Pertumbuhan Gross Domestic Bruto dan Inflasi

lain. Artinya perusahaan UNTR harus mengorbankan rata-rata harga pokok penjualan sebesar Rp. 0,81 untuk menghasilkan rata-rata laba kotor sebesar Rp. 0,19 dari setiap penjualan atau pendapatan sebesar Rp. 1,-. Sementara perusahaan yang memiliki rata- rata harga pokok penjualan yang paling rendah adalah perusahaan Bank Central Asia Tbk BBCA yaitu sebesar 40.40 persen. Artinya perusahaan ini hanya mengorbankan rata-rata harga pokok penjualan atau sebesar Rp. 0,40 untuk menghasilkan rata-rata laba kotor sebesar Rp. 0.60 dari setiap penjualan atau pendapatan sebesar Rp. 1,-. Sedangkan dari 20 perusahaan LQ45 yang memiliki harga pokok penjualan yang paling besar maksimum adalah perusahaan Semen Cibinong Tbk SMCB yaitu sebesar 93 persen yang terjadi pada tahun 2004. Artinya pada tahun 2004 perusahaan SMCB harus mengorbankan harga pokok penjualan sebesar Rp. 0,93,- untuk menghasilkan laba kotor sebesar Rp. 0,07 pada setiap penjualan Rp. 1,-. Sementara perusahaan yang mampu menghasilkan harga pokok penjualan yang paling kecil minimum adalah perusahaan International Nickle Ind. Tbk INCO yaitu sebesar 29 persen yang terjadi pada tahun 2007. Artinya pada tahun 2007 perusahaan INCO hanya mengorbankan harga pokok penjualan sebesar Rp. 0,29 untuk menghasilkan laba kotor sebesar Rp. 0.71,- pada setiap penjualan sebesar Rp. 1,-.

5.1.3. Pertumbuhan Gross Domestic Bruto dan Inflasi

Pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi memiliki pengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi selama tahun observasi 5 tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini: pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi THN GDP INF 2004 10.10 6.40 2005 10.30 17.10 2006 10.40 6.60 2007 9.80 6.60 2008 8.50 11.00 mean 9.82 9.54 max 10.40 17.10 min 8.50 6.40 Sumber: Badan Statistik Pusat Tahun 2004 - 2008 Gambar 5.1. Perkembangan GDP dan Inflasi INF Tahun 2004 - 2008 Dari tabel di atas terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi GDP selama 5 tahun observasi adalah sebesar 9,82 persen. Pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 10,40 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi yang paling rendah terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 8,50 persen. Dari gambar di atas terlihat bahwa sejak tahun 2004 sampai tahun 2006 pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara pertumbuhan ekonomi terus meningkat, namun sejak tahun 2006 sampai tahun 2008 pertumbuhan ekonomi terus menurun. Perkembangan tingkat inflasi yang ditunjukkan pada tabel di atas terlihat bahwa rata-rata tingkat inflasi selama 5 tahun adalah 9.54 persen. Tingkat inflasi yang paling tinggi terjadi pada tahun 2005 sebesar 17.10 persen sementara tingkat inflasi yang paling rendah terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 6.40 persen. Dari Gambar 5.1 di atas terlihat pada tahun 2004 tingkat inflasi 6.40 persen dan langsung melonjak tahun 2005 hingga mencapai 17.10 persen. Pada saat ini kondisi harga relatif naik.

5.2. Analisis Data