Tahap-tahap Pembinaan Para Bruder dalam Tarekat MSC

13

B. Tahap-tahap Pembinaan Para Bruder dalam Tarekat MSC

1. Postulat

Kata postulat berasal dari bahasa latin “postulare” yang berarti “mengajukan permohonan”. Mengajukan permohonan dapat dimengerti sebagai permohonan awal masuk dalam biara dan mengajukan permohonan untuk dibina dalam hidup membiara. Masa pembinaan postulan bruder MSC merupakan suatu masa peralihan dari cara hidup dalam keluarga ke cara hidup dalam biara khususnya memperkenalkan tarekat MSC. Tahap peralihan ini dapat dilihat sebagai tahap peralihan dari hidup di luar masuk ke dalam hidup membiara. Dalam tahap ini calon perlu ditolong dalam upaya untuk memurnikan motivasi untuk menjadi seorang Biarawan. Motivasi si calon sangat memegang peranan untuk pembinaan selanjutnya. Motivasi seseorang untuk memasuki hidup membiara bermacam- macam : ada motivasi tidak sadar, motivasi pribadi yang sadar dan motivasi adikodrati Agudo, 1989:55. Motivasi tidak sadar disebabkan karena pengalaman yang dialami seseorang karena latar belakang keluarga, lingkungan dan juga pengalaman intelektual dan spiritual semua dapat dipakai untuk menjalani panggilan. Namun sulit menegaskan apakah panggilan ini asli atau buatan sendiri saja. Kebutuhan akan rasa aman begitu kuat sehingga kebutuhan ini dijadikan sebagai panggilan. Motivasi tidak sadar ini mempunyai akar pada kebutuhan yang tidak diakui sedih karena kehilangan orang tercinta, perasaan kurang aman, rasa salah, takut akan hukuman Tuhan, cemas untuk menghadapi kenyataan hidup, takut akan beban dalam hidup berkeluarga. Motivasi pribadi yang sadar adalah 14 motivasi yang dimiliki si calon karena adanya perkembangan yang matang dari faktor intelektual dan emosional. Motivasi adikodrati adalah motivasi yang dimiliki oleh si calon karena kematangan hidup rohani. Si calon mampu mengembangakan hidup doa dan hubungan pribadinya dengan Tuhan serta mempunyai keinginan untuk melakukan kehendak Tuhan dalam seluruh peristiwa hidupnya. Sedangkan menurut Harjawiyata 1979:16 mengatakan mengenai motivasi ada motivasi utama, ada motivasi samping, ada motivasi baik dan ada motivasi yang tidak dapat dipuji. Perlu disadari juga bahwa setelah menyelesaikan masa pembinaan ini motivasi si calon belum benar-benar murni. Oleh karena itu dalam pembinaan postulat ini motivasi si calon mulai perlu disadarkan dan mulai dimurnikan. Dalam hal ini juga perlu diperhatikan bahwa tiada seorangpun bisa diterima tanpa persiapan yang memadai.

2. Pranovisiat

Maksud pranovisiat menurut Konstitusi Tarekat MSC art. 80 dikatakan bahwa maksud pranovisiat adalah untuk membantu para calon dalam menentukan suatu pilihan yang bebas dan masak diantara pelbagai status hidup kristiani yang berbeda-beda, dan untuk memungkinkan komunitas menilai motivasi dan kerelaan si calon untuk hidup religius. Maka calon bruder MSC adalah suatu masa orientasi dan perkenalan diri timbal balik antara calon dan tarekat. Calon perlu mengenal makna hidup bakti pada umumnya dan hidup bakti tarekat MSC pada khusunya, yaitu sejarah, semangat, kharisma dan spiritualitas. Tarekat perlu mengenal calon , yaitu pribadi 15 dan latar belakangnya keluarga dan kebudayaan, sifat dan watak, motivasi dan kemampuannya. Adapun tujuan dari pembinaan pranovis ini adalah agar si calon bertumbuh dan berkembang sehingga makin matang dan utuh, agar calon menjadi pribadi yang makin matang dalam iman dan hidup kerohaniannya, agar calon memiliki landasan yang kokoh dalam mengambil keputusan secara bebas tentang hidup dan panggilannya.

3. Novisiat

Novisiat adalah masa yang istimewa untuk mulai masuk dalam kehidupan membiara sebagaimana dihayati dalam tarekat. Dalam pembinaan ini dimulailah hidup religius yang sesungguhnya. Mereka yang menjalani tahap ini di sebut “Novis”. Kata “Novis” berasal dari kata Latin “Novicius” yang berarti : orang baru. Tahap ini mutlak perlu. Seseorang yang mau menjalani hidup membiara harus menjalani masa ini. Biara tempat mereka disebut “Novisiat”. Menurut Heuken 1993:221 selama masa novisiat diharapkan. Para novis tumbuh dalam iman dan cinta kasih akan Tuhan dan sesama manusia, mempelajari dan mulai mengamalkan cita-cita kongregasi yang bersangkutan serta membiasakan diri menjalankan hidup menurut nasehat injil sesuai peraturan yang berlaku dalam Novisiat. Masa novisiat menurut ketentuan gereja sekurang-kurangnya 1 tahun, tetapi terbuka kemungkinan untuk menambah menjadi 2 tahun. Tahun pertama disebut dengan masa kanonik. Dalam tahun ini para novis diajak untuk mendalami tentang kongregasinya apakah cita-citanya sesuai dengan cita-cita kongregasi 16 KHK, kanon, 646. Dengan demikian tekanan terletak pada pembentukan hidup religius melalui pendalaman konstitusi dan pendalaman hidup rohani. Sedangkan tahun kedua para novis diajak menghayati cita-cita kongregasi dalam hidup dan karyanya yang kongkrit. Namun ada kongregasi yang hanya menjalankan masa novisiat selama 1 tahun. Untuk tarekat MSC masa novisiat berlaku selama 1 tahun. Sedikit demi sedikit para novis harus belajar melepaskan segala sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan Kerajaan Allah artinya mereka harus belajar untuk melakuan segala sesuatu yang berhubungan dengan Kerajaan Allah. Mereka harus mempraktekan kerendahan hati, ketaatan, kemiskinan, doa dan persatuan tetap dengan Allah. Novisiat adalah suatu komunitas bina, sebagai masa pembinaan sebagai calon anggota MSC yang telah menyelesaikan masa pembinaan pranovisiat dan mempersiapkan diri untuk profesi pertama. Menurut Konstitusi Tarekat MSC no. 86, maksud utama novisiat adalah Agar menjadi masa inisiasi ke dalam kehidupan, semangat dan tugas perutusan tarekat. Inisiasi ini harus memampukan si novis untuk bertumbuh dalam kedewasaan, mengembangkan suatu kehidupan berdoa yang sungguh, mendalami panggilannya sebagai seorang religius dan memperoleh suatu kepastian tentang kemampuannya untuk menjalani hidup bakti dalam komunitas sebagai seorang Misionaris Hati Kudus. Sedangkan dalam pedoman-pedoman pembinaan dalam lembaga-lembaga religius 1992:43 artikel 45 berbunyi : hidup dalam lembaga dimulai dalam novisiat. Tujuannya ialah agar para novis lebih memahami panggilan ilahi, khusunya yang khas dari lembaga yang bersangkutan, mengalami 17 cara hidup lembaga, serta membentuk budi dan hati dengan semangatnya, dan agar terbuktikan niat serta kecakapan mereka. Selama masa novisiat, para novis akan dibantu dalam menghidupi semangat dan perutusan tarekat selama pengalaman hidup berkomunitas dan terlibat dalam karya kerasulan yang wajar sesuai dengan peraturan-peraturan Gereja dan tarekat. Mereka dibantu dalam hidup doa, studi dan bimbingan pribadi agar mereka semakin mendalami kasih Allah dalam Hati Yesus, bertumbuh dan berkembang dalam persaudaraan dengan Yesus serta mengembangkan rasa keterlibatan dalam hidup berkomunitas, semakin membiasakan diri dengan hidup, sejarah dan semangat bapa pendiri tarekat dan semangat mantap menjadi anggota MSC, mengenal anggota-anggota dan karya-karya MSC.

4. Yuniorat Bruder

Yuniorat bruder adalah masa pembinaan selama tiga tahun sesudah profesi pertama yang dijalankan dalam komunitas bina bruder-bruder dan komunitas basis hidup bakti. Yang menjalankan masa yuniorat adalah para bruder yang sudah mengucapkan profesi pertama. Hidup di komunitas yuniorat berbeda dengan dengan hidup di novisiat. Maka para yunior yang baru saja meninggalkan novisiat harus menyesuaikan diri dengan kehidupan baru, walaupun masih dalam pembinaan. Keadaan baru ini menyangkut hidup bersama dan kerja. Maka para yunior perlu ditolong untuk merefleksikan, mengolah dan mengatasi tantangan-tantangan yang mereka hadapi, dan juga mereka harus memperdalam pengetahuan-pengetahuan hidup rohaninya. 18 Adapun tujuan dari pembinaan yuniorat bruder MSC adalah agar para bruder yunior mendalami semangat serta cara hidup dalam komunitas basis hidup bakti dengan memberikan kesaksian hidup sebagai bruder MSC. Para bruder yunior diharapkan mengembangkan keterlibatannya pada perutusan Gereja partikular dan Gereja setempat. Para bruder yunior diharapkan mengaktualisasikan kemampuan dan mengembangkan karisma-karisma pribadi. Sehubungan dengan masa yuniorat, Mardi Prasetya 1992:298 mengatakan masa yuniorat adalah kelanjutan dari eksperimen dan pendalaman semangat serta cara hidup tarekat sampai calon betul-betul mempunyai sikap mencintai tarekat secara mendalam sehingga pihak tarekat mempunyai cukup alasan untuk menerimanya secara definitif sebagai anggota tarekat dalam profesi kekal. Pembinaan para bruder yunior harus memiliki daya dan kekuatan di dalam diri mereka sendiri yang memberi mereka daya untuk berkembang. Maka para bruder yunior jangan hanya dilihat sebagai objek pembinaan semata. Di dalam diri mereka sudah tertanam benih hidup religius yang sudah cukup berkembang karena sudah melalui tahap novisiat. Maka pembina harus menaruh kepercayaan akan kekuatan-kekuatan yang terpendam di dalam diri para yunior.

5. Kaul Kekal

Pengikraran kaul kekal dilaksanakan setelah melewati masa-masa dalam pembinaan atau melewati masa yuniorat. Pengikraran kaul kekal dilaksankan setelah dilihat si calon layak untuk diterima. 19 Pengikraran kaul kekal sering disebut sebagai akhir masa pembinaan. Ia sudah menamatkan masa-masa pembinaannya. Ia dianggap sudah dewasa dan mampu mengolah hidup rohaninya. Dalam arti tertentu bisa juga dibenarkan tetapi sebernarnya pengikraran kaul kekal adalah suatu lembaran baru sebagai seorang religius. Ia masih memerlukan pembentukan. Hal ini makin disadari dengan berbagai masalah dunia. Ia harus berhadapan dengan suasana baru di tengah- tengah masyarakat dengan pelbagai tantangan-tantangan. J. Darminta 1983:80 mengatakan bahwa, seseorang yang akan mengucapkan kaul kekal dapat dipastikan memang sudah menerima bahwa ketiga nasihat injil itu sungguh merupakan nilai yang tak dapat ditawar lagi bagi hidupnya..dia mampu secara realistis menghayatinya menurut kondisi manusiawinya. Dengan demikian menjadi jelas bahwa dengan penghayatan ketiga nasihat Injil ini tantangan ke depan semakin banyak, sehingga masih dibutuhkan pembinaan yang berkelanjutan.

C. Pembinaan Yuniorat Bruder MSC