44
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuanprestasi yang diperoleh siswa dalam
suatu proses belajar mengajar yang memenuhi tiga aspek, yakni: aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
b. Standart Kompetensi
Untuk memantau perkembangan mutu pendidikan diperlukan Standar Kompetensi. Standar Kompetensi dapat didefinisikan sebagai
“pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat penguasaan yang diharapkan
dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran” Usman, M. U. 2001: 34. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Martinis Yamin 2009: 20-
23 aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor dapat dilihat sebagai berikut:
1 Aspek Kognitif Indikator aspek kognitif mencakup: Ingatan atau pengetahuan
knowledge, Pemahaman
comprehension, Penerapan
application, Analisis analisys, Sintesis synthesis, dan Penilaian evaluation
2 Aspek Afektif Indikator aspek afektif mencakup: Penerimaan receiving,
Penanggapan responding,
Penghargaan valuing,
Pengorganisasian organization,
Pengkarakterisasian characterization.
45
3 Aspek Psikomotor Indikator aspek psikomotor mencakup: Persepsi perseption,
Kesiapan set, Respon terbimbing guide respon, Mekanisme mechanism, Respon nyata komplek complex over respons,
Penyesuaian adaptiation, Penciptaan origination. Dari keterangan tersebut dapat diambil kesimpulan aspek
kognitif merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Aspek afektif berhubungan dengan sikap sedangkan aspek psikomotor berhubungan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak.
c. Pencapaian Kompetensi Pembuatan Pola Busana Anak
Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar peserta
didik perlu mengetahui hasil belajar dan tingkat-tingkat penguasaan yang akan digunakan sebagai kriteria pencapaian secara eksplisit,
dikembangkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan memiliki distribusi terhadap kompetensi-kompetensi yang sedang
dipelajari. Adapun yang dimaksud pencapaian kompetensi menurut
Putrohari 2009: 10 yaitu: “Pencapaian kompetensi adalah pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan yang dikuasai sebagai hasil pengalaman pendidikan khusus. Kita mengartikan pengetahuan sebagai bagian tertentu dari
informasi.
Pengertian mempunyai
implikasi kemampuan
46
mengekspresikan pengetahuan ini ke berbagai cara, melihat hubungan dengan pengetahuan lain, dan dapat mengaplikasikannya kesituasi
baru, contoh dan masalah. Keterampilan kita artikan mengetahui bagian mengerjakan sesuatu”.
Lebih lanjut
Putrohari mengemukakan
alasan perlu
dilakukannya pengukuran pencapaian kompetensi yaitu: “Untuk menggambarkan pengetahuan dan keterampilan siswa atau
sebagai dasar untuk mengambil keputusan fungsi penting pada tes pencapaian adalah memberi umpan balik dengan mempertimbangkan
efektifitas pembelajaran, pengetahuan pada performance siswa membantu guru untuk mengevaluasi pembelajaran mereka dengan
menunjuk area dimana pembelajaran telah efektif dan area dimana siswa belum menguasai. Informasi ini dapat digunakan untuk
merencanakan pembelajaran selanjutnya dan memberi nasehat untuk metode pembelajaran alternatif selain sebagai umpan balik alasan
mengukur pencapaian adalah untuk memberi motivasi, menentukan peringkat, profisiensi adalah memberikan sertifikat bahwa siswa telah
mencapai tingkat kemamp
uan minimal dalam suatu bidang tertentu”. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa pencapaian kompetensi adalah pengetahuan, pengertian dan keterampilan yang dikuasai sebagai hasil pengalaman pendidikan
khusus. Penilaian berbasis kompetensi harus ditunjukan untuk mengetahui tercapai tidaknya kompetensi dasar yang telah ditetapkan
sehingga dapat diketahui tingkat penguasaan materi standar kompetensi oleh peserta didik Martinis Yamin, 2009: 199.
Pembelajaran praktek
merupakan pembelajaran
yang mempunyai jam lebih banyak dari pada pembelajaran teori. Menurut
Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP, http:bsnp-indonesia, diakses tanggal 11032011 kriteria untuk uji kompetensi keahlian
47
praktek dikatakan baik yaitu apabila adanya keberhasilan mencapai kriteria tertentu yaitu:
1 Adanya ketercapaian ketuntasan belajar peserta didik pada setiap mata diklat yang telah ditempuhnya yang ditunjukkan oleh lebih
75 peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar pada setiap mata diklat yang ditempuh.
2 Adanya ketercapaian standar kompetensi keahlian oleh peserta didik dari program produktif kejuruan yaitu minimal mencapai nilai 7,0
atau 70 yang dicapai oleh lebih dari 75 peserta didik. Kriteria yang biasa digunakan adalah dengan mengacu pada
Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran busana anak khususnya pada materi pembuatan polla
busana anak adalah 70. Apabila siswa belum mencapai KKM, maka siswa tersebut dinyatakan belum tuntas.
d. Pembuatan Pola Busana Anak 1 Sekolah Menengah Kejuruan