BAB IV PENGHAYATAN SPIRITUALITAS DALAM PEMBINAAN YUNIORAT
BRUDER MSC
A. Latar Belakang Pengamatan
Pembinaan yuniorat adalah pembinaan kelanjutan dari Novisiat. Para yunior dibina untuk semakin menghayati dan memahami akan spiritualitas tarekat,
karya kerasulan, hidup doa, hidup komunitas lewat pengalaman di lapangan. Di lapangan mereka dilatih bukan hanya soal ketrampilan tetapi juga dilatih
kepekaan untuk melihat kebutuhan umat. Mereka sungguh-sungguh disiapkan untuk menjadi misionaris yang siap diutus kemanapun ditugaskan.
Hal ini menjadi sesuatu yang diharapkan agar para yunior terlatih untuk menghadapi tantangan dan permasalahan baik secara pribadi, komunitas atau
dalam karya pelayanan di tengah-tengah umat. Sekarang ini dalam pembinaan yunior walaupun sudah ada program pendampingan namun belum berjalan
dengan baik. Hal ini disebabkan karena tenaga pendamping hanya satu dan masih memiliki beberapa tanggungjawab selain sebagai pendamping yunior. Para yunior
terkandang hanya mengikuti kegiatan rutinitas komunitas tanpa didampingi secara intensif. Pengalaman penulis dengan beberapa yunior terutama yang sementara
studi di Yogyakarta, para yunior hanya fokus pada studinya saja sedangkan kehidupan lain kurang tersentuh misalnya hidup rohani, pengolahan kepribadian.
Mereka walaupun hidup dalam komunitas yang sudah berkaul kekal dan senior tetapi anggota lain juga tidak banyak membantu karena kesibukan studi masing-
72
masing. Walaupun sebenarnya mereka bisa dijangkau dari komunitas yuniorat Purworejo. Mereka berjalan dengan irama komunitas studi yang sibuk dengan
studi. Walaupun dalam komunitas ada doa, rekreasi, rekoleksi namun untuk menggali dan merefleksikan pengalaman pribadi masih kurang. Walaupun
disadari bahwa para yunior sudah dilatih dalam mengembangkan kepribadian lewat proses-proses yang diberikan waktu di novisiat namun dalam hal ini masih
perlu adanya pendampingan secara intensif. Para yunior perlu didampingi dan dibekali dengan proses-proses
penemuan identitas mereka sebagai bruder MSC, spiritualitas dan hidup berkaul. Peran pendamping untuk membantu para yunior dalam proses ini sangat besar
agar mereka berjalan sesuai dengan semangat MSC. Di samping itu diharapkan para yunior berusaha untuk menghayati dan memahami ke-MSC-an secara
menyeluruh. Maka penulis ingin mengetahui sejauh mana para yunior mampu menghayati ke-MSC-an mereka agar mereka dapat berperan penting dalam
mengembangkan MSC secara khusus dan Gereja secara umum.
B. Tujuan Pengamatan