Dalam dunia perkamusan dan leksikografi sangat disadari bahwa tidak akan ada kamus yang sempurna, yang dapat memberikan semua
informasi mengenai kata dengan makna. Hal ini terjadi karena bahasa yang menjadi obyek kamus itu selalu berubah, seiring dengan perubahan
sosial budaya dari masyarakat yang menggunakan kamus itu. Akibat dari hal tersebut, kamus yang ideal adalah kamus yang selalu terus
– menerus direvisi agar kamus tersebut dapat terus
– menerus mengupdate informasi yang diperlukan
2.4 Bahasa Dayak Ngaju
Bahasa Dayak Ngaju atau bahasa Ngaju adalah bahasa yang tuturkan suku Dayak Ngaju dan suku
– suku lain yang berada di provinsi Kalimantan Tengah. Jumlah penutur bahasa Dayak Ngaju ini lebih dari 1.000.000 orang, termasuk
didalamnya yang berdialek Bakumpai, Mengkatip dan Mendawai. Terdapat perbedaan dialek dalam sub etnis yang ada di dalam suku Dayak
Ngaju, seperti pada dialek Kapuas dan Kahayan, Katingan dan Mentawai, Mendawai dan Mengkantip. Perbedaan ini umumnya pada pilihan kata dan
pengucapan kata, namun memiliki arti yang berbeda.Walaupun begitu perbedaan ini mudah untuk dipahami oleh para penuturnya sendiri.
Menurut Tjilik Riwut, Pengguna bahasa ini adalah 54 anak suku Dayak Ngaju, antara lain adalah Balantikan, Kapuas, Rungan, Manuhing, Katingan,
Saruyan, Mentobi, Mendawai, Bara-dia, Bara – Nio, Bara – ren, Mengkatip,
Bukit, Berangas, dan Bakumpai.
Contoh dan perbandingan antara kosakata bahasa Dayak Ngaju berdialek Bakumpai, bahasa Dayak Ngaju Kahayan, serta Bahasa Indonesia.
Bakumpai Ngaju
Indonesia
Jida Dia
Tidak Beken
Beken Bukan
Kueh Kueh
Mana Si Kueh
Bara Kueh Dari Mana
Hituh Hetuh
Sini TukepParak
Tukep Dekat
Mihup Mihop
Minum Batapas
Bapukan Mencuci
Tabel 2.2 Kosakata 2.5
Bentuk Susunan Kamus Bahasa Dayak Ngaju
Susunan lema di atur atas dasar pertimbangan : 1.
Kemudahan Kemudahan berarti bahwa kamus itu tidak menimbulkan kesulitan bagi
pemakainya pada waktu penggunaan kamus. 2.
Kepraktisan Kepraktisan berarti kamus tidak rumit serta mudah dalam pemakaiannya.
3. Manfaat
Dari segi manfat, semoga dengan adanya kamus ini akan diperoleh banyak manfaat yang didapat dari pemakaian kamus ini.
4. Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Dayak Ngaju
Dari segi pembinaan dan pengembangan bahasa, kamus bahasa Dayak Ngaju ini diharapkan dapat menunjang usaha dan pengembangan bahasa Dayak
Ngaju. Susunan Kamus Bahasa Dayak Ngaju - Indonesia disusun atas pokok pikiran
berikut : 1
Kata Dasar Kata dasar atau bentuk dasar yang menjadi dasar pembentukan kata.
Diberlakukan sebagai kata lema, sedangkan bentuk – bentuk derivasinya
diberlakukan sebagai sub lema. Contoh kata dasar dan bentuk derivasinya adalah pukul dan kata mamukul, hapukul, rapukul, pamukul adalah bentuk
derivasinya. 2
Kata Ulang Perlakukan terhadap kata ulang dalam Kamus Bahasa Dayak Ngaju
Indonesia adalah sebagai berikut :
- Bentuk kata ulang yang mennjukan jamak kata benda seperti huma –
huma rumah
– rumah, bua – bua buah – buah, tidak dimasukan secara langsung ke dalam kamus. Karena dalam bahasa dayak jarang
sekali mengunakan kata ulang dalam hal yang menyangkut kata benda.
- Bentuk kata yang seolah – olah merupaka bentu ulang, seperti andang
– andangalamat, di muat sebagai lema. -
Bentuk ulang yang menunjukan jamak dalam proses, seperti manampayah
– payah melihat – lihat, diberlakukan sebagai kata sub lema dan di letakan langsung sesudah bentuk kata yang di ulang.
Contoh : Manampayah
– payah Diletakan sesudah manampayah.
- Bentuk kata ulang seperti lulang luli bolak – balik, yang salah satu
unsur pembentuk katanya mempunyai betuk kata lain seperti haluli diberlakukan sebagai kata sublema yang diletakan sesudah kata lema
yang menjadi dasar bentuk ulang itu. -
Bentuk kata ulang seperti :birak – biraiporak poranda, kanih kate kacau balau, yang masing
– masing unsure pembantuknya katana tidak berderivikasi diperlakukan sebagai kata lema.
Contoh :
Birak – birai 1 porak poranda; 2 cerai berai
Kanih – kate 1 berhamburan; 2 berserakan
3 Gabungan Kata
- Gabungan kata atau kelompok kata yang merupakan frasa idiomatic
ataupun tidak, berakfit atau tidak, tidak berdevirasi tidak diberlakukan sebagai kata lema, atau kata sublema. Tetapi diberlakukan sebagai
contoh pemakaian yang berupa frasa yang diberi penjelasan. Letaknya langsung di bawa kata lema atau kata sublema yang berkaitan, yaitu
kata pertama unsur pembentuk kata gabungan itu. Di susun berderet ke samping secara berurutan menurut abjad
Contoh :
Panjanga panjang,
- Lenge panjang tangan; orang yang suka mencuri
- Tampayah banyak pengalaman; orang perantauan
- Gabungan kata yang berdevirasi baik idiomatic maupun tidak seperti
campur aduk, himbing lenge, atau bahambin lenge, diberlakukan
sebagai kata lema dan diikuti bentuk – bentuk derivasinya sebagai sub
lema. Contoh
Campur aduk acampur aduk -
Bacampur aduk 1
- Macampur aduk 1
4 Peribahasa
Peribahasa di perlakukan secara khusus, dicetak miring dan di tempatkan seem gabungan kata yang berupa frasa. Jika terdapat lebih dari satu
peribahasadari sebuah kata lema, pribahasa itu di susun mernurut abjab dengan berpgang teguh pada huruf awal pada kata pertama peribahasa
Contoh
Bakei n kera berekor panjang; bulu abu
– abu; suka makan buah
- Kilau bakei
bagai kera
Baliong n beliung; alat perkakas tukang kayu
- Hasundai baliong beliung bertemu kayu keras; bermusuhan
5 Urutan Susunan Kata Lema
Kata lema di susun menurut abjad, baik secara horizontal maupun secara vertikal. Secara horizontal, misalnya kata lema yang mempunyai huruf
b.a.b.a.i diletakan sesudah kata lema yang mempunyai sesudah kata lema
yang memiliki deretan huruf b.a.b.a.h Contoh
Balik n ….
Babalik… Pambalik….
Tambalik…. Baling n
…… Babaling…..
Baliong n …….
Balo … Balua v
…..
6 Label dan Singkatan Kata
1. Label Kelas Kata
Label Arti
N Nomina Kata Benda
V Verba Kata kerja
A Adjective Kata Sifat
Adv Adverbial Kata Keterangan
Num Numeralia Kata Bilangan
P Partikel Kata Tugas
Pron Pronominal Kata Ganti
Sangiang Bahasa Dayak Kuno
Alk Alkitab
2. Label – label lain
Label Arti
Akr Akronim
Cak Ragam
Hor ragam halus
Kas ragam kasar
Ki Kiasan
Pb Peribahasa
Np nama pohon
Ni nama ikan
Nb nama binatang
Nt nama tumbuhan
2.6 Android