31 learning theory, learning occurs and knowledge is created through
conversations and interactions between people. Proses interaksi tersebut berawal dari pengamatan, belajar sosial, pengetahuan terbentuk, kemudian
pembicaraan dan interaksi kepada orang lain. Untuk mencapai interaksi sosial yang baik, maka setiap proses dalam interaksi sosial tersebut harus
dilaksanakan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan mengenai aspek
dalam interaksi sosial anak yaitu adanya kerjasama, adanya komunikasi, saling membantu, adanya daya tarik, dan adanya tujuan yang ingin dicapai.
Jika anak memiliki aspek tersebut dapat dikatan memiliki interaksi sosial yang baik.
3. Cara Penilaian Interaksi Sosial Anak
Menurut Bimo Walgito 2010: 34-35, untuk mengetahui baik buruknya interaksi dapat dilihat dari berbagai macam ukuran, yaitu dengan
melihat frekuensi interaksi, intensitas interaksi, dan popularitas interaksi. Baik buruknya interaksi dari segi frekuensi interaksi adalah dengan melihat
bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain, apakah seseorang sering mengadakan interaksi atau tidak. Apabila sering mengadakan interaksi
dengan orang lain, maka dapat dinyatakan bahwa frekuensi berinteraksinya tinggi. Seseorang yang frekuensi berinteraksinya tinggi lebih baik
interaksinya daripada orang yang frekuensi berinteraksinya rendah.
32 Intensitas interaksi dapat digunakan untuk melihat baik buruknya
seseorang dalam berinteraksi. Intensitas interaksi adalah mendalam tidaknya seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. apabila interaksinya intensif,
maka merupakan interaksi yang intim. Semakin dalam intensitas interaksi, semakin baik interaksinya.
Selanjutnya yaitu popularitas interaksi adalah banyak sedikitnya teman berinteraksi. Jika seseorang semakin populer dalam interaksi, maka
semakin banyak teman berinteraksinya. Popularitas interaksi dapat memberikan informasi batas antara yang populer dengan yang tidak populer
secara objektif. Untuk menilai interaksi sosial anak, menurut La Gaipa Monks
Knoers, 2002: 187, ada beberapa sifat yang muncul dalam interaksi anak yaitu: 1 saling membantu atau kerjasama, 2 rasa simpati atau peduli, 3
aktivitas dan interes bersama, 4 mengisi kekurangan yang lain, 5 tidak ada rasa segan untuk berkomunikasi. Jadi sifat-sifat tersebut dapat digunakan
untuk mengukur interaksi sosial anak sekolah dasar. Berdasarkan teori di atas, untuk menilai interkasi sosial anak dapat
dilihat dari frekuensi, intensitas, dan popularitas interaksi anak. Sifat yang sering muncul dalam interaksi sosial anak adalah saling membantu atau
kerjasama, rasa simpati atau peduli, interes bersama, mengisi kekurangan, dan berkomunikasi. Interaksi anak meliputi interaksi dengan teman sebaya, baik
laki-laki maupun perempuan. Ruang lingkup interaksi anak meliputi interaksi di sekolah dan lingkungan bermain di sekitar anak.
33
C. Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal dengan Interaksi Sosial