Definisi Gizi Seimbang TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

2.1.1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap sesuatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan rasa. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang Notoatmodjo, 2007. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui; kepandaian Octavia, C., 2009. Definisi lain dari pengetahuan, menurut Bakhtiar 2004 dalam Chandra, Y. 2009, pengetahuan adalah semua milik atau isi pikiran. Menurut Suhartono 2005 dalam Octavia, C. 2009, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. 2.1.2 Anak Menurut Undang-undang No. 23 Tahun 2009, definisi anak pada pasal 1 disebutkan bahwa yang dimaksudkan dengan seorang anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan Gugus Tugas, 2009. 2.1.3 Remaja Menurut DeBrun dalam Rice, 1990 mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Menurut Papalia dan Olds 2001 masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak- Universitas Sumatera Utara kanak dan masa dewasa yang umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Menurut Adams Gullota, masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun Gunarsa, S. D., 1990.

2.2. Obesitas

2.2.1 Definisi Obesitas Pengertian obesitas adalah suatu kondisi yang mana kelebihan masa jaringan adiposa. Biasanya pengukuran obesitas tidak langsung dari jumlah adiposanya tetapi dari indek massa tubuh IMT, yaitu sama dengan berat badan tinggi badan 2 kg m 2 . Kasper, Braunwald, Fauci, Hause, Longo, Jameson, 2005. Maksud obesitas adalah pengumpulan lemak yang berlebihan dalam tubuh. Obesitas dan kelebihan berat badan dinilai melalui pengukuran IMT. Obesitas dikenal apabila IMT seseorang itu mencapai atau melebihi 30.0 Beers, 2003. Bagi orang asia obesitas terjadi apabila IMT 25,0 menurut WHO dalam CDC 2010. Obesitas kegemukkan adalah refleksi ketidakseimbangan konsumsi dan pengeluaran energi, menurut Khomsan, 2004 dalam Marpaung, L. 2009. Menurut Pudjiadi 2003 dalam Marpaung, L. 2009, kegemukan adalah keadaan tubuh dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan fungsi tubuh. Menurut Subardja 2005 dalam Manurung, N.K. 2009 pula, obesitas adalah suatu keadaan sakit yang ditandai oleh adanya penimbunan lemak yang berlebihan di dalam jaringan lemak di bawah kulit dan di dalam organ tubuh. Universitas Sumatera Utara 2.2.2. Epidemiologi Secara global, pada tahun 2005 telah ada sekitar 1.6 biliar orang dewasa berusia 15 tahun dan ke atas mempunyai berat badan yang berlebihan overweight dengan Indek Massa Tubuh IMT 25-29.9 dan sekurang-kurangnya 400 miliar orang dewasa adalah obes dengan IMT 30.0. Ramalan jangka panjang WHO, pada tahun 2015 angka tersebut akan meningkat ke 2.3 biliar orang dewasa mempunyai berat badan yang berlebihan dan lebih 700 miliar akan menjadi obes WHO, 2006. Prevalensi obesitas untuk anak berusia 6-10 tahun meningkat dua kali ganda sejak tahun 1960an. Di United State of Amerika USA, prevalensi anak remaja berusia 12-17 tahun meningkat dengan sangat cepat dari 5 ke 13 bagi laki-laki dan 5 ke 9 untuk perempuan antara tahun 1966-70 dan 1988-91. Hal ini merupakan masalah global dan telah sampai di negara yang sedang membangun, contohnya di Thailand, prevalensi obesitas pada anak-anak usia 5-12 tahun meningkat dari 12,2 ke 15-6 hanya dalam jangka waktu dua tahun WHO, 2003. 2.2.3. Etiologi Obesitas Etiologi bagi obesitas adalah sangat kompleks dan masih belum difahami sepenuhnya. Namun begitu, secara mudahnya obesitas adalah disebabkan oleh pengambilan energi intake yang tidak seimbang dengan penggunaannya expenditure Kumar, Abbas, Fausto, Mitchell, 2007. Obesitas terjadi apabila makanan berlebihan di dalam tubuh tetapi aktivitas fisik sangat sedikit, tidak memadai dengan jumlah tenaga yang masuk Kasper, Braunwald, Fauci, Hause, Longo, Jameson, 2005. Input dan output energi ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan Mahan, Escott-Stump, 2008. Faktor genetik yang memain peranan dalam meregulasi keseimbangan energi dalam tubuh adalah mekanisme neurohormonal. Mekanisme ini dapat dibahagikan kepada tiga komponen yaitu sistem aferen, sistem pemprosesan di hipotalamus dan sistem eferen Kumar, Abbas, Fausto, Mitchell, 2007. Universitas Sumatera Utara Sistem aferen menerima sinyal-sinyal dari banyak tempat. Komponen- komponen penting dalam sistem ini adalah leptin jaringan adiposa, insulin pankreas, ghrelin lambung dan peptida YY ileum dan kolon. Leptin bekerja untuk mengurangkan kemasukan makanan ke dalam tubuh. Ghrelin pula akan merangsang selera makan dan peptida YY pula memberi sinyal kenyang Kumar, Abbas, Fausto, Mitchell, 2007. Sistem pemprosesan di hipotalamus dikenal juga sebagai central melanocortin system, yang mana menginterpretasikan pelbagai sinyal aferen dan mengeluarkan sinyal eferen. Sistem eferen yang sinyal dihantar oleh hipotalamus itu akan mengawal intake makanan dan penggunaan energi Kumar, Abbas, Fausto, Mitchell, 2007. Defek genetik dari salah satu faktor di atas itu, dapat menyebabkan berlakunya obesitas. Mutasi dari leptin menyebabkan defisiensi leptin dan mengakibatkan hiperfagia dan seterusnya obesitas Kliegman, Behrman, Jenson, Stanton, 2004. Leptin dikontrol oleh ob gen. Mutasi dari ob gen ini akan menghambat penghasilan leptin dan seterusnya menyebabkan obesitas. Walaupun begitu, banyak pakar yang menganggap faktor mutasi gen ini hanya memberi efek yang sangat kecil terhadap masalah obesitas Beers, 2003. Masalah hormonal lain juga dapat menyumbang kepada obesitas tetapi sangat jarang. Penghasilan berlebihan hormon kortisol oleh kelenjar adrenal menyebabkan obesitas yang tidak seperti biasa karena distribusi lemak berlaku pada daerah batang tubuh tetapi tidak pada tungkai dan tangan, daerah ini kekal kurus. Jumlah insulin yang tinggi juga boleh menyebabkan obesitas. Obesitas pada remaja yang disebabkan oleh masalah endokrin, mereka cenderung mempunyai statur tubuh yang kecil dan disertai gejala-gejala lain Beers, 2003. Bagi faktor lingkungan pula remaja belum cukup matang dan cepat terpengaruh oleh lingkungan. Kesibukan orang tua, menyebabkan mereka memilih makan di luar, atau menyantap kudapan jajanan. Lebih jauh lagi kebiasaan ini dipengaruhi oleh keluarga, teman dan terutama iklan televisi. Teman sebaya berpengaruh besar pada remaja dalam hal memilih jenis makanan, menurut Arisman Universitas Sumatera Utara 2004 dalam Manurung, N. K. 2009. Restoran cepat saji merupakan acara sehari- sehari, mengkonsumsi makanan berkalori tinggi pada saat menonton bioskop atau televisi dan sebagainya Siregar, A. R., 2006. Anak-anak sering mengkonsumsi makanan yang mengandungi kalori berlebihan dan tinggi gula seperti minuman berkaleng, soda, jus dan lain-lain Kliegman, Behrman, Jenson, Stanton, 2004. Meminum alkohol juga bisa menyebabkan obesitas. 1 auns liquor mengandungi 80-90 kalori. 12 auns beer, mengandungi 8 alkohol, jadi jumlah kalorinya adalah sebanyak 150 kalori. Alkohol yang diminum itu digunakan sebagai energi, tetapi makanan yang dikonsumsi selepas itu akan disimpan dalam tubuh sebagai lemak. Selain itu, alkohol boleh meningkatkan selera makan Beers, 2003. Pemakanan yang tidak teratur adalah hal yang biasa bagi remaja. Sarapan adalah sajian yang sering ditinggalkan oleh remaja menurut Story et al. 2002 dalam Mahan Escott-Stump 2008. 15 anak-anak berusia 9-13 tahun tidak mengamalkan sarapan pagi dan 28 bagi remaja berusia 14-18 tahun. Menurut Gleason et al., 2001 dalam Mahan Escott-Stump 2008. Tidak mengambil sarapan akan menyebabkan IMT yang tinggi, daya konsentrasi yang tidak baik dan performan sekolah yang jelek. Menurut Affenito et al. 2005 dalam Mahan Escott- Stump 2008 . Pada remaja yang pola makannya tidak teratur, lebih cenderung untuk mengkonsumsi snack daripada memakan satu sajian lengkap. Remaja mengkonsumsi lebih kurang dua snack dalam sehari, ini menyumbang 25 kalori harian, yaitu 612 kcal per hari menurut Jahns et al. 2001 dalam Mahan Escott-Stump 2008 . Snack pilihan remaja biasanya bersifat tinggi kandungan lemak, gula dan garam. Minuman bersoda adalah pilihan popular remaja, ini menyumbang 6 kalori harian menurut Subar et al. 1998 dalam Mahan Escott-Stump 2008. Aktivitas fisik yang minimal merupakan punca utama obesitas. Pola hidup kurang gerak sedentary life style memerlukan lebih sedikit kalori untuk kebutuhan harian dan diperparahkan dengan pola makan yang tinggi lemak makanan cepat saji Universitas Sumatera Utara menyebabkan obesitas terjadi Beers, 2003. Ada bukti yang menyatakan anak-anak dan remaja yang tinggal di bandar mempunyai berat badan yang berlebih lebih ramai dibandingkan dengan masa lalu, hal ini disebabkan penurunan aktivitas fisik, sedentary life style, perubahan pola makan yang tinggi kandungan lemaknya menurut Wang et al. 2002 dalam Mahan Escott-Stump 2008. Jika konsumsi bahan metabolik secara konsisten lebih banyak daripada penggunaan energi aktivitas fisik, bahan itu akan disimpan sebagai triasilgliserol dalam jaringan adiposa Murray, Granner, Rodwell, 2006. Individu yang pada masa anak obesitas lebih cenderung lima kali menjadi dewasa yang obes dibandingkan individu yang mempunyai berat badan ideal pada masa anak. Ini adalah karena jumlah sel yang terkumpul dari usia anak tidak boleh dikurangkan kecuali dengan mengurangkan jumlah lemak yang terdapat pada setiap sel Beers, 2003. 2.2.4. Cara pengukuran obesitas Pada umumnya, penentuan kegemukan obesitas atas dasar antropometri adalah sebagai berikut menurut Nasar 1995 dalam Manurung, N. K. 2009 : 1 Hanya mengukur berat badan BB dan hasilnya dibandingkan dengan standar pada usia yang sama, yakni bila BB 120 disebut obesitas, sedangkan antara 110-120 disebut overweight. Keburukan cara ini adalah pertama, tidak dikaitkan dengan tinggi badan TB, sehingga tidak mencerminkan proporsi tubuh; kedua, penampilan fisik seseorang dipengaruhi oleh komposisi tubuh, artinya pada BB yang sama, seseorang dapat tampak lebih langsing daripada yang lain karena tubuhnya lebih berotot, sedangkan yang lainnya lebih banyak lemak. Universitas Sumatera Utara 2 Obesitas diukur melalui pengiraan BMI atau IMT. Dihubungkan BB dengan TB, ini dapat mencerminkan proporsi atau penampilan BBTB dengan cara menghitung IMT yaitu BBTB 2 Tabel 2.1. Interpretasi IMT menurut WHO dalam CDC 2010: KATEGORI IMT Eropa IMT Asia Normal 18,5-24,9 18,5-22,9 Overweight 25,0-29,9 23,0-24,9 Obesitas I 30,0-34,9 25,0-29,9 Obesitas II 35,0-39,9 30,0 Obesitas III 40 2.2.5. Komplikasi obesitas Kira-kira satu perempat hingga separuh orang-orang yang obes pada masa remaja akan kekal sebagai dewasa yang obes menurut Charney et al. 1976 dan Must 1999 dalam Mahan Escott-Stump 2008. Hampir 300,000 kematian terjadi setiap tahun akibat hal yang berkaitan dengan lebihan berat badan dan obesitas menurut U.S Department of Health and Human USDHHS 2001 dalam Mahan Escott-Stump 2008. Terutamanya obesitas abdominal merupakan faktor resiko untuk peningkatan mortalitas, hipertensi, diabetis melitus tipe 2, hiperlipidemia, hiperglisemia, dan pelbagai disfungsi daripada endokrin menurut Freedman et al. 1999 dalam Mahan Escott-Stump 2008. Obesitas adalah faktor terjadinya non-insulin-dependent diabetes NIDDM. Resistan terhadap insulin bukan sahaja melibatkan pengambilan glukosa oleh otot dan jaringan adiposa, tetapi juga resistan terhadap metabolik insulin Smith Morton, 2008. Universitas Sumatera Utara Kajian yang dibuat oleh Nurses’ Health Study menunjukkan remaja yang obes pada usia 18 tahun mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk mati pada usia pertengahan. Penyebab yang paling sering adalah kanker dan diikuti dengan masalah jantung menurut Van Dam et al. 2006 dalam Mahan Escott-Stump 2008.

2.2.6. Terapi Obesitas

Deteksi dini kelebihan berat badan pada remaja merupakan tindakan penting karena terapi adalah paling berkesan apabila potensi tumbuh kembang masih ada menurut William et al. 1997 dalam Mahan Escott-Stump 2008. Berjaya dalam terapi adalah sungguh mencabar, karena anak masih lagi membesar dan memerlukan nutrisi yang secukupnya. Mengawal berat badan adalah terapi yang lebih baik daripada menurunkan berat badan. Penurunan berat badan yang ingin dilakukan haruslah secara perlahan 0,5 kg minggu. Pada permulaannya berat badan akan dikurang 10 daripada berat badan asal. Apabila sudah tercapai, berat badan baru akan dikekalkan selama 6 bulan sebelum menurunkan berat badan lagi Kliegman, Behrman, Jenson, Stanton, 2007. 2.2.7. Pencegahan Obesitas Pada remaja, pencegahan sepatutnya lebih memfokus ke arah pola makan yang sehat dan kebiasaan untuk beraktivitas daripada fokus untuk menurunkan berat mereka. Pengambilan kalori akan dapat dikurangkan dengan mengamalkan makan makanan seimbang, dan menjadikannya sebagai tabiat harian berterusan. Jadi memberi edukasi terhadap hal-hal tersebut amat penting Beers, 2003. Langkah pencegahan lain adalah seperti jangan menggunakan makanan sebagai hadiah kepada anak. Orang tua seharusnya memberi contoh pola pemakanan yang baik kepada anak-anak. Membiasakan anak-anak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Elakkan makanan yang tinggi lemak dan gula, memberi informasi kepada anak-anak dan guru tentang bahaya obesitas, makanan seimbang dan aktivitas fisik yang ideal Kliegman, Behrman, Jenson, Stanton, 2007. Universitas Sumatera Utara

2.3. Gizi Seimbang

Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab, “gizzah”, yang artinya zat makanan sehat. Untuk menjadi sehat, setiap orang mempunyai kebutuhan gizi yang berbeda- beda tergantung pada usia dan kondisi tubuhnya. Makanan dikatakan bergizi jika mengandung zat makanan yang cukup dalam jumlah dan kualitasnya sesuai dengan kebutuhan tubuh Irianto Waluyo, 2007. Untuk kelangsungan kehidupan, semua makhluk membutuhkan zat-zat gizi yang secara umum didapat dari konsumsi makanan harian. Makanan merupakan sumber zat gizi, mengandung enam zat gizi utama yaitu karbohidrat, protein lemak, vitamin, mineral dan air. Zat-zat gizi tersebut memainkan peranan sebagai sumber energi bagi aktivitas sel-sel dan jaringan tubuh termasuk menggantikan sel-sel yang telah rusak. Selain itu, zat-zat gizi tersebut juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan metabolisme serta semua proses yang terjadi dalam tubuh Mahan Escott-Stump, 2008. Jumlah zat-zat gizi yang dibutuhkan setiap individu tidak sama bagi setiap orang, tergantung dari jumlah energi yang dibutuhkan setiap individu tersebut. Tergantung dari aktivitas harian yang dilakukan, jenis kelamin dan umur Mahan Escott-Stump, 2008. Zat-zat makanan yang baik harus memenuhi syarat-syarat seperti harus cukup memberikan kalori, harus ada perbandingan yang baik antara zat makanan pokok yakni: karbohidrat, protein, dan lemak, protein yang masuk harus cukup banyak dan mengandungi asam amino, harus cukup mengandung vitamin, harus mudah dicernakan oleh organ pencernaan, dan harus bersifat higienis Irianto Waluyo, 2007. Gaya pemakanan yang baik adalah mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, mengkonsumsi makanan berserat tinggi, contohnya sayuran dan buahan segar setiap hari, menghindari makanan mengandung banyak lemak, gula atau garam, Universitas Sumatera Utara mengkonsumsi susu atau produk dari susu setiap hari, dan minum air putih minimal 1,5-2 liter setiap hari Irianto Waluyo, 2007. Yang termasuk zat makanan sebagai sumber energi utama adalah karbohidrat dan lemak. Karbohidrat dan lemak sering disebut makanan bahan bakar dan bahan energi. Bila di dalam tubuh tidak terdapat karbohidrat dan lemak, maka protein dapat berperan sebagai penghasil energi Irianto Waluyo, 2007. Karbohidrat dibutuhkan oleh remaja diestimasikan sebanyak 130 ghari menurut Institue of Medicines IOM 2002 dalam Mahan Escott-Stump 2008. Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi manusia. Satu gram karbohidrat dapat menghasilkan kira-kira 4 kalori Mahan Escott-Stump, 2008. Manakala 1 gram lemak akan dapat menghasilkan kira-kira 9 kalori Irianto Waluyo, 2007. Energi yang diperlukan oleh seseorang untuk mempertahankan kehidupannya haruslah mencukupi untuk kebutuhan sel-sel bagi proses pertumbuhan dan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Energi yang masuk melalui makanan itu harus sesuai dengan keperluan masing-masing individu. Berat badan merupakan petunjuk utama apakah seseorang itu kekurangan atau kelebihan energi Mahan Escott-Stump, 2008. Jumlah kalori yang diperlukan oleh otot untuk melakukan berbagai pekerjaan sebanding dengan meningkatnya kegiatan otot tersebut. Misalnya duduk istirahat menggunakan 15 kalori per jam, berdiri menggunakan 20 kalori per jam, berjalan menggunkan 150-240 kalori per jam dan naik sepeda menggunakan 180-600 kalori per jam. Tingkat kebutuhan energi per hari bagi remaja laki-laki adalah kira-kira 3000 kalori, manakala perempuan adalah kira-kira 2500 kalori sehari Irianto Waluyo, 2007. Rekomendasi intake lemak adalah hanya sekitar 30-35 daripada jumlah kalori dengan tidak melebihi 10 untuk asam lemak tepu dari jumlah tersebut Mahan Escott-Stump, 2008. Kebimbangan kini, dalam hal pengambilan energi yang belebihan dikalangan remaja adalah penambahan gula dan lemak dalam diet harian mereka. Minuman Universitas Sumatera Utara berkarbonat adalah penyumbang utama gula dalam diet remaja yaitu 37 daripada jumlah pengambilan gula untuk perempuan dan 41 untuk pria menurut Gutrie and Morton 2000 dalam Mahan Escott-Stump 2008. Kira-kira 9 daripada jumlah kalori yang diambil remaja pria dan 8 bagi perempuan, datangnya adalah dari konsumsi minuman berkarbonat tersebut menurut Golden 2000 dan Jacobson 1998 dalam Mahan Escott-Stump 2008. Protein bagi remaja adalah berbeda untuk setiap individu, bergantung kepada derajat maturasi fisikal. Estimasi dietary reference intakes DRIs untuk protein bagi remaja dibuat bagi membolehkan remaja tersebut mengalami perkembangan purbetas yang adekuat. Apabila terjadi kekurangan intake protein, akan berlaku gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada remaja. Selain itu, kekurangan tersebut juga dapat menyebabkan penurunan respon imunitas tubuh Mahan Escott-Stump, 2008. Setiap sel yang hidup tersusun oleh protein. Protein merupakan bahan pembangun tubuh yang utama. Protein tersusun atas senyawa organik yang mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Unsur nitrogen N adalah ciri protein yang membedakannya dari karbohidrat dan lemak. Protein merupakan bahan baku sel dan jaringan karena merupakan komponen penting dari otot, kulit, dan tulang Irianto Waluyo, 2007. Protein dalam tubuh akan diubah menjadi asam amino dan diedarkan melalui pembuluh darah dan jantung. Dari 26 macam asam amino, tubuh kita membutuhkan 10 macam asam amino yang tidak dapat dibuat oleh tubuh kita. Protein jika dibahagikan berdasarkan sumbernya, terbahagi menjadi dua yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani yang berasal dari daging, telur, susu, keju, dan ikan merupakan juga “first class proteins” karena mengandung kesepuluh asam amino tersebut, yaitu lisin, tritopan, penilalanin, leusin, isoleusin, treonin, metionin, valin, dan ariginin. Protein nabati pula berasal dari biji-bijian, kacang-kacangan, gandum, dan sayuran Irianto Waluyo, 2007. Universitas Sumatera Utara Protein berfungsi untuk menggantikan sel-sel tubuh yang sudah rusak. Protein juga memegang peranan vital sebagai enzim, sedangkan beberapa hormon mempunyai struktur protein. Satu gram protein menghasilkan energi sebesar 4 kalori. Tubuh orang dewasa memerlukan 80-100 gram protein setiap harinya dan sebanyak 50 gram harus berupa protein hewani. Anak-anak yang sedang membesar lebih banyak membutuhkan protein daripada orang dewasa Irianto Waluyo, 2007. Mineral dibagi menjadi dua golongan, yaitu unsur makro dan mikro yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sedikit. Makroelemen dibutuh dalam jumlah besar oleh tubuh adalah natrium, kalium, fosfor, magnesium, klor, dan belerang. Natrium, kalium, kalsium, dan magnesium bersifat alkali dalam larutan dan terutamanya terdapat dalam buah-buahan dan sayuran. Fosfor, klor, dan belerang bersifat asam dalam larutan dan umumnya terdapat dalam makanan yang berprotein dan produk-produk serealia. Mikroelemen pula adalah seperti besi, yodium, flor, tembaga, dan unsur-unsur perunut tracerelement lain ada dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam tubuh dibandingkan dengan makroelemen, akan tetapi kehadiran unsur ini sangat esensial bagi proses dan struktur tubuh. Unsur perunut, antara lain mangan, kromium, kobalt, molebdenum, dan selenium Irianto Waluyo, 2007. Vitamin adalah senyawa organik yang tidak dapat disusun sendiri oleh tubuh, kecuali vitamin K. Vitamin sangat dibutuhkan tubuh walaupun dalam kuantiti yang kecil. Vitamin tidak dapat memberikan energi kepada tubuh. Buah-buahan dan sayuran segar sangat membantu penyediaan vitamin Irianto Waluyo, 2007. Selain itu, vitamin dan mineral juga, banyak terlibat dalam sintesa protein, ribonucleic acid RNA dan deoxyribonucleic acid DNA. Vitamin dan mineral paling banyak diperlukan waktu sedang membesar dan jumlah itu akan semakin berkurang apabila maturitas telah dicapai sepenuhnya Mahan Escott-Stump, 2008. Serat juga penting untuk remaja. Sumber utama serat adalah sayur-sayuran dan buah-buahan. Intake serat yang adekuat untuk remaja adalah 38 ghari bagi pria usia 14-18 tahun dan perempuan membutuhkan 26 ghari untuk usia 9-18 tahun. Universitas Sumatera Utara Konsumsi 14 g serat untuk setiap 1000 kalori makanan akan memberikan proteksi yang optimal dari penyakit kardiovaskular dan kanker menurut Institue of Medicines IOM 2002 dalam Mahan Escott-Stump 2008. Setiap hari dalam waktu 24 jam kita membutuhkan air sekitar 2,5 liter. Kekurangan cairan dalam tubuh dapat menyebabkan dehidrasi. Fungsi air di dalam tubuh adalah sebagai berikut: a membantu proses pencernaan serta memungkinkan terjadinya reaksi kimia tubuh, b menjaga agar kerja faal alat tubuh tidak terganggu, dan c membuang zat sisa dari dalam tubuh dan menjaga agar suhu tubuh tetap normal Irianto Waluyo, 2007 . Menurut Story et al. 2002, pemakanan yang tidak teratur adalah hal yang biasa bagi remaja. Sarapan adalah sajian yang sering ditinggalkan oleh remaja Mahan Escott-Stump, 2008. Menurut Gleason et al. 2001, 15 anak-anak berusia 9-13 tahun tidak mengamalkan sarapan pagi dan 28 bagi remaja berusia 14- 18 tahun Mahan Escott-Stump, 2008. Menurut Affenito et al. 2005, tidak mengambil sarapan akan menyebabkan BMI yang tinggi, daya konsentrasi yang tidak baik dan performan sekolah yang jelek Mahan Escott-Stump, 2008. Kini, remaja lebih gemar memilih makanan cepat saji daripada makanan yang sehat dan berkhasiat. Kandungan makanan cepat saji ini cenderung rendah vitamin, mineral dan serat tetapi sangat tinggi kandungan lemak, gula dan garam Mahan Escott-Stump, 2008. Universitas Sumatera Utara

2.4. Aktivitas Fisik