Struktur Organisasi Usaha Batik Bogor Tradisiku Karakteristik PegawaiResonden

Bogor Diani Budiarto menjadi icon Kota Bogor dan sesuai dengan himbauan Bapak Diani Budiarto seluruh pegawai negeri sipil di beberapa instansi di wilayah Pemerintah Kota Bogor mengenakan baju batik setiap hari kamis, terutama produk Batik Bogor Tradisiku. Dengan omzet penjualan rata-rata per tahun mencapai Rp. 300 s.d 500 Juta menjadikan usaha Batik Bogor Tradisiku masuk dalam kategori Usaha Kecil yang berhasil. Usaha Batik Bogor Tradisiku terus mengembangkan kreasi dan inovasi untuk melebarkan sayapnya tidak hanya di Bogor tetapi juga ke penjuru Nusantara bahkan dunia internasional. Adapun karya masterpiece-nya diantaranya adalah motif Hujan Gerimis sebagai perlambang Kota Bogor sebagai kota hujan dan motif Kujang dan Kijang sebagai perlambang ketentraman dan keamanan Kota Bogor. Selain itu terdapat motif batik dengan motif Talas, Teratai, Bunga Bangkai, Batu Tulis, Kenari, Kembang Sempur, Pohon Gintung, Pakujajar dan masih banyak yang lainnya.

4.2. Struktur Organisasi Usaha Batik Bogor Tradisiku

Struktur organisasi Batik Bogor Tradisiku adalah sebagai berikut: Gambar 3. Struktur organisasi usaha batik bogor tradisiku Pada Gambar 3 terlihat bahwa usaha Batik Bogor Tradisiku dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang bertanggung jawab atas kegiatan produksi, operasional, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia. Pada setiap kegiatan tersebut terdapat seorang supervisor yang bertanggung jawab khusus untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan produksi yaitu diantaranya desain motif, proses pembatikan tulis dan cap, proses printing, proses pewarnaan dan proses penjahitan. Divisi operasional bertanggungjawab dalam kegiatan-kegiatan operasional Batik Bogor Tradisiku DIREKTUR Divisi Produksi Divisi Operasional Divisi Pemasaran Divisi Keuangan Divisi SDM seperti transportasi dan belanja bahan baku batik. Divisi pemasaran bertanggungjawab untuk memasarkan produk batik di galeri, pameran, maupun pelatihan. Divisi keuangan bertanggung jawab atas pencatatan keuangan serta mengontrol arus kas Batik Bogor Tradisiku. Sedangkan divisi sumber daya manusia bertanggungjawab atas sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh Batik Bogor Tradisiku baik sebagai pembatik maupun sebagai karyawan operasional.

4.3. Karakteristik PegawaiResonden

Karakteristik pegawai menjelaskan secara umum tentang responden. Penelitian ini dilakukan terhadap karyawan UKM Batik Bogor Tradisiku yang total keseluruhan pegawainya berjumlah 33 orang. Karakteristik responden diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan dan kemudian dianalisis secara deskriptif dengan peubah yang dianalisis meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan masa kerja. Berikut hasil analisis untuk karakteristik-karakteristik tersebut.

4.3.1. Karakteristik Jenis Kelamin

Hasil analisis deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik jenis kelamin para responden memperoleh hasil seperti yang terlukis pada Gambar 4 berikut ini. Gambar 4. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan Gambar 4 terlihat bahwa bahwa sebagian besar responden merupakan laki-laki. Laki-laki mendominasi para pekerja di UKM Batik Bogor 81,82 18,18 Laki-laki Perempuan Tradisiku dengan jumlah 27 orang sedangkan responden perempuan sebanyak 6 orang.. Hal ini disebabkan menurut pemilik Batik Bogor Tradisiku karyawan laki- laki lebih sabar dan telaten dalam membatik, dan mobilisasi yang lebih tinggi.

4.3.2. Karakteristik Usia

Hasil analisis deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik usia para responden memperoleh hasil seperti yang terlukis pada Gambar 5 berikut ini. Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan usia Berdasarkan Gambar 5 terlihat bahwa responden dalam penelitian ini dikelompokkan dengan karakteristik kelompok usia dengan kisaran antara 15 sampai dengan lebih dari 50 tahun. Sebagian besar responden berada dalam kelompok usia 21 sampai dengan 25 tahun yaitu sebanyak 21 orang. Hal ini disebabkan karena rentang usia tersebut berada dalam masa produktif dan pengembangan awal masa kerja.

4.3.3. Karakteristik Tingkat Pendidikan

Hasil analisis deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik tingkat pendidikan para responden memperoleh hasil seperti yang terlukis pada Gambar 6 berikut ini. 9,9 63,6 15,2 6,1 6,1 15-20 thn 21-25 thn 26-30 thn 31-35 thn 36-40 thn Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa responden dengan latar belakang pendidikan Sekolah Menengah Umum atau Sekolah Menengah Kejuruan SMUSMK mendominasi responden dengan latar belakang pendidikan lainnya. Hal ini disebabkan karena untuk melakukan pekerjaan di Batik Bogor Tradisiku tidak dibutuhkan tingkat pendidikan yang tinggi.

4.3.4. Karakteristik Masa Kerja

Hasil analisis deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik masa kerja para responden memperoleh hasil seperti yang terlukis pada Gambar 7 berikut ini. Gambar 7. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja 36,36 63,64 SMP SMUSMK 75,76 24,24 0-2 thn 3-5 thn Berdasarkan Gambar 7 terlihat bahwa responden didominasi oleh karyawan dengan masa kerja 0 sampai 2 tahun, yang berarti karyawan junior lebih mendominasi dari pada karyawan senior. 4.4. Persepsi Karyawan pada Penelitian Analisis Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan UKM Batik Bogor Tradisiku. Analisa persepsi karyawan terhadap penelitian pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja dan kinerja para karyawan UKM Batik Bogor Tradisiku berdasarkan tiga variabel menggunakan perhitungan ukuran kecenderungan modus. Variabel pertama adalah kompensasi dengan indikator kompensasi finansial dan kompensasi non-finansial. Variabel kedua adalah kepuasan kerja karyawan dengan indikator pembayaran gaji dan upah, pekerjaan itu sendiri, rekan kerja, promosi pekerjaan dan penyeliaan supervisi. Variabel ketiga adalah kinerja karyawan dengan indikator standar waktu, standar produktivitas, standar kualitas dan standar tingkah laku. Jumlah pertanyaan yang sebanyak 41 item pertanyaan disebarkan kepada 33 orang responden. Jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepada responden melalui kuesioner adalah sebagai berikut:

4.4.1. Persepsi karyawan terhadap pengaruh kompensasi

Analisa persepsi karyawan terhadap pengaruh kompensasi merupakan bagian yang sangat penting dan merupakan bagian inti dari sebuah organisasi, adapun persepsi responden terhadap indikator finansial dapat dilihat pari Tabel 2 berikut: Tabel 2. Persepsi karyawan terhadap kompensasi finansial No. variabel kompensasi finansial Jawaban karyawan Modus STS TS KS S SS 1 Jumlah gaji yang diberikan sesuai dengan yang diinginkan 24 9 24 72.7 2 Waktu pemberian gaji sesuai dengan yang diinginkan 21 12 21 63.6 3 Perusahaan memberikan bonus atau insentif tepat waktu 23 10 23 69.7 4 Upah yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan 22 11 22 66.7 5 Uang lemburan yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan 1 24 8 24 72.7 6 Tunjangan hari raya THR diberikan sesuai dengan yang diinginkan 20 13 20 60.6 HASIL 1 24 13 24 72.7 Tabel 2 menunjukkan bahwa sebesar 72.7 dari karyawan setuju terhadap kompensasi finansial yang diberikan baik itu gaji tetap, upah harian dan juga Tunjangan Hari Raya, bahwa karyawan menilai kompensasi finansial selaras dengan yang diinginkan. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh positif terhadap perkembangan usaha Batik Bogor Tradisiku kedepannya. Untuk melihat persepsi responden terhadap indikator non-finansial dapat dilihat pari Tabel 3 berikut: Tabel 3. Persepsi karyawan terhadap kompensasi non-finansial No. variabel non-finansial Jawaban Karyawan Modus STS TS KS S SS 1 Atasan sering memberikan pujian atas hasil kerja 1 22 10 22 66.7 2 Perusahaan sering mengadakan acara kebersamaan gathering dengan keluarga karyawan 18 15 18 54.5 3 Merasa diakui dan dihargai di tempat kerja 19 14 19 57.6 4 Merasa menjadi bagian penting dari perusahaan 20 13 20 60.6 HASIL 1 22 15 22 66.7 Tabel 3 menunjukkan bahwa sebesar 66.7 dari karyawan setuju terhadap kompensasi non-finansial sebagai pengakuan dan penghargaan terhadap karyawan manjadi bagian penting bagi perusahaan. Setelah melihat kedua prosentase persepsi karyawan terhadap kompensasi finansial dan non-finansial dan membandingkannya maka dapat dikatakan bahwa karyawan menilai bahwa kompensasi non-finansial dengan nilai prosentase 66,7 yang diterima masih kurang dibandingkan dengan kompensasi finansial dengan nilai prosentase 72,7.

4.4.2. Persepsi Karyawan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Analisa atas persepsi karyawan terhadap indikator variabel kepuasan kerja karyawan dapat dilihat dalam tabel-tabel di bawah ini: Persepsi responden terhadap indikator gaji dan upah dapat dilihat pari Tabel 4 berikut: Tabel 4. Persepsi karyawan terhadap gaji dan upah No. Variabel Gaji dan Upah Jawaban Karyawan Modus STS TS KS S SS 1 Puas terhadap tunjangan hari raya THR yang diberikan 17 16 17 51.5 2 Gaji dan upah yang diberikan sesuai dengan beban kerja yang diberikan 1 16 16 16 48.5 3 Insentif atau bonus yang diberikan sesuai dengan kinerja 20 13 20 60.6 HASIL 1 20 16 20 60.6 Tabel 4 menunjukkan bahwa sebesar 60.6 dari karyawan setuju terhadap gaji dan upah yang diberikan dan menilai bahwa gaji dan upah yang diterima harus selaras dengan kinerja dan beban kerjanya. Persepsi responden terhadap indikator pekerjaan itu sendiri dapat dilihat pari Tabel 5 berikut: Tabel 5. Persepsi karyawan terhadap pekerjaan itu sendiri No. variabel pekerjaan itu sendiri Jawaban Karyawan Modus STS TS KS S SS 1 Menyukai pekerjaan yang diberikan 22 11 22 66.7 2 Pekerjaan yang diberikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki 16 17 17 51.5 3 Pekerjaan yang dilakukan menambah nilai dalam kehidupan 15 18 18 54.5 4 Pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan hobi 17 16 17 51.5 HASIL 22 18 22 66.7 Tabel 5 menunjukkan bahwa sebesar 66.7 dari karyawan setuju terhadap pekerjaan mereka sendiri dan menilai bahwa pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan keinginan mereka dan memberikan nilai tambah dalam hidupnya. Kemudian persepsi responden terhadap indikator rekan kerja dapat dilihat pari Tabel 6 berikut: Tabel 6. Persepsi karyawan terhadap rekan kerja No. variabel rekan kerja Jawaban Karyawan Modus STS TS KS S SS 1 Saling menghormati antar sesama rekan kerja 15 18 18 54.5 2 Saling membantu, bekerjasama dan berinteraksi dengan rekan kerja 13 20 20 60.6 3 Saling berbagi pengetahuan antar sesama rekan kerja 13 20 20 60.6 HASIL 15 20 20 60.6 Tabel 6 menunjukkan bahwa sebesar 60.6 dari karyawan sangat setuju bahwa kondisi dan rekan kerja sangat berpengaruh terhadap iklim kerja yang ada sehingga interaksi dan kerjasama sangat penting untuk diperhatikan. Persepsi responden terhadap indikator promosi pekerjaan dapat dilihat pari Tabel 7 berikut: Tabel 7. Persepsi karyawan terhadap promosi pekerjaan No. variabel promosi pekerjaan Jawaban Karyawan Modus STS TS KS S SS 1 Kenaikan jabatan sangat mudah dilakukan jika masa kerja telah memenuhi syarat 21 12 21 63.6 2 Kenaikan jabatan sangat mudah dilakukan jika pendidikan telah memenuhi syarat 27 6 27 81.8 3 Kenaikan jabatan sangat mudah dilakukan jika keterampilan dan pengetahuan telah memenuhi syarat 27 6 27 81.8 4 Kenaikan jabatan sangat mudah dilakukan jika pelatihan telah memenuhi syarat 26 7 26 78.8 5 Batik Bogor Tradisiku memiliki Sistem kenaikan jabatan yang jelas untuk karyawan 23 10 23 69.7 HASIL 27 10 27 81.8 Tabel 7 menunjukkan bahwa sebesar 81.8 dari karyawan setuju terhadap promosi pekerjaan dan menilai bahwa Batik Bogor Tradisiku memiliki sistem kenaikan jabatan untuk karyawannya dengan syarat masa kerja, pendidikan dan keterampilan karyawan telah memenuhi. Selanjutnya persepsi responden terhadap indikator penyeliaan dapat dilihat pari Tabel 8 berikut: Tabel 8. Persepsi karyawan terhadap penyeliaan supervisi No. Variabel Penyeliaan Supervisi Jawaban Karyawan Modus STS TS KS S SS 1 Atasan menetapkan target kerja yang jelas 22 11 22 66.7 2 Atasan mengetahui kebutuhan kerja bawahannya 18 15 18 54.5 3 Atasan berkompeten dalam melaksanakan tugasnya 17 16 17 51.5 HASIL 22 16 22 66.7 Dari Tabel 8 diketahui bahwa sebesar 66.7 dari karyawan setuju terhadap penyeliaan supervise di Batik Bogor Tradisiku. Karyawan menilai bahwa mereka telah diberikan target kerja yang jelas dari pimpinannya. Setelah melihat kelima prosentase persepsi karyawan terhadap kepuasan kerja di atas dan membandingkannya maka dapat dikatakan bahwa karyawan menilai bahwa gaji dan upah dengan nilai prosentase 60,6 serta rekan kerja dengan nilai prosentase 60,6 masih kurang memuaskan dibandingkan dengan indikator kepuasan kerja yang lain..

4.4.3. Persepsi Karyawan Terhadap Variabel Kinerja Karyawan

Analisa atas persepsi karyawan terhadap indikator variabel kinerja karyawan dapat dilihat dalam tabel-tabel di bawah ini: Persepsi responden terhadap indikator standar waktu dapat dilihat pari Tabel 9 berikut: Tabel 9. Persepsi karyawan terhadap standar waktu No. Variabel Standar Waktu Jawaban Karyawan Modus STS TS KS S SS 1 Menyelesaikan pekerjaan yang diberikan tepat waktu yang ditetapkan 19 14 19 57.6 2 Menggunakan waktu istirahat sesuai dengan peraturan yang ada di Batik Bogor Tradisiku 19 14 19 57.6 3 Sudah berada di Batik Bogor Tradisiku dan siap untuk bekerja tepat waktu 21 12 21 63.6 HASIL 21 14 21 63.6 Tabel 9 menunjukkan bahwa sebesar 63.6 dari karyawan setuju bahwa standar waktu yang menuntut karyawan harus mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan berdisiplin mengenai waktu kerja. Sedangkan persepsi responden terhadap indikator standar produktivitas dapat dilihat pari Tabel 10 berikut: Tabel 10. Persepsi karyawan terhadap standar produktivitas No. Variabel Standar Produktivitas Jawaban Karyawan Modus STS TS KS S SS 1 Bekerja dengan kecepatan tinggi 4 17 12 17 51.5 2 Menyelesaikan pekerjaan yang diberikan lebih cepat dari target yang diberikan 4 20 9 20 60.6 3 Mengerti dan menjalankan pekerjaan sesuai dengan uraian standar pekerjaan yang ada 25 8 25 75.8 HASIL 4 25 12 25 75.8 Tabel 10 menunjukkan bahwa sebesar 75.8 dari karyawan setuju terhadap standar produktivitas yang mengharuskan karyawan menjalankan pekerjaan sesuai dengan standar yang diberikan dengan kecepatan tinggi. Selanjutnya persepsi responden terhadap indikator standar kualitas dapat dilihat pari Tabel 11 berikut: Tabel 11. Persepsi karyawan terhadap standar kualitas No. Variabel Standar Kualitas Jawaban Karyawan Modus STS TS KS S SS 1 Mengetahui prinsip manajemen kualitas kerja dan menjalankannya dengan penuh tanggungjawab 28 5 28 84.8 2 Paham dan menjalankan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan 24 9 24 72.7 3 Hasil pekerjaan yang dilakukan berkualitas tinggi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan 26 7 26 78.8 HASIL 28 9 28 84.8 Tabel 11 menunjukkan bahwa sebesar 84.8 dari karyawan setuju terhadap standar kualitas yang menuntut karyawan untuk mengetahui prinsip manajemen kualitas kerja dan bekerja dengan penuh tanggung jawab untuk menghasilkan produk akhir yang berkualitas. Untuk persepsi responden terhadap indikator tinkah laku dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Persepsi karyawan terhadap standar tingkah laku No. Variabel Standar Tingkah Laku Jawaban Karyawan Modus STS TS KS S SS 1 Merapihkan peralatan kerja sebelum pulang 14 19 19 57.6 2 Proaktif dan memberikan masukan kepada atasan bila ada masalah 20 13 20 60.6 3 Menghargai dan menghormati setiap saran, kritik atau pendapat pimpinan dan rekan kerja 20 13 20 60.6 4 Bekerja dengan hati senang dan gembira 27 6 27 81.8 HASIL 27 19 27 81.8 Tabel 12 menunjukkan bahwa sebesar 81.8 dari karyawan setuju terhadap standar tingkah laku yang menyatakan bahwa karyawan bekerja dengan hati yang senang dan gembira serta aktif memberikan masukan apabila terjadi masalah dan menghargai dan menghormati setiap saran yang masuk. Setelah melihat keempat prosentase persepsi karyawan terhadap kinerja kerja di atas dan membandingkannya maka dapat dikatakan standar waktu mendapatkan nilai prosentase terendah dengan nilai prosentase 63,6. 4.5. Analisis SEM-PLS 4.5.1. Evaluasi Outer Model Reflektif