Sistematika Penulisan Metode Penelitian

24 BAB II Alasan Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ Melakukan Usaha Diplomasi Pasca Kemerdekaan RI

A. Sejarah Singkat Kehidupan Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ

Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ terlahir dengan nama Soegija. Soegija.lahir di Surakarta, 25 November 1986. Soegija merupakan anak kelima dari sembilan bersaudara dari keluarga Karijosoedarmo yang merupakan salah satu abdi dalem Kraton Surakarta.Ayah Soegija merupakan orang Yogyakarta, sedangkan ibunya asli dari Surakarta. Soegija terlahir dalam keluarga muslim, kakeknya merupakan seorang kyai yang cukup terkenal di Yogyakarta, yang bernama Kyai Soepo. Soegija kemudian pindah dari Surakarta ke Yogyakarta, di Yogyakarta Soegija dan keluarganya tinggal di Kampung Ngabean. Kampung Ngabean merupakan sebuah kampung yang letaknya berada di sebelah barat Kraton Yogyakarta.Soegija kecil menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat SR 1 . Awalnya Soegija bersekolah di Sekolah Rakyat Ngabean yang terletak tidak jauh dari 1 Sekolah Rakyat merupakan Sekolah Pendidikan Dasar pada masa Hindia- Belanda. Saat inidisebut sebagai Sekolah Dasar SD 25 kediaman orangtuanya, namun sekolah tersebut baru dimulai pada siang hari. Saat dibuka SR baru di daerah Wirogunan yang jam belajarnya dimulai pada pagi hari, Soegija pun pindah ke sekolah tersebut. Pendidikan di SR diselesaikan Soegija hanya sampai kelas tiga saja. Soegija kembali melanjutkan pendidikannya di Hollandsch Indlandsche School HIS di daerah Lempuyangan yang terletak di sebelah utara daerah Wirogunan. Hollandsch Indlandsche School merupakan sekolah tingkat pendidikan dasar yang memperkenalkan bahasa Belanda. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di HIS, Soegija melanjutkan pendidikannya di Kolose Xaverius, Muntilan. Masuknya Soegija kecil di sekolah yang dipimpin langsung oleh Van Lith, tidak lain dan tidak bukan merupakan jasa dari Van Lith sendiri. Van Lith sering melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah rakyat di daerah Yogyakarta. Van Lith juga sering melakukan kunjungan ke rumah-rumah keluarga petani di sekitar Muntilan, hal tersebut dilakukan Van Lith untuk berbincang kepada para petaniakan pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka. Van Lith bertemu dengan Soegija kecil saat melakukan kunjungan di SR Wirogunan. Pada tahun 1910, Soegija mulai mengenyam pendidikan di Kolose Xaverius. Muntilan di bawah pengajaran Van Lith sendiri. Saat masuk ke Kolose Xaverius, Muntilan, Soegija mengatakan bahwa dirinya tidak tertarik untuk menjadi seorang Katolik.Hal tersebut dikatakannya langsung kepada ayahnya dan Martens, yang merupakan seorang imam yang menjadi salah satu pamongnya di Muntilan. Bahkan