Instrumen Penelitian Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

dokumen dari koran, majalah dan buku yang terkait serta katalog Gallery Nalendra lebih lanjut lihat pada lampiran.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono 2012: 305 instrumen merupakan suatu alat penelitian yang digunakan untuk mengambil data guna mendapatkan data yang valid dan reliabel. Instrumen atau alat penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri human instrument . Dalam kasus ini peneliti berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Dalam hal ini peneliti merupakan instrumen kunci dalam penelitian. Moleong 2010: 168 juga mengatakan bahwa instrumen penelitian merupakan suatu alat yang dipakai untuk mendapatkan data. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Peneliti sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya. Instrumen yang digunakan selama proses penelitian berlangsung adalah peneliti sendiri yeng terlibat secara langsung dalam penelitian, mencari data yang berhubungan dengan jenis motif, warna dan makna simbolik, dan melakukan wawancara dengan pemilik Gallery Nalendra, akademisi dari bidang batik yang ada di Jepara, pemandu museum R.A Kartini dan museum batik serta budayawan. Dalam pencarian data membutuhkan alat bantu untuk memperoleh data sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu sebagai berikut: pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi. Selain itu alat bantu yang digunakan sebagai pelengkap untuk mendapatkan data yaitu dengan alat perekam yang dipakai untuk mendapatkan data yang bersifat uraian dan kamera digital untuk mengambil gambar.

E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan validitas dan keandalan realibilitas menurut versi “positivisme” dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri Moleong, 2010: 321. Untuk dapat menetapkan keabsahan data trustworthiness diperlukan teknik pemeriksaan. Teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu derajat kepercayaan credibility , keteralihan transferability , kebergantungan dependability , dan kepastian confirmability Moleong, 2010: 324. Dalam teknik ini, keabsahan data dapat diperoleh dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut: a Perpanjangan Keikutsertaan Sebagaimana yang sudah diketahui, peneliti dalam proses penelitian kualitatif berperan sebagai instrumen itu sendiri. Keikutsertan peneliti dalam melakukan penelitian sangat menentukan dalam proses pengumpulan data. Menurut Moleong 2010: 327 perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai, jika hal itu dilakukan maka akan membatasi: 1 Membatasi gangguan dari dampak penelitian pada konteks. 2 Membatasi kekeliruan biases penelitian. 3 Mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat. Perpanjangan keikutertaan dimaksudkan untuk membangun kepercayaan para subyek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri Moleong, 2010: 328-329. Perpanjangan keikutsertaan juga menuntut peneliti agar terjun ke lokasi dan dalam waktu yang cukup panjang guna mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang mungkin mengotori data. Perpanjangan keikutsertaan dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam tentang jenis motif, warna dan makna simbolik batik arum dalu, sekar jagad Jepara dan sido arum, perpanjangan keikutsertaan ini dilakukan selama 3 bulan. b Keajegan Pengamatan Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak Moleong, 2010: 329. Hal ini menguatkan bahwa peneliti memang hendaknya mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol, dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan tentang jenis motif, warna, dan makna simbolik dari batik arum dalu, sekar jagad Jepara dan sido arum di Gallery Nalendra. c Triangulasi Triangulasi merupkan suatu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan yaitu pemeriksaan melalui sumber lain. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan penelitian parsitipatif, wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama Sugiyono, 2012: 327. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan suatu data, bila dibandingkan dengan satu pendekatan, dan data yang di dapat akan lebih konsisten, tuntas dan pasti. Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan dengan menggunakan wawancara dengan narasumber yaitu Suyanti Djatmiko selaku pemilik Gallery, guru batik Suhermin Aryani S.Pd, dan Alfiyah S.Sn, tentang batik arum dalu, sekar jagad Jepara dan sido arum, Riza Khairul Anwar yang menghasilkan data tentang sejarah R.A Kartini, Bahtiar TS tantang warna batik, serta Prayoga PH tentang golongan motif batik, melakukan dokumentasi tentang batik arum ndalu, sekar jagad Jepara dan sido arum, serta observasi tentang kondisi, kegiatan, keadaan lingkungan.

F. Teknik Analisis Data