Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

22 Pendidikan dan pelatihan bagi pegawai harus diberikan secara berkala agar setiap pegawai terpelihara kompetensinya untuk peningkatan kinerja organisasi melalui peningkatan produktivitas, efektitas dan efisiensi organisasi Donalson dan Scannel, 1993, Schuler dan Jackson, 1997, Simanjuntak 2007, Rivai 2009. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara ASN mengatur tentang pengembangan kompetensi pegawai melalui pendidikan dan pelatihan. Pasal 70 disebutkan bahwa setiap pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi. Setiap instansi pemerintah wajib menyusun rencana pengembangan kompetensi ASN dalam rangka pengembangan karir PNS. Pengukuran kompetensi ASN dalam pengembangan karir PNS antara lain: a Kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis. b Kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan. c Kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.

2.1.6 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Rai 2011 menyatakan bahwa SPI merupakan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa organisasi mencapai tujuan dan sasarannya. PP No 8 Tahun 2006 menyebutkan bahwa SPIP adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen 23 yang diciptakan untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian efektivitas, efisiensi, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan keandalan penyajian laporan keuangan pemerintah. Unsur-unsur SPIP menurut PP No 60 Tahun 2008, mengacu pada unsur SPI yang telah dipraktikan pada lingkungan pemerintahan meliputi: 1 Lingkungan pengendalian Pimpinan instansi pemerintah dan seluruh pegawai harus menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen yang sehat. Lingkungan pengendalian mencakup a penegakan integritas dan nilai etika; b komitmen terhadap kompetensi; c kepemimpinan yang kondusif; d pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; e pendelagasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat; f penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan SDM; g perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah APIP yang efektif; serta h hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait. 2 Penilaian risiko Pengendalian intern harus memberikan penilaian atas risiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam. Penilaian risiko terdiri atas a identifikasi risiko; dan b analisis risiko. 3 Kegiatan pengendalian Kegiatan pengendalian membantu memastikan bahwa arah pimpinan Instansi Pemerintah dilaksanakan. Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif 24 dalam pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan pengendalian terdiri atas: a reviu atas kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan; b pembinaan SDM; c pengendalian atas pengelolaan sistem informasi; d pengendalian fisik atas aset; e pemisahan fungsi; f pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian; g dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian intern serta transaksi dan kejadian penting serta h pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya. 4 Informasi dan komunikasi Informasi harus dicatat dan dilaporkan kepada instansi pemerintah dan pihak lain yang ditentukan. Informasi disajikan dalam suatu bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktu sehingga memungkinkan pimpinan instansi pemerintah melaksanakan pengendalian dan tanggung jawabnya. Penyelenggaraan sistem informasi yang efektif oleh pimpinan instansi pemerintah mesti: a menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi; b mengelola, mengembangkan, dan memperbaharui sistem informasi secara terus menerus. 5 Pemantauan Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segara ditindak lanjuti. Pemantauan sistem pengendalian intern dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, tindak lanjut hasil rekomendasi audit dan reviu lainnya. 25

2.1.7 Komitmen Organisasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Keuangan Daerah, Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pemerintah Daerah Ka

6 24 113

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN PENERAPAN Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Stud

0 3 16

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN PENERAPAN Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Stud

0 3 18

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN, KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (St

1 3 16

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN, KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (St

0 3 19

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN TEKNOLOGI Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Dinas

0 5 13

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN TEKNOLOGI Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Dinas

0 2 18

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI EMPIRIS PADA PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI).

1 8 31

Kemampuan Komitmen Organisasi dan Sistem Pengendalian Intern Memoderasi Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Penerapan Sistem Informasi Keuangan Daerah pada Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Karangasem.

1 2 49

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya manusia Pada Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Standar Akuntansi Pemerintah serta Implikasinya pada Kualitas Laporan keuangan Pemerintah Daerah.

1 2 25