Gambar 2.5. grafik intensitas cahaya satu terhadap intensitas dua
Sudut rotasi optik ditentukan dari persamaan 2.4 [Kraftmakher, 2009].
sin � = =
2.4
C. Pengenceran Larutan
Penentuan nilai rotasi optik spesifik ditentukan dengan membuat
grafik rotasi optik terhadap konsentrasi
c
, oleh karena itu dibutuhkan larutan bersifat optis aktif dengan berbagai konsentrasi. Variasi konsentrasi larutan
dilakukan dengan mengencerkan larutan. Larutan diencerkan berdasarkan persamaan 2.5 [Rosenberg, 1989].
�
1 1
= �
2 2
2.5 Keterangan:
V
1
: volume larutan sebelum diencerkan
c
1
: konsentrasi larutan sebelum diencerkan V
2
: volume larutan setelah diencerkan
c
2
: konsentrasi larutan setelah diencerkan A
B
I
2
I
1
a b
16
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai rotasi optik spesifik dari larutan galaktosa, laktosa dan fruktosa. Untuk menentukan nilai rotasi optik
spesifik ada beberapa tahapan. Tahapan yang pertama adalah persiapan alat. Tahapan yang kedua adalah persiapan bahan. Tahapan ketiga pengambilan data.
A. Persiapan Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari beberapa komponen. Alat-alat yang digunakan antara lain:
1. Laser HeNe
Laser HeNe memiliki panjang gelombang 632,8 nm. Laser ini digunakan sebagai sumber cahaya.
2. Beam splitter
Beam splitter
digunakan untuk memecah berkas.
Beam splitter
mampu meneruskan sebagian berkas cahaya dan memantulkan sebagian lainnya.
3. Cermin datar
Cermin datar digunakan untuk memantulkan berkas cahaya yang dipantulkan oleh
beam splitter
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Polarisator
Polarisator adalah alat untuk membuat cahaya tak terpolarisasi menjadi terpolarisasi linier setelah cahaya tersebut keluar dari polarisator.
5. Analisator
Analisator adalah polarisator yang digunakan untuk menganalisa. Analisator ini diletakkan dibelakang polarisator untuk melihat arah
polarisasi cahaya yang keluar dari polarisator.
6. Cuvette
Cuvette
digunakan untuk tempat larutan.
Cuvette
yang digunakan dalam penelitian ini terbuat dari akrilik. Bahan akrilik dipilih karena
transparan sehingga berkas cahaya dapat menembus
cuvette
.
Cuvette
yang digunakan panjangnya 1 dm.
7. Sensor cahaya
Sensor cahaya berfungsi sebagai pendeteksi intensitas cahaya yang keluar dari analisator.
8. Komputer
Komputer digunakan untuk merekam, menampilkan dan
menganalisa data. Komputer dilengkapi dengan
software
LoggerPro.
9. Interface
Interface
merupakan alat yang digunakan untuk menghubungkan sensor cahaya dengan komputer.
Interface
yang digunakan pada penelitian ini adalah LabPro.
10. Motor listrik
Motor listrik digunakan untuk memutar analisator. 11.
Diafragma Diafragma digunakan untuk mengurangi penyebaran berkas
cahaya. Alat-alat kemudian dirangkai seperti pada gambar 3.1.
Gambar 3.1. Susunan alat eksperimen
Keterangan gambar A : Laser HeNe
B :
Beam Splitter
C : Cermin Datar D : Polarisator
E :
Cuvette
F : Analisator G : Motor Listrik
H : Diafraghma I : Sensor Cahaya
J :
Interface
LabPro K : Komputer
Laser ditembakkan menuju
beam splitter
.
Beam splitter
memecah berkas cahaya laser menjadi dua, sebagian berkas dipantulkan dan sebagian
diteruskan. Berkas cahaya yang dipantulkan kemudian diarahkan ke cermin datar kemudian dipantulkan ke polarisator. Setelah melewati polarisator,
berkas cahaya ini langsung menuju analisator. Setelah melewati analisator, berkas cahaya ini melewati diafragma lalu ditangkap oleh sensor cahaya yang
A B
C D
E F
G H
H I
I J
K
terhubung dengan komputer melalui
interface
LabPro. Berkas cahaya yang setelah melewati polarisator langsung menuju analisator kemudian disebut
berkas cahaya satu. Intensitas berkas cahaya satu I
1
mengikuti persamaan 2.1.
Berkas cahaya yang diteruskan
beam splitter
menuju polarisator. Kemudian berkas cahaya ini melewati larutan bersifat optis aktif dan
analisator. Berkas cahaya ini kemudian melewati diafragma lalu ditangkap oleh sensor cahaya. Berkas cahaya yang melewati larutan bersifat optis aktif
ini kemudian disebut berkas cahaya dua. Intensitas berkas cahaya dua I
2
mengikuti persamaan 2.3. Susunan alat eksperimen ini dapat memberi perlakuan terhadap
intensitas berkas cahaya satu dan berkas cahaya dua secara bersamaan. Sehingga dapat digunakan untuk menentukan acuan dan berkas cahaya yang
melewati larutan bersifat optis aktif secara bersamaan. Keadaan berkas cahaya yang digunakan untuk menentukan acuan dan berkas cahaya yang melewati
larutan bersifat optis aktif sama.
B. Persiapan Bahan