80
merasakan manfaatnya. Adapun program pemberdayaan lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan yaitu :
1 Cek up Kesehatan Lansia
Program cek up kesehatan lansia yang memiliki tujuan mengontrol dan memberikan saran terhadap lansia pada kesehatan saat itu terdapat
peningkatan kesehatan pada lansia dan terjaganya kesehatan lansia sehingga menarik minat lansia untuk hadir ke Posyandu Lansia
mengecek kesehatannya. 2
Senam Lansia Program senam lansia yang dilaksanakan guna memberdayakan lansia
agar lansia tetap segar bugar dan mampu menjalani hidup mereka sendiri, program senam lansia mampu menciptakan pola hidup sehat
bagi para lansia sehingga dengan terciptanya pola hidup sehat tersebut mampu memperpanjang usia lansia tersebut.
3 Penyuluhan Kesehatan Lansia
Program penyuluhan kesehatan lansia dilaksanakan guna memberikan motivasi dan pengetahuan bagi lansia terhadap kesehatan mereka.
Dengan adanya penyuluhan lansia memiliki pengetahuan mengenai kesehatan jasmani dan rohani.
c. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pelaksanaan Program
pemberdayaan lansia di Puskesmas purwokerto Selatan Pendukung yang pertama terlaksananya pemberdayaan lansia yaitu
adanya dana APBD, kedua adanya program keluarga bina lansia yang
81
memberikan kesadaran bagi keluarga untuk lebih memperhatikan para lansia, adanya peran kader yang mau menghimpun lansia dan membantu
lansia untuk hadir di Posyandu lansia, dan yang terakhir adanya iuran sukarela yang membantu administrasi kegiatan lain.
Keterbatasan yang ada pada petugas Puskesmas maupun dari lansianya membuat petugas dan kader harus meminimalisisr kekurangan
dengan sebaik mungkin. Hal ini dikarenakan dukungan utama program ini adalah dana sehingga keterbatasan dana swadaya untuk memenuhi
kebutuhan harian disetiap Posyandu sering terjadi. Selain itu, setiap kelompok Posyandu memiliki anggota, kegiatan dan karakteristik yang
berbeda-beda sehingga tidak semua kelompok Posyandu dapat berjalan dengan maksimal. Kurangnya maksimal dalam pelaksanaan program
pemberdayaan lansia ini terletak pada rendahnya minat lansia untuk mengikuti program pemberdayaan. Sebagian lansia hanya mengikuti
program pemberdayaan lansia ketika merasakan sakit.
82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan tentang peran Puskesmas dalam upaya memberdayakan kesehatan lansia untuk
meningkatkan kesehatan lansia di Purwokerto Selatan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Program pemberdayaan lansia di Puskesmas Purwokerto Selatan yang
diberikan yaitu ada 3 program yaitu a cek up kesehatan, b senam lansia, c penyuluhan program. Dalam pelaksanaan program pemberdayaan lansia
memiliki tujuan untuk memeriksa, mengontrol dan memberikan solusi serta saran terhadap kesehatan yang dimiliki oleh lansia pada saat itu, disamping
itu tercapaianya pola hidup sehat bagi lansia sehingga kualitas kesehatan terkendali. Manfaat dari program permberdayaan lansia itu sendiri yakni
dapat terkontrolnya kesehatan lansia, mengurangi tingkat jenuh yang sering dialami lansia, serta memberikan akses yang mudah terhadap lansia yang
akses menuju rumah sakit jauh. 2.
Ketercapaian Program Pemberdayaan Lansia a.
Cek up kesehatan, dilaksanakan setiap seminggu sekali di Posyandu- posyandu lansia naungan Puskesmas. Kegiatan yang dilakukan seperti
pemeriksaan gula darah, tensi meter, timbang berat badan serta pemberian obat. Program cek up kesehatan memiliki tujuan untuk
mengontrol, memberikan saran terhadap kesehatan lansia pada saat itu.
83
Pada program ini memperoleh bantuan pendanaan dari APBD dalam bentuk pembelian tensimeter, dengan adanya program cek up kesehatan
ini kesehatan lansia terjaga. b.
Senam , program ini dilaksanakan setiap sebulan sekali dengan didampingi oleh instruktur senam dalam bidang senam lansia. Gerakan
yang diberikanpun dikhususkan untuk lansia seperti gerakan tekukan, putiran dan getaran. Program senam mampu menarik minat lansia
karena senam memiliki tujuan untuk tercapainya pola hidup sehat sehingga kualitas kesehatan lansia terkendali.
c. Penyuluhan, program ini dilaksanakan setiap sebulan sekali dengan
narasumber dari Puskesmas Purwokerto Selatan. Materi yang diberikan beraneka macam sesuai dengan kebutuhan lansia. Program penyuluhan
membantu lansia dalam memahami dan mengkomunikasikan kebutuhan kesehatan jasmani dan rohani.
5. Faktor Pendukung dan penghambat pelaksanaan program pemberdayaan
lansia. Faktor pendukung dari pelaksanaan program yaitu adanya dukungan para kader yang antusias dalam memberikan motivasi untuk mrrngikuti
kegiatan posyandu lansia, adanya fasilitas dan pendanaan yang diberikan dari APBD, dukungan fasilitas dan kader lansia sangat membatu
tercapaianya pelasanaan program posyandu dengan baik. Faktor penghambat pelasanaan program pemberdayaan lansia yaitu
kurangnya dukungan keluarga , kurang terstrukturnya jadwal untuk salah
84
satu program pemberdayaan lansia sehingga kurangnya minat lansia hadir, serta dana swadaya yang belum mencukupi untuk setiap pertemuan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti mengenai peran puskesmas dalam upaya memberdayakan lansia
untuk meningkatkan kesehatan lansia di puskesmas purwokerto selatan, ada beberapa saran yang diharapkan dapat mendorong program
pemberdayaan lansia menjadi lebih baik lagi, yaitu sebagai berikut: 1.
Program-program yang dilaksanakan untuk memberdayakan lansia sebaiknya diberi inovasi dan dibuat lebih menarik, serta tujuan
program harus sesuai dengan kebutuhan lansia. 2.
Mengadakan evaluasi program pada setiap pasca pelaksanakaan program, sehingga ketercapaian program dapat diketahui dan hasil
evaluasi dapat dijadikan sebagai refleksi pada pelaksanaan program selanjutnya.
3. Dalam pelaksanaan program pemberdayaan lansia sebaiknya perlu
ditambahkan lebih banyak kader lansia agar program dapat berjalan sesuai tujuan.
4. Perlu adanya penyuluhan terhadap keluarga lansia untuk memberikan
kesadaran kepada lansia akan manfaat dari program pemberdayaan lansia.
85
Daftar Pustaka A.
Buku
Ambar Teguh Sulistiyani. 2004. Kemitraan dan Model-model Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Proosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi ke- VI. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Cunha, M.G. 2001. Customer that Count: How to Build LivingRelationship with your Most Valuable Costumer. Edinburg: Pearson Education
limitided. Direktorat Jendral bina Kesehatan Masyarakat. 2006. Pedoman perencanaan
Tingkat Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Edi Suharto. 2011. Kebijakan sosial sebagai kebijakan publik. Bandung: Alfabeta.
Effendi, F. 2009. Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktek dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Gronroos, Christian. 1990. Management and Marketing A Moment of Truth. Singapore: Maxwell macmillan internasional
Isbandi Rukminto Adi. 2008. Intervensi komuitas pengembangan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Jakara: PT Raja
Grafindo Persada. Komisi Nasional Lanjut Usia Komnas Lansia. 2010. Pedoman Active Aging
Penuaan Aktif Bagi Pengelola dan Masyarakat. Jakarta : Komnas Lansia.
Lexy J Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Maryam, R., dkk., 2008. Mengenai Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Monks, F. J, A. M. P. Knoers. eds. 2004. Ont wikellings psychologie, inleiding tot de verschillende deel gebeiden. Nijmegen: Deker Van
de Vegt. Endang Poerwanti dan Nur Widodo. 2002. Perkembangan peserta didik.
Malang: UMM Press.
86
Prayitno, Subagyo. 1999. Penduduk Lanjut Usia Tinjauan Teori, masalah dan Implikasi Kebijakan. Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik
Th.Xii No.4. Oktober 1999 45-50. Reid, Robert. C . 1990 sifat Gas dan Zat Cair. Jakarta. PT Gramedia
Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan Kualitati. Kualitatif dan
RD. Bandung: Alfabeta Tatang M. Amirin. 2010. Pokok. Pokok Teori Sistem. Jakarta: Rajawali
Press. Suparjan dan Hempi Suyatno. 2003. Pengembangan masyarakat, dari
pembangunan samai pemberdayaan. Yogyakarta: Aditya Media Susanto Wibisono. 1991. Pengaruh Perubahan Fisik Usia Lanjut pada
Aspek Kejiwaan Kelanggaran Usia Lanjut. Jakarta: FKUI Surbakti, EB.2013. Menata Kehidupan Usia Lanjut. Jakarta: Praninta Aksara
Siti Partini . 2011. Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto. 2013. Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Prespektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas berbasisparadigma sehat. Jakarta:
Sagung seto. Umiyatun Nawawi. 2009. Sehat dan bahagia diusia senja.
Yogyakarta:Dianloka Zubaedi. 2007. Wacana pembangunan alternative. Ragam prespektif
pengambangan dan pemberdayaan masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz media group
B. Lain-lain
Komisi Nasional Lanjut Usia Komnas Lansia. 2010. Pedoman Active Aging Penuaan Aktif Bagi Pengelola dan Masyarakat. Jakarta :
Komnas Lansia. Undang-Undang Replubik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 Tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia Undang-Undang Replubik Indonesia No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan