20 dapat berupa menghindari isyarat kecemasan, tegas, dan percaya diri.
Sikap tenang mengindikasikan tidak ada rasa gugup saat berkomunikasi. c. Expressiveness
Untuk memperjelas makna dalam berkomunikasi diperlukan ekspresi. Ekspresi merupakan ungkapan perasaan yang diwujudkan dalam
tindakan atau bentuk fisik. Ekspresi dapat berupa ekspresi vokal, sikap tubuh, dan ekspresi wajah.
d. Interactive management Untuk menghasilkan komunikasi yang efektif perlu adanya
manajemen interaktif. Manajemen interaktif dapat disebut sebagai umpan balik sebagai bentuk respon dari suatu tindakan. Manajemen interaktif
mengacu pada inisiasi topik dan pengendalian gangguan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
interpersonal yang efektif mengandung aspek keterbukaan, empati, sikap mendukung, percaya, kejujuran, interaktif, dan umpan balik. Dalam
berkomunikasi, beberapa aspek tersebut akan muncul sebagai tanda komunikasi interpersonal. Jika seseorang memiliki sikap tersebut dapat
diartikan memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik.
3. Cara Penilaian Kemampuan Komunikasi Interpersonal Anak
Kriteria untuk menilai kemampuan komunikasi interpersonal menurut Suranto Aw 2011: 35-36 yaitu:
a. Kuantitas
21 Kuantitas menunjukkan frekuensi, semakin tinggi frekuensi
komunikasi menunjukkan kadar hubungan yang makin baik. Komunikasi akan berhasil membangun hubungan interpersonal apabila dilakukan
secara berulang-ulang. Dengan frekuensi komunikasi yang tinggi akan membuat komunikan lebih jelas dalam menerima pesan. Kuantitas
frekuensi hubungan dapat dinilai dari jumlah atau seringnya seseorang berkomunikasi.
b. Kualitas Kualitas menunjukkan makna dan tujuan komunikasi. Seseorang
memang tidak akan selalu berkomunikasi dengan frekuensi yang sering. Akan tetapi ketika seseoramg berkomunikasi dibicarakanlah kepentingan
kedua belah pihak secara seimbang. Tolok ukur untuk menentukan baik buruknya komunikasi melalui kualitas atau isi dari komunikasi, bukan
seberapa sering seseorang berkomunikasi. Menurut pendapat Suranto Aw tersebut untuk menilai kemampuan
seseorang dalam melakukan komunikasi interpersonal dapat dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dengan penggunaan kedua
pendekatan tersebut secara bersamaan akan lebih efektif dalam menilai komunikasi interpersonal pada anak. Dalam kondisi tertentu menggunakan
salah satu pendekatan juga bisa dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Lutte Monks Knoers, 2002: 187
mengenai komunikasi yang ideal, mengungkapkan bahwa anak laki-laki dan perempuan usia 10-18 tahun memiliki sifat: 1 saling terbuka, 2 saling
22 percaya, 3 empati serta jujur, dan 4 saling memahami. Jadi sifat tersebut
dimilki oleh anak kelas IV sekolah dasar. Sifat-sifat tersebut bisa digunakan untuk mengukur komunikasi interpersonal anak.
Berdasarkan teori di atas, untuk menilai komunikasi interpersonal anak digunakan aspek: kejelasan makna, keterbukaan, empati, dan umpan
balik. Komunikasi interpersonal anak mencakup komunikasi siswa dengan siswa, baik laki-laki maupun perempuan. Komunikasi anak dalam lingkup
sekolah dan lingkungan bermain di sekitar anak.
B. Interaksi Sosial 1.