35
Antroposfer
Jumlah penduduk suatu daerah selalu berubah, terkadang pada periode tertentu bertambah dengan cepat, tetap, dan terkadang berkurang.
Penduduk dapat bertambah dengan cepat jika kesadaran masyarakat akan kualitas penduduk masih kurang, atau oleh karena meningkatnya
desakan tingkat ekonomi masyarakat dan fasilitas kesehatan sehingga mengalami pertumbuhan penduduk alami secara cepat. Pertumbuhan
penduduk yang cepat dapat disebabkan oleh semakin meningkatnya sarana dan prasarana suatu daerah sehingga banyak penduduk dari daerah
lain berdatangan dalam bentuk arus
migrasi. Penduduk dapat berjumlah tetap jika penduduk yang datang dan pergi, atau jika penduduk yang
lahir dan mati pada suatu wilayah dalam jumlah yang sama. Penduduk dapat berkurang jika penduduk yang pergi dan mati lebih besar daripada
penduduk yang datang dan lahir, seperti akibat peperangan, bencana alam, atau wabah penyakit. Oleh karena itu, jumlah penduduk di suatu daerah
harus selalu dicatat atau didata tingkat perubahannya.
Teropong
Bentuklah kelompok diskusi yang terdiri atas 5–6 orang.
Diskusikanlah pengaruh migrasi, transmigrasi, dan urbanisasi yang
dewasa ini makin mengalami peningkatan terhadap komposisi
dan persebaran penduduk. Presentasikan di depan kelas.
Perubahan jumlah penduduk di suatu daerah dipengaruhi oleh tingkat kelahiran
fertilitas, kematian mortalitas, dan perpindahan migrasi.
1. Kelahiran
fertilitas adalah tingkat kelahiran hidup dari seorang wanita selama masa reproduksinya. Masa reproduksi yang dimaksud
adalah masa seorang wanita siap untuk melahirkan keturunan. Berdasarkan klasifikasi PBB, yang dimaksud dengan masa reproduksi
adalah wanita yang berusia 15 tahun sampai dengan 44 tahun, sedangkan untuk Indonesia masa reproduksi diawali sejak usia 15
tahun sampai dengan 49 tahun.
2. Kematian
mortalitas adalah meninggalnya seorang penduduk yang menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk. Kematian
yang dimaksud dapat diakibatkan oleh kondisi lanjut usia, penyakit kronis dan akut, bencana alam gempa bumi, erupsi gunungapi,
tsunami, dan angin topan, perang, limbah industri, atau akibat lainnya yang menyebabkan seseorang meninggal dunia.
3. Perpindahan migrasi adalah berpindahnya seorang penduduk dari
suatu tempat ke tempat lain yang menyebabkan berkurang atau bertambahnya jumlah penduduk. Bentuk migrasi, di antaranya
Sumber:
Tempo, 31 Juli-6 Agustus 2006
Gambar 2.2
Adanya perang suku di suatu wilayah dapat menyebabkan
berkurangnya jumlah penduduk.
Di unduh dari : Bukupaket.com
36
Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI
imigrasi pindahnya penduduk dari negara lain, emigrasi pindahnya penduduk ke negara lain, transmigrasi pindahnya penduduk ke
pulau lain dalam satu negara, dan urbanisasi pindahnya penduduk dari desa ke kota.
Pendataan kependudukan biasanya dilakukan secara berkala yang
disebut dengan sensus penduduk. Data tersebut dapat digunakan untuk mengana lisis berbagai masalah kependudukan, di antaranya masalah
lapangan kerja, pendidikan, pendapatan, dan penyediaan sarana serta prasarana sosial.
Sensus penduduk di Indonesia dilakukan setiap 10 tahun sekali. Sensus penduduk di Indonesia kali pertama dilakukan pada 1961, kemudian
dilaksanakan lagi pada 1971, 1980, 1990, dan terakhir 2000. Di negara maju sensus penduduk dilakukan setiap 5 tahun sekali.
Untuk mendapatkan data yang objektif dan riil di lapangan pada saat sensus teramat sukar. Pendataan penduduk memerlukan waktu yang relatif lama
agar tepat dan cermat, sementara penduduk sangat dinamis datang dan pergi. Untuk mengatasi hal tersebut maka dalam melakukan sensus terdapat dua jenis
sensus, yaitu sensus
de jure dan de facto. Sensus de jure adalah pencatatan penduduk yang didasarkan atas bukti hukum yang dimiliki penduduk
berupa Kartu Tanda Penduduk KTP atau Kartu Keluarga KK. Adapun sensus
de facto adalah pencatatan penduduk yang didasarkan pada setiap orang yang ada dan berhasil ditemui petugas di suatu daerah, walaupun
mungkin orang tersebut bukan penduduk daerah yang bersangkutan. Keunggulan pelaksanaan sensus
de jure, di antaranya sebagai berikut. 1. Jumlah penduduk yang tercatat adalah penduduk yang betul-
betul memiliki bukti kependudukan secara sah dalam sistem pemerintahan.
2. Pelaksanaan sensus tidak harus bersamaan waktunya dan serempak karena hanya penduduk yang memiliki bukti kependudukan yang disensus.
3. Kemungkinan terjadinya pencatatan dua kali atau lebih pada penduduk yang sama dapat dihindari.
Adapun kelemahan pelaksanaan sensus de jure, di antaranya sebagai
berikut. 1. Penduduk yang tidak memiliki bukti tanda kependudukan KTP
tidak akan tercatat sebagai penduduk meskipun orang tersebut lahir dan tinggal di tempat tersebut.
2. Jumlah penduduk yang tercatat tidak sesuai dengan jumlah penduduk yang sebenarnya.
3. Data hasil sensus apabila digunakan untuk kepentingan perencanaan yang berkaitan dengan layanan publik tidak akurat.
Keunggulan pelaksanaan sensus de facto, di antaranya sebagai berikut.
1. Jumlah penduduk yang tercatat adalah jumlah riil di suatu tempat. 2. Dilakukan secara serempak di setiap daerah sehingga data cepat
terkumpul dan lebih cepat diolah. 3. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk kepentingan perencanaan
yang berkaitan dengan layanan publik. Adapun kelemahan pelaksanaan sensus
de facto, di antaranya sebagai berikut.
1. Kemungkinan pencatatan dua kali atau lebih pada penduduk yang sama dapat terjadi.
2. Untuk negara kepulauan yang luas diperlukan petugas dan dana yang cukup besar karena harus dilakukan secara serempak.
Teropong
Menurut pendapat Anda, dari kedua jenis sensus
de jure dan de facto, manakah yang paling
efektif dan memungkinkan untuk dilaksanakan di
Indonesia? Tulis jawaban Anda dalam buku tugas.
Sumber: Dokumentasi Penerbit
Gambar 2.3
Sensus de jure didasarkan atas bukti
hukum yang dimiliki penduduk, seperti KTP Kartu Tanda
Penduduk.
Di unduh dari : Bukupaket.com
37
Antroposfer
3. Bagi daerah yang mobilitas penduduknya sangat dinamis, seperti di laut, pesawat, kereta, atau kendaraan lainnya kemung kinan tidak
tercatat. Tujuan sensus penduduk antara lain sebagai berikut.
1. Mengetahui perubahan penduduk dari waktu ke waktu dalam suatu periode.
2. Mengetahui jumlah, sebaran, dan kepadatan penduduk pada setiap wilayah.
3. Mengetahui berbagai informasi tentang kependudukan, seperti angka kelahiran, kematian, migrasi, dan berbagai faktor yang
me mengaruhinya. 4. Sebagai sumber data dalam perencanaan dan penentuan kebijakan
pembangunan nasional. Lembaga yang menangani masalah sensus penduduk di Indonesia
adalah Badan Pusat Statistik BPS. Badan ini terdapat di tingkat pusat dan tingkat daerah provinsi dan kabupaten. Untuk mengakurasikan
data sensus agar mendekati data yang sebenarnya maka dilakukan juga sensus di antara sensus yang disebut Supas sensus penduduk antarsensus,
yang dilakukan setiap 5 tahun setelah sensus dan dilakukan dengan menggunakan sampel wilayah tertentu yang terpilih.
Sumber data kependudukan selain diperoleh dari hasil sensus
penduduk juga dapat diperoleh melalui survei penduduk dan registrasi penduduk. Pelaksanaan survei penduduk hampir sama dengan sensus
penduduk. Perbedaannya, yaitu survei penduduk dapat dilakukan kapan saja tidak secara periodik, serta disesuaikan dengan kebutuhan
dan ke mampuan pemerintah. Wilayah yang mengalami sensus tidak mencakup seluruh wilayah Indonesia, tetapi hanya daerah tertentu dan
disesuaikan dengan jenis data yang dibutuhkan. Data yang dikumpulkan disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya hanya migrasi atau mungkin
hanya fertilitas dan mortalitas.
Registrasi penduduk adalah kegiatan pengumpulan keterangan mengenai peristiwa kependudukan yang terjadi setiap hari, serta kejadian
lain yang mengubah status kependudukan seseorang dalam suatu wilayah. Idealnya registrasi kependudukan dilakukan setiap saat mengikuti
peristiwa dan perubahan kependudukan yang terjadi, seperti lahir, mati, pindah, kawin, dan cerai.
Selain sensus penduduk, di negara Indonesia dikenal sensus yang lain, seperti sensus ekonomi, pertanian, dan pantarlih pendataan calon
pemilih kaitannya dengan pemilihan umum. Sensus tersebut dilakukan
Sumber: Children’s Encyclopedia, 1997
Sumber: www.id.chinabroadcast.cn
Gambar 2.5
Peristiwa pernikahan dicatat melalui registrasi penduduk.
Gambar 2.4
Daerah pedalaman yang sulit dijangkau merupakan faktor
penghambat dalam pelaksanaan sensus penduduk karena
membutuhkan petugas yang banyak dan dana yang besar.
Di unduh dari : Bukupaket.com
38
Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penambahan dengan laju
pertumbuhan penduduk antara 1,32–2,53 pertahun. Jika dilihat dari angka laju pertumbuhan penduduk dari 1961 sampai 2000 mengalami
penurunan, hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya masalah kependudukan mulai tumbuh.
Pertumbuhan penduduk di suatu daerah dapat dibedakan menjadi pertumbuhan penduduk alami dan pertumbuhan penduduk sosial. Pengertian
kedua macam pertumbuhan penduduk tersebut yaitu sebagai berikut. 1. Pertumbuhan Penduduk Alami, adalah angka pertumbuhan
penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah penduduk yang lahir dan jumlah penduduk yang mati dalam suatu wilayah. Untuk
menghitung pertumbuhan penduduk alami di suatu darah dapat meng gunakan rumus sebagai berikut.
Pt = pertumbuhan penduduk alami Po = jumlah penduduk pada awal tahun perhitungan
L = jumlah kelahiran M = jumlah kematian
Contoh:
Jumlah penduduk Kecamatan Banjarsari pada 1990 adalah 74.149 jiwa. Selama tahun 1990 sampai 2000 telah terjadi kelahiran sebesar
4.620 jiwa dan kematian sebesar 1.380 jiwa. Berapa persenkah per- tumbuhan penduduk alami di Kecamatan Banjarsari selama kurun
waktu 1990–2000? hanya untuk kepentingan tertentu yang lebih detail rinci, biasanya
informasi yang diperlukan tidak terdapat pada sensus penduduk. Adapun sensus penduduk hanya memuat data kependudukan secara menyeluruh
dan bersifat umum.
Berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik BPS, pada 1990 jumlah penduduk Indonesia 179,3 juta jiwa,
sedangkan pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia meningkat menjadi 202,9 juta jiwa. Sementara menurut publikasi
World Population Data Sheet yang diterbitkan PBB bahwa jumlah penduduk Indonesia
sampai akhir 2002 diperkirakan akan mencapai 217 juta jiwa. Perhatikan Tabel 2.3 berikut ini mengenai jumlah dan laju pertumbuhan penduduk
di Indonesia.
Fokus
•
Sensus de jure
•
Sensus de facto
•
Supas
•
Survei Penduduk
•
Registrasi Penduduk
Tabel 2.3
No. Tahun
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Indonesia
1. 1961
97,00 – – 2.
1971 119,10
22,10 2,28
3. 1980
147,20 28,10
2,62 4.
1990 179,30
32,10 2,18
5. 2000
202,96 23,66
1,32
Jumlah Juta Jiwa
Penambahan Juta Jiwa
Laju Pertumbuhan Per Tahun
Sumber: BPS, 2000
Browsing
Informasi mengenai data jumlah penduduk dan angka
pertumbuhan penduduk negara- negara di dunia, dapat Anda
peroleh lebih lanjut melalui internet di situs
www.pbs.org.
Di unduh dari : Bukupaket.com
39
Antroposfer
Diketahui:
L =
4.620 jiwa
M =
1.380 jiwa
Po =
74.149 jiwa
Ditanyakan: pertumbuhan pnduduk alami? Jawab:
Pt = 4.620 − 1.380
74.149 =
3.240 74.149
= 0,0437 atau = 4,37
Jadi, jumlah pertumbuhan penduduk alami di Kecamatan Banjarsari selama kurun waktu 1990–2000 adalah 4,37.
2. Pertumbuhan Penduduk Sosial, adalah angka pertumbuhan