12
anak dapat mempertimbangkan perilaku yang sesuai atau tidak sesuai menurut agama. Nilai-nilai agama yang diperoleh anak dapat menetap dan menjadi
pedoman tingkah laku mereka. e.
Aktivitas-aktivitas Rekreasi Bagaimana seorang anak mengisi waktu-waktu terluang sering
dikemukakan sebagai sesuatu yang berpengaruh besar terhadap konsep-konsep pembentuk karakter anak.
Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa pembentukan karakter sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang dilakukan dengan melalui pendektakan
pendidikan kelas, kultur sekolah dan komunitas. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter anak, diantaranya adalah sekolah melalui
pengembangan kultur akademis dalam lingkungan sekolah. Guru sebagai pemimpin di kelas dan sebagai pengajar karakter, harus memahami dan memiliki
norma-norma tertentu sehingga dapat disebut orang yang berkepribadian. Karena pendidik tidak dapat memberikan sesuatu kepada anak didiknya kecuali hanya apa
yang ada padanya.
3. Teori Pendidikan Karakter
Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Lickona dalam
Muchlas Samani
Hariyanto, 2012:
44 menyatakan
bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk
membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti. Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan
13
konsep moral moral knonwing, sikap moral moral felling, dan perilaku moral moral behavior. Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakan bahwa
karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan.
Pendidikan karakter menurut Burke dalam Muchlas Samani Hariyanto, 2012: 43 semata-mata merupakan bagian dari pembelajaran yang baik dan
merupakan bagian yang fundamental dari pendidikan yang baik. Sementara itu Kohn dalam Muchlas Samani Hariyanto, 2012: 44 menyatakan bahwa pada
hakikatnya, pendidikan karakter dapat didefinisikan secara luas atau secara sempit. Dalam makna yang luas pendidikan karakter mencakup hampir seluruh
usaha sekolah di luar bidang akademis terutama yang bertujuan untuk membantu siswa tumbuh menjadi seseorang yang memiliki karakter yang baik. Dalam makna
yang sempit pendidikan karakter dimaknai sebagai sejenis pelatihan moral yang merefleksikan nilai tertentu. Muchlas Samani Hariyanto 2012: 45
mendefinifikan bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam
dimensi hati, pikir, raga, rasa, dan karsa. Dari beberapa pengertian para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pendidikan karakter adalah segala usaha yang dilakukan oleh sekolah yang bertujuan membantu siswa untuk dapat memiliki, memahami dan melakukan
perbuatan yang sesuai dengan moral yang baik dalam jiwa dan raganya.
14
4. Tujuan Pendidikan Karkater