PENDAHULUAN Penetapan Kadar Alumunium Hidroksida Dalam Sediaan Tablet Antasida Yang Beredar Di Kota Medan Dengan Metode Kompleksometri

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Aluminium hidroksida merupakan salah satu antasida yang dapat membantu dalam mengatasi penyakit maag. Berdasarkan riset Brain dan Co bahwa 5 dari 10 pekerja di Indonesia mengalami penyakit maag dan jumlah penderita penyakit maag tiap tahunnya mengalami peningkatan Anonim, 2010. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 2500MENKESSKXII2011 tentang Daftar Obat Esensial Nasional DOEN pada BAB I menyatakan bahwa obat antasida masih termasuk dalam daftar obat esensial nasional karena masih sangat efektif dan aman untuk penyakit magg Depkes RI, 2011. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi para produsen obat untuk memproduksi obat antasida dengan merek dagang dan harga yang berbeda. Salah satu persyaratan mutu adalah kadar yang terkandung harus memenuhi persyaratan kadar seperti yang tercantum dalam Farmakope Indonesia. Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV 1995, informasi studi literatur penetapan kadar bahan baku aluminium hidroksida ditentukan dengan metode kompleksometri secara titrasi tidak langsung, sedangkan monografi untuk sediaan tablet antasida tidak tercantum. Metode lain yang dapat digunakan adalah Spektrofotometri Serapan Atom SSA Rohman, 2007. Tittrasi Kompleksometri digunakan untuk menentukan kandungan garam-garam logam. Etilen diamin tetra asetat EDTA merupakan titran yang Universitas Sumatera Utara sering digunakan. Untuk penentuan titik akhir titrasi digunakan indikator zat warna. Indikator zat warna ditambahkan pada larutan logam pada saat awal sebelum dilakukan titrasi dan akan membentuk kompleks berwarna dengan sejumlah kecil logam. Pada saat titik akhir titrasi ada sedikit kelebihan EDTA maka kompleks indikator-logam akan pecah dan menghasilkan warna yang berbeda Rohman, 2007. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti kadar aluminium hidroksida dalam tablet antasida yang beredar di kota medan dengan metode kompleksometri. Adapun uji validasi yang digunakan yaitu uji akurasi dengan parameter perolehan kembali, uji presisi dengan parameter RSD Simpangan Baku Relatif Rohman, 2007.

1.2 Perumusan Masalah

a. Apakah kadar aluminium hidroksida dalam sediaan tablet antasida dapat ditentukan dengan metode kompleksometri? b. Apakah kadar aluminium hidroksida dalam sediaan tablet antasida yang beredar di kota Medan memenuhi persyaratan menurut Farmakope Indonesia Edisi ke IV tidak kurang dari 90 dan tidak lebih dari 110 ?

1.3 Hipotesis

a. Kadar aluminium hidroksida dalam sediaan tablet antasida yang beredar di kota Medan dapat ditentukan dengan metode kompleksometri. b. Kadar aluminium hidroksida dalam sediaan tablet antasida yang beredar di kota Medan memenuhi persyaratan menurut Farmakope Indonesia Edisi ke IV tidak kurang dari 90 dan tidak lebih dari 110 . Universitas Sumatera Utara

1.4 Tujuan Penelitian

a. Menentukan kadar aluminium hidroksida dalam sediaan tablet antasida yang beredar di kota Medan dengan metode kompleksometri. b. Menentukan kadar aluminium hidroksida dalam sediaan tablet antasida yang beredar di kota Medan telah memenuhi persyaratan menurut Farmakope Indonesia Edisi IV tidak kurang dari 90 dan tidak lebih dari 110 .

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar aluminium hidroksida sehingga dengan kadar yang tepat obat dapat memberikan efek terapi yang dikehendaki. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA