio profitabilitas (Return On Invesment (ROI) dan Return On Equity (ROE) )

2. Untuk menganalisa dari variabel-variabel tersebut, variabel apa saja yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap return saham


(27)

3. Untuk memperoleh bukti empiris tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi resiko saham, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap variabel makro ekonomi (suku bunga dan kurs rupiah), rasio profitabilitas (Return On Invesment (ROI) dan Return On Equity (ROE) ) dan return saham

4. Untuk menganalisa dari kelima variabel tersebut, variabel apa saja yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap resiko saham

2. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Memperluas dan menambah wawasan akan tentang return dan resiko saham terutama masalah pengaruh variabel makro ekonomi (suku bunga dan kurs rupiah) dan rasio profitabilitas (Return On Invesment (ROI) dan Return On Equity (ROE) ) terhadap return dan resiko saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia?

2. Bagi Investor

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan jumlah dan waktu investasi untuk meminimalkan resiko.

3. Bagi Akademis

Sebagai bahan acuan dan referensi dalam memahami return dan resiko saham pada suatu investasi.

4. Bagi ilmu manajemen, Khususnya ilmu keuangan :

Diharapkan dapat mencerminkan dan memperkaya informasi ilmiah mengenai return dan resiko (beta) saham.


(28)

5. Bagi Perusahaan

Sebagai dampak antisipasi dari perubahan-perubahan faktor makro dan rasio profitabilitas terhadap return dan resiko saham secara keseluruhan.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pasar Modal, Tujuan Serta Jenis-jenisnya

Pasar modal menurut kamus pasar uang dan modal adalah pasar kongkrit atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang yaitu diatas jangka waktu satu tahun (Dahlan Siamat, 2006:249). Menurut Suad Husnan (2001:3) pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa di perjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, publick authorities maupun perusahaan swasta. Sedangkan definisi lain tentang pasar modal Menurut Darmawan Sjahrial (2006:15) pasar modal dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem keuangan yang terorganisasi termasuk bank-bank komersial dan semua perantara dibidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan pendek.

Definisi pasar modal menurut tjiptono darmaji (2001:1) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri.. Sedangkan menurut Iskandar Z Alwi (2003:14) Pasar Modal adalah sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.


(30)

Sekuritas atau efek adalah selembar kertas yang menunjukan hak pemegang surat tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan lembaga yang menerbitkan sekuritas tersebut (UU Nomor 8 Tahun 1995). Sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Sedangkan kegiatan perdagangannya dilakukan di bursa.

Menurut Tjiptono Darmaji dan Hendy m (2001:17) Bursa efek adalah lembaga atau perusahaan yang menyelenggarakan/menyediakan fasilitas sistem (pasar) untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek antar berbagai perusahaan/perorangan yang terlibat dengan tujuan memperdagangkan efek perusahaan-perusahaan yang telah tercatat di bursa efek. Bursa efek adalah istilah yang digunakan untuk lokasi menjual dan membeli surat-surat berharga efek serta sistem yang menjalankannya.

Menurut Darmawan Sjahrial (2006:21) tujuan Pasar Modal adalah :

1. Mempercepat proses perluasan pengikutsertaan masyarakat dalam pemilikan saham perusahaan.

2. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemerataan pemilikan saham.

3. Menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dan penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif.


(31)

Surat-surat berharga yang diperdagangkan dipasar modal dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok (Darmawan Sjahrial, 2006:22) yaitu :

1. Saham merupakan bukti penyertaan modal pada suatu perusahaan, imbalanya adalah deviden.

2. Obligasi merupakan bukti hutang dari perusahaan yang mengeluarkannya dan imbalanya berupa bunga.

3. Sekuritas yang lainnya dapat disebut Sekuritas Kredit, seperti right, warrant, opsi, dan lain-lain.

Adapun jenis-jenis pasar modal terdiri atas :

1. Pasar Perdana (primary market) adalah pasaar modal dimana saham-saham dan sekuritas yang lainnya dijual pertama kali (penawaran umum) sebelumnya saham tersebut dicatatkan dibursa efek.

2. Pasar Sekunder (Secondary market) adalah pasar yang berbentuk bursa efek, dimana saham dan sekuritas lain diperjual belikan secara luas kepada umum, setelah saham tersebut melalui masa penjualan dipasar perdana.

3. Pasar Ketiga (Third market) adalah pasar modal yang merupakan tempat untuk memperdagangkan saham dan sekuritas lain diluar bursa efek. Pasar modal ini disebut Over The Counter Market atau di Indonesia disebut Bursa Paralel.

4. Pasar Keempat (Fourth market) pada hakikatnya merupakan perdagangan saham antara pemodal kepada pemegang saham lainnya,


(32)

tanpa melalui perantara, seperti pialang atau perantara pedagang efek. (M. Amsari, 1993: 23-24) dalam (Novi Z, 2005:12).

B. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pasar Modal

Menurut Suad Husnan (2001:8) Faktor-faktor yang mempengaruhi pasar modal antara lain :

a. Supplay sekuritas

Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal.

b. Demand sekuritas

Harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan.

c. Kondisi politik dan ekonomi

Kondisi yang stabil dan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang akhirnya mempengaruhi supplay dan demand akan sekuritas.

d. Masalah hukum dan peraturan

Pembelian sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sekuritas, karena itu kebenaran informasi menjadi sangat penting, disamping kecepatan dan kelengkapan informasi.

e. Keberadaan pengawas yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal dan berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan transaksi secara


(33)

C. Pendekatan-Pendekatan Analisis Dalam Penilaian Saham

Saham merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT) (Suad Husnan 2001:285). Pengertian lain menurut Tjiptono Darmaji dan Hendi M (2006:5) saham merupakan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan demikian kalau seorang investor membeli saham, maka dia juga menjadi pemilik/pemegang saham perusahaan (Darmawan Sjahrial, 2006:22)

Didalam prakteknya terdapat beberapa jenis saham, yang dibedakan menurut cara peralihannya dan manfaat yang diperoleh para pemegang saham. Ditinjau dari peralihannya saham dibedakan menjadi saham atas tunjuk dan saha atas nama, saham atas tunjuk adalah saham yang didalam sertifikatnya tersbut tidak dicatat nama pemiliknya agar mudah dipindah-tangankan dari seorang investor keinvestor lainnya. Sedangkan saham atas nama adalah saham yang didalam lembaranya tertulis nama pemiliknya.

Ditinjau dari segi manfaat untuk pemiliknya saham digolongkan menjadi saham biasa dan saham preferen. Menurut Tjiptono Darmaji dan Hendy M (2001:71) saham biasa merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi) tetapi bisa juga tidak mendatangkan seperti hasil yang dikehendaki. Pemilik menentukan apakah akan menerima deviden atau menduduki posisi di dalam perusahaan.


(34)

Jenis – jenis saham biasa adalah sebagai berikut :

1. Blue chip stock adalah saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader dari industri sejenisnya, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden.

2. Speculative stock adalah saham emiten yang tidak secara konsisten menghasilkan deviden namun jenis saham ini harganya selalu berfluktuasi, dan terkadang memberikan deviden yang sangant tinggi.

3. Income stock adalah tipe saham kurang peka terhadap kondisi pasar. Menurut Tjiptono Darmaji dan Hendy M (2001 : 6) saham preferen adalah saham yang memiliki karakter gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti buanga obligasi, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.

Sebelum seorang investor melakukan investasi dalam saham, maka penting kiranya bila ia mengetahui nilai dari saham tersebut sebagai salah satu pedoman agar investasi yang dilakukannya itu penuh perhitungan. Menurut Tandelin (2001) dalam Umi dan Shinta (2006:7) Ada beberapa cara perhitungan nilai saham, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Nilai pasar adalah nilai saham yang berlaku dipasar ataupun lantai bursa. Nilai pasar ini selalu berubah-ubah bergantung kepada penawaran dan permintaan di bursa. nilai pasar adalah nilai saham


(35)

2. Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menunjukan present value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut atau nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi..

3. Nilai pari adalah nilai saham sebagaimana tercantum dalam sertifikat saham.

4. Nilai buku adalah nilai saham yang dihitung berdasarkan total asset atau pembukuan perusahaan yang dikurangkan dengan total hutang dan saham preferen dan dibagi dengan jumlah saham beredar. Menurut Suad Husnan (2001:288) Analisis penilaian saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga saham tersebut pada saat ini. Sedangkan nilai intrinsik (NI) menunjukan present value arus kas yang diharapkan dari suatu saham. Pedoman yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued (harganya terlalu rendah), dan karenanya layak dibeli atau ditahan.

b) Apabila NI < harga pasar sat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu mahal), dan layak untuk dijual. c) Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai

wajar.

Tujuan dari investasi tentunya adalah keuntungan, potensi keuntungan yang didapat dari investasi saham adalah dividen dan capital gain, keuntungan dari dividen didapat karena kinerja perusahaan, sedangkan keuntungan dari


(36)

capital gain dari pergerakan harga saham yang dipengaruhi oleh banyak faktor sebelum mementukan nilai saham, sebelum para pemodal (investor) melakukan transaksi dipasar modal, baik pasar perdana maupun pasar sekunder para investor terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap emiten (perusahaan) yang menerbitkan (menawarkan) saham di bursa (Umi dan Shinta, 2006:10).

Ada dua pendekatan analisis yang dapat digunakan yakni : 1. Pendekatan Analisis Tehnikal

Menurut Mustafa dan Reny (2007 : 97) analisis tehnikal adalah sebagai metode untuk memprediksi (forecasting) terhadap fluktuasi pada harga saham, baik saham individual maupun pasar secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang sudah dipublikasikan, seperti: harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham gabungan (IHSG), serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Karenanya pendekatan ini juga disebut pendekatan analisis pasar (market analysis) atau analisis internal (internal analysis)

Sasaran pendekatan analisi teknikal adalah ketepatan waktu dalam memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham maupun suatau indikator pasar. Para analisis teknikal lebih menekankan perhatian pada perubahan harga ketimbang tingkat harga, karenanya analisis mereka lebih diusahakan untuk meramalkan trend perubahan harga tersebut. Pemikiran yang mendasari analisis teknikal adalah harga saham mencerminkan


(37)

diwaktu lalu, dan perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan terulang.

2. Pendekatan analisis Fundamental

Menurut Silvia dan Toto (2004 : 116) analisis fundamental adalah suatu metode peramalan yang dapat memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi atas harga saham tersebut.

Analisis fundamental di dasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return yang diharapkan dan suatu resiko yang melekat padanya. Hasil estimasi nilai intrinsik tersebut kemudian dibandingkan dengan harga pasar yang sekarang (current market price). Pemodal yang sanggup melakukan analisis fundamental yang baik seharusnya mampu meraih return dengan bereaksi terlebih dahulu sebelum pasar merefleksi informasi yang sesungguhnya. Informasi yang sering digunakan dalam melakukan anlisis ini antara lain adalah kondisi makro ekonomi, kinerja perusahaan dan kondisi dari perusahaan emiten (Mustafa dan Reny, 2007 : 97) .

D. Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga disuatu negara biasanya ditetapkan pemerintah yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan perekonomian suatu negara. Menurut Edward dan Khan dalam (Ali rama, 2007:67) ada 2 jenis faktor yang


(38)

menetukan nilai suku bunga, yaitu faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar dan inflasi sedangkan faktor eksternal merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai tukar valuta asing. Sedangkan menurut Boediono (2000 : 76) ada beberapa teori yang menerangkan mengenai terjadinya tingkat suku bunga :

1. Teori Klasik

Menurut teori ini suku bunga merupakan harga dari penggunaan dana yang tersedia untuk dipinjamkan (ianablefund). Harga ini terjadi di “pasar dan investasi” istilah pasar dan investasi dapat dijelaskan bahwa dalam suatu periode ada suatu anggota masyarakat yang menerima pendapatan melebihi kebutuhan konsumsinya. Masyarakat tersebut kemudian menabung kelebihan pendapatannya, jumlah seluruh tabungan mereka berbentuk penawaran akan dana yang akan dipinjamkan. Di pihak lain, dalam periode yang sama ada anggota masyarakat atau pengusaha yang memerlukan dana untuk investasi.

2. Teori Keynes

Teori yang dikemukakan oleh keynes ini lebih dikenal dengan liquidity preference. Menurut Iskandar Putong (2000:158) ada 3 motif mengapa orang memegang uang tunai. Tiga motif tersebut antara lain :

a. Motif transaksi (Transaksion Motive) b. Motif Berjaga-jaga (Precautinory Motive)


(39)

Ketiga motif inilah yang menyebabkan tumbuhnya permintaan akan uang yang oleh keynes diberi nama liquidity prefernce.

Teori keynes berlandaskan pada konsepsi bahwa orang pada umumnya menginginkan dirinya tetap liquid dalam memenuhi ketiga faktor tersebut. Keinginan untuk tetap liquid inilah yang membuat orang bersedia membayar harga tersebut disebut bunga dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi.

menurut Boediono (2000 : 80) Fungsi suku bunga pada suatu perekonomian antara lain :

a. Sebagai daya tarik bagi para penabung baik individu, institusi atau lembaga yang mempunyai dana lebih untuk di investasikan.

b. Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagai alat kontrol bagi pemerintah terhadap dana langsung atau investasi pada sektor-sektor ekonomi.

c. Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam sutu perekonomian.

d. Pemerintah dapat memanipulasi tingkat suku bunga untuk meningkatkan produksi, sebagai akibatnya tingkat suku bunga dapat digunakan untuk mengontrol tingkat inflasi.

E. Rasio Profitabilitas

Menurut Darmawan Sjahrial (2006 : 38) analisis rasio adalah suatu metode perhitungan dan interprestasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status


(40)

perusahaan. Menurut Dewi Astuti (2004 : 37) Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba satu-satunya ukuran profitabilitas yang paling penting adalah laba bersih. Para investor dan kreditor sangat berkepentingan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan menghasilkan laba saat ini maupun di masa mendatang.

Sedangkan menurut Weshton dan Brigham (1998:34) berpendapat bahwa profitabilitas sekelompok rasio yang menunjukan pengaruh gabungan dari likuiditas, pengelola aktiva, dan pengelolaan hutang terhadap hasil-hasil operasi. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.

a. Return on Assets atau Return on Investmant (ROI)

Menurut Dewi Astuti (2004 : 37) hasil pengembalian total aktiva atau total investasi disebut juga ROA menunjukan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Perusahaan mengharapkan adanya hasil pengembalian yang sebanding dengan dana yang digunakan. Hasil pengembalian ini dapat dibandingkan dengan penggunaan alternatif dari dana tersebut sebagai salah satu ukuran keefektifan, semakin tinggi hasil pengembalian maka semakin efektif perusahaanya. Rasio ini dapat


(41)

Laba Bersih

ROI = --- x 100 % Total Aktiva

b. Return on Equity (ROE)

Menurut Dewi Astuti (2004 : 37) rasio ini menunjukan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan. Rasio ini disebut juga dengan rasio pengembalian atas ekuitas saham biasa. Darsono dan Ashari ( 2005 : 37) semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar pada pemegang saham.

Adapun rasio ini dapat dihitung dengan rumus (weston dan Brigham, 1990:35) sebagai berikut :

Laba Bersih

ROE = --- x 100 % Modal Sendiri

F. Nilai Mata Uang ( kurs)

Setiap negara mempunyai mata uang sendiri-sendiri, setiap mata uang ini mempunyai nilai yang masing-masing berbeda satu sama lain pada saat mata uang suatu negara dipertukarkan dengan mata uang tersebut. Menurut (Dahlan siamat, 2005:234), nilai tukar mata uang adalah harga suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lain. Sedangkan Menururt Purnomo Sugiantoro (2004:111) nilai kurs adalah harga uang (domestik) terhadap mata uang asing.

Kurs memilki peranan sentral dalam perdagangan internasional, karena kurs memungkinkan kita membandingkan harga-harga seluruh barang dan jasa


(42)

yang dihasilkan oleh berbagai negara. Menurut Hamdy Hady (2007 : 61) Dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional dikenal ada dua jenis mata uang , yaitu :

a. Hard currency adalah mata uang yang nilainya relatif stabil dan kadang-kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya.. Mata uang ini pada umumnya berasal dari negara maju.

b. Soft currency adalah mata uang yang bersifat lemah yang jarang digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung karena nilainya relatif tidak stabil dan kadang-kadang mengalami depresiasi atau penurunan nilai mata uang. Mata uang ini biasanya berasal dari negara berkembang.

Kurs yang ditransaksikan di pasar uang terbagi menjadi tiga jenis. Menurut Agus Sartono (2001 : 71) bahwa jenis kurs dapat dibedakan menjadi 3 transaksi yaitu :

1. Kurs jual dan kurs beli

kurs jual adalah kurs yang ditawarkan bank untuk menjual suatu mata uang dan biasanya lebih tinggi dari kus beli, sedangkan kurs beli adalah kurs dimana bank bersedia untuk membeli suatu mata uang. 2. Kurs silang

adalah kurs antara dua mata uang asing yang ditentukan dengan menggunakan mata uang lain sebagai pembanding


(43)

3. Kurs spot dan kurs forward

Kurs spot adalah kurs mata uang dimana mata uang asing dapat dibeli atau dijual dengan penyerahan atau pengiriman pada hari yang sama atau maksimal 48 jam . Sedangkan kurs forward adalah kurs yang ditentukan sekarang untuk pengiriman sejumlah mata uang di masa mendatang berdasarkan kontrak forward.

G . Keuntungan (return)

Dalam konteks manajemen investasi, pengembalian atas investasi (return) merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Return ini dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi dimasa yang akan datang (Jogiyanto, 2000 : 109). Sedangkan menurut (Horne dan John M, 2005 : 145) Pengembalian (return) merupakan Penghasilan yang diterima dari suatu investasi ditambah dengan perubahan harga pasar yang biasanya dinyatakan sebagai persentase dari harga pasar awal dari investasi tersebut.

Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return ini dihitung berdasarkan data historis. Biasanya retrun realisasi digunakan sebagai salah satu ukuran kinerja perusahaan. Sumber-sumber return yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suaru investasi. Jadi nilainya bisa 0 atau (+). Capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga yang bisa memberi keuntungan


(44)

(kerugian) bagi investor. Jadi nilainya bisa (-), 0 atau (+) (Dedi Haryanto dan Riyanto, 2007 : 26) . Secara matematis return total suatu investasi adalah:

Return total = yield + capital gain (loss)

Return ekspektasi secara sederhana adalah rata-rata tertimbang dari berbagai return historis atau return realisasi (Abdul Halim, 2005: 45). Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi return ekspektasi ini sifatnya belum terjadi. Return ekspektasi dapat diestimasi dengan menggunakan return-return historis. Berdasarkan pengertian return bahwa return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode barjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan deviden, maka dapat ditulis rumus : Ross (2003:238) Pt - Pt - 1

Ri = --- Pt - 1

H. Resiko Saham

Tujuan (motivasi) investor berinvestasi yaitu mendapatkan return dan sebagai konsekuensinya harus berani menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Investor perlu mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi sebagai dasar pembuatan keputusan investasi.

Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaan artinya semakin besar risiko investasi tersebut. Van Horne dan John M (2005 : 145) mendefiniskan risiko adalah sebagai perbedaan antara


(45)

menurut Suad Husnan (2001) resiko merupakan sebagai kemungkinan keuntungan yang sebenarnya menyimpang dari keuntungan yang diharapkan.

Beberapa sumber risiko yang mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi (Dahlan Siamet, 2005 : 276) sebagai berikut :

1. Risiko suku bunga. Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun, dan sebaliknya. Alasannya jika suku bunga naik maka return investasi yang terkait dengan suku bunga (misal deposito) juga akan naik. Akibatnya minat investor akan berpindah dari saham ke deposito.

2. Risiko pasar. Fluktuasi pasar secara keseluruhan dapat mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan. Perubahan pasar diperngaruhi oleh faktor seperti resesi ekonomi, kerusuhan, atau perubahan politik (pemilu).

3. Risiko inflasi. Inflasi yang meningkat akan mengurangi daya beli rupiah yang diinvestasikan. Jika inflasi meningkat, investor biasanya menuntut tambahan premium inflasi untuk mengkompensasikan penurunan daya beli yang dialaminya.

4. Risiko bisnis. Risiko bisnis adalah risiko dalam menjalankan bisnis suatu jenis industri. Jadi perusahaan pakaian jadi akan dipengaruhi oleh karakteistik industri tekstil.

5. Risiko finansial. Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsi


(46)

utang yang digunakan perusahaan, semakin besar risiko finansial yang dihadapi perusahaan.

6. Risiko likuiditas. Risiko ini berkaitan dengan kecepatan seuatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin likuid suatu sekuritas semakin besar pula risiko likuiditas yang dihadapi perusahaan.

7. Risiko nilai tukar mata uang. Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing. Istilahnya currency risk atau exchange rate risk.

8. Risiko negara. Risikoini sering disebut risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri, stabilitas politik dan ekonomi negara bersangkutan sangat penting diperhatikan untuk menghindari risiko negara yang terlalu tinggi.

Beta saham merupakan indeks risiko sistematis suatu aktiva atau suatu portofolio aktiva. Brigham dan Weston (1993) beta saham merupakan resiko yang dieliminasi atau disebut juga resiko sistematis. Beta mengukur sensitifitas pengembalian aktiva terhadap pengembalian portofolio pasar. Beta teoritis dari CAPM didefinisikan sebagai alat ukur kovarians diharapkan suatu aktiva dengan portofolio pasar yang terdiversifikasi dengan baik.

Risiko sistematis dapat diukur dengan menggunakan koefisien beta. Hartono (2000) dalam Haryanto dan Riyatno (2007 : 28) menyatakan bahwa


(47)

portofolio terhadap return pasar. Volatilitas dapat diartikan sebagai fluktuasi dari return-return sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu. Beta juga dapat diartikan sebagai pengukur sejauh mana tingkat pengembalian suatu saham berubah karena adanya perusahaan di pasar.

Beta pasar diperoleh dari hasil perhitungan koefisien regresi antara tingkat pengembalian suatu saham dengan tingkat pengembalian pasar Lestari dan Christiani (2005 : 24) . Tingkat pengembalian saham dihitung:

Pit-1 - Pit

Rit = --- Pit

Keterangan:

Rit = Tingkat Pengembalian Pit-1 = Harga Saham pada t-1

Pit = Harga Saham pada t

Tingkat pengembalian pasar diturunkan dari portofolio pasar. Portofolio pasar tidak hanya meliputi semua saham biasa yang ada pada suatu perekonomian, tetapi juga meliputi bentuk investasi lain, seperti obligasi, saham preferen, real estate, emas, dan sebagainya. Besaran untuk menyatakan portofilio pasar saham biasanya dinyatakan dalam bentuk angka indeks. Tingkat pengembalian banyak digunakan sebagai standar evaluasi kinerja umum. Manajer investasi dan klien mereka sering membandingkan hasil kerja manajer dengan tingkat pengembalian pasar. Tingkat pengembalian pasar


(48)

saham untuk Bursa Efek Jakarta dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

IHSG t+1 - IHSG t

Rmt = --- IHSGt

Dimana :

Rmt = Tingkat Pengembalian Pasar Saham IHSGt+1 = IHSG pada tahun t

IHSG t = IHSG pada tahun t

Dari hasil perhitungan kedua tingkat pengembalian tersebut, kemudian di regresikan sehingga menghasilkan persamaan sebagai berikut:

Rit = ait + ßi Rmt + eit Di mana :

Rit = Tingkat pengembalian saham ke-I pada periode t ait = intersep

ßi = slope

Rmt = Tingkat pengembalian pasar ke-I pada periode ke –t Eit = Kesalahan residual random saham ke-I pada periode ke-t t = Periode ke 1, 2, 3, …., N

Sedangkan menghitung beta ( ) sahamnya menurut Muhammad Samsul (2006 : 102) adalah sebagai berikut :

Cov Ri . Rm = ---


(49)

Ri = Tingkat pengembalian saham Rm = Tingkat pengembalian pasar I. Penelitian Sebelumnya

Natarsyah (2000) meneliti pengaruh variabel ROA, rasio utang terhadap modal dan nilai buku saham terhadap beta. Ia menggunakan sampel perusahaan yang termasuk industri barang konsumsi di BEJ periode 1990-1997. Banyaknya sampel yang menjadi penelitiannya adalah 16 perusahaan. Hasil menunjukkan bahwa semua variabel secara parsial mempengaruhi beta secara signifikan.

Gudono dan Nurhayati (2001) mereplikasi penelitian Beaver, Kettler dan Scholes (1970) dengan mengadakan penelitian di Bursa Efek Jakarta. Penelitian mereka menggunakan 35 saham teraktif pada tahun 1995 dengan pengujian menggunakan multiple regression. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya variabel growth saja yuang mempunyai hubungan signifikan dengan beta saham.

Setiawan (2003) menguji pengaruh variabel fundamental terhadap beta saham pada periode sebelum krisi moneter (1992-1996) dan periode selama krisis moneter (1998-2001). Variabel fundamental yang digunakan adalah asset growth, leverage, likuiditas, total asset turn over dan return on investment. Sampel yang digunakan adalah 56 perusahaan untuk periode sebelum krisis moneter dan 105 perusahaan untuk periode selama krisis moneter. Perhitungan beta menggunakan data retun perusahaan bulanan dan return pasar bulanan. Hasil penelitian ini menunjukkan ketidakkonsistenan


(50)

yaitu pada periode sebelum krisis moneter faktor fundamentalsecara simultan berpengaruh terhadap beta. Secara parsial faktor fundamental yang berpengaruh adalah total asset turn over dan return on investment. Sedangkan pada periode selama krisis moneter, faktor fundamental secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan. Sedangkan pengujian secara parsial hanya leverage yang berpengaruh secara signifikan terhadap beta. Peneliti kemudian menyarankan agar menguji pengaruh variabel makro seperti gross domestic product, tingkat inflasi dan suku bunga terhadap beta supaya dapat dilihat lebih komprehensif.

Aruzzi dan Bandi (2003) menguji pengaruh tingkat suku bunga, rasio profitabilitas dan beta akuntansi terhadap beta saham syariah. Sampel dari penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di BEJ yang masuk dalam Jakarta islamic Indeks (JII). Ada 30 perusahaan yang menjadi sampel. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah multipel regrgession, dan untuk menguji hiptesis menggunakan uji F dan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel yang diuji tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap beta saham. Hal ini disebabkan dalam perhitungan tampak bahwa nilai beta rata-rata samel lebih besar dari satu dan R-square yang rendah menunjukkan adanya faktor lain yang lebih dominan mempengaruhi beta saham.

Widjaja (2004) meneliti mengenai pengaruh variabel makro yaitu inflasi terhadap tingkat risiko saham. Penelitian ini menggunakan saham-saham yang


(51)

2002. Risiko dinyatakan dalam pengukuran beta yang berasal dari hubungan antara tingkat keuntungan suatu saham dan pasar. Beta diukur menggunakan model CAPM yang kemudian dilakukan regresi time series antara tingkat return masing-masing saham dan tingkat keuntungan indeks pasar (IHSG). Hasil menunjukkan bahwa inflasi memilik pengaruh yang signifikan terhadap risiko saham selama periode penelitian. Namun jika dilihat dari R-square inflasi hanya menjelaskan risiko saham sebesar 1,5%. Artinya masih banyak variabel makro lainnya yang mempengaruhi risiko seperti GNP, suku bunga dan kurs tukar mata uang.

Robiatul Auliyah dan Ardi Hamzah (2006) peneliti ini mencoba meneliti karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi makro terhadap return dan beta saham syariah di Bursa Efek Jakarta. Pengujian regresi secara linear berganda pada return saham syariah menghasilkan F hitung sebesar 1,589 dengan tingkat signifikansi 11,6% dan pada beta saham syariah menghasilkan F hitung sebesar 6,229 dengan tingkat signifikansi 0%. Hal ini berarti variabel-variabel karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi makro tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat 5% terhadap return saham syariah tetapi berpengaruh secara signifikan pada tingkat 5% terhadap beta saham syariah. Pengujian regresi secara parsial dengan t test menunjukkan bahwa tidak ada satu pun variabel- variabel karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi makro berpengaruh secara signifikan pada return saham syariah, sedangkan variabel-variabel karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi makro terhadap beta saham saham yang mempunyai pengaruh signifikan pada


(52)

tingkat 5 % adalah cyclicality, kurs rupiah terhadap dollar dan Produk Domestik Bruto (PDB).

Felli Lamono (2007) Peneliti ini mencoba meneliti pengaruh karakteristik perusahaan (profitabilitas, size, tangibility, volatility, dan growth oppurtunity) terhadap stuktur modal perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode tahun 2000-2004. Hasil dari pengolahan data dengan menggunakan metode statistik regresi berganda menunjukan bahwa profitability, size, dan votality mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan dan growth oppurtunity mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap struktur modal.


(53)

J. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Model Analisis Jalur

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang disesuaikan dengan konsep jalur, maka secara skematis dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :

Awal penelitian ini dilakukan dengan mengamati perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 dan menyeleksi perusahaan-perusahaan yang

terus-Return On Investment (ROI)

(X3)

Return Saham

(Y1)

Resiko Saham (Y2) Suku Bunga

(X1)

Nilai Kurs(Rp/$) (X2)

Return On Equity (ROE)


(54)

sampai 2007. pengamatan tersebut menunjukan terdapat 15 perusahaan yang termasuk dalam katagori LQ 45 yang mengeluarkan laporan keuangan per semester. Selanjutnya dari laporan tersebut peneliti mengambil data laporan keuangannya berupa total asset, total equity, dan laba bersih. , Selanjutnya mendapatkan tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh BI (Bank Indonesia) per semester dan Kurs silang antara rupiah dan dollar, selanjutnya mencari nilai return saham dari masing-masing perusahaan dan resiko saham dari tingkat return saham perusahaan dan return pasar. Data tersebut akan diolah untuk mendapatkan variabel endogen pertama (Y1) yakni return saham meiliki 4 variabel eksogen antara lain suku bunga, kurs, ROI, dan ROE. Lalu variabel endogen kedua (Y2) memiliki 5 variabel exsogen antara lain suku bunga, kurs, ROI, ROE dan return.

Setelah variabel-variabel tersebut diperoleh, lalu dilakukan pengujian dengan metode jalur. Metode ini digunakan untuk menjelaskan pangaruh langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung dari X1 ke Y1 ditunjukan

oleh koefisien jalur melalui uji t (yang signifikan), yaitu y1x1 kali y1x1,,

pengaruh langsung dari X2 ke Y1 ditunjukan oleh koefisien jalur y1x2 kali y1x2,, pengaruh langsung dari X3 ke Y1 ditunjukan oleh koefisien jalur y1x3

kali y1x3,, pengaruh langsung dari X4 ke Y1 ditunjukan oleh koefisien jalur y1x4 kali y1x4, dan seterusnya.

Pengaruh langsung dari X1 ke Y2 ditunjukan oleh koefisien jalur yaitu y2x1 kali y2x1, Pengaruh langsung dari X2 ke Y2 ditunjukan oleh koefisien


(55)

koefisien jalur yaitu y2x3 kali y2x3, pengaruh langsung dari X4 ke Y2

ditunjukan oleh koefisien jalur y1x4 kali y1x4.

pengaruh langsung dari Y1 ke Y2 ditunjukan oleh koefisien jalur y2y1 kali y2y1.

Pengaruh tidak langsung dari dari X1 ke Y1 melalui X2 ditunjukan oleh

koefisien jalur y1x1 kali r x2x2 kali y1x2. Pengaruh tidak langsung dari dari X2

ke Y1 melalui X3 ditunjukan oleh koefisien jalur y1x2 kali r x2x3 kali y1x3, dan

Pengaruh tidak langsung dari dari X3 ke Y1 melalui X4 ditunjukan oleh

koefisien jalur y1x3 kali r x2x4 kali y1x4..

Pengaruh tidak langsung dari dari X1 ke Y2 melalui Y1 ditunjukan oleh

koefisien jalur y2x1 kali r x2x1 kali y2x1, Pengaruh tidak langsung dari dari X2

ke Y2 melalui Y1 ditunjukan oleh koefisien jalur y2x2 kali r x2x2 kali y2x2.,

Pengaruh tidak langsung dari dari X3 ke Y2 melalui Y1 ditunjukan oleh

koefisien jalur y2x3 kali r x2x3 kali y2x3., Pengaruh tidak langsung dari dari


(56)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan return perdagangan saham dan resiko saham perusahaan yang tergabung dalam saham LQ 45 per semester, tingkat suku bunga dan nilai kurs rupiah terhadap dollar AS per semester pada tahun 2004-2007.

Sedangkan untuk menghitung Return on Invesment (ROI) dan Return on Equity (ROE) dibutuhkan data laporan keuangan perusahaan yang tergabung dalam saham LQ 45 per semester pada tahun 2004-2007 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.

B. Metode Pemilihan Sampel

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dimana penentuan sampel tergantung dari kepentingan penelitian.

Berdasarkan data bursa efek indonesia (BEI) bahwa terdapat 45 perusahaan yang tergabung dalam saham LQ 45 yang memilki indeks saham dengan liquiditas (liquid) tinggi. Kriteria ini diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan :


(57)

(rata-2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir)

3. Telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan.

4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah hari transaksi di pasar regular.

Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ 45. Setiap 3 bulan review pergerakan rangking saham dalam kalkulasi indeks LQ 45. Penggantian saham akan dilakukan setiap enem bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus.

C. Metode Pengumpulan data

Untuk dapat menganalisis masalah maka penulis menggunakan data sekunder dengan cara sebagai berikut :

1. Melakukan penelitian lapangan pada Bursa Efek Indonesia melalui pusat pelayanan informasi pada pusat referensi pasar modal dan pengambilan data mengenai harga saham perusahaan.

2. Penelitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan literatur-literatur ilmiah, buku-buku dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

D. Metode Analisis


(58)

a. Variabel endogen

Variabel endogen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel eksogen dan merupakan variabel antara. Ada dua variabel endogen dalam penelitian yaitu return saham (Y1), dan resiko saham (Y2).

b. Variabel eksogen

Variabel eksogen adalah variabel yang diduga secara berpengaruh terhadap variabel endogen, yaitu: return saham (Y1), dan resiko saham

(Y2), suku bunga (X1), kurs (X2), Roi (X3), dan Roe (X4).

2. Analisys Jalur ( Path Analisys)

Untuk mencapai tujuan penelitian, maka data yang telah diperoleh perlu dianalisis. Dalam penelitian ini digunakan model analisis jalur (Path Analisys). Tujuan dari analisis jalur adalah menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variable independen terhadap variabel dependen. Model ini di gunakan karena penulis ingin mengetahui tentang pengaruh variabel ekonomi makro dan rasio profitabilitas terhadap return dan resiko saham LQ 45. Besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung secara relatif dinyatakan oleh besaran numerik koefisien jalur (path analysis).

Langkah pertama dalam analisis jalur adalah dengan merancang paradigma penelitian berdasarkan fakta,konsep dan teori. Adapun formulasi model analisis jalur (path analysis) secara simultan maupun secara parsial dengan formula sebagai berikut :


(59)

Struktur I

Y1 = Y1 X1 + Y1 X2 + Y1 X3 + Y1 X4 + 1

Dimana : Y1 = Return Saham

X1 = Suku Bunga

X2 = Nilai Kurs (Rupiah Terhadap Dollar)

X3 = ROI

X4 = ROE

1 = Error/residu Struktur II

Y2 = Y2 X1 + Y2 X2 + Y2 X3 + Y2 X4 + Y2 Y1 + 2

Dimana : Y2 = Resiko Saham

X1 = Suku Bunga

X2 = Nilai Kurs (Rupiah Terhadap Dollar)

X3 = ROI

X4 = ROE

Y1 = Return Saham 2 = Error/residu

Langkah kedua dalam analisis jalur adalah memeriksa asumsi-asumsi yang mel;andasi analisis jalur. Asumsi yang melandasi analisis jalur (Hair, Anderson, Tatham dan Black, 1998) dalam Indoyama N (2004 :505) adalah :


(60)

a) Hubungan antar variabel adalah berbentuk linear dan bersifat adetif. Linier secara sederhana tergambarkankan bahwa pangkat dari variabel indevenden adalah satu.

b) Model yang dipertimbangkan adalah model rekursif. Artinya, sistem aliran adalah dalam bentuk kausal satu arah. Sedangkan model yang mengandung kausal resiprokal (dua arah) tidak dapat dilakukan analisis melalui jalur. Asumsi dalam model rekursif ini adalah nilai 1 saling

bebas, dan diantara 1 dengan X1 juga saling bebas.

c) Semua variabel minimal dalam skala ukuran interval. Dengan demikian berlaku juga dalam skala ukuran rasio. Jika skala ukur ordinal, maka skala ukur diubah lebih dulu menjadi skala ukur interval.

d) Observad variabels diukur tanpa ada kesalahan. Dalam artian bahwa instrumen pengukurannya harus valid dan reliable.

e) Model yang dianalisis diidentifikasi dengan benar berdasarkan teori dan konsep-konsep yang releven.

Langkah ketiga adalah pendugaan parameter atau perhitungan koefisien jalur antar variabel. Perhitungan pengaruh yang ditunjukan dengan anah panah satu arah menggunakan perhitungan regresi variabel yang dibakukan secara parsial pada masing-masing persamaan. Dari perhitungan ini diperoleh koefisien jalur bsebagai pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung serta pengaruh secara keseluruhan. Perhitungan koefisien jalur dapat dilakukan dengan langkah berikut:


(61)

1 rx1x2 rx1x3 ... rx1x1 1 rx2x3 ... rx2x1 R = 1 ... rx3x1 1 ... 1

b. Menghitung matrik invers R1 ¹

C11 C12 C13 ... C1n

C122 C23 ... C2n

R1 ¹ C33 ... C3n

... C4n

Cmn

c. Menghitung semua koefisien jalur

Py1x1 C11 C12 C13 ... C1n ry1x1

Py2x2 C122 C23 … C2n ry2x2

Py3x3 = C33 … C3n X ry3x3

.... ... C4n ...

Py1x1 Cmn rymxn

d. Menghitung koefisien determinasi total antara X1, X2, .... XN dengan Y,


(62)

ry1x1

ry2x2

R² y ( x1, x2,…) = (pyx1, pyx2, ..., p xnxn) ry3x3 …..

rymxn

Koefisien jalur sama dengan 1 - R² y ( x1 , x2,....xn)

Jika matrik korelasi berukuran dua kali dua, perhitungan matrik inverse dan matrik pengaruh secara manual akan dengan mudah dapat dilakukan. Akan tetapi jika matrik korelasi berukuran n kali n, akan sangat sulit dihitung secara manual. Untuk mengatasi kesulitan ini, program SPSS, Amos dan Lisrel dapat membantu untuk menghitung angka korelasi maupun pengaruh antar variabel yang dianalisis.

Langkah keempat adalah pemeriksaan validasi odel. Valid tidaknya model tergantung dari terpenuhi atau tidaknya asumsi yang melandasi, seperti yang dilakukan dalam langkah kedua. Terdapat dua indikator valid tidaknya model, yaitu koefisien determinasi secara total dan terpenuhinya teoriTrimming (Agusty, 2002). Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan :

Rm² = 1 – P 1 ²,P 2 ² .... P n²

Interprestasi terhadap Rm² dilakukan sama dengan interprestasi dalam


(63)

telah dihitung. Jika demikian, perhitungan diulang kembali dengan cara menghitung jalur yang menurut hasil pengujian ternyata tidak bermakna atau tidak signifikan. Langkah pengujiannya adalah dengan terlebih dahulu menyusun hipotesis statistik atau sering disebut hipotesis operasional.

Langkah terakhir adalah dengan melakukan interprestasi atas hasil analisis berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Yaitu berapa besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel. Variabel mana saja yang paling dominan, dalam arati yang memberikan pengaruh paling besar atau pengaruh paling kuat terhadap variabel endogen yang dikonfirmasikan. Bila perlu menyusun model lain yang sesuai dengan hasil analisis tersebut

E. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dibuat melalui penyusunan uji hipotesis, yaitu: 1. Pengujian tentang analisa pengaruh suku bunga, kurs, roi, dan roe terhadap

return saham

Perumusan Hipotesisnya adalah :

a. Ho : y1x1, y1x2, y1x3, y1x4 = 0 artinya tidak dapat pengaruh signifikan

antara suku bunga, kurs, roi, dan roe terhadap return saham.

b. H1: y1x1, y1x2, y1x3, y1x4 0 artinya ter dapat pengaruh signifikan

antara suku bunga, kurs, roi, dan roe terhadap return saham.

2. Pengujian tentang analisa pengaruh suku bunga, kurs, roi, roe dan return terhadap resiko saham.


(64)

Perumusan Hipotesisnya adalah :

a. Ho : y1x1, y1x2, y1x3, y1x4, y1y1 = 0 artinya tidak terdapat pengaruh

signifikan antara suku bunga, kurs, roi,roe dan return terhadap resiko saham.

b. H1: y1x1, y1x2, y1x3, y1x4, y1y1 0 artinya terdapat pengaruh

signifikan antara suku bunga, kurs, roi,roe, dan return terhadap resiko saham.

Hipotesis ini kemudian diuji dengan menggunakan statistik uji t, menghitung nilai ( -value) kemudian dibuat kesimpulan dengan Trimming Theory tersebut.

Pengujian terhadap poerbedaan besarnya koefisien jalur dalam sebuah persamaan juga perlu dilakukan untuk mengetaui variabel eksogen mana yang memiliki penmgaruh dominan atau pengaruh yang lebih besar terhadap variabel endogen (Joreskog, 1993 dan Dag Sorbom, 1995) dalam Indoyama N (2004 : 508).

F. Uji Signifikasi Koefisien Jalur (t-test)

Uji Statistik-t pada dasarnya menunjukan seberapa besar pengaruh satu variabel indevenden secara individual (parsial) dalam menerangkan variabel dependen. Menurut Husaini dan Purnomo (2006:149) uji t digunakan untuk mencari perbedaan atau persamaan dua rata-rata, maka uji rata-rata digunakan untuk mencari perbedaan atau persamaan beberapa rata-rata.


(65)

1. Ho : Koefisien jalur tidak signifikan.

2. H1 : Koefisien jalur signifikan

Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan t-hitung dengan t-tabel: 1. Jika t hitung > t-tabel, atau t-hitung < t-tabel, maka Ho ditolak dan H1

diterima.

2. Jika t hitung < t-tabel, atau t-hitung > t-tabel, maka Ho diterima dan H1

ditolak.

Pengambilan keputusan berdasarkan tingkat signifikan:

1. Jika probabilitas signifikan > 0.05, maka Ho diterima. Ini berarti bahwa

suatu variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika probabilitas signifikan < 0.05, maka Ho ditolak. Ini berarti bahwa

suatu variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

G. Operasional Variabel Penelitian

Variabel-variabel utama dalam penelitian ini adalah : a) Menghitung Antar Return Saham pada hari ke-t Pt - Pt - 1

Ri = --- Pt - 1

Dimana : Ri = Aktivitas return saham i pada waktu t Pt = Harga saham i pada waktu t


(1)

Return Saham Tahun 2004-2007 Semester I

-0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA SMCB UNTR UNVR

Kode Perusahaan

R

e

tu

rn

2004 2005 2006 2007

Return Saham Tahun 2004-2007 Semester II

-0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4

AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA SMCB UNTR UNVR

Kode Perusahaan

R

e

tu

rn

2004 2005 2006 2007


(2)

125

Resiko Saham Tahun 2004-2007 Semester I

-0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

AALI ASI I

BNB R

BUM I GG RM GJT L IND F INK P

INTP KLB F PNB N PTB A SMC B UN TR UN VR Kode Perusahaan R e s ik o 2004 2005 2006 2007

Resiko Saham Tahun 2004-2007 Semester II

-0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

AALI ASII BNBR BUMI GGRM GJTL INDF INKP INTP KLBF PNBN PTBA SMCB UNTR UNVR

Kode Perusahaan R e s ik o 2004 2005 2006 2007


(3)

DAFTAR NET INCOME/NI TAHUN 2004-2007 (dalam jutaan rupiah)

2004 2005 2006 2007

KODE SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II

AALI 108.302 800.764 159.902 790.412 682.525 414.677 524.228 608.665

ASII 2.601.589 5.457.285 3.028.812 5.403.766 1.862.649 6.519.273 2.627.703 3.712.097 BNBR 314.777.956 267.455.729 25.740.470 291.632.008 87.034.704 215.500.740 88.641.773 223.357.978 BUMI 358.156 1.079.460 1.000.241 1.222.099 90.429.721 222.304.589 721.892.084 789.003.841 GGRM 956.82 1.007.822 1.070.647 1.443.585 16.916.820 1.790.209 1.070.647 1.889.646

GJTL 23.600.107 478.15 204.352.765 346.835 126.102 118.401 72.649 90.841

INDF 24.225.405 22.256011 20.336.225 23.002.289 21.336.337 19.228.229 20.225.336 19.227.119 INKP 88.978.528 392.490.183 17.416.953 8.033.837 41.390.472 185.296.908 3.391.554 91.833.022 INTP 117.295.171 392.490.183 307.619.954 8.033.837 342.978.343 185.296.908 360.145.198 91.833.022 KLBF 197.742.135 540.697.877 311.230.127 653.329.399 398.387.458 676.581.653 414.984.873 705.694.196

PNBN 273.406 877.086 329.124 505.799 290.316 852.013 464.387 852.252


(4)

1 TOTAL ASSET TAHUN 2004-2007

(dalam jutaan rupiah)

2004 2005 2006 2007

KODE SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTER II

AALI 800.764 3.382.821 790.415 3.191.715 2.369.258 3.489.469 2.358.147 4.076.641

ASII 36.862.805 2.818.493 45.176.835 2.218.266 58.986.316 63.519.598 60.223.622 57.929.290 BNBR 5.112.564 5.220.119.664 7.792.983 7.012.881 8/.277.556 8.666.760 9.583.662 14.137.255 BUMI 12.524.938 13.903.315 14.767.775 1.222.099 2.074.846.718 2.513.535.949 2.591.820.673 2.819.419.180 GGRM 18.270.327 21.733.034 20.779.634 23.928.968 18.270.327 20.591.389 20.779.634 22.128.851 GJTL 9.558.074.279 6.341.117 6.672.195.282 7.479.373 7.410.162 7.276.025 8.310.093 8.454.693 INDF 52.336.255.258 49.255.369.258 48.225.339.255 56.225.145.258 56.559.369.258 55.259.145.654 57.258.159.257 52.258.2369.25 INKP 874.975.276 5.379.507.183 889.245.036 5.245.667.736 5.283.087.766 5.279.337.449 5.431.207.975 5.487.790.989 INTP 10.256.219.105 5.379.507.859 5.245.667.364 3.626.669.423 10.225.560.406 5.279.337.449 9.784.647.116 5.487.790.989 KLBF 2.781.187.816 4.231.054.215 3.626.669.423 4.728.329.509 5.167.983.818 4.624.619.204 5.202.946.389 5.138.212.506 PNBN 22.066.466 23.937.439 29.807.198 36.919.444 33.446.695 40.514.765 44.552.812 53.470.645


(5)

PTBA 2.103.764 2.385.141 2.647.514 2.839.690 2.682.098 3.102.734 3.250.122 3.928.071

SMCB 7.547.739 7.520.403 7.319.975 7.324.210 7.105.467 7.065.846 6.848.389 7.208.250

UNTR 7.242.958 6.769.367 9.106.477 10.633.839 11.265.998 11.247.846 12.428.944 13.002.619

UNVR 3.795.294 3.647.098 3.937.103 3.842.351 4.782.880 4.626.000 5.295.963 5.333.406

TOTAL EQUITY TAHUN 2004-2007 (dalam jutaan rupiah)

2004 2005 2006 2007

KODE SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II SMSTR I SMSTR II

AALI 1.268.017 2.065.335 1.517.264 2.622.642 2.336.258 3.258.345 2.259.244 2.498.258 ASII 1.268.017 23.569.972 1.517.264 20.085.029 60.223.622 63.519.596 58.986.318 57.929.290 BNBR 1.915.152.567 5.220.119.664 3.857.904.177 7.012.881.782 4.385.518.046 4.477.938.407 4.570.450.661 14.907.458.378 BUMI 1.075.319 922.233 2.163.166 1.849.273 2.074.846.718 359.946.091 883.771.909 1.121.961.373


(6)

3

GGRM 11.359.464 13.157.233 12.292.456 14.119.796 18.270.327 12.183.853 12.292.456 13.111.455 GJTL 1.297.010.326 1.684.537 1.889.178.541 2.029.926 2.140.222 2.135.242 2.198.412 2.385.814 INDF 3.225.269.258 5.369.258.147 4.258.123.365 2.259.159.357 2.258.369.258 3.254.125.259 2.365.215.248 3.259.369.147 INKP 1.551.824.487 2.033.293.487 2.050.729.901 2.041.327.324 1.999.936.852 1.856.030.416 1.859.421.970 1.947.813.438 INTP 4.415.103.615 2.033.293.487 4.968.829.122. 2.041.327.324 5.784.039.002 5.279.337.449 6.228.087.084 1.947.790.989 KLBF 1.025.194.776 1.598.250.449 1.511.942.684 2.389.006.139 2.713.210.921 2.994.816.751 3.257.234.442 3.386.861.941 PNBN 3.925.317 4.521.675 4.054.251 4.384.651 33.446.695 6.614.388 7.050.282 7.500.147 PTBA 1.379.960 1.689.263 1.720.547 2.052.660 1.964.955 2.295.460 2.341.131 2.799.118 SMCB 2.179.190 2.153.557 1.948.169 1.842.429 2.060.280 2.098.668 2.079.761 2.257.357 UNTR 2.320.945 3.103.595 3.595.973 4.105.713 4.333.281 4.594.437 4.932.338 5.733.335 UNVR 1.828.928 2.258.447 2.033.012 2.173.526 2.135.804 2.368.527 2.469.987 2.692.141