73
c. Penyuluhan Kesehatan Lansia
Program penyuluhan kesehatan dalam program pemberdayaan lansia ini telah tercapai dengan baik. Hal ini dikarenakan program
penyuluhan sebagai solusi menyelesaikan masalah kesehatan dan sarana pencegahan memburuknya psikis lansia karena banyaknya gangguan. Hal
ini sesuai dengan peryataan ibu SM yakni: “kita memberikan penyuluhan seperti itu ya jadi minatnya untuk
mengontrol. Kadang-kadang ada yang pusing-pusing gitu ya besok datang ke lansia gt ada pak dokter ada bu dokter.”
Pemberian penyuluhan ini akan membantu lansia untuk melakukan aktivitas dan menjaga kesehatannya dengan maksimal. Dengan
penyuluhan maka lansia akan tahu bagaimana pola makan yang baik, pola aktivitas yang baik, istirahat yang baik dan menjaga pola hidup
sehat secara jasmani dan rohani yang maksimal. Seiring berjalannya program pemberdayaan lansia di Purwokerto
Selatan ini tidak sedikit dalam menemui hambatan yang dirasakan oleh petugas puskesmas, kader lansia dan lansia. Dari pegawai Puskesmas
menyatakan tidak ada hambatan hanya saja keterbatasan petugas dibandingkan dengan lansia yang ditangani. Selain itu, kader lansia
mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan program pemberdayaan lansia lansia merasakan adanya hambatan dalam mengkoordinasi lansia
dan memotivasi lansia untuk hadir dengan rutin. Akan tetapi, sebagian besar lansia tidak menyatakan kesulitan dalam mengikuti program
74
pemberdayaan lansia, hanya saja satu dua lansia menyatakan hambatan dikarenakan kesibukan dan transportasi untuk datang ke Posyandu.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Pelayanan
Kesehatan Lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan
a. Faktor Pendukung
Pendukung yang pertama yaitu adanya dana APBD yang dialokasikan untuk pembelian tensimeter dan alat pengecekan gula darah.
Kedua, adanya program bina keluarga lansia dimana petugas puskesmas berkunjung kerumah lansia untuk mengetahui keadaan lansia yang tidak
lagi hadir ke posyandu dengan minimal 1x kunjungan dan setelah itu tidak lagi hadir. Kedua hal tersebut merupakan pondasi dalam
pelaksanaan program pemberdayaan lansia di Purwokerto Selatan. Akan tetapi, dalam pelaksanaanya petugas puskesmas tidak dapat terlepas dari
peran kader lansia yang mau menghimpun lansia dan membantu lansia untuk hadir di Posyandu lansia. Hal ini sesuai dengan pernyataan petugas
Puskesmas bapak HP berikut ini: “Ya salah satunya ke ikut sertaan warga di mana kader lansia itu
dikedepankan fungsinya”
Hal ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaannya peran kader Posyandu sangatlah vital dalam merekut dan membantu kehadiran lansia
di Posyandu lansia. Selain itu, sikap dan partisipasi lansia untuk mendukung program pemberdayaan lansia dapat digalakkan oleh kader
kepada lansia. Dengan adanya iuran sukarela akan membantu kegiatan
75
administrasi maupun kegiatan yang lain. Hal ini diperkuat oleh pernyataan ibu MR yakni :
“ya pendukungnya ya dana ya. kalo disini ya ngisi kaleng lah sukarela ya untuk keperluan. beli buku foto copy snack”
b. Faktor Penghambat
Hambatan yang pertama yaitu komunikasi kader dengan lansia. Para lansia sudah rentan kesehatannya dikarenakan faktor usia. Lansia
yang mengalami stroke atau mengalami gangguan pendengaran membutuhkan kesabaran lebih dari para kader dan pelayan kesehatan di
Puskesmas terutama masalah komunikasi yang harus diulang, keras, dan dengan suara pelan. Selain itu, faktor penurunan daya ingat menyebaban
kehadiran lansia tidak maksimal sebagaimana diungkapkan oleh ibu SA sebagai berikut:
“Hambatannya untuk jadwal ya sering lupa. Ya diingatkan mungkin di pengajian karna sudah tua ya jadi kadang-kadang
kurang memperhatikan. Kadang ada yang pura-pura tidak membutuhkan tapi sebenernya butuh datang ke lansia, atau gak ada
yang membantu dari keluarga mungkin kerja semua atau lupa juga karena kurang perhatian dari keluarga.”
Kedua masalah dana swadaya. Iuran yang dikeluarkan oleh setiap RT dirasa tidak mencukupi untuk biaya oprasional dalam pelaksanaan
program. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh ibu YI yakni: “saya kalau mau datang ke Posyandu kalau ada uang saja mba,
kalau tidak ada ya saya ngga datang.”
76
Pernyataan ibu YI diperkuat oleh pernyataan ibu SM sebagai berikut :
“ya paling dari dana itu, kan dari iuran masing-masing rt semmisal 3r untuk PNT saja tidak cukup tidak bisa nutup kekurangan.”
Ketiga, kurangnya tenaga kerja untuk melayani jumlah lansia,
keempat, kendala jarak antara tempat inggal lansia dengan Posyandu yang cukup jauh dan minimnya transportasi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan bapak MN yakni: “hambatannya ya akses kesininya susah mba, ngga ada uang juga.”
Kelima, kendala waktu dimana lansia memiliki aktivitas lain ketika pelaksanaan program. Seperti yang diungkapkan bapak KO yakni :
“waktunya kadang saya pas lagi ada kerjaan lain di luar jadi ngga bisa datang.”
4. Pembahasan
a. Program Pemberdayaan Lansia
Program pemberdayaan lansia yang dilaksanakan oleh Puskesmas Purwokerto Selatan dapat dikatakan telah berjalan dengan maksimal. Hal
ini mengingat bahwa lansia telah merasakan peningkatan dan terjaganya tingkat kesehatannya. Program pemberdayaan lansia khususnya untuk
lansia minimal usia 50 tahun dengan memberikan pelayanan kesehatan keliling, senam, penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan rutin dokter dan
laborat. Dengan adanya program ini masyarakat merasa terbantu untuk mendapatkan program dan fasilitas kesehatan khususnya bagi lansia usia 50
tahun ke atas.
77
Lansia adalah seseorang yang dapat mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial UU No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan.
Perubahan secara menyeluruh ini menyebabkan lansia memiliki perbedaan dari orang dengan usia di bawahnya. Perubahan-peubahan yang terjadi ini
mendapatkan prioritas dari progam posyandu lansia. Hal ini dapat terlihat disaat kader lansia mencoba untuk mengkoordinasi lansia, di mana kader
merasakan kesulitan karena lansia mengalami penurunan cara komunikasi. Adapun program pemberdayaan lansia yang masih rutin dilaksanakan
oleh kader diantaranya adalah: 1
Cek Up Kesehatan Cek up kesehatan bertujuan untuk memeriksa, mengontrol dan
memberikan solusi serta saran terhadap kesehatan yang dimilki lansia pada saat itu. Program kesehatan sudah berjalan sangat baik sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan. Kegiatan cek up kesehatan sangat dibutuhkan untuk para lansia yang malas datang ke rumah sakit untuk
mengontrol kesehatan. Maka dengan adanya cek kesehatan yang di berikan Puskesmas di setiap Posyandu mampu memberikan solusi bagi
lansia yang akses menuju rumah sakit jauh. 2
Senam Senam lansia yaitu serangkaian gerak nada yang teratur dan
terarah serta terencana yang dilakukan secara tersendri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional
rasa Santosa, 1994.Senam bertujuan untuk tercapainya pola hidup
78
sehat bagi lansia sehingga kualitas kesehatan terkendali. Program ini ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas jasmani lansia, yang
disesuaikan dengan kondisi lansia tersebut. Senam lansia sangat mendukung kesehatan lansia melalui
beberapa gerakan seperti tekukan, putiran , dan getaran yang gerakannya dikhususkan untuk para lansia. Senam lansia dapat
mengurangi tingkat stres pada lansia sehingga lansia tetap terlihat segar dan bugar meskipun di usia yang lanjut.
3 Penyuluhan Kesehatan Lansia
Penyuluhan kesehatan lansia adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang dilandaskan prinsip-prinsip belajar untuk
mencapai suatu keadaan dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana
caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun kelompok dengan meminta pertolongan Effendi, 2003
Program penyuluhan membantu lansia dalam memahami dan mengkomunikasian kebutuhan kesehatan jasmani dan rohani.
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan setiap harinya memiliki tema yang beragam sehingga tidak menimbulkan titik kejenuhan para lansia
dalam melaksanakan kegiatan. Peran kader dalam pelaksanan Posyandu sangatlah penting
karena Posyandu lansia membutuhkan kerabat dekat dari lansia. Hal ini mengingat bahwa petugas Puskesmas tidak setiap hari mengetahui