Gambar 2: Ragam Hias Jepara dengan Motif Flora
Sumber: Sunaryo, 2009: 215.
5. Tinjauan Tentang Motif
Motif menurut Soepratno 1997: 11 adalah dasar untuk menghias sesuatu ornamen atau ragam hias. Motif merupakan keutuhan dari subyek gambar yang
menghiasi suatu benda, suatu motif dapat di bentuk dengan menggunakan perpaduan garis dan dibentuk agar menjadi satu kesatuan yang utuh Riyanto,
dkk,. 1997: 15. Penerapan motif tersebut dapat berbentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi. Motif adalah pekerjaan menyusun, merangkai, memadukan bentuk-
bentuk dasar suatu bentuk seperti garis dan sebagainya sedemikian rupa kemudian dilakukan pengulangan sehingga tercipta bentuk gambar baru yang indah, bernilai
seni serta orisinil Soehersono, 2010: 12. Motif menurut Soedarso 1976: 7: Gambaran pokok dalam suatu karya dan gambaran pokok tersebut
disebarluaskan sehingga menjadi suatu karya yang harmonis. Motif atau pola secara umum adalah penyebaran garis dan warna dalam suatu bentuk
ulang tertentu, lebih lanjut pengertian menjadi lebih kompleks, antara lain Kuncup bunga pada ragam
hias Jepara Daun pokok
Buah wuni yang distilasi pada ragam hias Jepara
yaitu hubungan dengan simetri. Dalam hal ini desain tidak di ulang menurut muatan pararel melainkan dibalik sehingga berhadap-hadapan.
Menurut Soehersono 2006: 10 motif merupakan desain yang dibuat dari bagian- bagian bentuk, berbagai macam garis atau ornamen-ornamen, yang terkadang
begitu kuat dipengaruhi oleh bentuk-bentuk stilasi benda alam, dengan gaya dan ciri khas tersendiri. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996:
666 motif adalah pola, corak hiasan yang berfungsi untuk menghias. Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa motif merupakan suatu bentuk dekorasi atau hiasan yang dapat memberi kesan tertentu pada penikmatnya, dan berfungsi sebagai penghias dan dapat
diwujudkan 2 dimensi maupun 3 dimensi. Motif memiliki kesan dan ciri khas tersendiri dari satu daerah ke daerah yang lain.
Motif batik di Indonesia ada bermacam-macam bentuknya. Masing- masing daerah yang menghasilkan motif batik memiliki ciri dan kekhasan yang
berbeda-beda. Maka dari itu motif batik menurut Budiyono dan Parjiyah 2009: 4 dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
a. Motif geometris: yaitu motif batik yang ornamennya merupakan susunan
bentuk geometris atau merupakan bentuk yang bisa diukur dan relatif sama. Misalnya: motif-motif banji, ceplok, ganggong dan kawung.
b. Motif non geometris semen: yaitu motif yang susunan ornamennya bebas dan
tanpa ukuran yang pasti. Motif itu terdiri dari tumbuh-tumbuhan, burung atau lar-laran, dan binatang.
Berikut ini adalah contoh-contoh motif geometris menurut Budiyono dan Parijah dan motif non geometris menurut Wilson:
Gambar 3: Motif Geometris
Sumber: Budiyono dan Parjiyah, 2009: 4
Gambar 4: Motif Non Geometris
Sumber: Wilson, 2001: 10
6. Tinjauan Tentang Isen-isen