2.4. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah gerakkan daripada otot dan sistem penunjangnya. Selain untuk metabolisme tubuh, selama aktivitas fisik berlangsung, otot akan membutuhkan
energi untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru membutuhkan tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen keseluruh tubuh dan
mengeluarkan sisa-sia ekskresi dari seluruh tubuh. Jumlah energi yang dibutuhkan tergantung pada banyaknya otot yang bergerak, lama dan beratnya pekerjaan yang
dilakukan menurut Almatsier 2003 dalam Manurung, N. K. 2009. Menurut Centre for Disease Control CDC 2002 dalam Manurung, N. K.
2009, jenis aktivitas fisik dibahagikan menjadi aktivitas ringan, sedang dan berat, seperti berikut:
Tabel 2.2. Klassifikasi Aktivitas Fisik AKTIVITAS RINGAN
AKTIVITAS SEDANG AKTIVITAS BERAT
Duduk, naik motor, naik angkutan, antar jemput,
mengasuh adik, mencuci piring, menonton TV,
main play station, main komputer, belajar di
rumah Bermain di sekolah,
berjalan, bersepeda, kegiatan pramuka, main
musik, panduan suara, band, palang merah, tenis
meja, cuci pakaian menggunakan tangan,
mencuci mobil, memasak, menyapu,
menyiram tanaman Menari, memain drum,
sepak bola, basket, renang, badminton, tenis lapangan,
taekwando, aerobik, lari, skiping, sit-up.
Universitas Sumatera Utara
Menurut The National Association for Sport and Physical Education NASPE dalam Manurung, N. K. 2009, merekomendasikan kegiatan fisik minimal
bagi anak usia sekolah adalah selama satu jam per hari yang dibagi tiap 15 menit atau lebih. Menurut WHO tahun 2003, aktivitas fisik sebaiknya dilakukan 30 menit setiap
hari dengan aktivitas sedang.
2.5. Pengetahuan
2.5.1. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan.
Yang pertama adalah tahu. Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang mempelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain adalah menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan, dan sebagainya. Contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita Notoatmodjo, 2007.
Yang kedua adalah memahami. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek itu harus dapat menjelaskan, menyebut contoh, menyimpulkan, meramalkan,
dan sebagainya terhadapat objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan bergizi Notoatmodjo, 2007.
Yang ketiga adalah aplikasi. Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus
statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian Notoatmodjo, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Yang keempat adalah analisa. Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan membuat
bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya
Notoatmodjo, 2000. Yang kelima adalah sintesis. Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan
untuk meletakkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat merencanakan , dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang telah ada Notoatmodjo, 2007. Yang keenam adalah evaluasi. Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan
untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi Notoatmodjo, 2007.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas Notoatmodjo, 2007.
2.5.2. Indikator-Indikator Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo tahun 2007, indikator-indikator apa yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, dapat dikelompokkan menjadi:
a Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi penyebab
penyakit, gejala atau tanda-tanda penyakit, bagaimana cara pengobatan, bagaimana penularannya dan bagaimana cara pencegahannya.
Universitas Sumatera Utara
b Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat,
meliputi jenis-jenis makanan yang bergizi, manfaat makan yang bergizi bagi kesehatannya, pentingnya olahraga bagi kesehatan, bahaya obesitas
dan pentingnya rehat yang cukup. c
Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan adalah seperti manfaat air bersih, cara-cara pembuangan limbah yang sehat, termasuk pembuangan
kotoran yang sehat, dan sampah, menfaat pengcahayaan serta akibat polusi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep bagi penelitian ini adalah:
Gambar 1. Kerangka Konsep
3.2. Definisi Operasional
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui mengenai obesitas. Pengetahuan itu termasuklah definisi, penyebab obesitas, bahaya dan pencegahan
obesitas. Pencegahan obesitas itu meliputi pola makan yang sihat dan aktivitas fisik yang optimal untuk remaja.
Definisi adalah maksud atau arti sesuatu hal yang dipelajari sesorang. Penyebab adalah segala faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi
obesitas seperti mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan lemak, aktivitas fisik yang sangat sedikit, masalah genetik dan hormonal.
Bahaya adalah semua yang bisa timbul akibat daripada seseorang itu obes, seperti hipertensi, diabetis melitus tipe 2, hiperlipidemia, masalah jantung koroner
dan seterusnya menyebabkan kematian diusia muda. Cara pencegahan pula merupakan satu tindakan yang dilakukan bagi
menghindari diri dari menjadi obes, sebagai contoh mengamalkan pola makan yang Pengetahuan:
a Definisi
b Penyebab
c Bahaya
d Cara pencegahan
Obesitas
Universitas Sumatera Utara