KAMI akhirnya dibubarkan oleh Presiden, sehingga keadaan semakin meruncing.
15
Sampai dengan diberlakukannya kembali UUD 1945 pada bulan Juli 1959. Presiden Soekarno adalah pemegang inisiatif politik, terutama dengan tindakan
dan janji-janjinya yang langsung ditujukan kepada pembentukan kembali struktur konstitusional, dengan PKI dan Angkatan Darat menjadi kekuatan yang saling
memperebutkan bagian-bagian kekuasaan politik di negara dan masyarakat. Pertikaian antara PKI dengan Angkatan Darat menunjukkan warna dan
corak tertentu dari perjalanan politik dan pemerintahan terpimpin. Masing-masing kekuatan tersebut menciptakan jaringan hubungan bagi dukungan kekuatan
mereka. Keduanya bersandar pada berbagai lapisan sosial dalam masyarakat. Dengan demikian, pertentangan antara keduanya hampir tidak dapat dihindarkan.
PKI dengan segala kemampuan agitasi dan propaganda membentuk jaringan organisasinya membina hubungan dengan kekuatan sosial non partai politik pada
bagian-bagian tertentu dalam masyarakat.
B. Dampak dari Konflik-Konflik Politik
Peran dan kedudukan partai politik yang merosot itu dilatarbelakangi oleh faktor dalam, berupa pertikaian tentang pelaksanaan program dalam menjalankan
pemerintahan. Pada satu sisi pertikaian ini dilatarbelakangi oleh belum mantapnya dasar negara yang menjadi pedoman kehidupan politik nasional. Akan tetapi,
pertikaian tersebut bukan saja di antara partai politik, tetapi juga di dalam tubuh
15
A. K., Wiharyanto Sejarah Indonesia dari Proklmasi sampai Pemilu 2009, 2011, USD, Yogyakarta, hlm 141.
partai itu sendiri. Sementara faktor luarnya, berupa campur tangan pihak-pihak tertentu dalam hal ini Soekarno dan Militer secara tidak langsung menjadikan
partai politik berada dalam kondisi yang tidak memungkinkan mereka mengembangkan organisasi secara lebih baik. Faktor lainnya adalah perbedaan
dalam menyelesaikan masalah-masalah semacam ini secara tidak sadar berpengaruh sejak awal pembentukan pemerintahan parlementer di pertengahan
1950. Kekurangan akan sumber-sumber ekonomi berupa modal, tenaga ahli dan teknologi, telah menjadi bagian dari setiap program pemerintah, akan tetapi
hampir dapat dikatakan diabaikan oleh kesibukan yang bersifat politis. Keperluan ekonomi juga merupakan andalan bagi kepentingan politik,
sudah menjadi perhatian sejak dipersoalkannya bantuan berupa kredit dari Amerika. Hal ini, semakin menjadi ketika telah dibuka hubungan diplomatik
dengan Uni Soviet di pertengahan 1950-an di akhir tahun 1950-an.
16
Naik turunnya keperluan ekonomi juga dipersoalkan di dalam negeri. Hal ini, terlihat
dari pergolakan daerah di akhir tahun 1956 dan pemberontakan PRRIPermesta di awal 1958. Kerusakan dari perkembangan ekonomi nasional mulai terjadi pada
kabinet yang cukup kuat akibat permainan lisensi dan kensesi, seiring dengan dipersoalkannya pelaksanaan pemakaian devisa negara dang angket perekonomian
dalam masa pemerintahan yang sama. Semua ini terjadi dalam masa parlementer dan kemudian hal yang sama dalam masa politik terpimpin.
Kepentingan nasional berupa perjuangan pengembalian Irian Barat menjadikan keperluan akan bantuan ekonomi merubah politik luar negeri yang
16
Ibid., hlm 47-125
semua bebas aktif condong ke Barat menjadi condong ke Timur. Bantuan Uni Soviet yang cukup besar dalam perebutan kembali Irian Barat menjadikan negara
tersebut berpengaruh kuat di permulaan masa Demokrasi Terpimpin. Akan tetapi ini menjadi berubah ketika Presiden Soekarno dipengaruhi oleh politik luar negeri
yang radikal revolusioner dan politik pembangunan yang bersifat mercusuar. Keperluan akan ambisi Presiden Soekarno dimanfaatkan oleh PKI untuk lebih
menarik Indonesia ke pihak komunis RRC, seiring pula dengan pemanfaatan kemerosotan ekonomi di dalam negeri. Dalam hubungan ini Angkatan Darat
berusaha mengurangi kekiri-kirian politik luar negeri yang ada, tetapi dengan segala konsekuensi berupa tindakan-tindakan yang sulit untuk dimengerti dari
PKI terhadap Angkatan Darat.
17
Meruncingnya pertentangan ini bertambah parahnya kondisi sosial ekonomi mengantar Indonesia ke dalam kegelapan yang
berjuang dengan adanya Gerakan 30 September G 30 S. Kerusakan pada sarana dasar pembangunan ekonomi menjadi kesulitan
utama perkembangan ekonomi Indonesia di masa politik dan pemerintahan terpimpin, apalagi dukungan yang dapat menggerakkan jalannya roda sistem
politik. Hal ini disebabkan kecuali PKI, telah dilumpuhkan di akhir tahun 1950-an oleh Presiden Soekarno.
18
Sementara dukungan politik oleh PKI kepada sistem lebih berupa usaha organisasi tersebut menguasai medan politik yang berbenturan
dengan penguasaan yang dilakukan oleh Angkatan Darat. Mungkin jarak yang jauh antara Presiden dengan kekuatan masyarakat, tidak berfungsinya lembaga-
17
Ibid., hlm 45.
18
Peraturan pemerintah PP No. 121960, yang mengatur pengakuan, pengawasan, pembubaran partai-partai.
lembaga kenegaraan yang ada, kesulitan ekonomi dan stagnasi pembangunan ekonomi yang direncanakan dalam Pembangunan Semesta Nasional 8 tahun
1961-1969 menjadi situasi dan kondisi politik tidak memungkinkan sistem politik dapat berjalan sesuai fungsi yang ada. Akhir perjalanan politik dan
pemerintahan terpimpin Demokrasi Terpimpin terlihat dengan adanya peristiwa Gerakan 30 September. Dengan demikian berakhirlah suatu model, di samping
model parlementer sebelumnya, dalam usaha pembuktian dari pemikiran seorang tokoh nasional Indonesia Soekarno.
31
BAB V KESIMPULAN