11
Adsorpsi yang terjadi karena adanya gaya tarik dari permukaan adsorban dan energi kinetik molekul adsorbat, dapat berupa adsorpsi fisika, adsorpsi kimia dan adsorpsi
isoterm. Pada adsorpsi fisika terjadi gaya van der waals antara molekul adsorbat dan adsorben untuk berikatan. Hal ini terjadi akibat perbedaan energi gaya tarik
elektrostatik sehingga adsorpsi fisika merupakan reversibel. Sedangkan adsorpsi kimia merupakan interaksi antara elektron-elektron pada permukaan adsorben
dengan molekul-molekul adsorbat membentuk ikatan yanng lebih kuat dibandingkan dengan adsorpsi fisika dimana prosesnya berlangsung secara
irreversibel. Proses adsorpsi berlangsung dalam 3 tahap yaitu : pergerakan molekul-molekul
adsorbat menuju permukaan adsorben, penyebaran molekul-molekul adsorbat ke dalam rongga-rongga adsorben, dan penarikan molekul-molekul adsorbat oleh
permukaan aktif membentuk ikatan yang sangat cepat.
2.6 Interaksi Logam dengan Kitin dan kitosan
Folsom 1986 dalam Melani 2010 mengemukakan bahwa interaksi antara ion logam dengan ligan pada umumnya berasal dari alam, berlangsung melalui
proses pertukaran kation, yang secara garis besar dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu :
1. Interaksi pertukaran kation cepat melibatkan ion Na, K, Mg, Ca, Li, Cs, Rb, Sr dan Ba. Kation-kation ini cenderung membentuk kompleks dengan ligan
oksigen menghasilkan senyawa kompleks yang relatif stabil sehingga ligan mengalami pertukaran yang cepat di air.
2. Interaksi pertukaran kation menengah melibatkan ion MnII, FeII, CoII, NiII, CuII, dan PbII. Kation-kation ini menunjukkan afinitas kuat
dengan ligan yang mengandung O, N, dan S dan di dalam sistem perairan logam ini membentuk senyawa kompleks yang stabil sehingga tidak
ditemukan dalam ion bebas.
Universitas Sumatera Utara
12
3. Interaksi pertukaran kation lamabat yang melibatkan ion logam CuII, CrIII, TiII, CdII, AgI, HgII. Kation kation ini memiliki afinitas
yang kuat dengan ligan yang mengandung N dan S. Kemampuan kitin dan kitosan untuk mengadakan interaksi dengan ion
logam disebabkan senyawa tersebut mengandung gugus fungsional utama yaitu amida dan amina. Amida merupakan gugus aktif yang mempunyai
ikatan rangkap parsial sebagai akibat adanya ikatan rangkap pada gugus karbonilnya, sedangkan gugus aktif amina tidak memiliki ikatan rangkap.
Kitin dan kitosan memiliki kemampuan mengikat ion-ion logam karena elektron nitrogen yang terdapat dalam gugus-gugus amino tersubstitusi
dapat memantapkan ikatan dengan ion-ion logam transisi. Interaksi kitosan dengan ion logam terjadi karena proses pengkompleksan
dimana penukaran ion, penyerapan dan pengkhelatan terjadi selama proses berlangsung. Kitosan menunjukkan afinitas yang tinggi pada logam transisi
golongan tiga, begitu pula pada logam yang bukan golongan alkali dengan konsentrasi rendah Muzzarelli, 1977.
2.7 Spektrofotometri Serapan atom SSA
2.7.1. Prinsip kerja alat
Larutan sampel diaspirasikan ke suatu nyala dan unsur-unsur di dalam sampel diubah menjadi uap atom sehingga nyala mengandung atom unsur-unsur
yang dianalisis. Beberapa di antara atom akan tereksitasi secara termal oleh nyala, tetapi kebanyakan atom tetap tinggal sebagai atom netral dalam keadaan dasar
ground state. Ato-atom dalam keadaan dasar ini kemudian menyerap radiasi yang diberikan oleh sumber radiasi yang terbuat dari unsur-unsur yang bersangkutan.
Panjang gelombang yang dihasilkan oleh sumber radiasi adalah sama dengan panjang gelombang yang diadsorpsi oleh atom dalam nyala. Adsorpsi ini mengikuti
hukum Lambert-Beer yakni absorbansi berbanding lurus dengan panjang nyala yang dilalui sinar dan konsentrasi uap atom dalam nyala. Kedua variabel ini sulit
Universitas Sumatera Utara
13
untuk ditentukan tetapi panjanng nyala dapat dibuat konstan sehingga absorbansi hanya berbanding langsung dengan konsentrasi anallit dalam larutan sampel.
2.7.2. Teknik-teknik Analisis
a. Metode Kurva kalibrasi
Dalam metode ini dibuat suatu seri larutan standar dengan berbagai konsentrasi dan absorbansi dari larutan tersebut diukkur dengan SSA. Langkah selanjutnya
adalah membuat grafik antara konsentrasi dengan absorbansi yang akan merupakan garis lurus melewati titik nol. Konsentrasi larutan sampel dapat dicari setelah
absorbansi larutan sampel diukkur dan diintrapolasikan ke dalam kurva yang diperoleh dengan menggunakan program regresi linear pada kurva kalibrasi.
b. Metode Adisi Standar