BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN TERAPI KOMBINASI AMOKSISILIN 500 mg
DENGAN METRONIDAZOLE 250 mg
Dalam bab ini akan ditinjau mengenai hasil evaluasi terhadap perawatan periodontal yang ditunjang dengan pemberian kombinasi amoksisilin 500 mg dan
metronidazole 250 mg. Sebagai bahan rujukan untuk evaluasi ini mengacu pada penilitian yang dilakukan oleh Lopez NJ pada tahun 2000 dan penelitian yang
dilakukan Buchmann. R dkk pada tahun 2010.
10,11
Penelitian yang dilakukan oleh Lopez NJ, Gamonal pada tahun 2000 menggunakan 60 sampel yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 42 orang wanita
dengan umur rerata 43,6 ± 8 tahun. Syarat sebagai sampel dalam penelitian ini adalah : minimal memiliki 4 saku periodontal dengan kedalaman saku
≥ 4 mm, memiliki 6 sisi dengan kehilangan level perlekatan 3 mm, tidak pernah mendapat perawatan
periodontal, tidak menggunakan obat-obatan seperti antibiotik steroid maupun non steroid dan anti inflamasi dalam jangka waktu 6 bulan terakhir, dan juga tidak
memiliki penyakit sistemik. Penelitian dimulai dengan melakukan tindakan skeling dan penyerutan akar
terlebih dahulu pada semua subjek. Kemudian perkembangan pasien tersebut diamati untuk melihat aktivitas periodontal dengan cara mengukur level perlekatan. Kriteria
kerusakan aktif pada penelitian ini ditetapkan dengan nilai kehilangan perlekatan sebesar 2 mm atau kehilangan perlekatan yang parah sekurang-kurangnya di 2 sisi
10
Universitas Sumatera Utara
atau terdapat abses periodontal. Pasien-pasien tersebut diamati setiap 2 bulan setelah aktivitas periodontal terdeteksi.
10
Kemudian subjek-subjek tersebut dibagi secara acak atas kelompok yang menerima 21 tablet amoksisilin 500 mg + metronidazole
250 mg dan kelompok kontrol yang menerima placebo 1 tablet setiap 8 jam selama seminggu. Pengamatan dilakukan pada bulan ke-2, 4, 6, 8, 10 dan 12. Kombinasi
amoksisilin + metronidazole ataupun tablet placebo diberikan kembali pada bulan ke- 4 dan ke-8.
10
Tabel 7. Jadwal penelitan Lopez NJ dkk. Repeated Metronidazole and Amoxicillin Treatment of Periodontitis. A follow-up study. J Periodontal.2000, hal: 81
Bulan 2
4 6
8 10
12 Pengamatan
• •
• •
• •
• M + A atau
placebo •
• •
Pengukuran klinis yang selalu dilakukan terhadap pasien-pasien tersebut meliputi : status hygiene oral yang berkaitan dengan skor plak pada daerah servikal,
bukal, mesial, lingual, dan permukaan distal dari masing-masing komponen gigi yang diperiksa, inflamasi gingival dengan perdarahan setelah probing pada ke-6 sisi untuk
setiap gigi yang dilakukan pengukuran, pengukuran kedalaman probing dan level perlekatan relatif yang dilakukan pada 6 sisi terhadap komponen gigi yang diperiksa
mesiobukal, bukal, distobukal, distolingual, lingual, mesiolingual. Hasil penelitian yang dilakukan Lopez NJ dkk akan dilampirkan dalam tabel
berikut.
10
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Perubahan Parameter Klinis Pada Kelompok A+M n=20 Setiap 2 Bulan Hingga 12 Bulan Setelah Terapi Lopez NJ dkk.J Periodontal.2000, hal: 83
parameter Keadaan
awal 2 bulan
4 bulan 6 bulan
8 bulan 10 bulan
12 bulan Plak
62,2±18,9 61±15,5
62,6±16,2 62,7±18,2
59,1±15,2 57,6±15,2
55,7±12,9 Perdarahan
33,2±14,6 20,3±12,3
20,3±8,7 18,7±8,5
17,6±8,3 16,5±6,9
16,1±7 Sisi aktif
3,3±1,63 1,17±1,24
+
0,95±0,87
+
1,01±0,93
+
1,25±1,03
+
0,66±0,74
+
0,95±0,88
+ +
Perolehan level
perlekatan 0,57±1,03
1,48±1,8
x
2,32±1,93
x
1,25±1,79
x
1,63±1,58
x
2,05±2,04
x
2,01±1,48
x x
Rata-rata perolehan
perlekatan 0,26±0,27
0,25±0,22
§
0,35±0,29 0,39±0,31
0,45±0,35
§
0,46±0,38
§ §
Rata-rata kedalaman
saku 2,93±0,92
2,64±0,81
y
2,57±0,71
y
2,42±0,65
y
2,42±0,58
y
2,3±0,61
y
2,35±0,60
y y
Keadaan awal dibanding: 2 bulan p=0,0001, 4 bulan p=0,0005, 6 bulan p=0,0002, 8 bulan p=0,0001,10 bulan p=0,0002, 12 bulan p=0,0001;
+
keadaan awal dibanding: 2 bulan p=0,001; 4 bulan p=0,0002; 6 bulan p=0,0004; 8 bulan p=0,0005;10 bulan p=0,0001;12 bulan
p=0,0003;
x
keadaan awal dibanding: 4 bulan p=0,0001;8 bulan p=0,03;10 bulan p=0,01;12 bulan p=0,009;
§
keadaan awal dibanding: 8 bulan p=0,05,10 bulan p=0,01, 12 p=0,009;
y
Paramater
keadaan awal dibanding: 2bulan p=0,0004, 4 dan 8 bulan p=0,0006,6 bulanp=0,0003, 10 dan 12 bulan
p=0,0002
Tabel 9. Perubahan Parameter Klinis pada Kelompok Kontrol n=20 Setiap 2 Bulan Hingga 12 Bulan Setelah Terapi Lopez NJ dkk . J Periodontal.2000, hal:
83
Keadaan awal
2 bulan 4 bulan
6 bulan 8 bulan
10 bulan 12 bulan
Plak 57,7±17,8
57,3±17,3 64,4±19,1
63,4±16,4 64,4±14,8
61,3±11,5 65±13,7
Perdarahan 29,1±14,2
31,4±15,8
+
33,3±17,6 34±17,4
35,7±17,7
+
36,4±16,5 38,2±16,4
+ +
Sisi aktif 3,14±1,45
3,06±2,09 2,8±1,72
4,43±3,05 2,98±3,09
2,83±1.74 3,36±1,75
Perolehan level
perlekatan 0,53±0,78
0,60±1,35 0,88±1,17
0,50±0,82 0,59±0,74
0,38±0,52 0,13±0,34
Rata-rata perolehan
perlekatan 0,13±0,18
0,23±0,32
x
0,32±0,34 0,32±0,38
x
0,38±0,39
x
0,43±0,43
x x
Rata-rata kedalaman
saku 2,66±0,66
2,71±0,64
§
2,72±0,69 2,74±0,72
2,84±0,72 2,83±0,77
§
2,95±0,82
§ §
keadaan awal dibanding : 8 bulan p=0,02
+
keadaan awal dibanding : 6, 10, 12 bulan p ≤0,03
x
keadaan awal dibanding : 6 bulan p=0,005, 8 bulan p=0,02, 10 bulan p=0,007,12 bulanp=0,005
§
Dari tabel 8 dan 9 di atas, dapat ditarik kesimpulan : untuk indeks plak pada kelompok M + A terdapat perbedaan tetapi tidak signifikan pada bulan ke- 8, 10,dan
keadaan awal dibanding : 8 bulan p-0,01, 10 bulan p=0,04,12 bulanp=0,007
Universitas Sumatera Utara
12 dibanding hari- 0 tabel 8. Sedangkan untuk kelompok kontrol terdapat perbedaan yang signifikan hanya pada bulan ke-8, dimana terdapat peningkatan indeks plak di
banding hari- 0 P =0,021 tabel 9. Untuk indeks perdarahan pada kelompok M+A terdapat penurunan yang
signifikan pada bulan ke- 2 P=0,0001, bulan ke- 4 P=0,0005, bulan ke- 6 P=0,0002, bulan ke- 8 P=0,0001, bulan ke- 10 P=0,0002 dan pada bulan ke- 12
P=0,0001 ketika dibandingkan dengan keadaan awal tabel 8 . Sedangkan pada kelompok kontrol mengalami peningkatan yang signifikan pada bulan ke- 6, bulan
ke- 10 dan bulan ke- 12 P ≤ 0,03 saat dibandingkan dengan keadaan awal tabel 9.
Untuk indeks kedalaman saku pada kelompok M+A terdapat pengurangan yang signifikan di bulan ke- 2 P=0,0004, bulan ke- 4 dan bulan ke- 8 P=0,0006,
bulan ke- 6 P=0,0003, bulan ke- 10 dan bulan ke- 12 P=0,0002 ketika dibandingkan dengan keadaan awal tabel 8. Sedangkan pada kelompok kontrol
didapati peningkatan kedalaman saku yang signifikan pada bulan ke- 8 P=0,01, bulan ke- 10 P=0,04, dan bulan ke- 12 P=0,007 ketika dibandingkan dengan
keadaan awal tabel 9. Untuk level perlekatan pada kelompok M+A terlihat adanya perolehan
perlekatan yang signifikan pada bulan ke- 4 P=0,0001, bulan ke- 8 P=0,03, bulan ke-10 P=0,01 dan bulan ke- 12 P=0,009 ketika dibandingkan dengan keadaan
awal tabel 8. Tabel ini juga menunjukkan rata- rata perolehan perlekatan di kelompok M+A ini secara signifikan pada bulan ke- 8 P=0,05, bulan ke- 10P=
0,01, dan bulan ke- 12 P=0,009 jika dibandingkan dengan bulan ke- 2. Sedangkan pada kelompok kontrol terlihat adanya rata-rata pengurangan yang signifikan pada
Universitas Sumatera Utara
level perlekatan di bulan ke- 6 P=0,005, bulan ke- 8 P=0,02, bulan ke- 10 P=0,007, dan bulan ke- 12 P=0,005 tabel 9.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Buchmann. R dkk pada tahun 2010 menggunakan sampel 68 orang pasien dengan diagnosis periodontitis agresif dan
memiliki umur rata-rata 42,4 ± 7,5 tahun serta 29 pasien dengan diagnosis periodontitis kronis dengan umur rata-rata 62,5 ± 10,2 tahun dan menunjukkan
kerusakan berat pada gambaran radiografi ditandai adanya saku infraboni sampai 50 dari panjang akar gigi dan meliputi 30 pada pasien periodontitis kronis.
Syarat-syarat lain yang ditetapkan oleh Buchmann R dkk adalah kedalaman probing mencapai 5 mm pada 8 sisi atau lebih pada tiap kuadran, kerusakan berat dan
menyeluruh pada jaringan periodontal, kehilangan pendukung periodontal tidak sesuai dengan umur, inflamasi gingiva yang menetap, peningkatan kedalaman pada
probing, menunjukkan mobiliti gigi, tidak merokok, tidak dalam keadaan hamil, tidak mendapat terapi periodontal atau antibiotik selama 6 bulan terakhir, tidak memiliki
penyakit sistemik yang bisa mempengaruhi perkembangan terapi periodontitis, dan tidak memperoleh premedikasi antibiotik sebelum terapi gigi.
Penelitian dilakukan dengan mengamati keseluruhan pasien pada keadaan awal dan pada hari ke-2, 3, 4, 7, 10, dan 21 diikuti dengan skeling dan penyerutan
akar dengan anestesi lokal. Pasien periodontitis agresif secara acak menerima skeling dan penyerutan akar dengan tablet placebo n=32 maupun dengan dengan
amoksisilin 500 mg + metronidazole 250 mg n= 36 yang diberikan 3 x sehari selama 7 hari. Demikian juga dengan pasien periodontitis kronis n=29. Kepatuhan
11
Universitas Sumatera Utara
pasien terhadap terapi dilakukan dengan cara meminta pasien mengembalikan tablet- tablet sisa tiap kunjungan.
11
Hasil penelitian yang dilakukan Buchmann. R dkk pada tahun 2010 ini akan dilampirkan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 10. Perubahan pada Parameter Klinis Buchmannm dkk. Quintessence Int.2010, hal: 306
Parametergrup Waktu
Rata-rata SD
+
Pengurangan 3 minggu
kisaran Perubahan
Perubahan 3 minggu
x §
Kedalaman saku -
1 -
6,01,0 -
- -
5,0-7,8 -
- -
- AP+AB
2 3,60,7
2,40,6 2,9-5,0
0,008 -
AP 1
5,40,8 -
4,0-6,3 -
- 2
3,70,7 1,70,7
2,5-5,0 0,005
1vs2 0,07 CP
1 5,80,9
- 4,2-7,0
- 1vs3 0,12
2 3,90,7
1,90,9 3,0-5,0
0,005 2vs3 0,91
Level perlekatan
- -
- -
- -
AP+AB 1
6,71,5 -
5,3-10,0 -
- 2
4,61,2 2,10,7
3,3-7,0 0,008
- AP
1 5,91,0
- 4,0-7,3
- -
2 4,60,9
1,30,5 3,5-6,0
0,007 1vs2 0,03
CP 1
6,01,2 -
4,3-8,3 -
1vs3 0,02 2
5,01,0 1,00,7
4,0-6,5 0,005
2vs3 0,34 Indeks gingiva
- -
- -
- -
AP+AB 1
1,90,7 -
1,3-2,8 -
- 2
0,10,2 1,80,7
0-0,8 0,008
- AP
1 1,50,6
- 0,3-2,3
- -
2 0,10,2
1,40,6 0-0,5
0,005 1vs2 0,20
CP 1
1,60,6 -
0,8-2,5 -
1vs3 0,23 2
0,30,2 1,30,5
0-0,5 0,005
2vs3 0,62 Indeks plak
- -
- -
- -
AP+AB 1
1,10,6 -
0,5-2-5 -
- 2
0,20,3 0,90,6
0-0,8 0,01
- AP
1 0,30,4
- 0-1,3
- -
2 0,30,4
0.030,4 0-1,0
0.86 1vs2 0,003
?
CP 1
0,60,5 -
0-1,5 -
1vs3 0,006
?
2 0,30,4
0,30,4 0-1,0
0,03 2vs3 0,16
: pada setiap grup, parameter klinis berbeda sebelum dan sesudah kecuali indeks plak dan AP.
+
: keadaan awal, minggu 2-3.
x
: tes Wilcoxon
§
: tes Kruskal-Wallis
?
: signifikan setelah penyesuaian dengan Bonferoni
Universitas Sumatera Utara
Dari ketiga grup menunjukkan efek perawatan yang signifikan, dibuktikan dengan perubahan pada kedalaman saku, level perlekatan klinis, indeks ginggiva, dan
indeks plak p=0,12 ke p = 0,005. Meskipun demikian, pada 3 minggu tidak ada perbedaan yang signifikan pada tiap grup kecuali indeks plak p=0,003 ke 0,006.
11
Tabel 11. Perbedaan jumlah sel pada subgingival x 10
3
µ sebelum dan sesudah terapi periodontal selama 3 minggu.Buchmann Rainer dkk.Quintessence
Int.2010, hal: 309
AP+ABn=36 APn=32
CPn=29 Perubahan setelah 3
minggup
§
Rata-rata
SD
Rata-rata
SD
Rata-rata
SD 1 vs 2
1 vs 3 2 vs 3
Aa 9,11
15,81
+
0,01 6,40 15,75
0,07 -1,15
++
0,27 4,41
0,68 0,02
0,08 3
minggu Pg
125,61 329,26 0,01
100,65 316,00 0,07
-0,30 4,11 0,83
0,05 0,04
0,58 3
minggu Tf
8,44 15,91 0,02
6,75 15,52 0,03
0,50 2,17 0,24
0,36 0,16
0,34 3
minggu Pi
14,72 20,47 0,01
20,25 42,10 0,11
4,85 15,76 0,36
0,25 0,19
0,67 3
minggu
Aa : A.actinomycetemcomitans ; Pg : P. Gingivalis; Tf: T.forsytus; Pi : P.intermedia; AP+AB: antibiotik + periodontitis agresif; AP: periodontitis agresif; CP : periodontitis kronis
perbedaan rata-rata jumlah sel x 10
3
µL,
+
standar deviasi,
++
perubahan negatif= jumlah sel meningkat dibanding keadaan awal
§
: Wilcoxon tes
Dari tabel 11 diperoleh hasil terdapat pengurangan dari jumlah A.actinomycetemcomitans pada AP+AB dan AP setelah terapi, perbedaan yang
signifikan setelah 3 minggu terdapat pada AP+AB dibandingkan dengan AP dan CP. Untuk P.gingivalis , pengurangan setelah terapi secara signifikan, yaitu: 125,6±329,3
x 10
signifiksn setelah disesuaikan dengan Bonferoni.
3
µLp=0,012 terjadi pada AP+AB,
.
Perubahan T.forsytus setelah terapi adalah signifikan dibanding keadaan awal pada AP+AB. Tetapi pada AP pengurangan
Universitas Sumatera Utara
terjadi tidak secara signifikan. Untuk P.intermedia pada AP perubahan hingga 20,3±42,1 x 10
3
µLp=0,106 tapi tidak secara signifikan.
11
─────║─────
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 DISKUSI DAN KESIMPULAN