Situasi Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang

Saat itu, Semarang diblokade Jepang menyusul serangan yang dilancarkan para pemuda Indonesia. Dengan mendesak pihak sekutu untuk berunding dengan pihak Jepang, Soegija memanfaatkan tentara sekutu untuk meredam kekuatan pasukan Jepang. Akhirnya kedua pihak bertemu di Pastoran Gedangan. Peristiwa ini sekaligus menunjukkan keberhasilan dan keunggulan Soegija dalam berdiplomasi. Setelah melakukan perundingan dengan pihak Sekutu.T idak lama setelah dilakukannya perundingan tersebut, Jepang mengakhiri blokadenya di Semarang. Perang Lima Hari yang berlangsung di Semarang membuat rakyat Indonesia semakin menderita. Kelaparan terjadi di mana-mana, saluran air dan listrik macet. Harga beras dan bahan makanan melambung jauh dari jangkauan rakyat kecil. Kondisi itu menyulut kerusuhan besar di Semarang. Perampokan dan penjarahan terjadi di berbagai daerah di Semarang, yang mengakibatkan diberlakukannya jam malam. Didorong keprihatinan akan penderitaan para rakyat, para tokoh agama di Semarang pada 20 November 1945, termasuk Soegija, membentuk sebuah komite yang ditujukan untuk meringankan penderitaan masyarakat kecil. Komite tersebut diberi nama Komite Penolong Rakyat KPR, yang diketuai oleh Dwijosewoyo yang merupakan wakil dari golongan Katolik, dan Sadat Kadarisman perwakilan dari golongan Islam. Atas nama KPR, Soegija mengirim utusan ke Jakarta untuk bertemu Perdana Menteri Sjahrir. Pemerintah pusat meresponnya dengan mengutus Mr. Wongsonegoro ke Semarang selain itu Pemerintah Pusat juga mengirimkan bantuan berupa beras dan bahan makanan untuk rakyat.

B. Situasi Indonesia Pasca Proklamasi Kemerdekaan

Setelah Jepang menyerah kepada sekutu pada tahun 1945, Bangsa Indonesia tidak maumenyianyiakan kesempatan tersebut untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dengan desakan para pemuda Indonesia, akhirnya Ir. Seokarno beserta kawan-kawan segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Desakan para pemuda kepada Ir. Soekarno dan Moh.Hatta bukannya tanpa alasan. Para pemuda ingin menunjukkan kepada dunia bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia bukanlah pemberian dari negara lain, melainkan buah dari perjuangan rakyat Indonesia dalam melepaskan diri dari penjajahan asing. Kemerdekaan Indonesia disambut dengan suka cita oleh seluruh rakyat Indonesia, termasuk oleh Belanda. Namun berbeda dengan rakyat Indonesia, bila rakyat Indonesia bahagia menyambut kemerdekaan tersebut yang menandai lepasnya mereka dari segala bentuk penjajahan negara asing, maka Belanda merasa bahagia karena Belanda memiliki keinginan untuk kembali menguasai Indonesia dengan seluruh kekayaan alam Indonesia. Tidak lama setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, pasukan Belanda dengan “membonceng” NICA 8 berhasil kembali masuk ke Indonesia. 8 Netherlands-Indies Civil Administration Pemerintahan Sipil Hindia Belanda adalah tentara sekutu yang bertugas mengontrol daerah Hindia Belanda setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada Perang Dunia II pada pertengahan 14 Agustus1945 . NICA menumpang sekutu sewaktu datang ke Indonesia setelah berakhirnya Perang Dunia II. Sebenarnya NICA bukan merupakan organisasi bentukan pemerintah Belanda melainkan bentukan sekutu Amerika, namun banyak orang-orang Belanda yang direkrut untuk menjadi anggota NICA.Situasi tersebut dimanfaatkan oleh Belanda untuk menguasai Indonesia, sehingga terjadi kembali pertempuran antara pasukan Belanda dengan rakyat Indonesia di beberapa daerah di Indonesia.Karena kalah dalam hal persenjataan dan pasukan militer, maka beberapa daerah seperti Sulawesi dan Kalimantan berhasil direbut oleh Belanda. Jakarta sebagai ibukota Indonesia juga tidak luput dari serangan pasukan Belanda. Oleh karena itu para pemimpin negara memutuskan untuk memindahkan pusat pemerintahan ke daerah lain yang jauh lebih aman. Hingga pada akhirnya pemerintah Indonesia memutuskan untuk memindahkan ibukota ke Yogyakarta.Maka pada tanggal 4 Januari1946, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh.Hatta dengan menggunakan kereta api, pindah ke Yogyakarta sekaligus untuk memindahkan pusat pemerintahan. Walau meninggalkan Jakarta, Presiden Soekarno mengutus Sutan Syahrir dan kelompok yang pro-negosiasi dengan Belanda untuk tetap di Jakarta agar dapat melakukan perundingan dengan pihak Belanda. Hasil dari negoisasi antara Belanda dan Indonesia adalah ditandatanganinya Perjanjian Linggarjati pada 15 November 1946. Isi dari perjanjian tersebut antara lain: Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatra, Jawa dan Madura. Belanda harus meninggalkan wilayah de facto paling lambat 1 Januari1949. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu bagiannya adalah Republik Indonesia Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya 9 . Namun rupanya Belanda berusaha mengingkari perjanjian tersebut.Terbukti pihak Belanda berusaha mendirikan Negara Indonesia Timur pada tahun 1946 dan Negara Pasundan pada 4 Mei 1947.Selain itu Belanda juga melakukan aksi polisionilnya yang pertama atau biasa dikenal dengan sebutan Agresi Militer Belanda I. Serangan di beberapa daerah, seperti di Jawa Timur, Agresi Militer Belanda tersebut telah dilancarkan tentara Belanda sejak tanggal 20 Juli 1947.Fokus serangan tentara Belanda di tiga tempat, yaitu Sumatera Timur, Jawa Tengah dan Jawa Timur.Di Sumatera Timur, sasaran mereka adalah daerah perkebunan tembakau, sedangkan di Jawa Tengah mereka menguasai seluruh Pantai Utara, dan di Jawa Timur, sasaran utamanya adalah wilayah – wilayah yang terdapat perkebunan tebu dan pabrik-pabrik gula. Aksi militer Belanda tersebut berhasil merebut daerah-daerah 9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1940