2.3 Penetapan Kadar Aluminium Hidroksida
Penetapan kadar baku aluminium hidroksida menurut Farmakope Indonesia Edisi ke IV dilakukan dengan metode kompleksometri secara titrasi
tidak langsung.
2.3.1. Teori Kompleksometri
Reaksi yang membentuk kompleks dapat dianggap sebagai reaksi asam- basa Lewis dengan ligan bekerja sebagai basa dengan memberikan sepasang
elektron kepada kation yang merupakan suatu asam Day dan Underwood, 1981. Ligan dari kata Latin ligare, yang berarti “mengikat”. Atom pada ligan
yang memberikan pasangan elektron pada ion logam dinamakan atom donor sedangkan ion logamnya disebut akseptor. Ligan dalam kompleks dapat berupa
anion atau molekul netral yang mengandung sebuah atom atau lebih dengan paling sedikit mempunyai sepasang elektron yang dapat diberikan pada ion
logam Brady, 1986.
Ligan dapat diklasifikasikan atas dasar banyaknya titik lekat kepada ion logam. Ligan monodentat, yaitu ligan itu terikat pada ion logam hanya pada
satu titik oleh penyumbangan satu pasangan elektron menyendiri kepada logam. Ligan multidentat mengandung lebih dari dua atom koordinasi per
molekul, misalnya asam 1,2-diaminoetanatetraasetat asam etilenadiaminatetraasetat, EDTA yang mempunyai dua atom nitrogen
penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul, dapat merupakan heksadentat Basset, dkk., 1991.
Schwarzenbach menyatakan bahwa ion asetat mampu membentuk kompleks-kompleks asetat yang rendah kestabilannya dengan hampir semua
Universitas Sumatera Utara
kation polivalen, dan sifat ini dapat diperkuat dengan efek sepit, maka kompleks-kompleks yang jauh lebih kuat akan terbentuk oleh kebanyakan
kation ion logam. Ia menemukan bahwa asam-asam aminopolikarboksilat merupakan zat-zat pengkompleks yang baik sekali: yang paling penting dari ini
adalah asam etilenadiaminatetraasetat Basset, dkk., 1991. Berbagai nama trivial nama khusus digunakan untuk asam
etilenadiaminatetraasetat dan garam natriumnya meliputi: Trilon B, Komplekson III, Sekuestrena, Versena, dan Khelaton 3 Basset, dkk., 1991.
EDTA mendapat aplikasi umum yang paling luas dalam analisis karena aksi mengkompleksnya yang sangat kuat dan tersedia secara komersial Basset,
dkk., 1991. Dalam perdagangan yang sering digunakan bentuk garamnya yaitu dinatrium edetat dengan struktur kimia dibawah ini.
Struktur ruang anionnya yang mempunyai enam atom penyumbang memungkinkan untuk memenuhi bilangan koordinasi enam yang sering
dijumpai diantara ion-ion logam. Kompleks-kompleks yang dihasilkan mempunyai struktur serupa, tetapi berbeda satu sama lain dalam hal muatan
yang dibawa. Satu struktur kompleks dengan suatu ion divalen dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
CO 2
̶ O
CH
2
CO CH
2
O N
CH
2
M CH
2
O N
CO CH
2
O CH
2
CO Basset, dkk., 1991.
Untuk menyerdehanakan pembahasan berikut, EDTA diberi rumus H
4
Y; maka garam dinatriumnya adalah Na
2
H
2
Y, dan memberi ion pembentuk kompleks H
4
Y
2-
dalam larutan air; ia bereaksi dengan semua logam dalam rasio 1:1. Reaksi dengan kation dapat ditulis sebagai:
M
2+
+ H
2
Y
2-
↔ MY
2-
+ 2H
+
1 M
3+
+ H
2
Y
2-
↔ MY
-
+ 2H
+
2 M
4+
+ H
2
Y
2-
↔ MY + 2H
+
3 Rumus Umum: M
n+
+ H
2
Y
2-
↔ MY
n-4+
+ 2H
+
4 Basset, dkk., 1991. Dalam semua kasus satu mol H
2
Y
2-
yang membentuk kompleks akan bereaksi dengan satu mol ion logam, dan selalu terbentuk dua mol ion
hidrogen. Nampak dari persamaan 4 bahwa disosiasi kompleks akan ditentukan oleh pH larutan; menurunkan pH akan mengurangi kestabilan
kompleks logam-EDTA. Semakin stabil kompleks, semakin rendah pH pada mana suatu titrasi EDTA dari ion logam bersangkutan dapat dilaksanakan
Basset, dkk., 1991.
Universitas Sumatera Utara
Tabel di bawah ini menunjukkan nilai pH minimum untuk eksistensi kompleks EDTA dari beberapa logam pilihan.
pH Minimum Adanya Kompleks
Logam Pilihan
1 – 3 4 – 6
8 – 10 Zr
4+
; Hf
4+
; Th
4+
; Bi
3+
; Fe
3+
Pb
2+
; Cu
2+
; Zn
2+
; Co
2+
; Ni
2+
; Mn
2+
; Fe
2+
; Al
3+
; Cd
2+
; Sn
2+
Ca
2+
; Sr
2+
; Ba
2+
; Mg
2+
Jadi terlihat bahwa pada umumnya kompleks EDTA dengan ion logam divalen stabil dalam larutan basa atau sedikit asam, sementara kompleks
dengan ion logam tri dan tetravalen terjadi dalam larutan-larutan dengan keasaman yang jauh lebih tinggi Basset, dkk., 1991.
2.3.2 Metode Kompleksometri 1. Titrasi Langsung