Persiapan Bahan Pengambilan Data Analisa Data

terhubung dengan komputer melalui interface LabPro. Berkas cahaya yang setelah melewati polarisator langsung menuju analisator kemudian disebut berkas cahaya satu. Intensitas berkas cahaya satu I 1 mengikuti persamaan 2.1. Berkas cahaya yang diteruskan beam splitter menuju polarisator. Kemudian berkas cahaya ini melewati larutan bersifat optis aktif dan analisator. Berkas cahaya ini kemudian melewati diafragma lalu ditangkap oleh sensor cahaya. Berkas cahaya yang melewati larutan bersifat optis aktif ini kemudian disebut berkas cahaya dua. Intensitas berkas cahaya dua I 2 mengikuti persamaan 2.3. Susunan alat eksperimen ini dapat memberi perlakuan terhadap intensitas berkas cahaya satu dan berkas cahaya dua secara bersamaan. Sehingga dapat digunakan untuk menentukan acuan dan berkas cahaya yang melewati larutan bersifat optis aktif secara bersamaan. Keadaan berkas cahaya yang digunakan untuk menentukan acuan dan berkas cahaya yang melewati larutan bersifat optis aktif sama.

B. Persiapan Bahan

Bahan yang yang diteliti adalah fruktosa, galaktosa, laktosa. Larutan pertama yang dibuat adalah laktosa. Bubuk laktosa 72,8 gram dilarutkan dengan aquades 100 ml sehinga diperoleh konsentrasi larutan 0,728 gr ml -1 . Larutan kedua yang dibuat adalah larutan galaktosa. Larutan galaktosa dibuat dengan cara yang sama seperti membuat larutan laktosa dan diperoleh konsentrasi larutan 0,44 gr ml -1 . Larutan ketiga yang dibuat adalah fruktosa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Fruktosa ini berbentuk cair dan sangat pekat. Fruktosa cair ini tidak dapat dilewati laser sehingga perlu diencerkan. Fruktosa diencerkan dengan menambahkan aquades sampai diperoleh konsentrasi larutan 0,46 gr ml -1 . Fruktosa pada konsentrasi ini sudah dapat ditembus laser. Larutan-larutan ini kemudian digunakan sebagai larutan stok. Nilai rotasi optik spesifik dapat diperoleh dengan memvariasi konsentrasi larutan stok. Konsentrasi larutan divariasi dengan mengencerkan larutan. Larutan diencerkan dengan menambahkan aquades. Volume aquades yang ditambahkan ke larutan stok dihitung berdasar persamaan 2.5.

C. Pengambilan Data

Setelah alat dan bahan siap, kemudian larutan dituang pada cuvette . Cuvette diletakkan diantara polarisator dan analisator dan diatur agar posisinya lurus. Analisator kemudian diputar. Selama analisator berputar, komputer mencatat intensitas cahaya. Data yang diperoleh berupa intensitas berkas cahaya sebagai fungsi sudut. Setelah satu konsentrasi selesai, kemudian larutan dengan konsentrasi berbeda dituang ke cuvette dan diberi perlakuan sama.

D. Analisa Data

Data yang direkam oleh komputer kemudian dianalisa dengan bantuan software LoggerPro. Terdapat dua cara untuk menentukan sudut rotasi optik, yaitu: 1. Analisa dengan Hukum Malus Data yang direkam oleh komputer kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik hubungan intensitas cahaya satu terhadap sudut putaran analisator dan grafik hubungan intensitas cahaya dua terhadap sudut putaran analisator. Masing-masing grafik di fit menggunakan persamaan 2.3. Hasil fitting data menunjukkan nilai fase dari masing-masing grafik. Kemudian ditentukan selisih fase dari kedua grafik. Selisih fase ini merupakan sudut rotasi optik  oleh larutan untuk satu konsentrasi. Setelah sudut rotasi optik untuk satu konsentrasi larutan diperoleh, kemudian dilakukan perhitungan dengan cara yang sama untuk konsentrasi larutan yang lain. Sehingga diperoleh sudut rotasi optik dari beberapa konsentrasi larutan. Kemudian dibuat grafik hubungan sudut rotasi optik terhadap konsentrasi larutan. Menurut persamaan 2.2, nilai rotasi optik spesifik α ditentukan dari gradien grafik hubungan sudut rotasi optik terhadap konsentrasi larutan. 2. Analisa dengan Grafik Hubungan Intensitas Cahaya Satu I 1 terhadap Intensitas Cahaya Dua I 2 Data yang diperoleh dari pencatatan komputer dapat ditampilkan dalam bentuk grafik hubungan intensitas cahaya satu I 1 terhadap intensitas cahaya dua I 2 . Grafik ini berbentuk elips seperti gambar 2.5. Nilai B dan b pada persamaan 2.4 ditentukan dengan software LoggerPro. Besar sudut  dari grafik ditentukan dengan persamaan 2.4. Besar sudut  dari konsentrasi larutan yang lain ditentukan dengan cara yang sama sehingga diperoleh beberapa nilai  dari beberapa konsentrasi larutan. Nilai rotasi optik spesifik α ditentukan dengan membuat grafik hubungan sudut rotasi optik terhadap konsentrasi larutan. Menurut persamaan 2.2 nilai rotasi optik spesifik diperoleh dari gradien grafiknya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil