PENGUATAN SEBUAH MERK TERHADAP CO-BRANDING(Studi Pada Mahasiswa Fisip Yang Mengkonsumsi Air Mineral Dalam Kemasan Ades)

(1)

ABSTRACT

A Brand Strengthening Towards Co-Branding

( The Study Of Ades Mineral Water Custumers Of The Stundents Of Social Politic Faculty Of Lampung University)

By

Taufick Pradipta

This research is an explanatory research. This study aims to determine the influence of Brand Equity to Co-Branding. This study used a questionnaire as an instrument for taking a sample of 81 respondents, who are students of Social Politic Faculty on University of Lampung who consume Ades mineral water, while the analysis of data by multiple linear regression. The results of data analysis using multiple linear regression showed that partially there is significant effect between Brand Loyalty (X1) to co-branding. Beside that no significant influence of brand awareness (X2), Brand Association (X3), Brand Perceived Quality (X4) partially on the co -branding. Simultaneously there was an effect simultaneously or jointly between Brand Loyalty (X1) Brand Awaraness, (X2), Brand Association (X3), Brand Perceived Quality (X4) to co-branding (Y). Therefore Ades need to maintain a merger of the two brands are made to the coca cola that consumers are more loyal to the Ades.

Keywords : Brand Loyalty, Brand Awaraness, Brand Association, brand Perceived Quality, co-branding.


(2)

ABSTRAK

PENGUATAN SEBUAH MERK TERHADAPCO-BRANDING

( Studi Pada Mahasiswa Fisip Yang Mengkonsumsi Air Mineral Dalam Kemasan Ades )

Oleh Taufick Pradipta

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh Brand Equity terhadap Co-Branding. Penelitian ini menggunakan kusioner sebagai instrument untuk mengambil sampel sebanyak 81 orang responden, yang merupakan mahasiswa Fisip Universitas Lampung yang mengkonsumsi air mineral dalam kemasan Ades, sementara analisis data dengan regresi linier berganda.

Hasil analisis data dengan menggunakan regresi linier berganda menunjukan bahwa secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara X1 (Brand Loyalty) terhadap co-branding. secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara brand awareness(X2), Brand Association(X3), danBrand Perceived Quality(X4) terhadap co-branding. Secara simultan ada pengaruh secara simultan atau bersama-sama antara Brand Loyalty (X1) Brand Awaraness, (X2), Brand Association (X3), Brand Perceived Quality (X4) terhadap co-branding (Y). Oleh karena itu Ades perlu mempertahankan penggabungan kedua merek yang dilakukan kepada coca cola agar konsumen semakin loyal terhadap Ades.

Kata kunci : Brand Loyalty, Brand Awaraness, Brand Association, Perceived Quality, co-branding.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Taufick pradipta dilahirkan di Palembang, 30 Juni 1989, yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari orang tua yang bernama Bapak Makmur Gunawan dan Ibu Lenna. Jenjang pendidikan formal yang penulis tempuh yaitu TK Dharmajaya Palembang Tahun 1994-1996, kemudian kembali dilanjutkan di SD Indriyasana Palembang yang diselesaikan pada tahun 2001. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Xaverius Maria Palembang yang diselesaikan pada tahun 2004. Pendidikan di lanjutkan ke SMA Xaverius 3 Palembang yang diselesaikan pada tahun 2008.

Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung pada program Strata Satu (S1) melalui jalur non regular.


(8)

PERSEMBAHAN

Mahasuci Allah yang menguasaihatidanmemberikan Kelembutanpadahatidansetiapmakhluk-Nya Kupersembahkantulisaniniuntuk orang-orang yang

Kusayangidanmenyayangikukarena Allah SWT Papa dan Mamaku tercinta

yang selaluakusayangdanakubanggakan

Untuksegalacintadankasih sayang yang takterbatas, Pengorbanandanmotivasitiadahentiuntukmenjadipribadi

yang rendahhati, sabar, ikhtiyar, dantawakal AdikkuIrsanPramanta

Dosen Pembimbing dan Penguji yang sangat berjasa, seluruh sahabat-sahabatku dan Almamaterku Universitas


(9)

MOTO

Barangsiapa ingin mutiara,

Harus berani terjun di lautan yang dalam.

Ir. Soekarno

Berilah kesulitanmu dengan sedekah,

Obatilah penyakitmu dengan sedekah,

Bersegeralah sedekah, sebeb bala tidak pernah mendahului

sedekah

Sabda Nabi Muhammad SAW

Orang yang tidak pernah melakukan kesalahan adalah

orang yang tak pernah mencoba sesuatu yang baru

Albert Einstein

Dirimulah yang menentukan setiap langkahmu,

Jangan biarkan sikap pasrahmu bunuh impainmu yang

megah


(10)

SANWACANA

Assalammualaikum wr.wb.

Segala puji syukur bagi Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, Subhannallah, Maha suci Allah yang memberikan kelembutan hati bagi setiap insan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada panutan hati setiap manusia dan hamba Allah terkasih baginda Rosulullah Muhammad S.A.W maha suci Allah yang telah memberikan kekuatan pada setiap hamba-Nya. Maha suci Allah yang selalu memberikan jalan keluar dari setiap permasalahan hidup yang dihadapi oleh setiap insan. Maha suci Allah dengan segala nikmat yang tidak terhitung pada setiap makhluk hidup yang ada di dunia, nikmat iman, nikmat Islam, nikmat panjang umur, serta nikmat sehat sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi dengan judul “PENGUATAN

SEBUAH MEREK TERHADAP CO-BRANDING ( Studi Pada Mahasiswa

Fisip Yang Mengkonsumsi Air Mineral Dalam Kemasan Ades)” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis di Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak. Dengan rendah hati penulis menyampaikan ucapan terimah kasih yang sedalam-dalam nya khususnya kepada kedua orang tua penulis, papa Makmur Gunawan dan mama Lenna. Terima kasih


(11)

untuk semua dukungannya yang tak kunjung henti memberikan semangat dan motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini, serta adikku Irsan Prasmanta. Oleh karena itu penulis dengan segala hormat mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu hingga selesainya skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Drs. H. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. A. Effendi, M.M. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Pairulsyah, S.Sos., M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

5. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.A.B. selaku Kepala Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung dan sekaligus sebagai Dosen Pembahas. Terima kasih banyak atas saran, bantuan, dan nasehat-nasehat yang diberikan kepada penulis sehingga dapat membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Dr. Baroroh Lestari, S.Sos., M.AB. Selaku Pembimbing Utama. Terima kasih banyak telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, kritik, saran, bantuannya, ilmu, motivasinya, dan kesediaan waktunya untuk mendengarkan keluh kesah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Jeni Wulandari, S.AB., M.Si. selaku Pembimbing Akademik. Terima kasih atas meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta arahan dalam menyelesaikan proses skripsi ini.


(12)

8. Ibu Mertayana selaku StaffJurusan Ilmu Administrasi Bisnis. Terima kasih untuk semua bantuannya dan waktunya dalam membantu proses penyelesaian skripsi ini.

9. Seluruh dosen Ilmu Administrasi Bisnis Unila yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya yang bermanfaat kepada penulis sehingga dapat membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Keluarga tercintaku papa dan mama tersayang dan terkasih, yang tak pernah henti mendo’akan disetiap sujudnya, yang selalu bekerja keras, mendidik, membesarkan dengan penuh kesabaran, semoga kelak aku bisa membahagiakan kalian dan aku ingin menjadi anak yang bisa membanggakan kalian . Aku sangat menyayangi kalian, maafkan aku karena terlalu lama menyelesaikan skripsi ini.

11. Adikku terkasih Irsan Pramanta, belajarlah yang rajin dan cepet menyelesaikan skripsi nya agar kita berdua dapat membahagiakan papa dan mama.

12. Untuk kakek, nenek, om, tante tercinta, serta saudara-saudaraku terima kasih untuk semangat, motivasi dan doa kalian. Untuk apek wiwi kamsia telah meminjamkan laptop selama pengerjaan skripsi ini =)). Untuk sepupuku Yessy Fernanda terima kasih untuk motivasi dan doa nya dalam pengerjaan skripsi ini, semoga ysi cepet menyusul menyelesaikan skripsi nya.

13. Keluarga besar ABI 2008 tercinta dan Teman-teman seperjuangan Ariandi, Dirga, Ayu, Rani, Anggun, Goibi, Faris, Ferdy, Damen, Dendi, Rama, Afni, Budi, Indra, Kukuh, Andika, Zaky, Tegar, dan semua teman-teman ABI 2008 yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih atas bantuan


(13)

dan kebersamaan baik dalam hal perkuliahan maupun hal diluar perkuliahan, semoga kita semua bisa sukses. Amin.

14. Teman-teman junior ABI, hari, ferdy, may roni, bely, alfred, dicky, yohanes, romario, tambong, niko, iqbal dan lainnya yang tidak bisa disebut satu persatu. Terima kasih atas kebersamaan dan keluargaannya.

15. Sahabat-sahabat apat, ahoq, alok, aheq, inggrid, kak Daniel, kak upay, om ipul, bule, okta dan lainnya yang tidak bisa disebut satu persatu. Terima kasih atas support dan doanya.

16. Keluarga besar HMJ Ilmu Administrasi Bisnis.

17. Almamater Universitas Lampung yang memberikan perkembangan, pemikiran dan tindakan, mudah-mudahan dapat memberikan kebanggaan bagi almamater serta menjadi sosok yang mampu memberikan sumbangsih dalam perbaikan negeri tercinta ini. Amin.

18. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima Kasih

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bandar Lampung, 29 Desember 2014


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran ... 9

2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 9

2.1.2 Konsep Pemasaran ... 10

2.2 Merek ... 11

2.2.1 Pengertian Merek ... 13

2.2.2 Konsep Merek ... 13

2.2.3 Brand Equity (Ekuitas Merek) ... 18

2.2.4 Empat Dimensi Ekuitas Merek ... 18

2.2.4.1 Loyalitas merk (brand Loyalty) ... 19

2.2.4.2 Kesadaran merk (brand awareness) ... 19

2.2.4.3 Asosiasi merk (brand association) ... 20

2.2.4.4 Persepsi kualitas (brand perceived quality ... 20

2.3 Peran Dan Kegunaan Brand (Merek) ... 20

2.4 Keputusan Strategi Merek Co-Branding ... 21

2.4.1 Pengertian Co-Branding ... 22

2.4.2 Strategi Co-Branding ... 23

2.4.3 Keuntungan Dan Kerugian Co-Branding ... 25

2.5 Penelitian Terdahulu ... 29

2.6 Kerangka Pemikiran ... 32

2.7 Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 35

3.2 Populasi ... 36


(15)

3.3.1 Tehnik Pengambilan Sample ... 36

3.3.2 Tehnik Penentuan Jumlah Sample ... 36

3.4 Sumber Data ... 37

3.4.1 Data Primer ... 37

3.4.2 Data Sekunder ... 37

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.5.1 Kuisioner ... 37

3.5.2 Dokumentasi ... 37

3.6 Definisi Konseptual ... 38

3.6.1 Definisi Operasional ... 39

3.7 Rentang Penilaian ... 40

3.8 Uji Instrumen ... 41

3.8.1 Uji Validitas Dan Uji Realibilitas ... 41

3.9 Uji Analisis Data ... 44

3.9.1 Uji Deskriptif ... 44

3.9.2 Uji Asumsi Klasik ... 44

3.10 Analisis Regresi Linear Berganda ... 47

3.11 Uji Hipotesis ... 47

3.11.1 Uji Signifikan Parsial (Uji T) ... 47

3.11.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 48

3.11.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 48

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian ... 50

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 50

4.1.2 Visi dan Misi ... 52

4.2 Karakteristik Responden ... 52

4.2.1 Jenis Kelamin ... 52

4.2.2 Usia ... 53

4.3Gambaran Deskripsi Jawaban Responden ... 54

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 70

4.4.1 Uji Normalitas ... 70

4.4.2 Uji Heterokedastisitas ... 71

4.4.3 Uji Multikolinearitas ... 72

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda ... 72

4.6 Uji Hipotesis ... 74

4.6.1 Uji t ... 74

4.6.2 Uji F ... 76

4.6.3 Uji Determinan (R2) ... 76

4.7 Pembahasan ... 78

4.7.1 Pengaruh brand loyalty (x1) Terhadap co-branding ... 78

4.7.2 Pengaruh brand awareness (x2) Terhadap co-branding ... 79

4.7.3 Pengaruh brand association (x3) Terhadap co-branding ... 79

4.7.4 Pengaruh brand perceived quality (x4)Terhadap co-branding... 80

4.7.5 Pengaruh brand loyalty (x1), brand awareness (x2), brand awarenesss (x3), brand awareness (x4)terhadap co-branding ... 81


(16)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 83 5.2 Saran ... 83

Daftar Pustaka Lampiran


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penelitian Terdahulu ... 31

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel ... 40

Tabel 3. Skala Likert ... 41

Tabel 4. Hasil Uji Validitas ... 42

Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas ... 44

Tabel 6. Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 49

Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan usia ... 53

Tabel 9. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Anda akan selalu mengkonsumsi air mineral Ades “ ... 54

Tabel 10. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Anda mendapatkan kepuasan mengkonsumsi air mineral Ades “ ... 55

Tabel 11. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Anda merekomendasikan air mineral Ades kepada orang lain “ ... 55

Tabel 12. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Anda mengingat salah satu iklan air mineral Ades yang ditayangkan di televisi “ ... 56

Tabel 13. Penilain Responden Berdasarkan Pernyataan “Anda lebih mengenal air minum Ades dibandingkan merk lain “ ... 57

Tabel 14. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan“Air minum Ades merupakan alternatif pilihan utama “ ... 58

Tabel 15. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Anda merasa bangga mengkonsumsi air minum Ades “ ... 58

Tabel 16. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Anda mengkonsumsi air minum Adeskarena desain yang menarik “... 59

Tabel 17. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Anda merasa nyaman mengkonsumsi air mineral Ades “ ... 60


(18)

Tabel 18. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Anda mengkonsumsi air

minum Ades karena produknya yang inovatif “ ... 61

Tabel 19. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Anda mengkonsumsi air minum Ades karena kualitas nya lebih baik dibandingkan produk lain “ ... 62

Tabel 20 Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Mengkonsumsi air mineral Ades karenabanyak manfaatnya” ... 62

Tabel 21. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Anda setuju dengan penggabungan merk yang dilakukan coca cola dengan Ades “ ... 63

Tabel 22. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Anda setuju dengan penetapan merkbersama yang dilakukan coca cola dengan Ades “ ... 64

Tabel 23. Penilaian Responden Berdasarkan Pernyataan “Anda setuju penetapan merk bersama yang dilakukan coca cola dengan Ades “ ... 65

Tabel 24. Deskripsi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Loyalitas merk (Brand Loyalty)(X1) ... 65

Tabel 25. Deskripsi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Kesadaran Merek (Brand Awaraness) (X2) ... 66

Tabel 26. Deskripsi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Asosiasi Merk (Brand Association )(X3) ... 67

Tabel 27. Deskripsi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Persepsi Kualitas (Brand Perceived Quality)(X4) ... 68

Tabel 28. Deskripsi Jawaban Responden Berdasarkan VariabelCo-Branding(Y) ... 69

Tabel 29. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda ... 73

Tabel 30.Perhitungan Uji T ... 74

Tabel 31. Perhitungan Uji F ... 76


(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran ... 34 Gambar 2. Hasil Uji Normalitas ... 70 Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 71


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi yang begitu cepat, dewasa ini pemasaran memiliki peranan penting terhadap kemajuan perusahaan dalam menghadapi persaingan bisinis yang makin kompetitif. Berbagai usaha pun ditempuh oleh perusahaan untuk menghadapi persaingan agar mampu menghasilkan keuntungan yang di inginkan. Yaitu dengan melakukan strategi pemasaran yang baik agar bisa menentukan bagaimana produknya bisa dikenal dan kemudian bisa dikonsumsi oleh para konsumen. Salah satu langkah yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menguatkan nama merek dari produknya. Saat ini peran merek semakin jelas terasa dampaknya terhadap keberhasilan pemasaran. Disadari maupun tidak, kehidupan sehari-hari dikelilingi oleh yang namanya merek ini. Fenomena ini dapat dilihat dari dua sisi yang berbeda, layaknya sebuah mata uang logam. Di satu sisi, konsumen dipermudah dalam melakukan pemilihan dengan adanya merek pada produk yang dicari. Namun dari sisi lain, terjadi dilema yang justru menimbulkan kebingungan baru bagi konsumen untuk memilih produk di tengah situasi banyaknya kemiripan dari berbagai merek yang di tawarkan dipasar.


(21)

2

Menurut Kotler (2002), Pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk mencapai sasaran organisasi. Sedangkan menurut Venkatesh & Penaloza (2006) dalam Tjiptono dkk (2008) pemasaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk menstimulasi permintaan atas produk atau jasanya dan memastikan bahwa produk dijual dan disampaikan kepada para pelanggan.

Pentingnya branding terbukti dengan nyata bahwa setiap orang tidak dapat menghindari dari produk bermerek semenjak segalanya yang ditawarkan dipasar membawa nama merek (Dickinson & Barker, 2007 dalam Buana (2009). Sulit dibayangkan bagaimana jadinya bila di dunia ini semua produk tanpa merek. Tentu sudah tidak dapat dipastikan bahwa konsumen akan bingung memilah serta memilih mana produk yang berkualitas baik dan mana produk yang berkualitas buruk.

Merek mengindentifikasikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Identifikasi tersebut juga berfungsi untuk membedakannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Merek juga menjembatani konsumen pada saat perusahaan menjanjikan sesuatu kepada konsumen. Dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional yang tercipta antara konsumen dengan penghasil produk. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip, tetapi mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama.

Di tengah kondisi pasar yang padat akan berbagai merek ini cukup besar resiko yang perlu dihadapi perusahaan. Tentunya ini perlu menjadi pertimbangan utama


(22)

3

perusahaan sebelum meluncurkan merek baru ke pasaran selain dari faktor biaya. Maka perlu adanya sebuah strategi pengolahan merek yang mampu meminimalkan resiko gagal sekaligus mengurangi biaya besar yang muncul sebagai akibat dari pelaksanaan branding produk.

Segala upaya telah dilakukan perusahaan adalah dengan membentuk identitas produk. Pembentukan dilakukan dengan maksud agar produk yang dimiliki, memiliki perbedaan dengan produk pesaing. Produk merupakan salah satu bentuk output yang dihasilkan oleh perusahaan. Sebuah perusahaan di dalam menghadapi persaingan pasar haruslah mampu menciptakan sebuah produk yang berbeda, menarik, serta disukai para konsumen, dengan kata lain produk harus mempunyai sebuah kekuatan yang memiliki daya saing yang tinggi.

Untuk membentuk sebuah identitas produk salah satunya dapat dilakukan dengan menetapkan sebuah merek terhadap produk. Merek mampu menyebabkan seorang konsumen menjadi loyal terhadap produk tertentu. Oleh karena itu, pesaing tidak hanya menjadi dalam promosi saja tetapi juga terjadi di dalam persaingan merek. Saat ini merek bukan sekedar nama atau symbol, melainkan sebagai pembeda suatu produk dengan produk-produk lainnya. Merek yang kuat akan membuat suatu produk lebih menonjol walaupun berada pada ratusan produk yang saling berebut perhatian.

Suatu merek tidak dapat dipisahkan dari eksistensi produk, bahkan merek mampu menjadi representasi perusahaan. Pemberian merek (branding) merupakan salah satu masalah utama yang akan dihadapi dalam penentuan trategi produk. Ketika sebuah merek sudah berdiri, merek tersebut memiliki potensi yang tidak terbatas untuk membuat bangunan ekuitas. Diperlukan keahlian untuk menciptakan,


(23)

4

memelihara, melindungi, dan meningkatkan merek karena keahlian perusahaan dalam mengelola merek yang baik dan kuat akan membawa keuntungan bagi perusahaan dalam jangka panjang.

Pengelolaan merek dapat dilakukan dengan cara membentuk cinta merek (Brand Image) melalui ekuitas merek yang kuat sehingga mampu mengembangkan keberadaan merek dalam persaingan apapun dalam waktu yang lama. Ekuitas merek mengakibatkan pelanggan memperlihatkan ketertarikan terhadap suatu produk di bandingkan dengan yang lain apabila keduanya pada dasarnya telah memiliki cirinya tersendiri. Ekuitas yang tinggi menjadi idaman setiap merek yang berarti merek-merek tersebut memiliki kedekatan dengan pasar dan pelanggan.

Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, maka akan semakin kuat pula daya tarik bagi konsumen untuk membeli produk tersebut dan pada akhirnya akan memberikan keuntungan yang terus meningkat kepada perusahaan. Membangun citra yang positif di benak konsumen melalui ekuitas merek akan menjadi keunggulan yang sulit ditandingi oleh produk-produk pesaing, apalagi bagi produk-produk yang pada dasarnya identik atau sudah memiliki cirinya sendiri. Kondisi saat ini produk-produk seperti consumer goods (barang konsumsi) menghadapi tekanan yang lebih besar dalam mendapatkan market share (pangsa pasar) dari konsumen, terutama karena mereka selalu dihadapkan pasa konsumen yang terus-menerus mendapatkan berbagai macam tawaran dari produk lama maupun produk baru.

Salah satu strategi merek yang bisa menjawab fenomena ini adalah co-branding. Helmig et al 2007 dalam Buana (2009) mengungkapkan bahwa strategi ini telah


(24)

5

cukup lama berkembang kemudian menjadi cukup popular semenjak pertengahan

tahun 90’an. Menurut Kotler dkk (2010) Co-Branding pemasaran sering menggabungkan produk mereka dengan produk dari perusahaan lain dengan berbagai cara. Dalam Co-Branding (penetapan merek bersama), disebut juga penetapan dua merek (dual branding) atau penguatan merek gabungan (brand bundling) dua atau lebih merek terkenal digabungkan menjadi satu produk bersama atau lebih merek terkenal digabungkan menjadi satu produk bersama atau dipasarkan bersama dalam beberapa cara.

Sehingga wajar strategi ini mulai dilirik oleh banyak perusahaan di dunia untuk menjadikan brand equity produknya semakin kuat di hadapan pelanggan. Dari perspektif komersial, alasan paling utama dari perusahaan menggunakan aliansi merek adalah untuk membangunbrand equity.

Menurut Aaker (2006), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama, dan simbolnya, yang menambah dan mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau ajasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan. Ekuitas merek memberikan suatu keunggulan kompetitif bagi sebuah perusahaan karena orang lebih cenderung membeli produk yang membawa nama merek terkenal dan dihormati, sedangkan menurut Astuti dan Cahyadi dalam Rahman (2011), ekuitas merek (brand Equity) adalah seperangkat asosiasi dan perilaku yang dimiliki oleh pelanggan merek, anggota saluran distribusi, dan perusahaan yang memungkinkan suatu merek mendapatkan kekuatan, daya tahan, dan keunggulan yang dapat membedakan dengan merek pesaing.


(25)

6

Keanekaragaman air mineral dalam kemasan (AMDK) yang pada saat ini mendorong konsumen untuk melakukan identifikasi dalam pengambilan keputusan saat menentukan suatu merek yang menurut mereka memenuhi kriteria sebuah produk air mineral dalam kemasan yang baik dan aman. Proses identifikasi paling dasar dilakukan oleh konsumen untuk mengenali produk-produk adalah melalui merek, dikarenakan merek dapat menjadi suatu alat pembeda, dan dapat juga menjadi kriteria utama dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen dibandingkan manfaat objektif dari suatu produk itu sendiri.

Salah satu perusahaan yang saat ini mengalami persaingan bisnis yang sangat ketat adalah perusahaan yang bergerak di bidang pangan , khusus nya pada perusahaan air mineral. Perusahaan selalu melakukan perubahan dan inovasi terhadap produk yang di hasilkan terhadap produknya. Berbagai merek air mineral dalam kemasan (AMDK) yang muncul dewasa ini seperti Ades, Aqua, Grand, Tripanca, Club, Vit, Alfa One, Prima dan seterusnya mengharuskan produsen melakukan berbagai inovasi produk sesuai dengan keinginan konsumen dan meningkatkan kualitas produknya supaya konsumen merasa puas. Hal tersebut dijadikan peluang oleh perusahaan-perusahaan untuk memproduksi, menciptakan atau menggabungkan dimana dua perusahaan atau lebih bergabung dan melakukan segala macam aktivitas untuk memberikan nilai tambah atas produk hasilco-brandingtersebut.

Menurut Kotler dkk (2010) Co-Branding pemasaran sering menggabungkan produk mereka dengan produk dari perusahaan lain dengan berbagai cara. Co-branding adalah fenomena baru dalam dunia pemasaran, dimana dua perusahaan atau lebih bergabung dan melakukan segala macam aktivitas untuk memberikan


(26)

7

nilai tambah atas produk hasil co-branding tersebut. Meningkatnya citra produk dalam persepsi konsumen adalah salah satu efek dari co-branding. Maka sikap konsumen positif yang berarti co-branding tersebut mampu meningkatkan citra produk. PT Ades Alfindo Putra Setia tbk (Ades) dengan PT Coca Cola Indonesia tbk (Coca Cola), yang menghasilkan produk Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) bermerek Ades.

1.2 Rumusan Masalah

1. Seberapa besar pengaruh Loyalitas Merek(Brand Loyalty) terhadap co-branding?

2. Seberapa besar pengaruh Kesadaran Merek(Brand Awareness) berpengaruh terhadapco-branding?

3. Seberapa besar pengaruh Asosiasi Merek(Brand Assosiation) terhadap co-branding?

4. Seberapa besar pengaruh Persepsi kualitas Merek(Brand Perceived Quality) terhadapco-branding?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan besarnya pengaruh Loyalitas Merek (Brand Loyalty) terhadapco-branding

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan besarnya pengaruh Kesadaran Merek (Brand Awareness) terhadap co-branding

3. Untuk mengetahui dan menjelaskan besarnya pengaruh Asosiasi Merek (Brand Assosiation) terhadapco-branding


(27)

8

4. Untuk mengetahui dan menjelaskan besarnya pengaruh Persepsi Kualitas Merek(Brand Perceived Quality) terhadapco-branding

5. untuk mengetahui dan menjelaskan besarnya pengaruh penguatan sebuah merek terhadapco-branding

1.4 Kegunaan penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukan diatas maka penelitian ini diharapkan dapat:

1. Hasil penelitian dapat direkomendasikan kepada konsumen menjadi faktor pertimabangan dalam memilih air mineral yang sesuai keiniginan mereka. 2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi atau masukan bagi

perusahaan di bidang pangan merek Ades maupun perusahaan lainnya untuk mengetahui penguatan sebuah merek terhadap co-branding guna meningkatkan jumlah penjulan produk mereka.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi tambahan bagi pihak akademis untuk pambahasan mengenai manajemen pemasaran khususnya penguatan sebuah merek terhadapco-branding.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman peneliti mengenai hal-hal yang berhubungan dengan teorico-brandingdan penerapannya.

5. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya permasalahan atau objek yang sama demi pengembangan baik secara umum maupun khusus terhadap ilmu pengetahuan yang dijadikan dasar penelitian ini.


(28)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemasaran

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat disertai dengan iklim persaingan yang kompetitif telah menyebabkan perubahan mendasar terhadap tujuan perusahaan dari hanya mengharapkan laba semata, menjadi orientasi pada kepuasan pelanggan yang akhirnya beralih untuk bagaimana mempertahankan pelanggan untuk dapat terus menggunakan produk yang ditawarkan. Kepuasan pelanggan tidak terlepas dari adanya kebijakan dan strategi pemasaran yang dilakukan.

Menurut Gronroos (1997) dalam Tjiptono dkk (2008) pemasaran bertujuan untuk menjalin, mengembangkan, dan mengkomersialisasikan hubungan dengan pelanggan untuk jangka sedemikian rupa sehingga tujuan masing-masing pihak dapat dilakukan. Hal ini dilakukan melalui proses pertukaran dan saling memenuhi janji.

Ada beberapa pengertian pemasaran menurut pendapat para ahli antara lain: Menurut Brech (1954) dalam Tjiptono dkk (2008) pemasaran merupakan sebuah proses menentukan permintaan konsumen atas sebuah produk dan jasa, memotivasi penjualan produk/jasa tersebut, dan mendistribusikannya pada konsumen akhir dengan memperoleh laba. Sedangkan menurut Venkatesh &


(29)

10

Penaloza (2006) dalam Tjiptono dkk (2008) pemasaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk menstimulasi permintaan atas produk atau jasanya dan memastikan bahwa produk dijual dan disampaikan kepada para pelanggan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa titik awal dari sebuah pemasaran berasal dari sebuah kebutuhan. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus berusaha mencari produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Oleh karena itu perusahaan sebaiknya mampu memenuhi kebutuhan manusia seperti menghasilkan produk atau jasa untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan dari konsumen sehingga dapat memperoleh laba.

2.1.2 Konsep Pemasaran

Menurut Tjiptono dkk (2008) konsep pemasaran adalah membantu organisasi mencapai tujuannya. Dalam kasus organisasi bisnis, tujuan utamanya adalah laba,sedangkan untuk organisasi nirlaba dan organisasi publik, tujuannya adalah mendapatkan dana yang memadai untuk melakukan aktivitas-aktivitas dan pelayanan publik. Menurut Tjiptono dkk (2008) konsep pemasaran berpandangan bahwa kunci untuk mewujudkan tujuan organisasi terletak pada kemampuan organisasi dalam menciptakan, memberikan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan (customer value) kepada pasar sasaranya secara lebih efektif dibandingkan pada pesaing. Konsep pemasaran bertumpu pada empat pilar utama: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terintegrasi (integrated marketing),danprofitabilitas.


(30)

11

Menurut Tjiptono dkk (2008), keberhasilan pemasaran sangat ditentukan pula oleh kemampuan organisasi dalam membedakan lima jenis kebutuhan yaitu sebagai berikut:

1. States needs (contohnya, konsumen membutuhkan sepeda motor yang tidak mahal).

2. Real needs(contohnya, konsumen membutuhkan sepeda motor yang biaya pengoperasiannya (bukan harga murah).

3. Unstated needs (misalnya, konsumen mengharapkan layanan prima dari dealer).

4. Delight needs (misalnya, konsumen berharap bahwa dealer memberikan pula bonus berupa peta kota tempat pembelian motor tersebut).

5. Secret needs (contohnya, konsumen ingin dipandang teman-temanya

sebagai konsumen yang ‘cerdas’ dalam memilih produk).

Menurut Tjiptono dkk (2008), kemampuan membedakan kelima jenis kebutuhan tersebut berdampak pada tiga tipe pemasaran antara lain:

1. Responsive marketing, yaitu mengidentifikasikan dan memenuhi stated needs.

2. Anticipative marketing, yakni berusaha memperkirakan apa yang dibutuhkan pelanggan dalam waktu dekat.

3. Creative marketing, yaqitu menemukan dan menghasilkan solusi yang tidak diduga (bahkan belum terbayangkan oleh) pelanggan namun berpotensi ditanggapi secara antusias. Hal ini terbukti ampuh dalam pemasaran produk-produkhigh-tech, seperti iPod, telepon genggam, mesin faks, fotokopi, compact disc players, dan ATM (Anjungan Tunai Mandiri).

2.2 Merek

Menurut Ambadar dkk (2007) merek adalah nama, istilah, logo, tanda atau lambing dan kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut yang dimaksud untuk mengidentifikasi barang-barang atau jasa dari seseorang penjual atau kelompok penjual untuk membedakan dari produk pesaing. Dengan merek, perusahaan mampu membebaskan dirinya sendiri dari supply and demand dan merek perusahaan/ produsen menunjukan suatu standar kualitas/mutu tertentu,sehinngga


(31)

12

diharapkan akan memperoleh angka penjualan dan menguasai pasar (market share) yang lebih besar.

Merek merupakan cerminan value anda berikan kepada pelanggan. Karena itu

merek sebagai “value indikator” perusahaan dan produk anda. Merek adalah

ekuitas, aset, perusahaan yang menciptakan dan menambahvaluebagi produk dan jasa yang ditawarkan.

Apa nilai yang didapatkan bagi produsen jika anda memiliki ekuitas merek yang kuat, yaitu:

a) Ekuitas merek dapat dikomunikasikan melalui simbol visual dan pesan konsisten yang memungkinkan konsumen dengan mudah “ membedakan” produknya dengan produk pesaing. Dengan “bahasa komunikasi” yang efektif terhadap target pasar yang tepat

akan membuat konsumen bisa memilih produk mana yang menurut mereka tepat dengan kebutuhannya. Umumnya konsumen yang ingin membeli produk akan mencoba mengenali ciri–ciri dari produk tersebut melalui merek.

b) Ekuitas merek yang kuat akan memberikan nilai lebih atau peluang bagi produsen untuk melakukan perluasan merek untuk mengeksploitasi pasar secara lebih mendalam.

c) Ekuitas merek adalah aset intangible yang dimiliki oleh sebuah merek karena value yang diberikan baik kepada si produsen maupun kepada si pelanggan.

d) Ekuitas merek yang tinggi pula valuenya yang diberikan oleh merek tersebut kepada produsen atau kepada si pelanggan.


(32)

13

e) Merek bisa menjadi basis terbentuknya ‘loyalitas dan bahkan fanatisme pelanggan. Contoh Harley Davidson ( saking loyal dan fanatiknya pelanggan mau lengan dan dadanya ditatto dengan Harley Davidson).

f) Merek bisa menjadi komponen keunggulan bersaing yang sangat kuat, sehingga sulit ditiru oleh pesaing. Contoh jeans merek Levi’s – karena kuatnya identitas mereknya yang begitu kokoh membuatnya berbeda dengan produk pesaing.

2.2.1 Pengertian Merek

Merek merupakan atribut produk yang penting dan dapat mempengaruhi kegiatan-kegiatan pemasaran dari sebuah perusahaan.

Menurut AMA seperti di kutip Kotler (2000) definisi sebagai berikut :

Merek adalah nama, istilah, simbol, rancangan, aatau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.

2.2.2 Konsep Merek

Ada beberapa konsep merek yang harus diperhatiakan dan dipahami agar kita dapat lebih jelas mengenai unsur apa saja yang terkandung dan berkaitan dengan merek.


(33)

14

A. Brand Awareness(Kesadaran Merek)

Brand Awareness adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu produk tertentu. Durianto, Sugiarto, Sitinjak (2001)

Pengenalan maupun pengingat merek akan melibatkan upaya mendapatkan identitas nama dan menghubungkan ke kategori produk. Agar brand awareness dapat dicapai dan di perbaiki dapat ditempuh beberapa cara berikut :

a. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda dibandingkan dengan lainnya serta harus ada hubungan antara merek dengan katagori produknya.

b. Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga membantu konsumen untuk mengingat merek.

c. Jika produk memilih simbol, hendak simbol yang dipakai dapat dihubungkan dengan mereknya.

d. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin diingat pelanggan.

e. Brand Awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai kategori produk, merek, atau keduanya.

f. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan penngingatan karena membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan. Durianto dkk (2001)


(34)

15

B. Brand Identify(Identifikasi Merek)

Tujuan dari melengkapi merek dengan identifikasi adalah untuk membuat orang-orang menyukainya dan memandangnya sebagai suatu yang unik dalam hal. Dengan melakukannya, pembangunan merek akan sukses dalam menghasilkan citra merek yang diinginkan.

C. Brand Image(Citra Merek)

Brand image atau citra merek merupakan hasil dari pandangan atau penilaian konsumen terhadap suatu merek apakah itu baik atau buruk. Konsumen mungkin mengembangkan serangkaian kepercayaan merek mengenai dimana posisi setiap merek menurut masing-masing atribut. Kepercayaan merek ini akan membentuk citra merek. Kepercayaan merek konsumen bervariasi menurut pengalaman dan pengaruh dari persepsi konsumen tersebut.

Citra merek didefinisikan sebagai persepsi atau kesan tentang suatu merek yang direfleksikan oleh sekumpulan asosiasi yang menghubungkan pelanggan dengan merek dalam ingatan (Sitinjak dan Tumpal, 2005).

Temporal (2002) menyatakan bahwa citra dapat didasarkan pada kenyataan atau fiksi tergantung dari bagaimana konsumen mempersepsikannya. Perbedaan antara identitas merek dan citra merek adalah terletak pada apa yang disebut sebagai perception gap. Sitinjak dan Tumpal (2005) menyatakan bahwa citra merek memiliki dua komponen yaitu asosiasi merek dan personal merek.

Kotler dan keller (2007) menyatakan bahwa kepercayaan terhadap merek akan membentuk citra merek dimana citra merek bagi konsumen akan berbeda-beda


(35)

16

tergantung pada pengalaman dengan merek tersebut yang disaring oleh efek persepsi selektif, distorsi selektif dan retensi selektif.

Dari konsep-konsep diatas dapat dirumuskan bahwa citra merek merupakan pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan, kepercayaan konsumen terhadap suatu merek tertentu dan bagaimana konsumen memandang atau mempunyai persepsi terhadap suatu merek. Dari arti yang didapat menunjukan bahwa brand image sangat berpatokan pada pemahaman, kepercayaan, dan pandangan atau persepsi konsumen terhadap suatu merek. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsisten terhadapbrand image.

Citra merek berkaitan dengan kombinasi pengaruh dari asosiasi merek atau lebih khusus, persepsi konsumen mengenai merektangibledanintangible, menguraikan asosiasi yang unik, kuat, dan disukai (Sitinjak dan Tumpal, 2005). Lebih lanjut, citra merek yang unik, kuat dan disukai akan membawa merek berada dalam posisi yang strategis dalam memori kosumen dalam hal ini akan meningkatkan ekuitas merek. Chang et.al. (2008) menyatakan bahwa pembentukan ekuitas merek memerlukan merek yang familiar dan positif dimata konsumen. Perusahaan harus memperhatikan tentang peningkatan peningkatan nilai merek dalam pengembangan citra merek.

Hasil penelitian Sitinjak dan tumpal (2005) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara citra merek terhadap ekuitas merek. Berarti semakin tinggi citra merek, maka equitas merek juga akan tinggi. Akan tetapi hasil penelitian Woodside dan Walser (2009) menunjukan bahwa tidak ada


(36)

17

pengaruh dari citra merek terhadap equitas merek. Namun demikian secara teoritis, citra merek cenderung berpengaruh secara positif terhadap pembentukan equitas merek.

D. Sikap Merek(Brand Attitude)

Sikap merek adalah evaluasi keseluruhan konsumen terhadap merek, atau citra merek sebagai evaluasi keseluruhan merek dalam konteks kualitas dan kepuasan terhadap merek (Sitinjak dan Tumpal, 2005). Sikap merek atau sikap terhadap merek adalah evaluasi keseluruhan konsumen terhadap merek. Ada 2 dasar konsep sikap merek telah diperkenalkan beberapa tahun terakhir dalam penelitian pemasaran. Konsep pertama yang juga disebut konsep klasik adalah sikap yang merajuk kepada komponen kognitif, afektif, dan konatif (Chang, et.al, 2008). Konsep lain yang lebih sederhana, menjelaskan sikap merek sebagai bentuk dimensi yang mempresentasikan akibatpositifataunegative.

Sikap positif suatu konsumen terhadap merek akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian sedangkan dengan sikap negative akan menghalangi konsumen dalam melakukan pembelian. Dengan demikian Nampak jelas bahwa sikap merek berkaitan dengan ekuitas merek.

Hasil penelitian Chang et.al. (2008) menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positifdan signifikan antara sikap merek terhadap ekuitas merek. Artinya semakin tinggi sikap konsumen terhadap suatu merek tertentu, maka semakin tinggi pula ekuitas merek. Akan tetapi hasil penelitian sitinjak dan tumpal (2005) menunjukkan bahwa sikap merek tidak berpengaruh signifikan terhadap ekuitas


(37)

18

merek secara langsung. Sedangkan secara teoritis, sikap merek cenderung berpengaruh positif terhadap ekuitas merek.

2.2.3Brand Equity(Ekuitas Merek)

Ekuitas merek memiliki posisi yang terpenting dalam tercapainya tujuan perusahaan. Bagi perusahaan yang ingin tetap bertahan dan melangkah lebih maju untuk memenangkan persaingan, sangat perlu mengetahui kondisi ekuitas merek produknya. Ekuitas merek yang kuat akan mampu mengembangkan keberadaan suatu merek dalam persaingan dalam jangka waktu yang panjang.

Menurut Kotler dkk (2009) ekuitas merek(brand equity) adalah nilai tambah yang diberikan kepada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berfikir, merasa, dan bertindak daklam hubungannya dalam merek dan juga harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang di berikan merek bagi perusahaan. Agar asset dan liabilitas mendasari ekuitas merek, keduanya harus saling berhubungan dengan nama atau simbol sebuah merek. Dimensi ekuitas merek terdiri atas kesadaran merek (brand awaraness), persepsi kualitas merek (brand perceived quality), asosiasi merek (brand associations) dan loyalitas merek (brand loyality).

2.2.4 Empat Dimensi Ekuitas Merek

Menurut Aaker dalam Septin (2006) ekuitas merek terdiri dari Loyalitas Merek (Brand Loyalty), Kesadaran Merek (Brand Awareness), Asosiasi merek (Brand Association), dan Persepsi Kualitas merek (Brand Perceived Quality).


(38)

19

2.2.4.1 Loyalitas Merek(Brand Loyalty)

Menurut Rangkuti (2008), loyalitas merek adalah suatu ukuran kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Simamora (2003), menyatakan bahwa loyalitas merek adalah ukuran kedekatan pelanggan pada sebuah merek. Sedangkan menurut Durianto dkk (2004), loyalitas merek merupakan suatu ukuran ketertarikan seorang pelanggan kepada sebuah merek.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa loyalitas merek merupakan ukuran kesetiaan, kedekatan atau keterkaitan pelanggan pada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut dihadapi adanya perubahan yang baik menyangkut harga maupun atribut lainnya.

2.2.4.2 Kesadaran Merek(Brand Awareness)

Menurut Aaker dalam Rangkuti (2008), kesadaran merek adalah kemampuan seorang pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Sedangkan menurut Durianto dkk (2004), kesadaran merek merupakan kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu.

Tjiptono (2005) mengatakan bahwa kesadaran merek merupakan kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingatkan bahwa sebuah merek merupakan anggota dari kategori produk tertentu. Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kesadaran merek merupakan kemampuan seorang calon


(39)

20

pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari suatu kategori produk.

2.2.4.3 Asosiasi Merek(Brand Association)

Menurut Aaker dalam Rangkuti (2008), asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek. Simamora (2003), menyatakan bahwa asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan tentang merek dalam ingatan. Sedangkan menurut Durianto dkk (2004), asosiasi merek merupakan segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatan mengenai suatu merek.

2.2.4.4 Persepsi Kualitas Merek(Brand Perceived Quality)

Menurut Aaker dalam Rangkuti (2008), persepsi kualitas merek adalah persepsi pelanggan Terhadap keseluruhan Kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang di harapkannya. Simamora (2003) menyatakan bhwa persepsi kualitas merek adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan di tinjau dari fungsinya secara relative dengan produk lain.

2.3 Peranan dan Kegunaan Merek

Brand memegang peranan sangat penting, salah satunya adalah menjembatani harapan konsumen dengan perusahaan yang menciptakan suatu produk, sehingga tercipta ikatan emosional antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk. Menurut (Darmadi 2001) brand menjadi sangat penting karena beberapa faktor diantaranya :


(40)

21

a. Emosi konsumen terkadang naik turun, brand membuat janji emosi menjadi konsisten dan stabil

b. Brandmampu menembus setiap pagar budaya dan pasar

c. Brandmampu menciptakan komunikasi interaksi dan konsumen d. Brandsangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen

e. Brand memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen

f. Brandberkembang menjadi sumber asset terbesar bagi perusahaan

Berdasarkan peran dan kegunaan merek diatas disimpulkan bahwa konsumen yang menunjukkan sikap positifnya terhadap suatu merek mempunyai komitmen pada merek tertentu dan berniat untuk terus membelinya di masa depan menunjukkan secara langsung oleh kepuasan atau ketidakpuasan dengan merek yang telah digunakan dalam jangka waktu tertentu.

2.4 Keputusan Strategi MerekCo-Branding

Saat ini peranan merek semakin jelas terasa dampaknya terhadap keberhasilan pemasaran. Disadari maupun tidak, kehidupan kita sehari hari dikelilingi oleh yang namanya merek. Pentingnya branding terbukti dengan fakta bahwa setiap orang tidak dapat menghindar dari yang produk bermerek semenjak segalanya yang ditawarkan dipasar membawa nama merek (Dickinson & Barker, 2007).

Saat ini, keputusan strategi merek yang sedang marak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar adalah keputusan strategi merekco-branding. Strategi merek co-branding adalah strategi dengan mengkombinasikan dua merek kedalam suatu produk, dengan tujuan untuk saling memperkuat masing-masing preferensi merek


(41)

22

dan minat beli konsumen terhadap produk yang dikemas bersama tersebut. Kerjasama tersebut juga diharapkan dapat meraih pangsa pasar baru dari dua merek yang berkombinasi tersebut. Namun kerjasama penggabungan merek tersebut disamping memiliki banyak keunggulan, kerjasama tersebut juga memiliki beberapa kekurangan.

2.4.1 PengertianCo-branding

Menurut Kotler dkk (2010) Co-Branding pemasaran sering menggabungkan produk mereka dengan produk dari perusahaan lain dengan berbagai cara. Dalam Co-Branding(penetapan merek bersama), disebut juga penetapan dua merek (dual branding)atau penguatan merek gabungan(brand bundling) dua atau lebih merek terkenal digabungkan menjadi satu produk bersama atau lebih merek terkenal digabungkan menjadi satu produk bersama atau dipasarkan bersama dalam beberapa cara.

Kelebihan utama Co-Branding adalah bahwa sebuah produk dapat diposisikan secara meyakinkan melalui kelebihan berbagai merek lainnya.Co-Brandingdapat menghasilkan penjualan yang lebih besar dari pasar sasaran yang ada dan juga membuka peluang tambahan bagi konsumen dan saluran baru.Co-Branding juga dapat mengurangi biaya peluncuran produk, karena megabungkan dua citra terkenal dan mempercepat pengadopsian. Dan co-branding dapat menjadi sarana berharga untuk mempelajari konsumen dan bagaimana perusahaan lain mendekati mereka. Perusahaan didalam industri otomotif telah meraih semua manfaat co-brandingini.


(42)

23

Kekurangan potensial co-branding adalah resiko dan kurangnya kendali untuk terhubung dengan merek lain dalam pikiran konsumen. Harapan konsumen tentang tingkat keterlibatan dan komitmen pada merek bersama (co-brand) akan tinggi, sehingga kinerja yang tidak memuaskan dapat memberikan dampak langsung yang negative bagi kedua merek. Jika merek lain masuk dalam sejumlah pengaturan co-branding, paparan yang berlebihan dapat mendefinisikan pentransferan setiap asosiasi. Co-branding juga dapat menimbulkan kekurangan fokus pada merek yang ada.

2.4.2 StrategiCo-Branding

Menurut Septin (2006) Stategi co-branding tidak hanya dilakukan antara dua brand/merek tetapi juga dapat dilakukan antara merek produk dengan personal brand (selebritis ataupun orang ahli terkenal) yang membawakan iklan suatu produk.

Philip Kotler mendefinisikan Co-branding sebagai dua atau lebih brand yang sudah dikenal dikombinasikan, dimana satu sama lain saling memperkuat dan berharap mendapat perhatian dari audiens baru. Sedangkan Tom Blanckett dan Bob Boad dalam bukuCo-Branding : The Science of Alliencemenjelaskan bahwa pada prinsipnya sulit membedakan antara co-branding dengan promosi, aliansi, dan joint venture. Interbrand mendefinisikan co-branding sebagai format kerjasama antara dua atau lebih merek yang sudah memiliki pengakuan secara signifikan dari customer, di mana masing-masing partisipan memilikibrand yang sangat kuat. Co branding dari definisi tersebut terletak diantara joint promo dirancang dalam durasi yang sangat pendek dan joint venture memiliki durasi


(43)

24

yang sangat panjang dan share value creation yang sangat tinggi tetapi dalam durasimedium.(dalammarketingApril 2006).

Co-branding dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan berdasarkan kekuatan hubungan dan sharevalueyang tercipta :

a) Reach and awareness merupakan level yang terendah untuk meningkatkan kesadaran merek melalui ekspose terhadap basis palanggan mitranya.

b) Value endorsement dirancang untuk mendukung positioning dan brand valuemasing-masing merek.

c) Ingredientyaitu merk yang memasok merek lainnya.

d) Complementary competence merupakan kerjasama level tertinggi dimana merk yang sama-sama kuat dan saling melengkapi bekerja sama dalam memproduksi suatu produk. Misalnya Citybank, Telkomsel card, Garuda Indonesia, Citybank Card. Citybank memilih telkomsel dan garuda Indonesia karena kedua perusahaan tersebut memiliki nilai yang kuat/merupakan pemimpin pasar di industri masing-masing dan bisa memberikan nilai tambah ke pelanggan dan target pasar yang sama. Contoh lain misalnya Bank Muamalat Indonesia dengan asuransi Tafakul bersama-sama menciptakan produkShare-e yang berasuransi.

Strategi co-branding pada masa sekarang ini sering digunakan oleh perusahan dalam memasarkan produknya. Sepertinya kita ketahui bahwa dengan semakin besar populernya selebritis maka semakin besar kemungkinan perusahaan menggunakannya untuk mempromosikan produk yang dihasilkan. Dalam hal ini artis yang memiliki personal brand yang tinggi pun akan memilih produk yang


(44)

25

sesuai dengan tingkat kepopulerannya. Co-branding tidak hanya kerja sama perusahaan dengan endoser tetapi juga kerja sama antar perusahaan untuk bersama-sama memasarkan produknya seperti garuda Indonesia dengan Citybank carduntuk para pelanggan.

Beberapa manfaat/benefit yang bisa diraih dengan adanyaco-brandingantara lain meningkatkanbrand equity, memperlebar pasar, mempertinggi penggunaan(more usage), meningkatkan awareness, meningkatkan brand perceived quality dan imageserta meningkatkan loyalitas.

Dalam kerjasama ini dua merek berkombinasi dalam suatu produk dengan tujuan untuk saling memenuhi kebutuhan dari masing-masing merek. Dalam kerjasama ini juga, tiap sponsor merek mengharapkan bahwa merek lain akan memperkuat preferensi merek atau minat pembeli dari produk yang dikemas bersama tersebut. Tiap merek pun berharap dapat menjauhkan konsumen baru dengan mengaitkannya dengan merek lain. Karena dengan berkombinasi dua merek, maka pangsa pasar dan volume penjualan perusahaan yang telah dimiliki masing-masing merek tersebut diharapkan dapat bertambah.

2.4.3 Keuntungan Dan KerugianCo-Branding

Menurut Septin (2006) Penggunaan strategi co-branding mempunyai berbagai keuntungan tetapi di sisi lain juga mengandung resiko kerugian tergantung bagaimana memilih pasangan yang tepat, kondisi pasar dan kondisi masing-masing merek.

Keuntungan yang bisa diperoleh dengan melakukan co-branding (Marketing, April 2006).


(45)

26

a) Pendapatan dariloyalty

Bagi perusahaan yang produknya digunakan sebagai bahan untuk produk lainnya, sebuah kesepakatan co-branding bisa mendapatkan sumber pendapatan yang kedua berupa loyalty. Misalnya PT Garuda mendaptkan royaltydariCitybank.

b) Mendongkrak penjualan

Dengan menggandeng merek lain perusahaan dapat meningkatkan volume penjualan apalagi merek yang diajak kerjasama merek yang setara bahkan yang lebih kuat. Misal Microsoft dengan intel, Telkom dengan Nokia. c) Kesempatan memasuki pasar baru

Dengan menggandeng perusahaan yang menguasai segmen pasar yang belum dilayani maka dengan co-branding akan lebih mudah memasuki pasar baru.

d) Menawarkanadditional benefit

Strategi ini dapat memberikan benefit tambahan bagi konsumen misal berupa paket penawaran yang lebih menarik, bonus tambahan, penawaran kredit dari bank dan lain-lain.

e) Meminimalkan investasi

Dalam strategi pengembangan usaha untuk memasuki pasar baru strategi pengembangan usaha untuk memasuki pasar baru strategi ini dapat menghemat biaya.

f) Mengurangi resiko

Dapat mengurangi resiko kegagalan terutama dalam memasuki pasar baru dan menciptakan produk baru.


(46)

27

g) Keuntungan lebih cepat didapat

Keuntungan yang di peroleh dapat lebih cepat diraih karena usaha dilakukan bersama-sama. Misal Telkom dan Nokia.

h) Harga premium

Perusahaan dapat membuat harga premium dan mempunyai peluang lebih besar untuk sukses di pasar.

i) Mengkomunikasikan kualitas produk

Dengan strategi ini komsumen dapat dengan lebih cepat mengetahui kualitas produk, lebih tertarik dan percaya.

j) Meyakinkan pelanggan

Pelanggan akan lebih yakin dengan informasi yang disampaikan oleh ahli di bidangnya yang telah bekerja sama dengan perusahaan.

k) Akses teknologi canggih

Perusahaan yang lemah teknologinya dapat melakukan co-branding dengan perusahaan lain yang mempunyai fokus, reputasi dan ahli.

l) Meningkatkan minat pelanggan.

Denganco-brandingproduk lebih menarik bagi konsumen.

Di samping benefit yang bisa diperoleh dari co-branding namun ada kelemahan atau resiko yang dihadapi. Resiko yang dihadapi. Resiko yang dihadapi antara lain (Swasembada 2006).

a) Perbedaancorporate personality

Agar kerjasama berhasil prtusahaan-perusahaan yang bekerja sama harus menyesuaikan gaya ataupersonalitynya.


(47)

28

b) Mergeratautake overs

Bila salah satu perusahaan merger atau diambil alih maka dapat menimbulkan masalah pada kerjasama yang telah dibuat. Kesepakatan–kesepakatan yang dibuat bisa berubah.

c) Perubahan statusfinancial partner

Perubahan status financial perusahaan partner dapat mengakibatkan permasalahan dalam kerjasama yang sudah di bina.

d) Perusahaan pada perilaku pasar

Perusahaan harus jeli mempelajari situasi pasar yang selalu berubah karena dapat menjadi ancaman yang serius.

e) Resiko kehilangan identitias

Perusahaan dapat kehilangan indentitas aslinya. Dengan co-branding bisa mengakibatkan hanya ada satu identitas sehingga perusahaan dapat mengalami perubahanimageatau identitas dimata pelanggan. f) Perubahanpositioning partner

Perubahanpositioningakan mengakibatkan masalah bagipartnernya. g) Kegagalan memenuhi target

Jika salah satu partner gagal memenuhi target, maka resiko kerjasama bisa dibatalkan.

h) Terciptanya singlebrand

Apabila pelangan mulai melihat kedua brand menjadi satu brand, maka membutuhkan tindakan cepat untuk mengembalikan situasi.


(48)

29

2.5 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian mengenai brand equity dan co-branding yang dapat di gunakan sebagai referansi, penelitian tersebut antara lain:

a) Dwinto martri Aji Buana (2009)

Tujuan penelitian adalah terdapat tiga tujuan dari penelitian ini. Pertama, mengetahui tanggapan responden terhadap co-branding yang dilakukan oleh bank muamalat. Kedua, mengetahui tanggapan responden terhadap brand equity bank mauamalat. Ketiga, mengetahui seberapa besar pengaruh co-branding terhadap brand equity bank muamalat. Untuk mengungkap tujuan pertama dan kedua yang merupakan jenis penelitian deskriptif, penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif survey. Sedangkan untuk tujuan ketiga yang berjenis penelitian verifikatif, digunakan metodeexplanatorysurvey untuk mengungkapnya.

Dari hasil penelitian menggunakan SPSS 12 for windows nilai alpha cronbach yang diperoleh untuk keseluruhan variabel bernilai lebih dari 0,5. Sesuai dengan pernyataan Kaplan & Saccuzo (1993), pernyataan dikatakan realible jika bernilai lebih dari 0,7. Berarti penelitian untuk variableco-brandingdanbrand equityreliabel.

b) Aditya Rizky dan Setyo Pantawis (2011)

Tujuan penelitian adalah seluruh pengguna Hp merek Nokia dikota Semarang. Penelitian ini menggunakan metodesample purposive sampling yaitu penentuan sample berdasarkan kriteria-kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :


(49)

30

a) Responden yang menggunakan Hp merek Nokia sehingga diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang Hp Nokia.

b) Responden pernah berganti tipe Hp merek Nokia. Hal ini dilakukan agar responden telah mempunyai pengalaman yang cukup dengan hp Nokia sehingga jawaban yang diberikan dapat sesuai dengan pernyataan yang diberikan.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan antara lain yaitu deskripsi responden penelitian berdasarkan jenis kelamin responden : menunjukan bahwa segmen potensial Nokia tidak berbeda antara kelompok laki-laki (55%) dan perempuan (45%), keduanya sama-sama segmen potensial. Deskripsi responden penelitian berdasarkan usia menggambarkan kelompok usia yang dominan adalah pada rentag usia antara 17 sampai dengan 25 tahun dan antara 25 sampai dengan 30 tahun. Pada rentang usia tersebut adalah merupakan rentang usia yang peka terhadap teknologi dan perkembangantrend.

c) Tri Septin MR (2006)

Tujuan penelitian adalah dilatar belakangi oleh timbulnya fenomen persaingan antar merek lama dan kemunculan barbagai merek-merek baru yang meramaikan persaingan pasar khususnya untuk kategori perbankan. Secara khusus, penelitian ini membahas upaya yang dilakukan oleh bank Riau kepri untuk mempertahankan posisinya sebagai market leader dengan cara membentuk dan meningkatkan ekuitas merek sekuat mungkin , karena ekuitas merek yang kuat dapat mendorong konsumen


(50)

31

untuk melakukan keputusan pembelian bahkan pembelian ulang pada produk tersebut.

Dari hasil penelitian ini adalah sehubungan dengan brand association diketahui bahwa brand association bank Riau kepri dinilai baik, sehubungan dengan ekuitas merek diketahui bahwa ekuitas merek Bank Riau kepri dinilai belum kuat, dan sehubungan denganbrand associaotion maka hipotesis dapat di terima yang artinya bahwa brand association dapat mengetahui ekuitas merek Bank Riau kepri.

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

Nama Penelitian Tahun Judul Penelitian Hasil penelitian

Dwinto martri Aji Buana

2009 Co-branding pengaruhnya

terhadap brand

equity

Hasil menunjukan

hubungan yang kuat antara keduanya. Arah

hubungan yang positif

ditunjukan dengan

tidak adanya tanda negative pada angka

0.618, menunjukan

bahwa semakin besar co branding(x) akan

membuat brand


(51)

32

Aditya Rizky dan Setyo Pantawis

2011 Pengaruh citra dan

sikap merek

terhadap ekuitas

merek

Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa

pengaruh sikap merek

terhadap ekuitas

merek lebih tinggi

dibandingkan citra

merek terhadap

ekuitas merek.

Tri Septin MR 2006 Analisis brand

association dalam meningkatkan ekuitas merek Bank

Riau Kepri

Pekanbaru

Hasil pembahasan

brand association

Bank Riau Kepri

berpengaruh terhadap brand equity dinilai baik.

2.6 Kerangka Pemikiran

Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi yang begitu cepat, dewasa ini pemasaran memiliki peranan penting terhadap kemajuan perusahaan dalam menghadapi persaingan bisinis yang makin kompetitif.. Berbagai usaha pun ditempuh oleh perusahaan untuk menghadapi persaingan agar mampu menghasilkan keuntungan yang di inginkan. Yaitu dengan melakukan strategi pemasaran yang baik agar bisa menentukan bagaimana produknya bisa dikenal dan kemudian bisa dikonsumsi oleh para konsumen.

Menurut Ambadar dkk (2007) merek adalah nama, istilah, logo, tanda atau lambing dan kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut yang dimaksud untuk


(52)

33

mengidentifikasi barang-barang atau jasa dari seseorang penjual atau kelompok penjual untuk membedakan dari produk pesaing. Co-branding adalah fenomena baru dalam dunia pemasaran, dimana dua perusahaan atau lebih bergabung dan melakukan segala macam aktivitas untuk memberikan nilai tambah atas produk hasilco-brandingtersebut.

Ekuitas merek memiliki posisi yang terpenting dalam tercapainya tujuan perusahaan. Bagi perusahaan yang ingin tetap bertahan dan melangkah lebih maju untuk memenangkan persaingan, sangat perlu mengetahui kondisi ekuitas merek produknya. Ekuitas merek yang kuat akan mampu mengembangkan keberadaan suatu merek dalam persaingan dalam jangka waktu yang panjang.

Menurut Kotler dkk (2009) ekuitas merek(brand equity)adalah nilai tambah yang diberikan kepada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berfikir, merasa, dan bertindak daklam hubungannya dalam merek dan juga harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang di berikan merk bagi perusahaan. Agar asset dan liabilitas mendasari ekuitas merek, keduanya harus saling berhubungan dengan nama atau simbol sebuah merek. Dimensi ekuitas merek terdiri atas kesadaran merek (brand awaraness), persepsi kualitas merek (brand perceived quality), asosiasi merek (brand associations) dan loyalitas merek (brand loyalty).

Menurut Kotler dkk (2010) Co-Branding pemasaran sering menggabungkan produk mereka dengan produk dari perusahaan lain dengan berbagai cara. Dalam Co-Branding(penetapan merek bersama), disebut juga penetapan dua merek(dual branding)atau penguatan merek gabungan(brand bundling) dua atau lebih merek


(53)

34

terkenal digabungkan menjadi satu produk bersama atau lebih merek terkenal digabungkan menjadi satu produk bersama atau dipasarkan bersama. Maka kerangka berfikir yang digunakan dalam penelitian ini secara skematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

gambar 1. Kerangka Pemikiran

Sumber : Aaker (1997), Septin (2006)

2.7 Hipotesis

a) Ho1: Ada pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan Loyalitas Merek(Brand Loyalty) terhadapco-branding

b) Ho1: Ada pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan Kesadaran Merek(Brand Awareness)terhadapco-branding

c) Ho1: Ada pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan Asosiasi Merek(Brand Association) terhadapco-branding

d) Ho1: Ada pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan Persepsi Kualitas Merek(Brand Perceived Quality) terhadapco-branding

1. Loyalitas Merek(Brand Loyalty)

2. Kesadaran Merek( Brand Awareness )

Co-Branding 3. Asosiasi Merek( Brand Association )


(54)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Tipe Penelitian

Berdasarkan jenis data, maka penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatori. Menurut Singarimbun dan Efendi (1997), penelitian eksplanatori merupakan tipe penelitian yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis variabel-variabel dalam penelitian ini adalah Loyalitas Merek (Brand Loyalty), Kesadaran Merek (Brand Awareness), Asosiasi Merek (Brand Association), dan Persepsi kualitas Merek (Brand Perceived Quality), dan Co-branding. Sedangkan tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dan menggunakan analisa data kuantitatif.

Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2009) penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel penelitian tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.


(55)

36

3.2Populasi

Menurut Sugiyono (2009) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa Fisip Unila yang pernah mengkonsumsi air minum dalam kemasan Ades.

3.3Sampel

3.3.1 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Menurut sugiyono (2009), accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu konsumen yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

3.3.2 Teknik Penentuan Jumlah Sampel

Penetapan jumlah sampel menurut pendapat Roscoe dalam Sukirman (2011) bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariance (korelasi atau regresi), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam penelitian ini jumlah sampel ditentukan lebih dari batas minimal, yakni 15 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Karena jumlah variabel dalam penelitian ini ada 5, maka jumlah anggota sampelnya sebanyak 15 x 5 = 75 orang pada masing-masing perusahaan. Selain alasan lebih dari batas minimal, peneliti berharap jumlah sampelnya mendekati 10% dari populasi.


(56)

37

3.4Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri atas: 3.4.1 Data Primer

Data primer adalah materi informasi yang diperoleh secara langsung di tempat penelitian atau di suatu tempat yang menjadi obyek penelitian. Untuk memperoleh data primer biasanya peneliti mengadakan wawancara langsung pada obyeknya.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak lain yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya. Data sekunder diperoleh dari keperpustakaan dan pengamatan kegiatan perusahaan yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 3.5.1 Kuisioner

Suatu cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan akan memberi respon atas pertanyaan yang kita ajukan. Kuesioner disusun berdasarkan dimensi kualitas layanan yang terdiri dari loyalitas merek, kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas merek.

3.5.2 Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dan dokumen-dokumen berupa catatan-catatan, laporan serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan


(57)

38

dengan masalah penelitian. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi dan kemudian diteliti dan dikaji dalam penelitian.

3.6 Definisi Konseptual

1) Menurut Aaker dalam Septin (2006) loyalitas merek (Brand Loyalty). Loyalitas merek merupakan inti dari brand equity. Suatu merek dapat memiliki kesadaran merek tinggi, kualitas yang baik, brand association yang cukup banyak tetapi belum tentu memiliki brand loyalty. Sebaiknya merek yang memiliki loyalitas dapat dipastikan memiliki kesadaran merek tinggi, kualitas tinggi dan asosiasi merek yang cukup dikenal.

Dampak dari loyalitas merek adalah menimbulkan penghematan biaya pemasaran karena biaya tersebut digunakan untuk menjaga dan mengola pelanggan lama daripada harus mencari pelanggan baru. Loyalitas pelanggan lama dan yang sudah ada juga menggambarkan sebuah substansial entry barrier terhadap competitor karena biaya untuk membujuk pelanggan baru merubah atau mengganti merek sangat mahal (Aaker, 1996).

2) Kesadaran Merek (brand awareness) kesadaran merek merupakan informasi mengenai tingkat kemampuan konsumen untuk mengenal dan mengingat keberadaan suatu produk. Kesadaran merek dengan asosiasi yang kuat akan membentuk citra merek yang spesifik. Aaker (1996) menyatakan bahwa kesadaran merek adalah kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.


(58)

39

3) Asosiasi merek (brand association) Asosiasi merek Aaker (1991) didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat dihubungkan dengan memori terhadap sebuah merek atau citra merek, biasanya dalam bentuk-bentuk yang mempunyai arti. Sekumpulan asosiasi merek akan membentuk brand image.

4) Persepsi kualitas (brand perceived quality) Persepsi kualitas merek Aaker (1991) merupakan informasi berupa persepsi konsumen terhadap kualitas produk dibandingkan dengan merek lain. Persepsi kualitas merekdipengaruhi oleh kualitas produk dan kualitas pelayanan. Persepsi kualitas merek yang tinggi akan mengarahkan seseorang untuk memilih sebuah merek dari pada merek yang lain.

5) Co-branding menurut Kotler dkk (2010) Co-Branding pemasaran sering menggabungkan produk mereka dengan produk dari perusahaan lain dengan berbagai cara. Dalam Co-Branding (penetapan merek bersama), disebut juga penetapan dua merek (dual branding) atau penguatan merek gabungan (brand bundling) dua atau lebih merek terkenal digabungkan menjadi satu produk bersama atau lebih merek terkenal digabungkan menjadi satu produk bersama atau dipasarkan bersama.

3.6.1 Definisi Operasional

Untuk melihat operasionalisasi suatu variabel tersebut harus diukur dengan menggunakan item yang dapat memperjelas variabel yang dimaksud, indikator-indikatornya sebagai berikut:


(59)

40

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Item

1 Loyalitas Merek

Brand Loyaty)

merk merupakan inti dari brand equity. Suatu merek dapat memiliki kesadaran merk tinggi, kualitas yang baik, brand association yang cukup banyak tetapi belum tentu memiliki brand loyalty

a) Kesetiaan konsumen

b) Kepuasan konsumen

c) Rekomendasi

2 Kesadaran Merek

(Brand Awareness)

kesadaran dapat dikarakteristikan menurut kedalaman dari kesadaran merk berhubungan dengan kemungkinan merk sangat diingat dan dikenali kembali.

a) Ingatan terhadap merek

b) Pengenalan merek

c) Pilihan konsumen

3 Asosiasi Merek

(Brand Association)

Segala sesuatu yang dapat dihubungkan dengan memori terhadap sebuah merek atau citra merek, biasanya dalam bentuk-bentuk yang mempunyai arti. Sekumpulan asosiasi merek akan

membentuk brand image.

a) Rasa bangga

b) Desain menarik

c) Rasa nyaman

4 Persepsi Kualitas

Merek (Brand

Perceived Quality)

Persepsi kualitas merek merupakan informasi berupa persepsi konsumen terhadap kualitas produk

dibandingkan dengan merek lain.

a)Produk inovatif b)Kualitas produk c)Banyak manfaat

5 Co-branding pemasaran sering menggabungkan produk mereka dengan produk dari perusahaan lain dengan berbagai cara. Dalam Co-Branding (penetapan merek bersama), disebut juga penetapan dua merek (dual branding) atau penguatan merek gabungan (brand bundling) dua atau lebih merek terkenal digabungkan menjadi satu produk bersama atau lebih merek terkenal digabungkan menjadi satu produk bersama atau dipasarkan bersama.

a)Penggabungan dua merek b)Penetapan merek bersama c)Digabungkan menjadi satu produk

Sumber: Aaker (1997), Septin (2006), Kotler dkk (2010)

3.7 Rentang Penilaian

Dalam menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan skor terhadap


(60)

masing-41

masing jawaban. Pemberian skor ditentukan dengan menggunakan skala Likert seperti pada tabel berikut:

Tabel 3. Skala Likert

No. Pilihan Responden Bobot Nilai

1. Sangat Tidak Setuju 1

2. Tidak Setuju 2

3. Netral 3

4. Setuju 4

5. Sangat Setuju 5

Sumber: Sugiyono (2009)

1.8Uji Instrumen

3.8.1 Uji Validitas dan Uji Realibilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sebarapa valid sebuah kusioner. Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Ghozali (2005).

Keterangan:

Nilai Validitas n = jumlah responden X = skor pertanyaan Y = skor total


(1)

49

Quality) terhadap co-branding. Jika Koefisien Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu), hal ini menunjukkan semakin kuat kemampuan loyalitas Merek

(Brand Loyalty), Asosiasi Merek (Brand Association), Kesadaran Merek (Brand Awareness), dan Persepsi kualitas Merek (Brand Perceived Quality) terhadap co-branding, di mana 0 < R2 < 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa kemampuan loyalitas Merek (Brand Loyalty), Asosiasi Merek (Brand Association), Kesadaran Merek (Brand Awareness), dan Persepsi Kualitas Merek (Brand Perceived Quality) terhadap co-branding

semakin kecil pula. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk

menerangkan loyalitas Merek (Brand Loyalty), Asosiasi Merek (Brand Association), Kesadaran Merek (Brand Awareness), dan Persepsi Kualitas Merek (Brand Perceived Quality) terhadap co-branding. Menurut Ghozali (2006) banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat

mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2

dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam

model. Berikut ini adalah tabel berisi pedoman untuk menilai kemampuan

variabel independen menjelaskan variabel dependen.

Tabel 6. Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.001 – 0.200 Sangat lemah 0.201 – 0.400 Lemah 0.401 – 0.600 Cukup kuat 0.601 – 0.800 Kuat 0.801 – 1.000 Sangat kuat


(2)

83

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai penguatan sebuah merek

terhadap co-branding dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Loyalitas Merek(Brand Loyalty) berpengaruh signifikan terhadap Co-Branding

2. Kesadaran Merek(Brand Awareness) tidak berpengaruh signifikan terhadap Co-Branding

3. Asosiasi Merek(Brand Assosiation) tidak berpengaruh signifikan terhadap

Co-Branding

4. Persepsi kualitas Merek(Brand Perceived Quality) tidak berpengaruh signifikan terhadapCo-Branding

5.2 Saran

Saran yang direkomendasikan berdasarkan hasil dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk penelitian selanjutnya perlu menambahkan variabel-variabel lain

yang dapat mempengaruhico-branding. Dapat menggunakan metode penelitian longitudinal yaitu dilakukan berulang ulang dalam periode


(3)

84

2. Untuk manajemen Ades perlu mempertahankan penggabungan kedua

merek yang dilakukan kepada coca cola agar konsumen semakin loyal


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David. A. 1997. Manajemen Ekuitas Merek: Memanfaatkan Nilai Dari Suatu Merek. Cetakan Pertama. Alih Bahasa Aris Ananda. Jakarta: Penerbit Mitra Utama.

Aaker, David A. 2008 Manajemen Ekuitas Merek: Memanfaatkan Nilai Dari Suatu Merek. Cetakan ketiga. Jakarta: Penerbit Mitra Utama.

Ambadar, Abidin, Isa. 2007. Mengelola Merek. Jakarta: Yayaasan Bina Karsa Mandiri.

Amstrong, Gary dan Philip Kotler. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid 1, Alih Bahasa Alexandro Sindoro dan Benyamin Molan. Jakarta: Penerbit Prenhalindo.

Andriani, Riska. 2012. Pengaruh Brand Equity Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Kendaraan Merek Daihatsu Xenia (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar lampung

Buana. 2007. Co-Branding Dan Pengaruh Terhadap Brand Equity. Vol X No. 1, Hal. 34-38. Maret 2009

Darmadi, Sugiarto dan Toni Sitinjak. 2001.“ Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset EkuitasMerek dan Perilaku Merk”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Darmadi Durianto, Sugiarto dan Tonu Sitinjak. 2004. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, Philip, 2002 Manajemen Pemasaran, (Ahli Bahasa : Hendra Teguh dan Ronny A Rusli) PT Prenhallindo, Jakarta.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2010. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 2, Jakarta: Penerbit Erlangga.


(5)

Lasmini. 2007. Analisis Co-Branding Layanan NSP 1212 Pada Telkomsel Cabang Lampung di Bandar Lampung (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar lampung

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. 2003.Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain, Jakarta: Erlangga

Priyatno, Azwar. 2010. Paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS. MediaKom. Yogyakarta

Rangkuti, Fredy. 2008.The Power Of Brand: Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Ridho, Rahman. 2011. Analisis Brand Association Dalam Meningkatkan Ekuitas Merek bank Riau Kepri.Pekanbaru.

Risky, Pantawis. 2011. Pengaruh Citra dan Sikap Merek (Study Pada Pasar handphone Nokia Kota Semarang). Dinamika Sosial Ekonomi Vol 7 No. 2 Edisi November. 2011

Santoso, Singgih. 2000.Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Gramedia

Septin. 2006.Strategi Co-Branding Untuk Meningkatkan Ekuitas Merek

Simamora, Bilson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Singarimbun, M dan Sofyan E. 2002. Metode Penelitian Survey. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia.

Singaribun, Mansri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Cetakan ke Dua. Erlangga. Jakarta.

Sugiono. 2009.Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sukirman. 2011. Peranan Bimbingan Guru dan Motivasi Belajar Dalam Meningkatkan Prestasi Peserta Didik SMA Negri 1 Metro Tahun 2010. Universitas Muhammadiyah Metro. GUIDENA, Vol.1, No.1, September 2011


(6)

Susanto dan Wijanarko. 2004. Power Branding, Membangun Merek Unggul Dan Organisasi Pendukungnya, Jakarta: Penerbit Mizan.

Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management and Strategy. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy. 2008.Pemasaran Strategik. Yogyakarta: Penerbit Andi. Warraich Ali usman et.al. 2014.Effect of Co-Branding on Brand Equity.

Departement of Bussines Administration, Indus University, Karachi Pakistan.

Washburn, H Judith et.al. 2000.Co-branding: brand equity and trial affect, Vol X No. 1. USA, MCB University Press, 0736-3761


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Green Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ADES Pada Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

22 233 109

Persepsi Mahasiswa Terhadap Standar Jurnalistik Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2008, 2009, dan 2010 Terhadap Standar Jurnalistik Artikel Tentang Tewasnya Osama Bin Laden di WWW.K

6 41 112

Talk Show Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” di tvOne terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 71 232

Penggunaan Twitter Terhadap Interaksi Sosial pada Kalangan Mahasiswa FISIP USU

2 26 134

PENGARUH PRODUK YANG BERWAWASAN HIJAU TERHADAP MINAT BELI PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK ADES

0 9 43

ANALISIS PERBEDAAN GENDER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK RAMAH LINGKUNGAN(Studi pada Mahasiswa FISIP UNILA yang Mengkonsumsi Air Minum dalam Kemasan ADES)

0 15 66

PERBEDAAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA YANG MENGKONSUMSI AIR SUMUR MASAK DENGAN AIR MINUM DALAM KEMASAN DI Perbedaan Kejadian Diare Pada Balita Yang Mengkonsumsi Air Sumur Masak Dengan Air Minum Dalam Kemasan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakart

0 1 16

PERBEDAAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA YANG MENGKONSUMSI AIR SUMUR MASAK DENGAN AIR MINUM DALAM KEMASAN DI WILAYAH KERJA Perbedaan Kejadian Diare Pada Balita Yang Mengkonsumsi Air Sumur Masak Dengan Air Minum Dalam Kemasan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucang

0 2 11

Pengaruh Green Marketing Mix terhadap Minat Beli Konsumen (Studi pada Air Minum dalam Kemasan Ades).

0 8 23

PENGARUH GREEN MARKETING TERHADAP MINAT BELI YANG DIMEDIASI OLEH BRAND IMAGE (Studi pada Air Minum Dalam Kemasan Ades).

5 30 119