Singkatan Kitab Suci Singkatan Dokumen Resmi Gereja Singkatan Lain LATAR BELAKANG

xvii DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Mat : Matius Mrk : Markus Luk : Lukas Yoh : Yohanes Kis : Kisah Para Rasul Rom : Roma 1 kor : 1 Korintus Ef : Efesus Fil : Filipi Ibr : Ibrani Yeh : Yehezkiel

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

KHK : Kitab Hukum Kanonik Codex Iuris Canonici, 25 Januari 1983. ET : Evangelica Testificatio, Petujuk Tentang Pembaharuan Hidup Religius, 29 Juni 1971. VC : Vita Consecrata, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang Hidup Bakti Bagi Para Religius, 25 maret 1996. GS : Gaudium Et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja di dunia dewasa ini, 7 Desember 1965 PDV : Pastores Dabo Vobis. Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II xviii Tentang Pembinaan Imam dalam Situasi Zaman Sekarang, 25 Maret 1992. PC : Perfectae Caritatis, DekritKonsili Vatikan II tentang Pembaharuan Dan Penyesuaian Hidup Religius, 28 Oktober 1965. LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964.

C. Singkatan Lain

MSC : Missionarii Sacratissimi Cordis Jesu Misionaris Hati Kudus Yesus SJ : Societas Jesu Serikat Yesus Bdk : Bandingkan Kons. : Konstitusi Art. : Artikel No : Nomor PPLR : Pedoman Pedoman Pembinaan Dalam Lembaga-lembaga Religius Hp : Handphone

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembinaan merupakan suatu keharusan dalam setiap tarekat untuk membentuk calon religius. Pembinaan dimaksudkan untuk menanamkan nilai- nilai atau semangat Kristiani dari Gereja maupun tarekat. Namun bukan hanya menghayati semangat Kristiani yang harus didalami tetapi juga semangat dalam pengabdian dan pelayanan kepada sesama yang harus diajarkan. Pembinaan awal terutama masa yuniorat adalah awal seorang religius memahami dan mampu melaksanakan dalam karyanya. Hidup religius adalah hidup yang dikhususkan dan disucikan untuk Allah. Semuanya dipersembahkan hanya untuk kemuliaan Allah. Konstitusi Konsili Vatikan II 1993 : 258 dalam dekrit PC, artikel 2 e, berbunyi : “Tujuan hidup religius pertama-tama supaya para anggotanya mengikuti Kristus dan dipersatukan dengan Allah melalui pengikraran nesehat- nasehat Injili. Maka perlu dipertimbangkan dengan serius bahwa penyesuaian-penyesuaian yang sebaik mungkin dengan kebutuhan- kebutuhan zaman kitapun tidak akan memperbuahkan hasil bila tidak dijiwai oleh pembaharuan rohani. Hendaknya pembaharuan rohani itu dalam pengembangan karya-karya di luar pun selalu diutamakan.” Dalam hal ini manusia mendapat panggilan dari Allah untuk mampu mengikuti kehendak-Nya. Manusia menjawab panggilan Allah dengan memulai hidup dalam biara. Hidup membiara merupakan salah satu bentuk hidup yang tetap, untuk mampu mengikuti kehendak Allah dan melaksanakan kehendak-Nya. Hidup membiara juga bertujuan untuk mencapai kesempurnaan. Untuk mencapai kesempurnaan maka perlulah adanya dukungan. Dukungan yang paling utama 2 datang dari Allah sendiri. Dukungan dari Allah harus dibalas dengan mencintai- Nya dengan sepenuh hati. Menurut Jacob 1980 : 32, hidup membiara yang konkrit adalah ungkapan dan pernyataan semangat Injil dan sekaligus tanggapan konkrit terhadap situasi dan kebutuhan zaman. Sikap dasar adalah sikap Injil sendiri, tetapi sikap dasar itu dikonkritkan dalam cara atau bentuk kehidupan yang sungguh sesuai dengan kebutuhan zaman. Kebutuhan dan situasi zaman itu berganti-ganti terus-menerus. Maka terus-menerus dibutuhkan penyesuaian dan pembaharuan hidup membiara. Dalam hidup membiara setiap ordotarekat mempunyai spiritualitas yang dijiwai dalam menjalankan misi perutusannya. Maka setiap anggota tarekat pun harus menjiwai spiritualitas tarekatnya. Spiritualitas tarekat perlu menjadi dasar untuk menyemangati anggotanya dalam menjalankan tugas perutusannya. Semangat yang menjiwai tarekat MSC dalam menjalankan tugas perutusannya terdapat dalam konstitusi dan statuta MSC tahun 2000, bab 2 artikel 6, yang berbunyi: bersama Bapa Pendiri, kita merenungkan Yesus Kristus, yang bersatu dengan Bapa-Nya dalam ikatan cinta kasih dan kepercayaan. Dipenuhi oleh Roh Kudus, Yesus mengucap syukur kepada Bapa-Nya sebab Ia telah menyatakan diri-Nya kepada orang-orang kecil karena Dia adalah hamba-Nya yang amat melibatkan diri dengan kaum miskin dan berdosa. Dengan kata-kata Pater Chevalier “Ia bahagia kalau Ia dapat mencurahkan kelembutan hati-Nya kepada kaum kecil dan miskin kepada mereka yang menderita dan berdosa kepada umat manusia dalam segala macam kesengsaraan-Nya. Bila melihat kemalangan apapun Hati-Nya tergerak oleh belaskasih. 3 Semangat Bapa pendiri ini yang menjiwai setiap anggota MSC dalam menjalankan tugas perutusannya. Warisan ini terus dikembangkan sampai dengan zaman sekarang ini. Maka kiranya semangat ini juga harus diwarisi oleh para anggota MSC khusunya mereka yang masih dalam pembinaan. Di tengah zaman yang terus berubah ini kiranya semangat atau spiritualitas tarekat perlu disesuaikan juga dengan situasi, agar pembinaan sekarang dan dulu tetap sama dalam penghayatan spiritualitasnya sehingga tidak ada perbedaan pandangan tentang spiritualitas tarekat dan nilai yang diperjuangkan sama. Spiritualitas hati bukanlah hanya milik satu tarekat saja, tetapi spiritualitas hati telah berkembang sejak abad ke dua puluh. Kapitel umum MSC tahun 1999 menyatakan bahwa anugerah berharga yang dapat disumbangkan tarekat kepada Gereja dan masyarakat dalam milenium baru ialah kesaksiannya tentang spiritualitas hati. Berbicara mengenai spiritualitas hati karena spiritualitas hati itu bergerak dari dalam yaitu dari dalam “Hati” yakni dari inti kepribadian Allah, Kristus, sesama dan dunia dan diri kita sendiri. Tarekat MSC merupakan tarekat religius yang diharapkan ambil bagian dalam menyebarkan cinta Allah kepada manusia lewat spiritualitas hati-Nya. Kapitel umum tarekat MSC pada bulan Mei 1972 mengeluarkan surat umum kepada setiap anggota tarekat untuk memahami misinya bukan untuk menyebarkan devosi kepada Hati Kudus melainkan spiritualitas hati. Surat tersebut mencatat bahwa kata “Hati” harus dimengerti dalam arti biblis sebagai Hati Allah, Hati Kristus dan Hati manusia. 4 Untuk mampu menyebarkan spiritualitas hati diperlukan orang-orang yang sungguh-sungguh mempunyai hati yang peduli, berbela rasa dan prihatin terhadap perkembangan zaman. Hal ini bisa diperoleh lewat ikatan yang mesra dengan Allah. Dengan kata lain bahwa seseorang itu harus mampu mencintai Allah dengan hati yang tulus dan terbuka. Untuk mencapai tahap ini dibutuhkan proses yang terus menerus yang diawali dengan pembinaan awal. Pembinaan awal dimaksudkan agar orang itu mampu untuk mengerti, memahami dan melaksanakan dalam kehidupanya sehari-hari dalam hidup bermasyarakat. Dalam pembinaan ini diharapkan spiritualitas hati yang menjadi dasar dalam perutusanya kelak mulai disadari dan dirasakan akan kehadiran-Nya dalam diri. Perlu adanya refleksi terus-menerus untuk menghadirkan hati yang mempunyai semangat berkorban seperti yang telah Yesus wariskan kepada manusia bahwa Ia rela berkorban demi cinta-Nya pada manusia. Yesus telah membuktikan cinta-Nya yang besar kepada Bapa dan manusia dengan taat menerima kematian-Nya di kayu salib untuk keselamatan umat manusia “Di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa menurut kekayaan kasih-Nya yang dilimpahkan kepada kita” bdk . Ef 1:7-8. Pater Jules Chevalier dalam mendirikan tarekat MSC berusaha untuk mewujudkan visi dan misi Gereja universal dalam mewujudkan Kerajaan Allah di dunia ini dengan menyebarkan spiritualitas hati yang nampak dalam semboyan tarekat MSC “Ametur Ubique Terrarum Cor Jesu Sacratissimum ” dikasihilah Hati Kudus Yesus di seluruh dunia. Spiriualitas hati menjadi sumber untuk 5 membentuk kepribadian dan mentalitas seseorang dalam menyembuhkan penyakit-penyakit zaman seperti acuh tak acuh dalam diri manusia. Segala macam pemahaman mengenai spiritualitas hati kiranya harus mendapat porsi yang cukup dalam pembinaan awal tarekat. Karena spiritualitas hati menjadi dasar dan motivasi dalam menjalani hidup dan karya. Memang pemahaman tidak cukup harus diimbangi dengan penerapan tetapi sebagai pintu masuk hal ini harus diterapkan. Seorang yang dalam pembinaan dalam hal ini pembinaan yuniorat masih diperlukan masukan-masukan dan pengertian yang jelas akan semangat tarekat sehingga dalam pelaksanaan kedua hal tersebut pengertian dan pemahaman menjadi padu. Para MSC termasuk yunior harus mendapat pembinaan yang perlu, baik manusiawi maupun rohani yang terpadu untuk perkembangan pribadi dan orang lain bdk. Kosn. 2000 : no. 73. Sebagai seorang bruder MSC yang pernah menjalani pembinaan yuniorat merasakan betapa pentinya pemahamaan akan spiritualitas hati diberikan sejak awal sehingga dalam karyanya nanti mampu mengintegralkan niai-nilai spiritualitas hati dengan karyanya di tengah umat dan masyarakat. Spiritualitas hati menjadi motor penggerak dalam berkarya, karena hal ini yang membedakan dengan karya-karya lain artinya ada semangat di belakang dalam karya. Dalam berkarya tidak hanya sekedar yang terpenting umat senang tetapi semangat yang diusung yaitu spiritualitas hati harus masuk juga dalam karya sehingga umat mampu mengikuti keteladanan yang diberikan dan terutama membawa mereka kepada jalan keselamatan. 6 Di tengah dunia ini yang semakin banyak masalahnya berimbas juga kepada pembinaan. Pembinaan yang mengikuti perkembangan zaman dan mampu mewujudnyatakan program-program pembinaan dengan mengikuti perkembangan zaman akan semakin mudah untuk memahami permasalahan dan mampu menciptakan program yang bermutu dan berguna bukan hanya untuk para peserta bina namun untuk umat pada umumnya. Umat merindukan sosok atau figur yang mampu membantu membawa mereka kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dalam hal ini perlu dihasilkan pribadi-pribadi yang berkualitas yang mampu hadir dan memahami umat bukan membebankan umat. Spiritualitas hati adalah salah satu jalan keluar untuk mengatasi masalah. Dengan spiritualitas hati orang akan melihat hati yaitu hati Kristus yang lambung- Nya ditikam di atas kayu salib mengeluarkan darah dan air bdk. Yoh 19:34,37. Darah dan air merupakan lambang Yesus memberikan cinta yang besar kepada manusia. Ia menganugerahkan Roh-Nya kepada kita, mencurahkan cinta kasih- Nya kepada kita bdk. Kons. No. 9. Menyadari akan pentingnya spiritualitas hati bagi pembinaan MSC muda, penulis mengharapkan para MSC muda khususnya para bruder untuk meningkatkan penghayatan spiritualitas hati yang menjadi inspirasi dalam hidup sebagai MSC dan menjadi motor pengerak dalam karyanya nanti sehingga hal inilah yang membuat penulis merasa tergerak hati untuk menulis tentang “PEMBINAAN MASA YUNIOR BRUDER MSC UNTUK MENGHAYATI SPIRITUALITAS HATI KUDUS YESUS” 7

B. RUMUSAN MASALAH