Baku Mutu Air Hasil Penelitian yang Relevan

antara 0,01-0,7 mgl sedangkan menurut Effendi 2003 bahwa kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mgl, akan tetapi jika kadar nitrat lebih besar 0,2 mgl akan mengakibatkan eutrofikasi pengayaan yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat.

E. Baku Mutu Air

Klasifikasi dan kriteria mutu air mengacu pada peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yang menetapkan mutu air ke dalam empat kelas yaitu : 1. Baku mutu air kelas I, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air minum dan peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 2. Baku mutu air kelas II, air yang peruntukannya dapat digunakan bahan baku yang diolah untuk air minum dan keperluan rumah tangga dan peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 3. Baku mutu air kelas III, alah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk sarana atau prasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, mengairi pertamanandan untuk peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 4. Baku mutu air kelas IV, adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertamanan, usaha perkantoran, industri, dan sebagai sumber tenaga listrik atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Dari beberapa hasil penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian tentang fitoplankton dan hubungannya dengan kualitas perairan diperoleh hasil sebagai berikut. Rina, 2013 Keanekaragaman Fitoplankton di Tambak Boyo dan Hubungannya dengan Kualitas Perairan, diperoleh kesimpulan berdasarkan hasil perhitungan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener diketahui bahwa Embung Tambak Boyo memiliki tingkat keanekaragaman tercemar sedang yaitu antara 1,40, 1,30 dan 1,33 dan termasuk dalam kualitas air golongan C yaitu hanya untuk perairan. Kemudian untuk hasil penelitian dari Suci, 2012 dengan judul Perbedaan Keanekaragaman Jenis Fitoplankton di Daerah Sekitar Karamba dan Sekitar Warung Apung rawa Jombor Hubungannya dengan Kualitas Perairan diperoleh kesimpulan bahwa kualitas perairan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Rawa Jombor termasuk air golongan III, kualitas perairannya tergolong tidak tercemar. Akan tetapi menurut Nilai Indeks Keanekaragaman tergolong tercemar sedang. Tidak hubungan antara keanekaragaman jenis fitoplankton dengan kualitas perairan di daerah sekitar karamba dan daerah sekitar warung apung Rawa Jombor.

G. Kerangka Berfikir