Dalam  bait  terakhir  puisi,  Brecht  kembali  menekankan  pentingnya solidaritas  bagi  pemersatu  proletar  dalam  menuju  kepada  revolusi  sosialis.
Repetisi dalam baris per tama pada bait kesebelas ―Vorwärts und nicht vergessen”
memberikan penekanan oleh Brecht bahwa, revolusi adalah sebuah kondisi tanpa kompromi.  Revolusi  adalah  sebuah  keharusan  dalam  kesusahan,  kesenangan,
kelaparan  dan  kekenyangan.  Revolusi  adalah  sebuah  bentuk  protes  atas  kondisi kehidupan  yang  tidak  memberikan  keadilan.  Revolusi  adalah  sebuah  pertanyaan
yang harus diberikan untuk hari ini, besok, dan untuk seluruh dunia.
3. Pembacaan Hermeneutik Secara Keseluruhan
Puisi ―Solidaritätslied‖ menggambarkan dukungan Brecht terhadap revolusi
untuk  menuju  pada  sistem  kehidupan  yang  lebih  baik,  yaitu  Sosialis  Marxisme dengan  menggunakan  segala  solidaritas  kaum  proletar.  Pernyataan  ini  terdapat
pada bait pertama, “Vorwärts und nicht vergessen, worin unsre Stärke besteht, die
Solidaritä t”.  Revolusi  proletariat  bertujuan  untuk  mengakhiri  segala  bentuk
keterpurukan  ekonomi  yang  disebabkan  oleh  perang  dunia  pertama.  Revolusi borjuis yang kemudian membawa kapitalisme dalam sistem ekonomi yang besar,
pada akhirnya justru menimbulkan krisis ekonomi pata tahun 1929. Krisis  ini  disebabkan  oleh  kelebihan  produksi,  penurunan  harga  dan
rendahnya penyerapan tenaga kerja. Pengangguran meningkat dari 8,5 menjadi 29,9  pada  tahun  1932.  Inflasi  ini  juga  menghabiskan  simpanan  negara,  yang
sistem ekonominya belum membaik akibat kalah perang dunia pertama. Kondisi ekonomi  yang  buruk  membawa  dampak  pada  sistem  sosial  di  mana
meningkatnya kasus bunuh diri yang dilakukan para pengangguran sebagai akibat dari tekanan sosial,  serta menghancurkan penindasan  yang dilakukan oleh kaum
borjuis  terhadap  proletar  dengan  mengambil  segala  keuntungan  dari  proses produksi.
Untuk  itulah  Brecht  menyerukan  kepada  kaum  proletar  agar  jangan  pernah menyerah  meskipun  berada  dalam  segala  bentuk  kondisi  kehidupan.  Hal  ini
seperti  yang  terdapat  dalam  baris  pertama  dan  ketiga  dalam  bait  pertama, “Vorwärts und nicht vergessen..., beim Hungern und beim Essen”.
Revolusi  proletar  dapat  dilakukan  dengan  adanya  kekuatan  dan  solidaritas dari kaum  proletar  yang  bersatu,
“schwarzer, weiβer, brauner, gelber, endet ihre Schlä
chterei”.  Dengan  semangat  dan  kekuatan  yang  bersatu  dapat  mengakhiri segala  bentuk  pertikaian  dan  menuju  kepada  revolusi.
“Endet ihre Schlächterei, reden  erst  die  Völker  selber,  werden  sie  schnell  einig
sein”.  “Wollen  wir  es schnell erreichen”, wir brauchen noch dich und dich”.
Segala  bentuk  tindakan  sewenang-wenang  para  penguasa,  dan  keinginan untuk  selalu  memiliki  kekuasaan  dan  yang  pada  akhirnya  membentuk  sistem
pemerintahan  tirani,  dapat  ditumpaskan  oleh  kaum  proletar.  Makna  ini terkandung dalam baris puisi berikut,
“Unsre Herrn, wer sie auch seien”, “sehen unsre Zwietracht gern, “denn solang sie uns entzwein”, “bleiben sie doch unsre
Herrn”.  “Proletarier  aller  Länder”,  “einigt  euch  und  ihr  seid  frei”,  “eure gro
βen Regimenter”, “brechen jede Tyrannei”.
D. Matriks, Model, dan Varian