Ukuran batangcabang tidak terlalu besar. Biasanya jenis belukar dan perdu.
8. Sastrawan Bunjin
Batang tanaman tinggi dan ramping, mempunyai liukan yang indah dan enak di pandang. Ada beberapa cabang yang mati kering, yang
memperlihatkan ketuaan. Mahkota dan juga ranting-rantingnya hanya berdaun sedikit. Kesannya seperti pohon yang sudah sangat tua, hidup
sengsara di terpa keganasan alam, namun tetap bertahan.
9. Merunduk shidare tsukuri
Pada gaya jenis ini mulai dari cabang dan ranting semuanya merunduk ke bawah.
10. Tertiup fukinagashi
Pohon ini seakan tertiup angin terus-menerus sehingga semua perantingan mengarah ke satu sisi. Daun tidak rimbun, hanya tipis dan
sedikit saja.
11. Keringan sharimiki
Terdapat cabang atau ranting yang sudah keringmati total, yang dapat berasal dari pohon itu sendiri atau merupakan buatan manusia
ditempel. Bagian kering ini mempunyai keindahan tersendiri, seakan di ukir oleh alam
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan gaya keringan : a.
Jin: tanaman atau cabang tanaman yang sengaja di perpendek. Kemudian dipecahkan dan dikelupas kulit kambiumnya.
b. Shari: sebagian dari batang tanaman di kelupas kulit kambiumnya
memanjang ke bawah. c.
Uro: rongga yang ada pada batang pohon dan biasanya bersambung dengan shari.
d. Sharimiki: sebagian besar terdiri dari keringan, dibuat dari beberapa
shari dan jin. e.
Sabamiki: lubang atau celah memanjang pada batang atau menyatu dengan shari dan jin.
12. Berbatang banyak
Berbatang dua sokan, berbatang tiga sankan, berbatang lima gokan, dan seterusnya. Untuk mencapai suatu kondisi asimetri yang
seimbang, asalkan posisi besar-kecilnya, kemirigan, tinggi rendahnya, dan dimensi batang-batang tersebut harmonis dan indah dipandang serta
membentuk segitiga asimetri yang seimbang.
13. Berkelompok yose ue
Biasanya terdiri dari sekelompok pohon yang di tata dalam sebuah pot tipis sehingga memberi kesan pemandangan yang luas seperti hutan
atau kebun. Seperti halnya dengan gaya bonsai berbatang banyak, gaya berkelompok yose ue ini tidak masalah seandainya jumlah pohon
tersebut genap, yang penting penataannya indah, serasi, dan enak di pandang.
Untuk mencapai hal tersebut perlu diperhatikan beberapa hal berikut.
a. Peletakanposisi setiap pohon, tidak sama jaraknya satu dengan yang
lain dan tidak dalam garis lurus seperti bergaris. b.
Peletakan masternya, harmonis dengan posisi batang-batang yang lain diletakan ke samping kanan atau kiri, agak ke belakang atau ke depan.
Tinggi-rendah dan besar-kecil pohon harus bervariasi, harmonis, seimbang sehingga memperoleh kesan kedalaman.
c. Mahkota pohon memiliki tinggi yang tidak sama, kecuali pada gaya
yose ue perkebunan. d.
Pengaturan dimensi batang, komposisi cabang, ranting, dan daun yang indah, seimbang, serta mempunyai kesan kedalaman.
Menurut jenis tanamannya, gaya berkelompok yose ue ini dapat digolongkan menjadi homogen pohonnya sejenis dan heterogen jenis
pohonnya campuran. Gaya kelompok homogen lebih mudah di pelihara dari segi peletakan, penyiraman, pergantian media, dan pruning.
Ada dua macam gaya berkelompok, yaitu sebagai berikut. 1.
Gaya berkelompokgrouping 2.
Gaya berkelompok perkebunan, selain terdiri dari satu jenis pohon, penataanya juga seperti perkebunan, yaitu teratur, rapi, batangnya
sama besar, dan sama tinggi.
2.3 Media Tanam Bonsai