Kriteria Discriminant Validity HASIL DAN PEMBAHASAN

b. Kriteria Discriminant Validity

Discriminant validity dicerminkan dari nilai T-statistik yang merefleksikan validitas indikator pada penelitian. Hasil olah analisis validitas penelitian dapat dilihat pada Tabel 14 berikut. Tabel 14. Uji Validitias SEM-PLS Variabel Loadingλ Standart T-Statistik keterangan error Kompensasi Finansial 0,9029 0,0352 15,9868 VALID Non-Finansial 0,8974 0,0371 14,7763 VALID Kepuasan Kerja Rekan Kerja 0,8278 0,0603 5,6525 VALID Penyeliaan 0,9663 0,0589 12,6159 VALID Kinerja Karyawan Waktu 0,7819 0,0810 6,3754 VALID Produktivitas 0,8797 0,0803 8,4419 VALID Sumber : Data Olahan SmartPLS Tabel 14 memperlihatkan bahwa nilai loading dari hubungan variabel indikator finansial dan non finansial dengan konstruk kompensasi, hubungan variabel indikator rekan kerja dan penyeliaan dengan konstruk kepuasan kerja, hubungan variabel indikator waktu dan produktivitas dengan konstruk kinerja karyawan, masing-masing memiliki nilai loading � ≥ 0,5, dan memiliki nilai T- statistik t-tabel alpha 5 = 1,96. Dengan demikian variabel indikator finansial dan non-finansial dapat dikatakan valid untuk mengukur konstruk kompensasi. Sementara itu variabel indikator rekan kerja dan penyeliaan dapat dikatakan valid untuk mengukur konstruk kepuasan kerja serta variabel indikator waktu dan produktivitas juga dapat dikatakan valid untuk mengukur konstruk kinerja karyawan. c. Kriteria Composite Reliability Composite reliability mencerminkan nilai reliabilitas sebuah indikator. Penelitian suatu variabel dikatakan cukup reliabilitas bila variabel tersebut mempunyai nilai composite reliability lebih besar dari 0,6. Tabel 15 berikut adalah hasil pengujian reliabilitas penelitian pada masing-masing variabel laten dengan bantuan software SmartPLS 2.0. Tabel 15. Pengujian Reliabilitas AVE Composite Reliability R Square Cronbachs Alpha Communality Kompensasi 0,810269 0,895191 0,765879 0,810269 Kepuasan Kerja 0,809468 0,894141 0,298445 0,791877 0,809468 Kinerja Karyawan 0,69262 0,817885 0,273638 0,562596 0,69262 Sumber : Data Olahan SmartPLS Berdasarkan Tabel 15 terlihat bahwa untuk variabel laten eksogen Kompensasi, Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan memiliki nilai � � composite Reliability ≥ 0.6 maka dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator yang digunakan pada variabel mempunyai reabilitas yang cukup baik atau mampu untuk mengukur konstruknya.

4.5.2. Evaluasi Inner Model Model Struktural

Hasil analisis dengan SEM-PLS memperoleh hasil skema t-hitung sebagaimana telihat pada Gambar 12 berikut. Gambar 12. T- Hitung struktur model SEM-PLS Gambar 12 menunjukkan bahwa nilai t-hitung masing-masing variabel adalah 9,609 kompensasi terhadap kepuasan kerja, 1,571 kompensasi terhadap kinerja karyawan dan 5,269 kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil analisis pengolahan model struktural penelitian dapat dievaluasi dengan cara melihat koefisien parameter jalur path coeficient parameter dan membandingkan t-hitung dengan t-tabel pada sebaaimana Tabel 16 berikut. Tabel 16. Hasil uji model struktural dari hipotesis penelitian Hipotesis Koef. parameter jalur Standard Error STERR T-Hitung T-Tabel α = 5 1,96 H1 Kompensasi - Kepuasan Kerja 0,5463 0,0569 9,6089 Significant H2 Kompensasi - Kinerja Karyawan 0,1442 0,0917 1,5713 Tidak Significant H3 Kepuasan Kerja - Kinerja Karyawan 0,4302 0,0817 5,2689 Significant H4 Kompensasi melalui kepuasan kerja - Kinerja Karyawan 0,235 Significant Sumber : Data Olahan SmartPLS Berdasarkan Tabel 16 disimpulkan bahwa pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja bersifat signifikan karena memiliki nilai t-hitung t-tabel. Sebaliknya untuk kompensasi terhadap kinerja karyawan karena memiliki nilai t- hitung t-tabel maka pengaruhnya bersifat tidak signifikan. Sedangkan pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja serta pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan masing-masing bersifat signifikan karena memiliki nilai t-hitung dari t-tabel. Interpretasi hasil uji hipotesis: Setelah melihat hasil-hasil analisis di atas maka interpretasi hasil uji hipotesis pada penelitian ini dapat disebutkan sebagai berikut: 1. Koefisien pengaruh Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja sebesar 0,5463 dengan t hitung 9,6089 lebih besar dari t tabel 1,96 atau angka tolernasi α = 5 maka tolak H0 artinya Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja. Dengan nilai koefisien positif dapat diinterpretasikan semakin tinggi tingkat kompensasi yang diberikan maka karyawan semakin Puas. Hal ini sesuai dengan pendapat Luthans 2006 yang menyatakan bahwa pembayaran upah dan gaji atau kompensasi mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. 2. Koefisien pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja sebesar 0,1442 dengan t hitung 1,5713 kurang dari t tabel 1,96 atau angka tole rnasi α = 5 maka terima H0 artinya Kompensasi berpengaruh tidak signifikan terhadap Kinerja. Berdasarkan hasil tadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dari kompensasi terhadap kinerja karyawan namun pengaruhnya tersebut kurang signifikan. 3. Koefisien pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan sebesar 0,4302 dengan t hitung 5,2689 lebih besar dari t tabel 1,96 atau angka tolernasi α = 5 maka tolak H0 artinya Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Dengan nilai koefisien positif dapat diinterpretasikan semakin tinggi tingkat Kepuasan Kerja Karyawan maka semakin tinggi pula Kinerja Kerjanya. 4. Koefisien pengaruh Kompensasi melalui Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan sebesar 0,235 artinya Kompensasi melalui Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Dengan nilai koefisien positif dapat diinterpretasikan semakin tinggi tingkat kompensasi yang diberikan maka karyawan semakin Puas dan akan semakin meningkat Kinerja Kerjanya.

4.6. Implikasi Manajerial