Tujuan dan fungsi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
28 ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.” Lingkungan sosial merupakan
salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi belajar siswa. Apabila kita mengkaji faktor keluarga sebagai faktor eksternal yang
berpengaruh besar terhadap aktivitas belajar anak, maka orang tua siswa sangat berperan terhadap aktivitas belajar yang dialami anak. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia 2008:987, orang tua diartikan sebagai ayah atau ibu kandung dan orang yang dianggap tua cerdik, pandai, ahli, dsb.
Sugihartono, dkk 2007:30, menyebutkan, Status sosial ekonomi orang tua, meliputi tingkat pendidikan orangtua,
pekerjaan orangtua, penghasilan orangtua. Tingkat pendidikan orangtua berbeda satu dengan lainnya. Meskipun tidak mutlak, tingkat
pendidikan ini dapat mempengaruhi sikap orangtua terhadap pendidikan anak serta tingkat aspirasinya terhadap pendidikan anak.
Tingkat pendidikan orang tua siswa turut mempengaruhi pandangan atau persepsi dan sikap terhadap proses pendidikan yang ditempuh anaknya.
Selain tingkat pendidikan, pola asuh orangtua juga menggambarkan bentuk persepsi orangtua terhadap suatu objek. Menurut Sugihartono, dkk 2007:31,
“Pola asuh orangtua adalah pola perilaku yang digunakan untuk berhubungan dengan anak-anak.” Terdapat tiga macam pola asuh orangtua, yaitu otoriter,
permisif, dan autoritarif. Pola asuh otoriter merupakan bentuk pola asuh yang menekankan pada pengawasan orangtua pada anak untuk mendapatkan
kepatuhan. Pada pola ini orangtua cenderung bersikap tegas dan mengekang keinginan anak. Pola asuh permisif, merupakan bentuk pola asuh dimana
orangtua member kebebasan sebanyak-banyaknya pada anak. Pola asuh
29 autoritarif berarti kewajiban orangtua dan anak adalah sama, artinya saling
melengkapi. Dari berbagai uraian di atas, orang tua dan lingkungan keluarga
memiliki peran dalam keberhasilan belajar anak. Faktor tingkat pendidikan dan pola asuh orangtua pada anak turut mempengaruhi pandangan atau
persepsi dan sikap terhadap proses pendidikan yang ditempuh anaknya. Dalam proses terjadinya persepsi, setiap individu akan menerima berbagai
stimulus yang timbul di sekitarnya. Dari banyak stimulus atau rangsang pada objek, hanya beberapa yang menarik atau sesuai kebutuhan yang diperhatikan
oleh individu kemudian dipersepsikan. Kaitannya dengan pembelajaran, orang tua siswa yang termasuk dalam stakeholder pemangku kepentingan
pendidikan, memiliki harapan dan menaruh perhatian terhadap proses pendidikan, khususnya pembelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan
Olahraga. Persepsi merupakan proses penerjemahan atau penginterpretasian
stimulus yang masuk dalam alat indera manusia. Persepsi yang terbentuk dalam diri orang tua siswa baik persepsi positif maupun negatif dapat
mempengaruhi perilaku orang tua terhadap proses pembelajaran. Perbedaan sudut pandang dan perhatian pada proses pembelajaran khususnya Penjas
dapat menimbulkan persepsi yang berbeda pada masing-masing orang tua peserta didik.
Oleh karena itu, persepsi positif orang tua siswa terhadap proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan akan berbanding
30 lurus dengan peningkatan pemberian motivasi atau semangat belajar Penjas
dari orang tua terhadap anaknya, sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat.