Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

15 keluarga miskin dan keluarga kaya akan berbeda. Keluarga miskin menilai uang logam sangat berharga nilainya, sedangkan orang kaya menganggapnya biasatidak penting. 5 Tipe Kepribadian Kepribadian menurut kamus besar bahasa indonesia KBBI adalah sifat hakiki yang tercerin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakanya dari orang atau bangsa lain. Tipe kepribadian ini akan mempengaruhi persepsi dan perilakunya. 6 Gangguan Kejiwaan Sebagai gejala normal, ilusi berbeda dari halusinasi dan delusi, yaitu kesalahan persepsi pada penderita gangguan jiwa. Gejala halusinasi visual berarti seorang individu seakan-akan melihat sesuatu dan percaya bahwa yang dilihatnya adalah realita. Gejala halusinasi auditif berarti seorang individu seakan-akan mendengar sesuatu dan ia mempercayainya. Gejala halusinasi visual dan auditif bisa terjadi pada seseorang dan menyebabkan orang itu mengalami delusi. Delusi merupakan keyakinan bahwa dirinya menjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan realita fixed false belief misalnya merasa dirinya menjadi Tuhan. Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi persepsi secara umum dibagi menjadi dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi terbentuknya persepsi individu yang berasal dari luar. Misalnya, keadaan lingkungan keluarga, masyarakat dan sistem nilai yang 16 berlaku didalamnya. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi terbentuknya persepsi yang berasal dari dalam diri. Misalnya keadaan jasmani rohani, minat, kecerdasan, tipe kepribadian dan lain sebagainya.

2. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Penjas

a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan aktivitas utama dalam sebuah proses pembelajaran. Setiap saat dalam kehidupan manusia terjadi proses belajar, baik yang berlangsung di lembaga formal misalnya sekolah maupun non formal seperti lingkungan keluarga dan masyarakat. Dari proses belajar ini akan diperoleh suatu hasil yang pada umumnya disebut dengan hasil belajar atau tujuan pembelajaran. Agar memperoleh hasil yang optimal, maka proses belajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi secara baik. Hamzah B. Uno 2013:22 menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Ngalim Purwanto 2002:85, “belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.” Dari uraian tersebut, maka disimpulkan bahwa belajar merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman seorang individu. 17 Belajar dan pembelajaran merupakan rangkaian aktivitas yang memiliki keterkaitan yang erat dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya karena terjadi dalam proses pembelajaran. Setelah diuraikan konsep tentang belajar, selanjutnya akan diuraikan konsep pembelajaran. Sudjana dalam Sugihartono,dkk 2007:80 menyebutkan bahwa pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Sedangkan pembelajaran menurut Nasution sebagaimana dikutip oleh Sugihartono,dkk 2007:80 adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar. Lingkungan belajar dalam pengertian ini tidak hanya ruang belajar, tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar siswa. Dari berbagai pengertian pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil optimal. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran merupakan keseluruhan proses mulai dari perencanaan, menyampaikan bahan ajar, sampai dengan menyelenggarakan kegiatan evaluasi guna mengetahui hasil pencapaian kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dalam periode tertentu. 18 Pelaksanaan pembelajaran pada dasarnya tidak akan pernah lepas dari strategi pembelajaran atau pengelolaan pembelajaran. Sutirman 2013:21 menyebutkan, “Strategi pembelajaran memiliki arti sebagai perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan atau langkah-langkah untuk mencapai tujuan pembelajaran.” Untuk melaksanakan suatu strategi pembelajaran Penjas, maka diperlukan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran. Metode pembelajaran merujuk pada cara-cara yang digunakan guru untuk merealisasikan strategi. Efektifitas pembelajaran Penjas tidak akan maksimal apabila metode pembelajaran di kelas tidak diperhatikan.

b. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Pembelajaran Pendidikan Jasmani Penjas pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, dan emosional. Di sekolah, ragam mata pelajaran telah di design dengan baik, sistematis dan terstuktur sehingga mendukung aktivitas belajar siswa. Salah satu mata pelajaran yang diselenggarakan di tiap jenjang pendidikan adalah Pendidikan Jasmani Penjas. Rusli Lutan 2001:1 menyebutkan bahwa pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktifitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat sepanjang hayat. Depdiknas 2003:3, menyebutkan: 19 Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, dan perilaku hidup sehat, dan aktif, dan sikap sportif serta kecerdasan emosi. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan 2006:1 bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Sukintaka 1991:16 berpendapat bahwa pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani para peserta didik. Dari berbagai pemaparan mengenai definisi Pendidikan Jasmani Penjas menurut para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang bertujuan untuk menjaga kebugaran jasmani sehingga seseorang dapat menjalani aktivitas sehari-hari termasuk aktivitas belajar dengan optimal. Secara umum dalam kegiatan belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Muhibbin Syah 2012:145 menyebutkan terdapat tiga faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu: 1 Faktor internal faktor dari dalam siswa, yakni keadaankondisi jasmani dan rohani siswa; 2 Fakror eksternal faktor dari luar siswa, yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa; 3 Faktor pendekatan belajar approach to learning, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi- materi pelajaran.

Dokumen yang terkait

PENGARUH POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP Pengaruh Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sumberejo Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 13

PENGARUH POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 Pengaruh Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sumberejo Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 16

“EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV Efektivitas Komunikasi Interpersonal Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Iv Di Sd Negeri 1 Banjarejo Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 15

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN SISWA Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Kemandirian Siswa Kelas IV Di SD Negeri I Donorojo Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

0 3 18

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN SISWA KELAS IV DI SD Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Kemandirian Siswa Kelas IV Di SD Negeri I Donorojo Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

0 2 13

PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR ANAK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR ANAK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SULURSARI Tahun Ajaran 2010/20

0 0 16

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS IV SD NEGERI BEKONANG 03 TAHUN 2011.

0 1 12

PENDAHULUAN PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS IV SD NEGERI BEKONANG 03 TAHUN 2011.

0 1 6

HUBUNGA ANTARA SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT PENDIDIKAN JASMANI SISWA KELAS V DAN VI SD NEGERI 15 MULYOHARJO PEMALANG TAHUN 2010.

0 0 2

SIKAP SISWA KELAS ATAS TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SD NEGERI 3 PENGASIH.

0 1 112