DEKRIT PRESIDEN, 5 JULI 1959 KESIMPULAN

38

VII. Media dan Alat Sumber Pembelajaran

1. Alat : LCD, Laptop. Bahan : power point, video. 2. Sumber Belajar :  I Wayan Badrika. 2006. Sejarah Untuk SMA Kelas XII Program Ilmu Pengetahuan Sosial, Jilid 3.Jakarta: Erlangga.  Wiharyanto, A. Kardiyat.2011. Sejarah Indonesia dari Proklamasi sampai Pemilu 2009. Yogyakarta: USD.  Marwati Djoened Poeponegoro, Nogroho Notosusanto. 2008. Sejarah Nasional Indonesia IV. Jakarta : Balai Pustaka.

VIII. Penilaian

a. Penilaian Kognitif terlampir b. Penilaian Afektif terlampir c. Penilaian Psikomotorik terlampir

I. Lampiran Materi

PERAN SOEKARO DALAM DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1966

A. DEKRIT PRESIDEN, 5 JULI 1959

Pemilu pada tanggal 15 Desember 1955, berhasil memilih anggota-anggota DPR dan konstituante Dewan Penyusun UUD. Konstituante dilantik pada tanggal 10 November 1956. Tugas utama konstituante adalah merumuskan UUD yang baru sebagai pengganti UUDS 1950. Sampai dengan awal tahun 1957, konstituante belum juga berhasil sungguh-sungguh. 5. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi  Konfirmasi Setelah peserta didik melakukan presentasi kemudian guru mengklarifikasi dari hasil masing – masing kelompok dan memberikan kesimpulan dati tiap – tiap jawaban peserta didik. 3. Penutup a. Guru memberikan kesimpulan kepada peserta didik b. Informasi rencana pembelajaran yang akan datang c. Guru mengucapkan salam kepada peserta didik 15’ 39 merampungkan tugasnya. Sehingga pada tanggal 21 Pebruari 1957, Presiden Sukarno mengajukan gagasan yang dikenal sebagai Konsepsi Presiden. Isi pokok dari konsepsi presiden tersebut adalah sebagai berikut : 1. Sistem demokrasi liberal-parlementer perlu diganti dengan demokrasi terpimpin 2. Perlu dibentuk kabinet gotong royong yang merupakan kabinet kaki empat, yakni : PNI, Masyumi, NU dan PKI 3. Perlu dibentuk Dewan Nasional yang anggotanya terdiri dari golongan fungsional dalam masyarakat. Konsepsi Presiden ini menimbulkan perdebatan dalam masyarakat dan di DPR. Partai Masyumi, NU, PSII, Partai Katholik dan PIR menolak konsepsi tersebut. Pada tanggal 25 April 1959 di depan sidang konstituante, presiden menganjurkan agar kembali kepada UUD 1945. Anjuran presiden ini menjadi bahan perdebatan dalam konstituante. Kemudian diputuskan untuk mengadakan pemungutan suara voting. Pemungutan suara dilakukan sampai tiga kali, tetapi belum mencapai kemenangan dua pertiga suara seperti yang dipersyaratkan. Pada tanggal 3 Juni 1959 konstituante mengadakan reses masa istirahat dengan batas waktu yang tidak ditentukan. Pada hari yang sama pemerintah mengeluarkan Peraturan Nomer PrtPEPERPU0401059 yang berisi larangan malakukan kegiatan-kegiatan politik. Pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Sukarno mengeluarkan “Dekrit Presiden” yang isinya : 1. Pembubaran konstituante 2. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945 3. Pembentukan MPRS dan DPAS Dekrit ini mendapat dukungan dari TNI dan MA. Pada tanggal 22 Juli 1959, DPR secara aklamsi menyatakan kesediaannya melaksanakan UUD 1945.

B. DEMOKRASI TERPIMPIN